Tingkat : 2A/P17240203025
(SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
C. Materi
1. Pengertian korupsi
2. Macam-macam model korupsi
3. Dampak dari tindakan korupsi
4. Cara memberantas tindak pidana korupsi
.
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
E. Media
Poster
PPT
F. Kegiatan Penyuluhan
N TAHAP / WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN SASARAN
O
1. Pembukaan : o Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 MENIT o Memperkenalkan diri Memperhatikan
o Menjelaskan pokok bahasan Memperhatikan
dan tujuan penyuluhan Memperhatikan
o Menyiapkan poster
2. Pelaksanaan : a. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
20 menit korupsi
b. Menjelaskan macam-macam Memperhatikan
model korupsi
c. Menjelaskan dampak-dampak
Memperhatikan
korupsi
d. Menjelaskan cara-cara
menanamkan budaya anti Memperhatikan
korupsi
3. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
5 menit tentang materi yang telah
diberikan, dan memberi
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi : - Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
2 menit peran serta peserta
- Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di aula balai dusun Glogok
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP,
Poster, Power Point)
2. Proses
Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan secara
benar
3. Hasil
Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan
MATERI PENYULUHAN
“BAHAYA TIDAK MENGGANTI PEMBALUT”
A. Pengertian Korupsi
Korupsi ialah tindakan menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Selain pengertian
korupsi secara umum di atas. Contoh tindak pidana korupsi kerap dijumpai di
arena politik. Oleh karena itu, pengertian koprusi dalam lingkup politik adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintahan rentan dengan praktik korupsi.
B. Macam-Macam model Korupsi
Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat diturunkan
menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu :
Berada dalam bentuk suap (bribery), yakni dimana prakarsa datang dari
pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau
petugas pelayanan publik atau pembatalan kewajiban membayar denda
ke kas negara, pemerasan (extortion) dimana prakarsa untuk meminta
balas jasa datang dari birokrat atau petugas pelayan publik lainnya.
1. Strategi Preventif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal
yang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi
harus dibuat upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab
korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang
untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam
pelaksanaanya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.
2. Strategi Deduktif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar
apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut
akan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-
akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Dengan dasar
pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem- sistem
tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepat memberikan
sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat membutuhkan
adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu
politik dan sosial.
3. Strategi Represif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk
memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses
penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan
di segala aspeknya, sehingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan
secara cepat dan tepat. Namun implementasinya harus dilakukan secara
terintregasi.