Disusun Oleh :
Tingkat : 2A
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada : Ns. Rahayu Niningasih, S.Kep., M.Kes. dosen mata kuliah
pendidikan krakter serta teman-teman yang telah mendukung dalam proses
pembuatan makalah ini. Semoga awal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan peran soft skill dalam pengembangan karakter
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Menjelaskan pengertian soft skill
1.2.2.2 Menjelaskan faktor yang mempengaruhi soft skill
1.2.2.3 Menjelaskan manfaat soft skill
1.2.2.4 Menjelaskan karakteristik soft skill yang harus dikembangkan
1.2.2.5 Mengimp;ementasikan soft skill dalam pelayanan keperawatan
Soft skill mempunyai manfaat dan peranan yang besar dalam mendukung
kesuksesan seseorang dalam memasuki dunia kerja, karena jika hanya mempunyai
softskill yang baik tanpa dukungan dengan kepribadian atau soft skill yang baik maka
semua akan sia-sia (Ismail, 2007). Soft skill dapat bermanfaat bagi siapa saja, baik
dalam bisnis maupun kehidupan sosial. Manfaat terbesar soft skill adalah untuk
mendukung profesional peningkatan nilai ekonomis melalui kemampuannya
membuat produk dan jasa terbaik, merancang proses bisnis paling efisien,
memperbesar pangsa pasar, dan meningkatkan nilai perusahaan.
Soft skill dikembangkan untuk diri pribadi dan orang lain melalui interaksi
antar pribadi. Keterampilan berinteraksi antarpribadi yang tidak dibarengi
keterampilan membangun diri sendiri, menjadikan seseorang lebih banyak
bergantung pada orang lain, baik secara emosional maupun dalam menunaikan
tanggung jawabnya. Keterampilan ini bisa dikuasai melalui aktivitas latihan dan
pengulangan. Soft skill juga merupakan aset tidak berwujud yang dimiliki manusia.
Soft skill tidak menghasilkan nilai secara langsung, namun melalui penciptaan
nilai tambah pada produk atau jasa. Soft skill sebagai aset tidak berwujud tersebut
menjadi bernilai ketika berguna untuk menghasilkan pendapatan. Agar bermanfaat,
soft skill perlu diterapkan untuk mendukung usaha yang menghasilkan nilai melalui
produk atau jasa bagi orang lain.
Dengan Softskill kita dapat berkreasi dan terampil. Berikut adalah beberapa manfaat
soft skill yang perlu diketahui yaitu:
I. Kisah
1400 tahun yang lalu ada seorang perawat muslimah yang memilih
mengabdikan hidupnya bagi dunia kesehatan. Bahkan ia dijuluki sebagai perawat
pertama dalam sejarah Islam oleh seluruh ulama. Beliau hidup di zaman Rasulullah
saw. Wanita berhati mulia ini bernama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Bani Aslam al-
Khazraj. Namun ia lebih dikenal dengan Rufaidah al-Aslamiyyah. Kata “al-
Aslamiyyah” adalah nisbat kepada marga dimana ia dilahirkan yaitu, Aslam, salah
satu klan dari suku Khazraj di Madinah. Selain al-Aslamiyyah, julukannya yang lain
adalah “al-Fidaiyyah”, karena keberaniannya menerobos kawasan-kawasan perang
untuk menyelamatkan dan mengobati tentara-tentara yang terluka.
Rufaidah lahir di Madinah kira-kira pada 570 M dan meninggal pada 632 M.
Ia dikenal pandai membaca, menulis dan kaya raya. Ia juga termasuk kaum Anshar,
yaitu golongan yang pertama menganut Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari
ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai dokter.
Dari ayahnya inilah, Rufaidah banyak belajar tentang ilmu keperawatan. Rufaidah
hidup pada masa abad pertama Hijriyah atau abad ke-8 Masehi, dan digambarkan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Ia seorang pemimpin,
organisatoris, mampu mengerahkan dan memotivasi orang lain. Selain itu, ia
memiliki pengalaman klinis yang dapat diajarkan kepada perawat lain, yang dilatih
dan bekerja dengannya.
Ia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinis semata, tetapi
juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Ketika Perang Badar, Uhud,
Khandaq, dan Khaibar, Rufaidah menjadi relawan yang merawat korban luka. Dia
melatih beberapa kelompok perempuan untuk menjadi perawat. Dalam Perang
Khaibar, mereka minta izin kepada Rasulullah SAW. untuk ikut di garis belakang
pertempuran agar dapat merawat prajurit yang terluka. Rasulullah pun
mengizinkannya.
Ketika perang usai, Rufaidah membangun tenda di luar Masjid Nabawi untuk
merawat muslimin yang sakit. Kemudian, berkembang dan berdirilah rumah sakit
lapangan yang terkenal saat perang dan Rasulullah sendiri memerintahkan korban
yang terluka dirawat olehnya. Agar para korban dapat ditangani dengan baik dan
tuntas, Rufaidah membagi jadwal para perawat yang ditunjuk untuk membantunya
menjadi dua shift; shift malam dan shift siang. Atas gagasan ini, Rufaidah dianggap
sebagai pelopor adanya pembagian shift yang berlaku mirip di rumah sakit-rumah
sakit sekarang. Di antara para korban yang dirawat Rufaidah hingga sembuh adalah
Sa’ad bin Mu’adz yang terluka dan tertancap panah di tangannya saat perang
Khandak. Tak hanya mengabdi dalam kondisi perang, Rufaidah pun membuka
semacam pengobatan gratis bagi yang membutuhkan pertolongan.
II. Analisah
5) Kemampuan Kepemimpinan
Bukti : Ia seorang pemimpin, organisatoris, mampu mengerahkan dan
memotivasi orang lain. Selain itu, ia memiliki pengalaman klinis yang
dapat diajarkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja
dengannya.
6) Peduli
Bukti : Tak hanya mengabdi dalam kondisi perang, Rufaidah pun
membuka semacam pengobatan gratis bagi yang membutuhkan
pertolongan
BAB IV
PENUTUP