Oleh :
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi yang tinggi dan
terus meningkat serta merupakan masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena
Tekanan darah tinggi juga sering terjadi karena tidak ada waktu untuk berolahraga.
Orang yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko 30–50% lebih tinggi terkena
Prevalensi global hipertensi saat ini diperkirakan mencapai 22% dari populasi
dunia. Kurang dari 1 dari 5 pasien ini mengalami kesulitan mengontrol tekanan
darahnya. Wilayah Afrika mempunyai prevalensi hipertensi tertinggi yaitu 27%. Asia
Tenggara menempati urutan ketiga dengan 25% populasi. WHO juga memperkirakan
satu dari lima wanita di seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi. Angka ini lebih
berusia 60 tahun atau lebih (WHO, 2022). Saat ini, proporsi penduduk berusia 60 tahun
ke atas diperkirakan meningkat dari 1 miliar menjadi 1,4 miliar pada tahun 2020.
Populasi dunia yang berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dua kali lipat (menjadi
2,1 miliar) pada tahun 2050. Tidak hanya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia
yang semakin meningkat, namun proporsi penduduk lanjut usia (di atas 80 tahun) juga
juga meningkat dan diperkirakan meningkat tiga kali lipat menjadi 426 juta orang
dunia menderita tekanan darah tinggi, yang sebagian besar tinggal di negara-negara
tekanan darah tinggi tidak mengetahui bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.
Kurang dari separuh (42%) orang dewasa didiagnosis dan diobati karena tekanan darah
tinggi. Sekitar 1 dari 5 orang dewasa (21%) dengan tekanan darah tinggi dapat
kematian dini di seluruh dunia. Salah satu tujuan global untuk penyakit tidak menular
adalah mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 33% antara tahun 2010 dan 2030
(Badan Pusat Statistik Lanjut Usia 2021), Indonesia akan memasuki struktur
penuaan mulai tahun 2021, dan proporsi penduduk lanjut usia akan mencapai lebih dari
10%. Proporsi penduduk lanjut usia meningkat minimal 3 poin persentase selama 10
tahun (2010-2021) menjadi 10,82 persen. Usia Diperkirakan pada tahun 2030, satu dari
enam orang di dunia akan berusia di atas 60 tahun. Angka harapan hidup juga
meningkat dari 69,81 tahun pada tahun 2010 menjadi 71,57 tahun pada tahun 2021.
Angka tersebut menunjukkan bahwa seluruh penduduk yang lahir pada tahun 2021
sebesar 34,1%, yang berarti prevalensi hipertensi pada Rikesdas meningkat sebesar
25,8% pada tahun 2013. Diperkirakan hanya sepertiga kasus hipertensi di Indonesia
yang terdiagnosis dan sisanya tidak terdiagnosis. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Dasar ((Riskesdas 2018). Perkiraan jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebanyak 63.
309. 620 jiwa, dan angka kematian akibat hipertensi sebanyak 427. 218 jiwa.
Hipertensi tergolong hipertensi stadium I jika tekanan darah sistolik 140 hingga
159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 hingga 99 mmHg. Sebaliknya, hipertensi
stadium II terjadi ketika tekanan darah sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih besar dari 100 mmHg (Unja et al. 2020)
Hipertensi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak
dapat dimodifikasi. Seperti dilansir (Jannah et al. 2021), beberapa faktor penyebab
tekanan darah tinggi dan tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin,,
Penyakit darah tinggi dapat dicegah dengan menjaga pola hidup sehat, antara lain
menghindari alkohol, menjaga berat badan normal, dan menghindari stress. (Unger et
al. 2020)
usia. Tekanan darah sistolik terus meningkat hingga usia 80 tahun dan tekanan darah
diastolik terus meningkat hingga usia 55 hingga 60 tahun, setelah itu dapat menurun
Obat yang umum digunakan termasuk ACE inhibitor, penghambat saluran kalsium
(CCB), penghambat beta, penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan diuretik. Obat
antihipertensi yang biasa digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi antara lain
ACE inhibitor dan diuretik. Pasalnya, obat golongan ini dianggap paling aman dan
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Captopril merupakan salah satu jenis ACE
penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Lanjut
penelitian ini adalah bagaimana Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien
obat antihipertensi.
menggunakan data sekunder dari Apotek Umina. Deskriptif hanya menggambarkan dan
mewakili data yang diperoleh di lapangan (lokasi penelitian/observasi). Jenis data yang
Studi retrospektif adalah studi yang dilakukan dalam bentuk mengamati peristiwa
yang telah terjadi, dengan tujuan untuk menemukan faktor-faktor yang berhubungan
tertentu (Sugiyono 2016).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis obat
antihipertensi yang diberikan kepada pasien hipertensi usia lanjut oleh Apotek Umina.
Tabel 1.5
Operasi Varible
atau perempuan
2 Usia Usia Pasien yang Melihat catatan Pasien Nominal
keatas
umina
A. Populasi
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Copy Resep yang memuat
sampling, terdapat kriteria inklusi dan esklusi. Adapun kriteria inklusi dan esklusi
antihipertensi
2. Esklusi
Besar sampel yang akan digunakan dalam pengambilan data Copy resep ini
1 + Ne2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
pengambilan data pada Copy resep pasien hipertensi lanjut usia. Penelitian ini
dilakukan di Apotek Umina, Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember
data.
diambil yaitu :
Analisis data yang dilakukan yaitu mengelola data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan mudah di interprestasikan serta dapat di uji secara statistic.
A. Analisa Univariat
Jumlah Frekuensi
B. Analisa Brivariat
berarti ada hubungan antara kategori usia, jenis kelamin dengan obat
berarti tidak ada hubungan antara kategori usia, jenis kelamin dengan obat
Badan Pusat Statistik Lanjut Usia. 2021. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2022.
Etika, Trias, Jurusan Farmasi, Ilmu Kesehatan, Liza Pristianty, and Ika Ratna Hidayati. 2020.
PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA Analisis Cost-of-Illness Pada Pasien
Hipertensi Peserta BPJS Rawat Jalan Di Puskesmas Banyuanyar. Vol. 2020.
Jannah, Rifatul, Muhammad Ali Sodik, Stikes Surya, and Mitra Husada Kediri. 2021.
Hipertensi Dikalangan Dewasa Muda.
p2ptm Kemenkes. n.d. TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi).
Riskesdas. 2018. “Laporan Riskesdas 2018 Nasional.”
Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D .”
Sugiyono. 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.”
Sugiyono. 2019. METODE PENELITIAN KUANTITATIF.
Unger, Thomas, Claudio Borghi, Fadi Charchar, Nadia A. Khan, Neil R. Poulter, Dorairaj
Prabhakaran, Agustin Ramirez, Markus Schlaich, George S. Stergiou, MacIej
Tomaszewski, Richard D. Wainford, Bryan Williams, and Aletta E. Schutte. 2020. “2020
International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines.”
Hypertension 75(6):1334–57. doi: 10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026.
Unja, Warjiman, Ermeisi Er Gabrilinda, Yohana Hapsari, and F. D. Jurnal Suaka Insan
Mengabdi. 2020. SKRINING DAN EDUKASI PENDERITA HIPERTENSI. Vol. 2.
Utama, Feranita, Anita Rahmiwati, Halidazia Alamsari, Mia Asni Lihwana, Fakultas KM
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Bagian Gizi dan Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Jl Palembang Prabumulih, Kabupaten
Ogan Ilir, and Sumatera Selatan. 2018. GAMBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA. Vol. 11. Desember.
World Health Organization. 2023. “Hypertension.”