Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATRIKULASI

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Oleh:
Vina Firmanty Mustofa
NIM. 102114153023

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA USIA SUBUR DI
DESA PALUH KEMIRI KECAMATAN LUBUK PAKAM
Dini Lestriana, Ida Nurhayati, Oslida Martony
Volume 4, No.1, ISSN: 2089-8592, Wahana Inovasi

Latar Belakang
Anemia memiliki dampak jangka panjang pada wanita terlebih remaja dan wanita usia
subur (WUS). Anemia dapat menyebabkan wanita mengalami beberapa gejala seperti rasa
cepat Lelah, menurunnya daya tahan tubuh, produktifitas serta resiko melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013, prevalensi anemia di Indonesia mencapai angka 21,7%. WUS ada pada presentase 18,4%
sedangkan presentase kasus pada usia 5-14 tahun adalah 26,4%. Sumber lain menyebutkan
bahwa prevalensi anemia mengalami peningkatan dari 19,7% (2007) ke 22,4% (2013)
(Pasalina, 2019). Tingginya presentase pada usia remaja menandakan bahwa tindakan
pencegahan terhadap anemia perlu dilakukan sedini dan semaksimal mungkin, sehingga angka
tersebut dapat ditekan dan memiliki output positif jangka panjang terlebih saat wanita
memasuki usia subur.
Anemia memiliki beberapa jenis serta faktor penyebab. Salah satu faktor penyebabnya
adalah kurangnya perhatian masyarakat terhadap gizi yang dikonsumsi. Kurangnya asupan
vitamin C dan zat besi pada wanita adalah salah satu alasan terjadinya anemia di usia remaja
maupun WUS, sehingga nantinya akan berdampak pada outcome maternal dan neonatal saat
kehamilan. Selain pemberian Fe dan vitamin C untuk meningkatkan kadar Hb wanita, tenaga
kesehatan dapat lebih focus pada pendekatan sosial melalui komunikasi kesehatan sebagai
upaya preventif dengan output maksimal. Pendekatan komunikasi berupa promosi kesehatan
atau pemasaran sosial dalam menangani anemia dapat dilakukan secara kontinyu.
Pemasaran sosial adalah suatu jenis pendekatan khusus untuk mengkomunikasikan
Kesehatan serta memiliki tujuan mengubah perilaku dalam kelompok atau populasi yang
menggabungkan prinsip pemasaran untuk mendapatkan tujuan Kesehatan (Edberg dalam
Ridwan, 2020). Teknik komunikasi dengan prinsip pemasaran sosial diharapkan dapat menjadi
salah satu upaya preventif untuk mencegah adanya masalah kesehatan di masyarakat. Hal
tersebut tidak lepas dari masih perlunya pelaksanaan praktik dalam kehidupan sehari-hari. Pada
artikel ini juga dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi perilaku
individu, sedangkan focus pengetahuan yang dibahas adalah pengetahuan mengenai anemia
gizi di masyarakat .
Penulis artikel menyebutkan bahwa anemia defisiensi besi adalah bentuk paling umum
dari kekurangan gizi dan mempengaruhi sekitar 50% wanita hamil di dunia, sedangkan di
Indonesia, anemia mempengaruhi 50,5% wanita berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2004. Sebanyak 17 provinsi mempunyai nilai rerata kadar Hb dibawah
rata-rata untuk perempuan dewasa (Riskesdas, 2007). Adanya hubungan antara pengetahuan
dengan intake gizi yang kemudian mempengaruhi kadar hemoglobin dibahas pada artikel ini.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat adanya pengaruh promosi kesehatan yang
dilakukan terhadap peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin pada WUS.

Metode Penelitian
• Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakan.
Waktu penelitian pada bulan Mei-Oktober 2013.
Pelaksanaan promosi kesehatan dan pengumpulan data pada 6 Juni – 8 Juli 2013.

• Jenis dan rancangan penelitian


Jenis penelitian yang digunakan quasi-eksperimental
Rancangan penelitian pre dan post test pada satu kelompok penelitian

• Populasi dan Sampel penelitian (Sasaran)


Populasi yang digunakan adalah WUS usia 20-35 tahun di Desa Paluh Kemiri Kecamatan
Lubuk Pekam sejumlah 263 orang yang berada pada lingkungan I, II, III, IV Desa Paluh
Kemiri. Kriteria inklusi yang digunakan adalah responden tidak sedang menstruasi, tidak
sedang hamil, tidak sedang sakit, dan tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dari hasil
penentuan ditemukan 101 WUS.
Kemudian dilakukan skrining pada 101 WUS dengan menanyakan kesediaan
responden menjadi sampel penelitian dan melakukan pengambilan darah untuk pengukuran
kdar Hb awal. Dari jumlah WUS tersebut, ada sebanyak 70 orang bersedia untuk dilakukan
pengambilan darah dengan rincian 33 WUS lingkungan I, 6 WUS lingkungan II, 21 WUA
lingkungan III, dan 10 WUS lingkungan IV. Hasil pemeriksaan kadar Hb ditemukan 50 WUS
dengan Hb <12 mg% (anemia), dengan rincian dari lingkungan I sebanyak 29 WUS,
lingkungan II sebanyak 5 WUS, lingkungan III sebanyak 12 WUS, dan lingkungan IV
sebanyak 4 WUS, maka seluruh WUS dijadikan sebagai sampel penelitian.

• Cara pengumpulan data


Pengumpulan data dalam penelitian ini:
1. Data pengetahuan gizi diperoleh dengan cara wawancara dengan alat bantu kuesioner.
2. Data asupan protein dan vitamin C diperoleh dengan metode wawancara dengan metode
food recall.
3. Kadar Hb diperoleh dengan melakukan pengambilan darah pada sampel dengan metode
cyanmethemoglobin.

• Instrumen dan cara kerja


1. Kuesioner food recall.
2. Alat cyanmethemoglobin.
Cara kerja yang dilakukan oleh peneliti adalah langkah pra-intervensi seperti meminta
kesediaan responden, menentukan sampel, menjelaskan Langkah-langkah penelitian untuk
informed concent, pemberian obat cacing dosis sekali minum, pelaksanaan pre-test
pengetahuan tentang anemia. Langkah intervensi dilakukan dalam bentuk penyuluhan
(ceramah umum dengan media leaflet), konseling pribadi, pemberian makanan tambahan
dengan menambah asupan protein dan vitamin C. Langkah pasca intervensi yaitu
melaksanakan post test dan pemeriksaan hemoglobin darah di akhir kegiatan.

Keterkaitan artikel dengan pemasaran sosial


Konsep pemasaran sosial berasumsi untuk dapat menghindari konflik potensial antara
keinginan konsumen, kepentingan konsumen, dan kesejahteraan jangka panjang masyarakat
yang mana dalam hal ini konsumen yang disebutkan adalah responden penelitian (Ridwan,
2020). Pemasaran sosial merupakan suatu strategi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai
masalah sosial yang berkembang di masyarakat. Strategi ini memanfaatkan dua bidang ilmu,
yaitu menggunakan teknik-teknik komunikasi dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pemasaran (Pudjiastuti dalam Ridwan, 2020). Komunikasi didefinisikan sebagai usaha yang
dapat dilakukan untuk menciptakan dan memelihara informasi yang efektif. Komunikasi yang
dibentuk dalam penelitian ini adalah komunikasi 2 arah melalui konseling secara pribadi dan
melalui penyuluhan yang dilakukan oleh peneliti, yang mana komunikasi tersebut diharapkan
dapat merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan sehingga terjadi output jangka panjang
yang dapat dirasakan nantinya. Artikel ini juga memiliki prinsip-prinsip pemasaran atau
marketing yang sama selama pelaksanaannya.
Prinsip dalam pemasaran adalah adanya marketing mix, dimana marketing mix
memiliki empat elemen yang saling mendukung satu sama lain sehingga terjadi suatu
pemasaran tertentu. Pemasaran bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan
pemasaran sosial tidak untuk mendapatkan keuntungan terlebih pada pemasaran di bidang
kesehatan. 4 elemen pemasaran menurut Kotler dalam Ridwan (2020) adalah product, price,
place, dan promotion. Elemen tersebut ditambahkan oleh Seymore yang mengatakan terdapat
3 elemen tambahan yaitu personal, process, presentation. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui adanya pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan serta
kadar Hb pada responden, dimana hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh promosi
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan maupun kadar Hb responden. Hal tersebut dapat
dinilai sebagai upaya promotion untuk memberikan pandangan kepada masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat. Penelitian tersebut tidak lepas dari elemen lain seperti promotion,
process maupun presentation selama penelitian berlangsung di Desa Paluh Kemiri.
Sesuai dengan tujuan dari pemasaran sosial yaitu penggunaan prinsip dan teknik
pemasaran yang dirancang untuk merubah perilaku, demi kebaikan dan kepentingan individu
serta masyarakat (Kotler, Roberto, dan Lee dalam Ridwan, 2020), penelitian ini juga
memberikan manfaat serta gambaran kepada masyarakat mengenai anemia dan tindakan yang
perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan. Promosi kesehatan yang dilakukan memotivasi
orang untuk berperilaku hidup sehat, sehingga diberikan penyuluhan dan konseling untuk
merubah perilaku yang salah. Tidak hanya penyuluhan dan konseling, responden diberikan
intervensi berupa pemberian makanan serat dengan protein serta vitamin C yang diharapkan
membantu dalam pemenuhan gizi responden, dengan hasil terdapat perbedaan kadar Hb
responden sebelum dan sesudah intervensi. Promosi kesehatan yang dilakukan oleh peneliti
tidak hanya mengaitkan diri pada pengetahuan, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.

Alasan mengapa disebut pemasaran sosial


Pemasaran sosial pada penelitian ini mengacu pada pemberian edukasi atau promosi
kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan serta kadar Hb melalui strategi
komunikasi sesuai dengan tujuan dari pemasaran sosial. Pemasaran sosial tidak melihat
keuntungan secara material tetapi dengan output adanya perubahan perilaku masyarakat
terhadap pencegahan anemia dengan meningkatkan pengetahuan serta menjaga zat gizi yang
diperlukan. Tujuan penelitian tersebut selaras dengan tujuan adanya promosi sosial di
masyarakat. Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan dua istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Pendidikan kesehatan dilakukan oleh peneliti untuk
memberikan informasi terkait anemia, serta memberikan keterampilan untuk memungkinkan
individu mengadopsi perilaku sehat, sedangkan promosin kesehatan mengambil pendekatan
yang lebih komperehensif untuk mempromosikan kesehatan dan berfokus pada pendekatan
multisectoral, sehingga memiliki perspektif yang jauh lebih luas (Kumar dan Preetha, 2012).
Promosi kesehatan dalam pemasaran sosial melibatkan berbagai intervensi dimana hal
tersebut diarahkan kepada kondisi kesehatan yang melibatkan populasi besar dengan masalah
kesehatan tertentu, seperti masalah pada penelitian ini, yaitu anemia. Anemia dapat dialami
oleh siapapun dan dapat meningkat resiko kejadiannya jika masyarakat tidak dibekali
pengetahuan terkait anemia. Pencegahan serta tindakan masalah tersebut ada pada conceptual
framework for health promotion dimana tindakan skrining, promosi kesehatan (penyuluhan
dan konseling), pengambilan tindakan untuk mengatasi faktor risiko, mengatur pola hidup
suatu masyarakat termasuk ke dalam strategi kesehatan dalam sebuah populasi. Kegiatan dan
tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini untuk merubah suatu perilaku kesehatan masyarakat
tertentu, dengan teknik serta pendekatan tertentu, merupakan suatu kegiatan pemasaran sosial
yang memiliki output jangka panjang (Kumar dan Preetha, 2012).

Hasil dari kegiatan dan dampak terhadap perubahan perilaku


• Distribusi usia pada responden paling besar diusia 26-30 tahun.
• Suku yang paling besar pada penelitian ini sebanyak 27 orang merupakan suku Jawa.
• WUS yang memiliki balita paling banyak yaitu WUS dengan 1 balita sebanyak 18 orang.
• Pendidikan terbanyak SMP sebanyak 19 orang, diikuti SMA 17 orang, dan tamat SD 14
orang.
• Pekerjaan terbanyak adalah IRT sebanyak 47 orang.
• Pekerjaan suami terbanyak adalah wiraswasta sebanyak 17 orang.
• Pengetahuan WUS sebelum intervensi dengan kategori kurang sebanyak 46 orang,
sedangkan kategori baik sebanyak 4 orang. Setelah dilakukan intervensi, kategori baik
sebanyak 50 orang sedangkan kategori kurang sebanyak 0.
• Asupan protein dilakukan penambahan 7,5 gr/hari dan penambahan vitamin C sebanyak
119 mg/hari sehingga nilai rata-rata asupan sudah melebihi AKG.
• Status anemia sebelum intervensi dengan kategori anemia ringan sebanyak 11 orang,
anemia sedang 33 orang, dan anemia berat 6 orang. Setelah intervensi, kategori normal 27
orang, anemia ringan 20 orang dan anemia sedang 3 orang sedangkan anemia berat 0.
Terjadi peningkatan positif kategori anemia pada responden.
• Pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang anemia gizi pada
WUS menunjukkan hasil bahwa nilairata-rata pengetahuan tentang anemia mengalami
kenaikan dari rata-rata 24,8 menjadi 39,48 dengan signifikansi p = 0,0001, sehingga dapat
disimpulkan bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan WUS tentang
anemia.
• Pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang anemiai gizi pada
WUS menunjukkan hasil bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan kadar hemoglobin
WUS secara signifikan.
• Penelitian ini memberikan dampak positif kepada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Paluh
Kemiri Kecamatan Lubuk Pakan. Perubahan yang dapat dilihat setelah adanya penelitian
ini adalah adanya peningkatan pengetahuan WUS terhadap anemia, peningkatan kadar Hb,
dan dapat menjadi acuan perubahan perilaku masyarakat terutama WUS dalam pencegahan
anemia di daerah tersebut.
Daftar Pustaka
Kumar, S., & Preetha, G. S. (2012). Health promotion: an effective tool for global
health. Indian journal of community medicine: official publication of Indian Association of
Preventive & Social Medicine, 37(1), 5.
Lestrina, D., Nurhayati, I., & Martony, O. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Kadar Hemoglobin pada Wanita Usia Subur di Desa
Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam. Wahana Inovasi.
Pasalina, P. E., Jurnalis, Y. D., & Ariadi, A. (2019). Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Anemia pada Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 10(1), 12-20.
Solekhah, S. U. (2018). Pengaruh Pemberian Konseling Penanggulangan Anemia
Terhadap Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C dan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri di
Mts Ar Riyadl Kota Cimahi.

Anda mungkin juga menyukai