Oleh:
FUJA NOVITRA
15175015
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. FESTIYED, M.S
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penyusunan makalah yang
berjudul Multiple Intelegensi dan Softskill serta Implementasinya dalam Pembelajaran ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa buat Nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW, Rahmatan Lilalamin.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak, terutama pada dosen
pembimbing Prof. Dr. Festiyed, M.s yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa kendala yang cukup
berarti . Dan semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan penulis dalam
penyusunan makalah ini yag tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, karena keterbatasan
pada penulis. Untuk itu, penulis dengan ikhlas menerima semua saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Padang ,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
1
.
i
ii
1
1
2
2
BAB II
KAJIAN TEORI...........................................................................................
A. Landasan Agama.....................................................................................
B. Pengertian Multiple Intelegensi...............................................................
C. Fungsi Multiple Intellegensi....................................................................
D. Macam-Macam Multiple Intelegensi......................................................
E. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan.....................................................
F. Ciri Ciri Multiple Intelegensi...............................................................
G. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi...................................
H. Pengertian Soft Skill................................................................................
3
3
4
5
6
7
10
11
13
14
16
20
26
26
26
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan INPRES no 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional khususnya dibidang pendidikan dituntut penyempurnaan kurikulum
dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya
saing karakter bangsa. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penyempurnaan kurikulum
KTSP menjadi kurikulum 2013. Keunggulan kurikulum 2013 diantara adalah kurikulum
2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis kreativitas siswa. Kurikulum
2013 memenuhi tiga komponen utama pendidikan yaitu pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Kurikulum 2013 dapat membenahi sumber daya manusia menghadapai tuntutan di era
globalisasi ini dengan menyeimbangkan antara kecerdasan dan keterampilan. Kecerdasan
bukanlah bersifat tunggal dan dapat diukur seperti yang selama ini dikenal, hal ini telah
dibuktikan Gardner melalui penelitiannya selama bertahun-tahun tentang perkembangan
kapasitas kognitif manusia. Menurutnya, setiap manusia memiliki beragam kecerdasan yang
memiliki ciri perkembangan dan dapat diamati dalam populasi tertentu. Kecerdasan tidak lagi
ditentukan berdasarkan hasil skor tes standar semata melainkan bahasa-bahasa yang
dibicarkan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan
dimana seseorang dilahirkan sehingga potensi kecerdasan harus dipupuk dan dirangsang
sedini mungkin. Kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup kecerdasan logika dan bahasa
tetapi juga harus dilihat dari aspek kinetis, musical, visual-spatial, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Jenisjenis kecerdasan intelektual tersebut dikenal dengan sebutan
kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) yang diperkenalkan oleh Howard Gardner pada
tahun 1983.
Pada masa sekolah merupakan tempat anak paling banyak berinteraksi dengan
lingkungan. Pada masa sekolah inilah lingkungan mulai menjadi hal yang sangat dominan
bagi anak. Oleh sebab itu lingkungan sekitar anak, termasuk guru harus dikembangkan
sebagai sumber yang potensial untuk mengembangkan bakat kecerdasan anak.
Pembelajaran merupakan hubungan interaksi timbal balik antara peserta didik dengan
guru. Pembelajaran seharusnya dapat dikolaborasikan dengan kegiatan yang menyenangkan,
misalnya melalui bermain. Dalam hal ini anak belajar, tapi juga bermain. Pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara bermain ini, sedapat mungkin berkualitas dan efektif. Pembelajaran
1
dapat dikatakan efektif apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pembelajaran dapat
saling mendukung, sehingga anak akan memperoleh pemahaman dari apa yang dipelajarinya.
Namun keterampilan juga sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan
keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya
maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Soft skill mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk
mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi
masyarakat, dan lain-lain. Namun berdasarkan hasil survey Nasional Assosiation of Colleges
and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks
Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh
lebih penting adalah softskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama,
motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada
kinerja yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Memahami mengenai pentingnya multiple intelegensi dalam pembelajaran.
2. Memahami mengenai pentingnya softskill dalam pembelajaran.
3. Memahami implementasi multiple intelegensi dalam proses pembelajaran.
4. Memahami implementasi soft skill dalam proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
2
A. Landasan Agama
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita
berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Mumin ayat 54 :
Artinya : Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang
selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan pada kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kedua kemampuan
tersebut dapat dimiliki oleh seseorang melalui proses pembelajaran maupun proses
pembiaasan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal-hal pokok
dalam pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, dan
perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja dan tanpa paksaan (Sagala, 2009). Hal
tersebut sejalan dengan Firman Allah:
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang
baik dan berbantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) nya, Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahawa agama telah mengajarkan
kita berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk hidup yang lebih baik. Karena manusia itu
adalah makhluk yang subyektif. Disadari atau tidak setiap keputusan yang kita ambil sedikit
banyak entah berapa persen pasti dipengaruhi oleh faktor emosional yang ada dalam diri kita.
Manusia bukanlah robot yang hanya mengenal simbol Y untuk Yes dan N untuk No. Hal
tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari faktor
subyektivitas, diakui atau tidak. Itulah sebabnya pembelajaran harus dapat menyeimbangkan
antara perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga dapat mengasah multiple
intelegensi peserta didik, selain itu softskill juga harus dilatih baik dalam kehidupan seharihari maupun dalam proses pembelajaran.
B.
logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Istilah
intelegensi kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru bagi pendidik. Namun sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu tentang intelegensi pun berkembang, banyak ahli dari
berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia secara fisik maupun
potensinya.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : kecerdasan
sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan
kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalahmasalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian
pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi
kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang
yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari
orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang
kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan
tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari dari
rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan
kecerdasan. Howard Garder mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1. Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
4
pada dasarnya setiap anak cerdas. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada 10
macam yaitu:
1. Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )
Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )Adalah kemampuan untuk berfikir dalam
bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekpresikan dan menghargai makna
yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
2. Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich)
Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich) Adalah kemampuan dalam menghitung,
mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasioperasi matematika,
3. Intelegensi Musik ( Musical intelegence )
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas
pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang
menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang
memakai system symbol yang unik.
4. Intelegensi kinestetik
Intelegensi kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca
indera. Intelegensi kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran
untuk menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati
pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik.
5. Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi
visual-spasial
merupakan
kemampuan
yang
memungkinkan
9. Intelagensi Emosional
Intelagensi
Emosional
Adalah
yang
dapat
membuat
orang
bisa
mengingat,
memperhatikan, belajar dan membuat keputusan yang jernih tanpa keterlibatan emosi. Jadi
intelegensi emosional disini berkaitan dengan sikap motivasi, kegigihan, dan harga diri
yang akan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa.
10. Intelegensi Spiritual
Intelegensi Spiritual Adalah kemampuan yang berhubungan dengan pengakuan adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam sepuluh aspek kecerdasan majemuk
(multiple intelegensi) yang dimiliki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi
intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
proses pengembangan kognitif, psikomor, dan afektif ketika seseorang berada pada
lingkungan. Menurut Depdiknas (2004) pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan
lingkungan.
E. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan
1. Intelegensi berbahasa
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata,
seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun
tertulis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
intelegensi berbahasa.
a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendengar.
b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun
tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Senang
mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
d. Pandai mengingat dan menghafal.
e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan Humoris
2. Intelegensi Logis-Matematis
Intelegensi logis-matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau
menghitung.
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka
c. Senang mengorganisasi sesuatu, menyusun scenario
d. Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif
7
e. Senang silogisme
f. Senang berpikir abstrak dan simbolis
g. Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.
3. Intelegensi Visual Spasial
Intelegensi visual spasial yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Berikut ini
adalah karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi visual.
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, dan lain-lain
b. Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
c. Pandai meviisualisasikan ide.
d. Imajinasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan dalam ruang.
f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Senang membuat rumah-rumah dari balok.
h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.
4. Intelegensi Musikal
Intelegensi musical adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi
juga pada suara alam. Berikut karakteristik dari intelegensi musikal.
a. Pandai mengubah atau menciptakan musik
b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik
c. Senang dan pandai bernyanyi bersenandung
d. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme
e. Mudah menangkap musik
f. Peka terhadap suara dan musik
g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik
h. Bergerak sesuai irama
5. Intelegensi Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh
termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh. Berikut karakteristik
intelegensi kinestetik tubuh.
a. Senang menari, akting dan sejenisnya
b. Panda dan aktif dalam olah raga tertentu
c. Mudah berekspresi dalam tubuh.
d. Mampu memainkan mimic
e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh
f. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi
g. Senang dan efektif berpikir sambil jalan
h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk
i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu lama
6. Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri.
Berikut adalah karakteristik intelegensi intrapersonal
a. Mampu menilai diri sendiri
b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya
c. Sering mengamati dan mendengarkan
d. Bisa bekerja sendiri dengan baik
e. Mampu mencanangkan tujuan, dan menyusun cita-cita
8
f. Berjiwa independen
g. Mudah berkomunikasi
h. Keseimbangan diri
i. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda
j. Sadar akan realitas spritual
7. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang lain. Berikut adalah karakteristik intelegensi interpersonal
a. Mampu berorganisasi
b. Mampu bersosialisasi
c. Senang Permainan berkelompok
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain
e. Senang berkomunikasi verbal dan non verbal
f. Peka terhadap teman
8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Berikut adalah
karakteristik dari intelegensi naturalis
a. Senang terhadap flora dan fauna
b. Pandai melihat perubahan alam.
c. Senang kegiatan di alam terbuka
F. Ciri Ciri Multiple Intelegensi.
1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b)
suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat,
tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan
tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara
mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan
berkomunikasi).
2. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika
dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis,
misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu
menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan
sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi
dalam Matematika dan IPA.
3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas
ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar
sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya
seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f)
suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah,
(h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i)
menonjol dalam mata pelajaran seni.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau
mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking
atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati
kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan
keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f)
pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik
terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda
kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang
bersifat kompetitif.
5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah
atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan
iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e)
mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g)
berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b)
suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat
dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika
terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan
orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi
pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap
independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c)
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e)
berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau
proyek yang dikerjakan sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan
peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau
dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat
akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga
atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan
lingkungan hidup.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya
mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat
10
4. Faktor Kematangan.
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah
tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masingmasing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena soal soal itu
masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum
matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan
faktor umur.
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan
berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur
dan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).
5. Faktor Kebebasan.
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau
berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Atribut soft skills demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan,
karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang
berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun,
atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih
membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan personal yaitu keterampilan khusus
yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan
seseorang sebagai pemimpin, pendengar yang baik, negosiator, dan mediator konflik. Soft
Skills bisa juga dikatakan sebagai keterampilan interpersonal seperti kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.
I. Indikator Soft Skill
Berikut adalah beberapa indikator soft skill yang di olah diolah dari Personal Soft Skill
Indicator, Jhon Doe, Performance DNA International, Ltd., (2001) dalam Akbar (2012)
sebagai berikut :
Tabel 1. Indikator Softkill
No.
Indikator Soft Skill
1.
Personal Effectiveness
2.
Flexibility
3.
Management
4.
Creativity/ Innovation
5.
Futuristic thinking
6.
Leadership
7.
Persuasion
8.
Goal orientation
9.
Continuous learning
10.
Decision-making
Keterangan
Kemampuan
mendemontrasikan
inisiatif,
kepercayaan-diri, ketangguhan, tanggung jawab
personal dan gairah untuk berprestasi
Ketangkasan
dalam
beradaptasi
dengan
perubahan baru.
Kemampuan
mendapatkan
hasil
dengan
menggunakan sumberdaya yang ada, sistem dan
proses.
Kemampuan memperbaiki hal-hal yang sudah
lama,
kemampuan
menciptakan
dan
menggunakan hal-hal baru (sistem, pendekatan,
konsep, metode, desain, teknologi, dan lain-lain)
Kemampuan memproyeksikan hal-hal yang perlu
dicapai atau hal-hal yang belum tercapai
Kemampuan
mencapai
hasil
dengan
memberdayakan orang lain.
Kemampuan dalam meyakinkan orang lain agar
berubah ke arah yang lebih baik
Kemampuan dalam memfokuskan usaha untuk
mencapai tujuan, misi, atau target
Kesediaan untuk menjalani proses learning,
memperbaiki diri dari praktek, menjalankan
konsep baru, teknologi baru atau metode baru.
Kemampuan menempuh proses yang efektif
dalam mengambil keputusan
13
No.
Indikator Soft Skill
11. Negotiation
12.
Written communication
13.
14.
Employee
development
Coaching
Problem-solving
15.
Teamwork
16.
Presenting
17.
Diplomacy
18.
Conflict management
19.
20.
Empathy
Customer service
21.
Planning / Organizing
22.
Interpersonal skills
23.
Self-management
Keterangan
Kemampuan memfasilitasi kesepakatan antara
dua pihak atau lebih
Kemampuan mengekspresikan pendapat atau
perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan
mudah dipahami orang lain
Kemampuan memfasilitasi dan mendukung
kemajuan orang lain
Kemampuan mengantisipasi, menganalisis, dan
menyelesaikan masalah
Kemampuan dalam bekerjasama dengan orang
lain secara efektif dan produktif
Kemampuan mengkomunikasikan pesan di depan
orang banyak secara efektif
Kemampuan menangani kesulitan atau isu sensitif
secara diplomatif, bijak, efektif, dengan
pemahaman yang mendalam terhadap kultur,
iklim dan politik yang berkembang di tempat
kerja.
Kemampuan menyelesaikan konflik secara
konstruktif
Kemampuan untuk bisa peduli pada orang lain
Kemampuan mengantisipasi dan memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan orang lain atau
pelanggan
Kemampuan menggunakan logika, prosedur atau
sistem untuk mencapai sasaran
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan
bisa menjalin hubungan secara harmonis dengan
orang lain.
Kemampuan mengontrol-diri atau mengelola
potensi dan waktu untuk mencapai hasil yang
lebih bagus
Berdasarkan indikator soft skill di atas, maka secara umum soft skill terbagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. Intrapersonal skill, yang terdiri dari :
a. Time management
b. Stress management
c. Change management
d. Transforming beliefs
e. Transforming character
f. Creative thinking processes
g. Goal setting and life purpose
h. Accelerated learning technicques
2. Interpersonal skill yang terdiri dari :
a. Motivation skills
b. Leadership skills
14
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Negotiation skills
Presentation skills
Communication skill
Relationship building
Public speaking skills
Self-marketing skills
Adapun manfaat yang dapat dilihat dari soft skill yang dimiliki oleh suatu individu
diasah
dan
dipraktekkan
oleh
setiap
individu
yang
belajar
atau
ingin
mengembangkannya. Salah satu ajang yang cukup baik untuk mengembangkan soft skill
adalah melalui pembelajaran dengan segala aktivitasnya dan lembaga kesiswaan.
Soft skill merupakan kemampuan khusus, diantaranya meliputi social interaction,
ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki
tiap siswa dalam memasuki dunia kerja. Gambaran mengenai persentase kemampuan seorang
siswa yang diperoleh dari kampus mereka. Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard
School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku pembelajaran, 90
persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal, yang nantinya diperlukan
untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Dari data
tersebut, lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft
skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan.
Untuk mendiseminasikan soft skill pada para siswa, faktor yang sangat berpengaruh
adalah dimulai dari guru. Maka, Ichard skillan yang juga turut merumuskan pengembangan
15
soft skill di ITB, mendukung pelaksanaan pelatihan bagi para guru supaya mengerti lebih
jauh tentang soft skill. Menurutnya, guru harus bisa jadi living example. Dari mulai datang
tepat waktu, mengoreksi tugas, dan sebagainya. Bukan apa-apa, kemampuan presentasi dan
menulis siswa masih banyak yang belum bagus. Guru juga harus bisa melatih siswa supaya
asertif, supaya berani membicarakan ide. Fenomena siswa menyontek juga jangan dianggap
biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill. Lihat di Indonesia, korupsi begitu
menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa sekolah.
Soft skill yang diberikan kepada para siswa dapat diintegrasikan dengan materi
pembelajaran. Materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada para siswa, tidak lain adalah
penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen. Untuk mengembangkan
soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan para guru,
siswa, alumni, dan dunia kerja, untuk mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan.
Tentu saja pengidentifikasian tersebut bukan sesuatu yang hitam-putih, tetapi lebih
merupakan kesepakatan. Dengan asumsi semua guru memahami betul isi pembelajaran
yang dibina dan memahami konsep soft skill beserta komponen-komponennya, maka
pengisian akan berlangung objektif dan cermat. Dengan cara itu setiap guru mengetahui
komponen soft skill apa yang harus dikembangkan ketika mengajar.
Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Evaluasi dengan kertas
dan pensil dengan jawaban tunggal (konvergen) tidak cukup. Perlu dilengkapi dengan model
soal yang divergen dengan jawaban beragam. Ketika siswa mengidentifikasi informasi,
sangat mungkin hasilnya beragam dan semuanya benar. Demikian pula ketika siswa
menyampaikan pendapat. Komponen kesadaran diri juga lebih dekat dengan ranah afektif,
sehingga evaluasinya tidak dapat hanya dengan tes. Diperlukan format observasi guna
mengetahui apakah siswa memang sudah menghayati yang direpresentasikan dalam tindakan
keseharian. Tes kinerja dan lembar observasi juga diperlukan untuk mengetahui kinerja siswa
dalam mengerjakan tugas/tes maupun perilaku keseharian. Substansi ujian sebaiknya
dikaitkan dengan masalah nyata, sehingga dapat menjadi bentuk authentic evaluation paling
tidak berupa shadow authentic evaluation yang bersifat pemecahan masalah (problem based).
Cara lain untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan
behavioral interview. Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya
memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.
Banyak survey yang telah dilakukan dan mengungkapkan bahwa lulusan universitas
yang dibutuhkan di dunia kerja adalah lulusan yang tidak hanya memiliki hardskills namun
juga yang memiliki serangkaian softskill. sebutlah seperti kemampuan berkomunikasi dan
16
bekerja dalam tim. hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang tidak membutuhkan orangorang yang memiliki kemampuan tersebut. pada umumnya, hardskills didefinisikan sebagai
kemampuan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya. misalnya seorang insinyur mesin seharusnya
menguasai ilmu dan teknik permesinan. sedangkan softskills didefinisikan sebgai
kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan
kemampuan dalam mengatur/mengelola dirinya sendiri (intrapersonal skills).
Beberapa aplikasi softskill dan multiple intelegensi dalam pembelajaran diantaranya:
1. Pembelajaran Character Building di sekolah.
Pembentukan karakter menjadi sebuah jalan setapak yang dapat digunakan untuk
membentuk insan yang prima sehingga diharapkan dapat memiliki soft skill yang prima
pula. Pendidikan berdimensi character building ini memiliki enam pilar dalam
penerapannya. Keenam pilar tersebut adalah Respect, Responsibility, Fairness, Caring
dan Citizenship. Penerapan character building dalam dunia pendidikan memberikan
nuansa lain dalam pendidikan karena indikator evaluasi tidak hanya berbasis pada nilai
kognitif melainkan juga pada segi afektif dan bahkan juga psikomotorik siswa. Proses
pembelajaran melalui character building pertama kali adalah pengenalan atas good
character di dalam kehidupan bermasyarakat. kemudian, setelah siswa mengenal dan
memahami good character tersebut maka siswa mengkorelasikannya dengan kehidupan
sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah atau lingkungan di luar sekolah. Proses
pembentukan karakter yang secara perlahan tersebut tidak langsung dapat memberikan
stimulus kepada pengasahan soft skill siswa. Sehingga, siswa diharapkan dapat memiliki
kemampuan soft skill yang prima dan berujung pada pembentukan mental individu yang
stabil dalam menghadapi tantangan hidup ke depan.
2. Penerapan atribut soft skill di ruang kelas, misalnya, lebih banyak lagi tugas presentasi,
diskusi kelompok, sampai role play. Dengan tujuan, semakin mengasah kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama. Hal ini penting sebagai aplikasi pendidikan yang bukan
sekadar bagaimana guru mengajar dengan baik (teacher centre learning), tapi bagaimana
siswa bisa belajar dengan baik (student centre learning).
3. Pengembangan diri yang menjadi bagian dari pembelajaran KTSP. Pengembangan diri
ini diadakan untuk menyalurkan bakat dan kemampuan siswa baik di bidang eksakta,
seni, dan olah raga serta organisasi sehingga soft skill dan multiple intelegensi dapat
berkembang.
Dalam mengembangkan soft skill perlu diperhatikan 3 hal penting, yaitu:
17
18
(karakteristik)
19
o
1
Kecerdasan linguistic
(Intelegensi berbahasa)
Intelegensi logismatematis
Intelegensi Musikal
Pandai mengubah atau menciptakan musik
Gemar mendengar dan atau memainkan alat
musik
Senang dan pandai bernyanyi bersenandung
Pandai mengoperasikan musik serta menjaga
ritme
Mudah menangkap musik
Peka terhadap suara dan musik
Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik
Bergerak sesuai irama
Intelegensi Kinestetik
Tubuh
Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi Interpersonal
Intelegensi Naturalis
biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill. Lihat di Indonesia, korupsi begitu
menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa sekolah.
Soft skill yang diberikan kepada para siswa dapat diintegrasikan dengan materi
pembelajaran. Menurut Saillah (2007), materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada
para siswa, tidak lain adalah penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan
komitmen. Untuk mengembangkan soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan
perencanaan yang melibatkan para guru, siswa, alumni, dan dunia kerja, untuk
mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan.
Tentu saja pengidentifikasian tersebut bukan sesuatu yang hitam-putih, tetapi lebih
merupakan kesepakatan. Dengan asumsi semua guru memahami betul isi pembelajaran
yang dibina dan memahami konsep soft skill beserta komponen-komponennya, maka
pengisian akan berlangung objektif dan cermat. Dengan cara itu setiap guru mengetahui
komponen soft skill apa yang harus dikembangkan ketika mengajar.
Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Bagaimana untuk menilai
soft skill siswa? Evaluasi dengan kertas dan pensil dengan jawaban tunggal (konvergen) tidak
cukup. Perlu dilengkapi dengan model soal yang divergen dengan jawaban beragam. Ketika
siswa mengidentifikasi informasi, sangat mungkin hasilnya beragam dan semuanya benar.
Demikian pula ketika siswa menyampaikan pendapat. Komponen kesadaran diri juga lebih
dekat dengan ranah afektif, sehingga evaluasinya tidak dapat hanya dengan tes. Diperlukan
format observasi guna mengetahui apakah siswa memang sudah menghayati yang
direpresentasikan dalam tindakan keseharian. Tes kinerja dan lembar observasi juga
diperlukan untuk mengetahui kinerja siswa dalam mengerjakan tugas/tes maupun perilaku
keseharian. Substansi ujian sebaiknya dikaitkan dengan masalah nyata, sehingga dapat
menjadi bentuk authentic evaluation paling tidak berupa shadow authentic evaluation yang
bersifat pemecahan masalah (problem based).
Cara lain untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan
behavioral interview. Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya
memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.
Langkah-langkah penyusunan pengembangan softskills dapat dilakukan dengan
berbagai cara:
1. Indetifikasi softskills, identifikasi softskills apa saja yang dibutuhkan oleh lulusan jurusan
anda. untuk memperoleh ini, dapat dilakukan dengan meminta masukan dari alunmi
ataupun industri pengguna lulusan.
2. Definisi softskills, setelah softskills yang dibutuhkan diidentifikasi, maka "pilihlah"
softskills yang memang "paling" penting diadopsi dalam kurikulum jurusan anda.
22
Hard Skill
Kecerdasan teknis
(keras)
Dari
potensi
IQ
seseorang terkait dengan persyaratan teknis
pekerjaan dan berberapa
lainnya
Soft Skill
Kecerdasan lunak
kepekaan
sosial,
Proses
Pembelajaran
Proses
pemahaman,
hapalan dan pendala
man materi dari modelmodel
pembelajaran
yang
telah
biasa
dilakukan di sekolah
23
konsep
belajar
yang
membantu guru
mengaitkan antara materi
yang diajarkan
dengan
situasi yang relevan dan
dekat dengan siswa dan
mendorong siswa mampu
melakukan sintesa antara
pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penilaian
dan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada 10 macam yaitu: Kecerdasan
linguistic ( Linguistik intelligence ), Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich),
Intelegensi Musik ( Musical intelegence ), Intelegensi kinestetik. , Intelegensi VisualSpasial, Intelegensi Interpersonal, Intelegensi Intrapersonal, Intelegensi Naturalis,
Intelagensi Emosional, Intelegensi Spiritual.
2. Integrasi soft skill akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, jujur,
berakhlak mulia, berbudi pekerti dan peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan.
3. Jika soft skill dan hard skill dipadukan dalam pembelajaran maka terciptalah lulusan
yang cerdas, pintar dan beretika.
B. Saran
Pemerintah atau oknum pendidikan hendaknya mengadakan seminar tentang
kecerdasan oleh para pakar sehingga dapat memotivasi baik orangtua maupun guru dalam
memberikan bimbingan kepada anaknya. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan
bahwa sukses di sekolah adalah kunci utama untuk kesuksesan hidup di masa depan. Maka
perlu adanya pembinaan para guru agar bisa mencerdaskan siswa terutama pendidikan yang
ada di lingkungan sekolah.
24
Integrasi soft skill akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, jujur,
berakhlak mulia, berbudi pekerti dan peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan. Jika
soft skill dan hard skill dipadukan dalam pembelajaran maka terciptalah lulusan yang cerdas,
pintar dan beretika.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2012. https://akbarasia.wordpress.com/2012/12/30/menjadi-mahasiswa-unimedyang-berkarakter-cerdas-melalui-integrasi-indiskriminasi-porsi-hard-skill-dan-softskill/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3999628310. Diakses pada 17 November 2015
Holil, Anwar. 2009. http://anwarholil.blogspot.in/2009/01/pengembangan-soft-skilldalam.html. Diakses pada 16 November 2015
Nurudin. 2015. http://www.lawupost.com/2015/07/integrasi-pembelajaran-soft-skilldan.html. Diakses pada 16 November 2015
Saillah, Illah. 2008. Pengembangan Softskill di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ditjen Dikti
Widya.2008.https://widytaurus.wordpress.com/2008/02/13/53/?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9386282613. Diakses pada 16 November 2015
25