38 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
dibandingkan dengan sektor lainnya, pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak dan
spesialistis, penggunaan teknologi yang semakin tinggi dan mahal, orientasi yang lebih
banyak pada kuratif daripada pereventif dan kecenderungan untuk lebih mengutamakan
kepentingan kesehatan sebagian kecil masyakat yang daripada kepentingan masyarakat
banyak. Dilihat dari segi cakupan, upaya kesehatan yang ada ternyata hanya dimanfaatkan
oleh sebagian kecil masyarakat dan terutama yang tinggal diperkotaan. Dan meskipun
terdapat keterangan dalam sumber dana maupun sumber daya, tetapi yang terjadi adalah suatu
pembatasan yang ketat bahwa upaya pengobatan/kesehatan meruapakan hak ekslusif dari
profesi kesehatan profesional yang jumlahnya terbatas.
Melihat kenyataan ini, pada tahun 1973 WHO mengadakan studi pebandingan di
bebagai negara untuk mempelajari cara-cara penyelenggaraan kegiatan pembangunan
kesehatan yang lebih efektif dan mampu mencapai bagian terbesar masyarakat, khususnya
yang berada di daerah pedesaan. Hasil studi ini kemudian disusul dengan rekomendasi yang
selanjunya menjadi dasar bagi konsep “Kesehatan untuk Semua pada tahun 2000 melalui
Primary Health Care”. Yang dicanangkan pada tahun 1978 di Alma Ata. Sejak saat ini
berbagai negara secara resmi menggunkan konsep PHC untuk kebijakan pembangunan di
negaranya, termasuk Indonesia.
39 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
asuransi sederhana yang disebut sebagai “Dana Sehat”. Pada tahun 1972 di Klampok, Kec.
Purworejo (Banjarnegara,Jateng) hal yang serupa juga muncul dan diperoleh suatu
pengalaman bahwa karena masyarakat memberi perioritas yang rendah terhadap kesehatan,
diperlukan suatu pendekatan tidak lansung dengan mencoba ikut membantu menangani
masalah yang sifatnya health-related atau bahkan yang non-health.
Melihat munculnya berbagai pendekatan tampaknya cukup efektif, maka pada tahun
1975 Departemen Kesehatan membentuk sebuah tim kerja untuk megembangkan sutau
pendekatan yang dapat meningkatkan cakupan dan derajat kesehatan masyarakat secara
efektif. Pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 1976, Konsep Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) diperkenalkan secara resmi kepada para Kepala Kanwil/Dinas
Kesehatan seluruh Indonesia dan stafnya. Pada tahun 1977 sebuah tim khusus kemudian
melakukan sebuah quick survey yang meliputi 30 desa di 6 propinsi dalam periode waktu
sekitar 3 bulan, untuk untuk mempelajari berbagai cara tersebut. Ciri yang menonjol dalam
berbagai pendekatan yang ditemukan dilapangan tersebut adalah keterlibatan masyarakat
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan melalui penggunaan kader kesehatan, dan upaya
penggalian dana stempat yang dikenal sebagai Dana Sehat. Kegiatan-kegiatan inilah yang
kemudian disebut sebagai Pembinaan Kesehatan Masyarakat Desa yang disingkat PKMD.
Pada Rakernas tahun 1977 PKMD secara resmi diterima sebagai salah satu kebijakan
nasional dan sejak tahun ini istilah Pembinaan diganti dengan Pebangunan dengan alasan
bahwa kegiatan PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa. Pada tahun 1978,
delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan dalam persidangan WHO/UNICEF
di Alma Ata membawakan kebijakan PKMD ini sebagai suatu kebijakan nasional
pembangunan kesehatan di Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, sejak tahun 1984 mulai dikembangkan suatu upaya
untuk lebih meningkatkan keterpaduan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana,
khususnya dalam kaitan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta pelembagaan
Norma Keluraga Kecil, Bahagian dan Sejahtera (NKKBS). Di tingkat operasional , upaya ini
dilaksanakan melalui Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Dalam kegiatannya maka
Posyandu terutama dirahkan pada lima program pokok, yaitu (1) immunisasi, (2)
pemerantasan diare dengan pemberian oralit, (3) kesehatan ibu dan anak, (4) pebaikan gizi
dan (5) keluarga berencana. Meskipun demikian, tetap terbuka kemungkinan untuk
menambah dengan kegiatan kesehatan lainnya, sesuai dengan situasi dan kondisi stempat.
40 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
Dikaitkan dengan PKMD maka posyandu adalah merupakan salah satu bentuk kegiatan
PKMD, dimana lingkup kegiatannya lebih diarahkan ke lima program prioritas tersebut.
C. PENGERTIAN PHC
Menurut batasan pengertian yang dirumsuakn dalam Deklarasi Alma Ata maka PHC
diartikan sebagai :
Upaya kesehatan utama (primer) yang didasarkan kepada metoda dan teknologi yang
praktis, ilmiah dan dapat diterima secara sosial, yang terjangkau oleh semua individu dan
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasinya yang penuh, serta dalam batas kemampuan
penyelengaraan yang dapat disediakan oleh masyarakat dan pemerintah disetiap tahap
pembangunan, dalam suatu semangat kemandirian (WHO & UNICEF, 1978)
Oleh Departemen Kesehatan, PHC dijabarkan secara operasional dalam bentuk
PKMD, dalam batasan pengertian: Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
berdasrkan gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong mereka sendiri, untuk
menganal dan memecahkan masalah dan kebutuhan yang dirasakan dalam masyarakat, agar
mampu memelihara dan meningkatkan kehidupannya yang sehat dan Sejahtera (Depkes,
1984)
Dari batasan pengertian PHC oleh WHO & UNICEF, terlihat bahwa PHC merupakan
upaya kesehatan yang didasarkan kepada upaya teknologi tepat guna, dapat diterima secara
sosial (socially acceptable), terjangkau dalam masyarakat (accessible) dan tidak mahal
(affordable). Upaya kesehatan ini melibatkan masyarakat secara aktif dan di dasarkan kepada
kemandiriaan.
Dari pengertian PKMD menurut depertemen kesehatan terlihat bahwa PKMD
merupakan kegiatan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan,
melalui kegiatan-kegiatan mandiri yang berkaitan lansung atau tidak lansung dengan
kesehatan.
WHO dan UNICEF menambahkan juga bahwa kegiatan PHC (Ruang Lingkup
PHC/Essential Component/Elements) dapat meliputi salah satu atau beberapa kegiatan
beriku:
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan yang ada dan cara
mengidentifikasi, mencegah, dan mengendalikannya
41 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
2. Promosi penyediaan pangan dan gizi yang layak, kecukupan air bersih,
dan sanitasi dasar
3. Perawatan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
4. Imunisasi terhadap penyakit menular utama
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik lokal
6. Pengobatan penyakit dan cedera umum
7. Promosi kesehatan mental
8. Pemberian obat esensial
Elemen yang Diperluas di Abad 21
1. Pilihan imunisasi yang lebih dikembangkan
2. Kebutuhan Kesehatan Reproduksi
3. Penyediaan teknologi penting untuk kesehatan
4. Promosi kesehatan
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
6. Keamanan pangan dan penyediaan suplemen makanan tertentu
Dari pengertian PHC dan elemen-elemennya tersebut diatas, tampak bahwa “cakupan”
masalah dalam PHC tampak lebih “spesifik” dan “dibatasi” dalam masalah kesehatan. Dari
pengertian PKMD oleh Depertemn Kesehatan , cakupan “masalah” lebih bersifat broad
spectrum yaitu meliputi masalah kesehatan dan yang berkaitan dengan kesehatan. Hal ini
dapat dimengeti karena beberapa kegiatan yang merupakan rintisan PKMD, seperti misalnya
Banjarnegara, dimulai dari upaya pemecahan masalah non-kesehatan (misalnya perbaikan
irigasi, tungku sekam padi). Oleh karena itu pulalah dalam kegiatan PKMD sangat ditekankan
pentingnya kerjasama lintas sektoral, untuk pemecahan masalah yang sifatnya non-kesehatan.
Dengan diresmikannya PKMD sebagai suatu kebijakan nasional, maka suatu prkarsa
yang bersifat lokal sekarang diadopsi secara nasional. Di satu pihak, ini memberikan
keuntungan karena upaya lokal yang sporadis sekarang digerakan dalam skala nasional,
disertai dengan adanya dukungan sumber yang lebih besar. Dengan cara ini diharapkan
dampak dari PKMD untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat akan lebih terasa
secara nasional. Di pihak lain, upaya yang semula lokal dan ditangani secara individual,
sekarang berubah menjadi suatu target yang harus dicapai dengan pembatasan waktu. Akibat
42 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
sampingan yang segera terasa adalah kegiatan-kegiatan yang sifatnya persiapan sosial tidak
dilakukan dengan memadai, sehingga di beberapa tempat kegiatan PKMD dilaksanakan
secara “karbitan”. Hal ini berakibat beberapa kegiatan PKMD tidak terlaksana dengan baik.
D. PRINSIP PHC
Berdasarkan pada pengertian dan kegiatan PHC (Element/Ruang Lingkup), dalam
konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global
guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
43 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Tanggung jawab keseluruhan ada pada Negara. Keterlibatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri
merupakan unsur penting dari perawatan kesehatan primer. Cakupan puskesmas
tidak dapat dicapai tanpa keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pemeliharaan pelayanan kesehatan.
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari
lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat
adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan
mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang
identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat
pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena
masalah heterogenitas yang minim.
44 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
E. TUJUAN PHC
Tujuan PHC adalah untuk mengatasi masalah kesehatan utama dalam masyarakat
dengan upaya yang berfokus pada preventif, promotif, dengan tidak mengabaikan kuratif
dan rehablitatif.
1. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat epuasan pada masyarakat yang
menerima pelayanan
2. Tujuan Khusus
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber – sumber
daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
F. FALSAFAH PHC
Dikaji dari sejarah munculnya PHC dan tujuannya serta dibatasi kegiatan PKMD di
bidang kesehatan, maka yang menjadi falsafah PHC adalah:
1. PHC merupakan bagian integral dari kesehatan nasional
2. PHC merupakan bagian integral dari perkembangan sosial ekonomi menyeluruh
dari masyarakat
3. PHC memusatkan perhatian pada masalah kesehatan utama komunitas.
G. CIRI-CIRI PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat (Partnership)
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
45 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
H. SASARAN PHC
Yang merupakan sasaran dari PHC tidak saja individu, keluarga dan masyarakat,
tetapi juga pemberi layanan kesehatan itu sendiri. Oleh karena itu pelaksanaan pelayanan
kesehatan utama dilakukan bersama-sama dengan masyarakat, dalam artian masyarakat
terlibat secara aktif.
46 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
masyarakat yang disegani, maka disini kader tersebut setidaknya sudah memiliki safety
credibility.
Faktor kredibilitas merupakan yang penting dimiliki oleh seorang kader kesehatan,
karena tanpakredibilitas maka ia tidak dapat mengembangkan peranannya untuk mengelola
suatu upaya kesehatan primer. Disinilah peranan petugas kesehatan atau lembaga pelayanan
kesehatan profesional setempat menjadi penting untuk membantu kader kesehatan
memperoleh kredibilitas di mata masyarakat lingkungannya.
Competent credibility bisa diperoleh melalui pelatihan keterampilan di bidang teknik-
teknik kesehatan sederhana, sehingga seorang kader kesehatan mampu memberikan nasehat-
nasehat teknis kepada masyarakat yang memerlukannya. Melalui keterampilan ini secara
bertahap ia akan membangun citra dirinya sebagai seorang yang dapat dipercaya (safety
credibility). Bekal kredibilitas ini akan membantunya untuk secara efektif menjalankan peran
sebagai anggota pengelola upaya kesehatan primer. Petugas kesehatan setempat bisa
membantu kader memperoleh kredibilitas ini jika antara petugas dan kader bisa dibangun
suatu interaksi yang bersifat partnership, jika pembimbing (supervisi) dilaksanakan secara
edukatif. Memperlakukan kader kesehatan hanya sekedar perpanjangan tangan (extension)
dari petugas atau bahkan sebagai “pembantu” petugas akan menyebabkan kaader kehilangan
kredibilitasnya dimata masyarakat. Bagi kader sendiri perlakuan seperti ini terhadap dirinya
jelas bukan merupakan sesuatu yang rewarding. Dampaknya akan terlihat dalam bentuk tidak
berjalannya upaya kesehatan primer yang dikelola kader atau dalam bentuk tingginya drop-
out kader.
Dalam pengembangan kader kesehatan terdapat unsur kesukarelaan (Volunteering)
yang merupakan hal penting, karena fungsi sebagai kader memang merupakan suatu tugas
sosial. Tetapi ini tidak berarti seorang kader tidak memerlukan penghargaan (reward), baik
yang sifatnya non-material ataupun bersifat material. Tidak hanya mekanisme pemberian
penghargaan untuk kader dapat memperngaruhi kelestarian kegiatan kader. Oleh karena itu
perlu dikembangkan sesuatu yangmenimbulkan kepuasan (rewarding) kepuasan ini timbul
jika kader merasakan bahwa kredibilitasnya menjadi meningkat dengan aktiviasnya sebagai
kader.
47 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC
Berdasarkan pada keterlibatan masyarakat dan kedudukan kader kesehatan dalam
PHC, maka tanggungjawab perawat sebagai salah astu anggota tim kesehatan yang
memberikan pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Mendorong partisipati aktif masyarakat dalam pengembangan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
Dalam hal ini perawat memiliki tanggung jawab untuk mengajak masyarakat untuk
berperan aktif dalam PHC (Primary Health Care) dan ikut serta dalam
pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan.
2. Menjalin kerja sama dengan masyarakat, keluarga, dan individu
Bentuk kerjasama yang dimaksud yaitu bersama-sama dengan masyarakat dalam
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Primary Health Care (PHC) dan
mencegah terjadinya mewabahnya suatu penyakit. Selain itu, degan melakukan
kerja sama ini di harapkan masyarakat mampu berperan aktif dalam PHC ( Primary
Health Care).
3. Mengajarkan konsep kesehatan dan teknis asuhan
Dalam hal ini,perawat memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan masyarakat.
Seperti melakukan penyuluhan tentang kesehatan, dan memberikan evaluasi saat
penyuluhan tersebut
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat
Tanggung jawab perawat dalam hal ini memberikan bimbingan tentang bagaimana
menanggulangi masalah kesehatan yang biasa terjadi di masyarakat sehingga
masyarakat dapat menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi di keluarganya
masing-masing.
Contoh : Memberikan pelatihan tentang kesehatan kepada petugas kesehatan
maupun masyarakat
48 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
mewujudkan tujuan dari PHC ( Primary Health Care) itu sendiri. Perawat harus
selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain maupun pemerintah setempat.
Contoh : Dalam menangani kasus gizi buruk di suatu wilayah,perawat
membutuhkan seorang ahli gizi untuk membantu menanggulangi masalah tersebut .
49 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
3. Strategi III : Penerapan Teknologi yang Sesuai dengan Kebuthan dan pelaksanaan
di Masyarakat
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program
yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk
meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program
ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah
lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar
sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk
mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan
kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia
Tenggara.
50 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
L. PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong
royong, yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agar masyarakat
dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa PKMD adalah bentuk
operasional dari PHC di Indonesia. Secara umum PKMD bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dalam menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan khusus dari PKM adalah sebagai
berikut:
M. CIRI-CIRI PKMD
1. Keguatan dilakukan atas kesadaran , kemampuan dan prkarsa masyarakat sendiri.
2. Perencanaan dibuat oleh masyarakat sendiri dengan bantuan petugas kesehatan.
3. Pelaksanaan berdasarkan peran serta masyarakat dan swadaya masyarakat.
4. Input bersifat membantu, melengkapi, tidak mengakibatkan ketergantungan
5. Pelaksananya adalah masyarakat.
6. Teknologi yang dipakai tepat guna
7. Kegiatan mencakup salah satu unsur:
a. Pendidikan kesehatan
51 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
b. Immunisasi
c. Pengatasan penyakit
d. Penyediaan obat pokok
e. Pencegahan dan pengendalianpenyakit endemik
f. Perbaikan gizi masyarakat
g. Sanitasi kesehatan lingkungan
h. Kesehatan ibu dan anak, keluarga berenca.
N. PRINSIP-PRINSIP PKMD
1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan
secara langsung.ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan
saja,melainkan juga mencakup aspek aspek kehidupan lainnya yang secara tidak
langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
2. Dalam menimba kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik:
a. Antar dinas dinas/instansi instansi/lembaga lembaga lainnya yang bersangkutan.
b. Antar dinas dinas/instansi instansi/lembaga lembaga tersebut dengan masyarakat.
3. dalam masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri,maka
pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang bersangkutan
O. LANGKAH-LANGKAH PKMD
1. Pendekatan sosial
2. Survey mawas diri
3. MMD/MMJ
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanakan kegiatan
6. Pengawasan/Pebinaan
7. Pengembangan Program Pelayanan Kesehatan
52 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
P. PROGRAM PKMD
Program PKM mencakup program seperti:
1. Asuransi kesehatan
2. Pos obat desa (POD)
3. Tanaman obat keluarga (TOGA)
4. Pos kesehatan
5. Pondok bersalin Desa (Polindes)
6. Tenaga kesehatan sukarela
7. Kader kesehatan
8. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategi dalam mengembangkan
53 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
sumber daya manusia sejak dini, sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan,keluarga berebcana pusat pelayanan keluarga berencana,serta pos kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006).
Posyandu merupakan lembaga yang paling baik dan paling dekat dengan
masyarakat,sehingga ideal untuk diterapkan di negara Indonesia, dengan lembaga yang sudah
ada mereka dapat berkreasi dari sudut apa saja.
2. Tujuan Posyandu
Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan anak,meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR,mempercepat
penerimaan NKKBS,meningkatkan kemampuan masyrakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan,dan kegiatan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan keshatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis.
Tujuan Posyandu (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007) adalah
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKKBS
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
54 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
3. Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan posyandu antara lain:bayi berusia kurang dari 1 tahun,anak
balita usia 1 tahun sampai 5 tahun,ibu hamil, ibu menyusui,ibu nifas,serta wanita usia subur
4. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu meliputi Panca Krida Posyandu dan Sapta Krida Posyandu:
a. Panca Krida Posyandu
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2) Keluarga Berencana (KB)
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
5. Pembentukan posyandu
Posyandu dibentuk dari pos pos,seperti:pos penimbangan balita,pos imunisasi,pos
keluarga berencana desa,dan pos kesehatan.
6. Penyelenggaraan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan puskesmas. Pengelola posyandu adalah pengurus
yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK.tokoh masyrakat formal dan
informal,serta kader kesehatan yang ada diwilayah tersebut.
55 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
7. Lokasi atau Letak Posyandu
Lokasi posyandu hendaknya ditempat yang mudah didatangi oleh masyrakat. Lokasi
atau letak Posyandu ditentukan oleh masyrakat sendiri. Letak posyandu bisa merupakan
lokasi tersendiri, bila tidak memungkinkan,dapat dilaksanakan dirumah penduduk,b alai
rakyat ,pos RT/RW, atau pos lainnya.
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
56 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Imunisasi
Pemberian vitamin A dosis tinggi.
Pembagian pil KB atau kondom.
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja
pelayanan medis.
57 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes
DAFTAR BACAAN
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Buleleng (16 Mei 2018)
https://www.bulelengkab.go.id/bankdata/pengertian-posyandu-kegiatandefinisi-tujuan-fungsi-
manfaat-dan-pelaksanaan-posyandu-33
58 Bahan Ajar: Keperawatan Kesehatan Komunitas. Disusun Oleh Syahrum, S.Pd., M.Kes