a)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Citra Bangsa Kupang
b)
Dosen Farmasi Universitas Citra Bangsa Kupang
Abstrak
Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan tekanan darah seseorang melebihi
ambang batas normal atau maksimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk
diastolik Hipertensi disebut sebagai the silent disease karena seseorang atau penderita tidak
mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi sebelum melakukan proses pemeriksakan tekanan
darah. Rasionalitas penggunaan obat adalah pemakaian obat - obatan yang telah terbukti
keamanan dan efektifitasnya dengan uji klinik. Kriteria pemakaian obat secara rasional meliputi
tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi di Puskesmas Pasir Panjang Kota
Kupang periode Januari – Maret 2018, yang dilihat dari 4 kriteria kerasionalitas penggunaan obat
yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, dan tepat dosis . Teknik pengumpulan sampel yang
digunakan adalah systematic sampling dengan memilih pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta
dan rentang usia pasien hipertensi > 18 tahun sebagai kriteria inklusi. Data yang diperoleh
sebanyak 77 data rekam medis yang kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel untuk
mendapatkan hasil presentasi dari tiap indikator kerasionalitas penggunaan obat. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa antihipertensi yang sering digunakan yaitu golongan Calcium Chanel
Blocker (CCB) (amlodipin) sebesar 75%. Angka kejadian hipertensi di Puskesmas Pasir panjang
lebih banyak dialami perempuan sebesar 65%, dan usia yang paling banyak mengalami hipertensi
yaitu usia 45-60 tahun sebesar 53%. Rasionalitas penggunaan antihipertensi dalam penelitian ini
diperoileh tepat pasien sebanyak 100 %, tepat indikasi sebanyak 100%, tepat obat sebanyak
100%, dan tepat dosis sebanyak 95%.
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu adanya faktor genetik dalam
kondisi atau keadaan tekanan darah keluarga, kelebihan berat badan
seseorang melebihi ambang batas (obesitas), kurang berolahraga, dan
normal atau maksimal yaitu 120 mengkonsumsi makanan yang terlalu
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg berlemak dan mengkonsumsi
untuk diastolik. Hipertensi disebut makanan yang banyak mengandung
sebagai the silent disease karena kadar garam yang tinggi (Depkes,
seseorang atau penderita tidak 2008; Adam.R et al.,2018).
mengetahui bahwa dirinya Di Amerika, menurut National
mengidap hipertensi sebelum Health and Nutrition Examination
melakukan proses pemeriksakan Survey (NHNESIII), paling sedikit
tekanan darah (Purnomo, 2009). 30% pasien hipertensi tidak
Penyakit hipertensi sampai saat ini menyadari kondisi mereka, dan
belum diketahui penyebabnya hanya 31% pasien yang diobati
dengan jelas, tetapi ditemukan mencapai target tekanan darah yang
beberapa faktor risiko yang berperan diinginkan yaitu dibawah 140/90
menimbulkan hipertensi yaitu usia, mmHg. Di Indonesia sendiri angka
kejadian sangatlah tinggi ditunjukan karena Puskesmas sebagai tempat
dari tingkat prevalensi pada tahun pelayanan kesehatan masyarakat
2007 angka kejadian hipertensi yang terdapat disetiap kecamatan.
berada pada 7,6% dan pada tahun Obat antihipertensi yang sering
2013 terjadi peningkatan angka diberikan kepada pasien hipertensi di
kejadian hipertensi yaitu 9,5% Puskesmas adalah kaptopril,
(Riskesdas, 2013). Hasil Riskesdas amlodipin, dan HCT, ramipril,
tahun 2013 prevalensi hipertensi bisoprolol, valsatran, pemberian obat
hasil wawancara di seluruh provinsi antihipertensi di Puskesmas Pasir
NTT adalah 7,2% dan berada di Panjang kepada pasien sesuai dengan
bawah angka nasional yang ketersediaan obat di Puskesmas.
mencapai 9,4%. Di Kota Kupang
METODE PENELITIAN
sendiri hipertensi termasuk dalam 10
Instrumen penelitian.
peringkat penyakit terbanyak. Instrumen Penelitian yang
Hipertensi menduduki peringkat ke-4 dipakai pada penelitian ini adalah
dengan total kejadian sebanyak menggunakan rekam medis, form
21.856 kejadian atau 9,7 % (Dinkes pengambilan data, literatur yang
Kota Kupang, 2017). digunakan(JNC 8) dan alat tulis.
Rasionalitas penggunaan obat Populasi dan Sampel.
adalah pemakaian obat - obatan 1. Populasi penelitian ini adalah
yang telah terbukti keamanan dan semua pasien hipertensi tanpa
efektifitasnya dengan uji klinik. disertai penyakit penyerta rawat
Kriteria pemakaian obat secara jalan dan di Puskesmas Pasir
rasional meliputi tepat indikasi, Panjang Kupang periode Januari
tepat obat, tepat penderita, tepat – Maret 2018.
dosis dan cara pemakaian, serta 2. Sampel pada penelitian ini
waspada terhadap efek samping adalah pasien yang didagnosa
(Departemen kesehatan- kebijakan hipertensi tanpa penyakit
obat nasional, 2011). penyerta, dengan rentang usia
Peneliti memilih Puskesmas Pasir >18 tahun di Puskesmas Pasir
Panjang sebagai tempat penelitian, Panjang Kota Kupang data yang
diperoleh sebesar 229 data rekam Puskesmas Pasir Panjang 2018
medis sebagai populasi yang secara umum meliputi :
kemudian dilakukan systematic 1) Jenis Kelamin.
sampling dan didapatkan 77 data Berdasarkan hasil penelitian yang
rekam medis sebagai sampel. telah dilakukan diketahui, bahwa
Prosedur Penelitian penderita hipertensi di Puskesmas
Penelitian diawali dengan Pasir Panjang lebih banyak dialami
melakukan pengambilan data awal oleh pasien perempuan (65%) dari
Hipertensi di Puskesmas Pasir pada pasien laki-laki (32%), seperti
Panjang, data rekam medis pasien yang ditampilkan pada tabel 4.1.
yang memenuhi kriteria inklusi, Hasil ini sama dengan hasil survei
dikumpulkan, diolah dan di analisa yang dilakukan oleh badan
menggunakan Microsoft Excel. kesehatan nasional tahun 2018,
HASIL DAN PEMBAHASAN yang menyatakan bahwa jumlah
A. Deskripsi Sampel. pasien hipertensi perempuan lebih
Evaluasi penggunaan obat tinggi yaitu 36,9% dari pada jumlah
merupakan upaya yang dilakukan pasien hipertensi laki-laki yang
dengan tujuan untuk menilai hanya sebesar 31,3%.
apakah terapi yang diberikan Tabel 4.1. Karakteristik sampel Berdasarkan
Jenis kelamin.
memiliki efikasi dan keamanan
No Jenis Jumlah %
berdasarkan, tepat pasien, tepat Kelamin
1 Perempuan 50 65
indikasi, tepat obat, dan tepat dosis 2 laki-laki 27 35
(Kemenkes RI, 2011). Hasil Total 77 100
Kesesuaian obat
Sesuai Tidak Sesuai
No Terapi yang Pedoman Frekuensi Persentas Frekuen Persentas
didapatkan Menurut (n) e (%) si (n) e (%)
JNC 8
1 Amlodipin 2,5- 57 74 1 1,3
5- 10mg/har
20mg/hari i
2 Captopril 25- 17 22,1 2 2,6
12,5- 50mg/har
75mg/hari i
Total 74 96,1 3 3,9
Berdasarkan tabel 4.7 darah melebihi kisaran terapi
diketahui bahwa dari 77 rekam menyebabkan keadaan munculnya
medis, terdapat 74 data rekam efek samping utama antihipertensi
medis yang menujukan tepat dosis yaitu hipotensi dan kemungkinan
(96,1%), dan terdapat 3 data rekam efek toksisitas lainnya ( Eka Kartika
medis yang tidak tepat dosis (3,9%), Untari, et al, 2018).
hal ini disebabkan karena dosis Hasil penelitian ini sejalan
yang diberikan atau diresepkan dengan penelitian yang dilakukan
kepada pasien melebih dosis oleh Pande Made Rama Sumawa
maksimum yang telah telah (2015) mengenai rasionalitas
ditetapkan dalam algoritma terapi penggunaan obat antihipertensi,
menurut Joint National Committee dimana terdapat 25 (64,10%)
(JNC) 8. pemberian obat antihipertensi yang
Berdasarkan Joint National No Hasil Jumlah %
Committee(JNC) 8 dosis maksimum RM
1 Rasional 73 95
amlodipin yaitu 2,5 – 10mg/hari dan 2 Tidak 4 5
rasioanal
dosis maksimum captopril yaitu 25 Total 77 100
– 50mg/hari. Dosis yang terlalu tepat dosis dan ditemukan 14
rendah dapat menyebabkan kadar (35,90%) pemberian obat
obat dalam darah berada dibawah antihipertensi yang tidak tepat dosis.
kisaran terapi sehingga tidak dapat 5) Jumlah Rasionalitas
memberikan respon yang Penggunaan obat Antihipertensi
diharapkan yaitu luaran terapi di Puskesmas Pasir Panjang
berupa penurunan tekanan darah Periode Januari – Maret 2018.
tidak tercapai. Sebaliknya dosis obat Pengobatan hipertensi yang
yang terlalu tinggi dapat ditemukan pada penelitian ini masih
menyebabkan kadar obat dalam ada yang belum rasional pada
kriteria tepat dosis dimana terdapat pelayanan pasien berpengaruh pada
4 rekam medis yang tidak tepat ketepatan diagnosis dan terapi untuk
dosis (5%) (dapat dilihat pada tabel pasien, serta informasi yang
4.10), hal ini dikarenakan pada seharusnya diterima oleh pasien
pemilihan obat untuk pasien agar pasien mengerti akan tujuan
hipertensi stage 2, pemberian dosis terapinya dan paham tentang
dan frekuensi pemakaian penggunaan obatnya.
antihipertensi yang tidak sesuai. Hal KESIMPULAN
tersebut dapat menyebabkan Gambaran rasionalitas
timbulnya dampak negatif penggunaan obat antihipertensi di
penggunaan obat yang tidak Puskesmas Pasir Panjang tahun
rasional sangat beragam dan 2018 adalah sebagai berikut : tepat
bervariasi tergantung dari jenis pasien (100%), tepat indikasi
ketidakrasionalan penggunaannya. (100%), tepat obat (100%), dan
Dampak negatif ini dapat saja hanya tepat dosis (95%). Obat
dialami oleh pasien yaitu berupa antihipertensi yang sering diberikan
efek samping dan biaya yang mahal kepada pasien hipertensi yaitu
maupun oleh populasi yang lebih Amlodipin dengan persentase yaitu
luas berupa mutu pengobatan dan 75% dan Captopril dengan
pelayanan (Kemenkes RI, 2011). persentase yaitu 72%.
Tabel 4.11. Jumlah Rasionalitas DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan obat Antihipertensi di
Puskesmas Pasir Panjang Periode Januari– Arda Adhayani Zul et al. 2018.
Maret 2018.
Faktor yang mempengaruhi Journal of Public Health.