Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika


Multiple Intelegensi dan Softskill serta Implementasinya dalam Pembelajaran

Oleh:
FUJA NOVITRA
15175015

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. FESTIYED, M.S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


1

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penyusunan makalah yang
berjudul Multiple Intelegensi dan Softskill serta Implementasinya dalam Pembelajaran ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa buat Nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW, Rahmatan Lilalamin.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak, terutama pada dosen
pembimbing Prof. Dr. Festiyed, M.s yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa kendala yang cukup
berarti . Dan semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan penulis dalam
penyusunan makalah ini yag tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, karena keterbatasan
pada penulis. Untuk itu, penulis dengan ikhlas menerima semua saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Padang ,

November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
1

.
i
ii
1
1
2
2

BAB II

KAJIAN TEORI...........................................................................................
A. Landasan Agama.....................................................................................
B. Pengertian Multiple Intelegensi...............................................................
C. Fungsi Multiple Intellegensi....................................................................
D. Macam-Macam Multiple Intelegensi......................................................
E. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan.....................................................
F. Ciri Ciri Multiple Intelegensi...............................................................
G. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi...................................
H. Pengertian Soft Skill................................................................................

3
3
4
5
6
7
10
11
13
14
16

I. Indikator Soft Skill..................................................................................


J. Pengembangan Soft Skill Dalam Pembelajaran......................................
BAB III PEMBAHASAN .........................................................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

20
26
26
26
27

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan INPRES no 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional khususnya dibidang pendidikan dituntut penyempurnaan kurikulum
dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya
saing karakter bangsa. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penyempurnaan kurikulum
KTSP menjadi kurikulum 2013. Keunggulan kurikulum 2013 diantara adalah kurikulum
2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis kreativitas siswa. Kurikulum
2013 memenuhi tiga komponen utama pendidikan yaitu pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Kurikulum 2013 dapat membenahi sumber daya manusia menghadapai tuntutan di era
globalisasi ini dengan menyeimbangkan antara kecerdasan dan keterampilan. Kecerdasan
bukanlah bersifat tunggal dan dapat diukur seperti yang selama ini dikenal, hal ini telah
dibuktikan Gardner melalui penelitiannya selama bertahun-tahun tentang perkembangan
kapasitas kognitif manusia. Menurutnya, setiap manusia memiliki beragam kecerdasan yang
memiliki ciri perkembangan dan dapat diamati dalam populasi tertentu. Kecerdasan tidak lagi
ditentukan berdasarkan hasil skor tes standar semata melainkan bahasa-bahasa yang
dibicarkan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan
dimana seseorang dilahirkan sehingga potensi kecerdasan harus dipupuk dan dirangsang
sedini mungkin. Kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup kecerdasan logika dan bahasa
tetapi juga harus dilihat dari aspek kinetis, musical, visual-spatial, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Jenisjenis kecerdasan intelektual tersebut dikenal dengan sebutan
kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) yang diperkenalkan oleh Howard Gardner pada
tahun 1983.
Pada masa sekolah merupakan tempat anak paling banyak berinteraksi dengan
lingkungan. Pada masa sekolah inilah lingkungan mulai menjadi hal yang sangat dominan
bagi anak. Oleh sebab itu lingkungan sekitar anak, termasuk guru harus dikembangkan
sebagai sumber yang potensial untuk mengembangkan bakat kecerdasan anak.
Pembelajaran merupakan hubungan interaksi timbal balik antara peserta didik dengan
guru. Pembelajaran seharusnya dapat dikolaborasikan dengan kegiatan yang menyenangkan,
misalnya melalui bermain. Dalam hal ini anak belajar, tapi juga bermain. Pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara bermain ini, sedapat mungkin berkualitas dan efektif. Pembelajaran
1

dapat dikatakan efektif apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pembelajaran dapat
saling mendukung, sehingga anak akan memperoleh pemahaman dari apa yang dipelajarinya.
Namun keterampilan juga sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan
keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya
maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Soft skill mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk
mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi
masyarakat, dan lain-lain. Namun berdasarkan hasil survey Nasional Assosiation of Colleges
and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks
Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh
lebih penting adalah softskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama,
motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada
kinerja yang efektif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.

Bagaimana peranan multiple intelegensi dalam permbelajaran?


Bagaimana peranan softskill dalam permbelajaran?
Bagaimana implementasi multiple intelegensi dalam proses pembelajaran?
Bagaimana implementasi soft skill dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Memahami mengenai pentingnya multiple intelegensi dalam pembelajaran.
2. Memahami mengenai pentingnya softskill dalam pembelajaran.
3. Memahami implementasi multiple intelegensi dalam proses pembelajaran.
4. Memahami implementasi soft skill dalam proses pembelajaran.

BAB II
KAJIAN TEORI
2

A. Landasan Agama
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita
berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Mumin ayat 54 :

Artinya : Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang
selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan pada kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kedua kemampuan
tersebut dapat dimiliki oleh seseorang melalui proses pembelajaran maupun proses
pembiaasan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal-hal pokok
dalam pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, dan
perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja dan tanpa paksaan (Sagala, 2009). Hal
tersebut sejalan dengan Firman Allah:

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang
baik dan berbantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) nya, Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahawa agama telah mengajarkan
kita berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk hidup yang lebih baik. Karena manusia itu
adalah makhluk yang subyektif. Disadari atau tidak setiap keputusan yang kita ambil sedikit
banyak entah berapa persen pasti dipengaruhi oleh faktor emosional yang ada dalam diri kita.
Manusia bukanlah robot yang hanya mengenal simbol Y untuk Yes dan N untuk No. Hal
tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari faktor
subyektivitas, diakui atau tidak. Itulah sebabnya pembelajaran harus dapat menyeimbangkan
antara perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga dapat mengasah multiple
intelegensi peserta didik, selain itu softskill juga harus dilatih baik dalam kehidupan seharihari maupun dalam proses pembelajaran.
B.

Pengertian Multiple Intelegensi


Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir

logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Istilah
intelegensi kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru bagi pendidik. Namun sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu tentang intelegensi pun berkembang, banyak ahli dari
berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia secara fisik maupun
potensinya.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : kecerdasan
sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan
kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalahmasalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian
pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi
kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang
yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari
orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang
kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan
tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari dari
rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan
kecerdasan. Howard Garder mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1. Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
4

2. Kemampuan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan.


3. Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan
kultur tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuankemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak
akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena
kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuankemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
C. Fungsi Multiple Intellegensi
Mengembangkan kecerdasan majemuk anak merupakan kunci utama untuk kesuksesan
masa depan anak. Prestasi dalam kecerdasan majemuk (multiple Intelligence) dan bukan
hanya prestasi akademik. Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika
anak dilatih untuk meningkatkan kecerdasannya yang majemuk itu. Membangun seluruh
kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat
sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh
pulalah tenda itu berdiri. Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang
tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang
memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses
memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol.
Albert Einstein, beliau sangat terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat
cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang
memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni arsitektur, matematika,
dan fisika. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup lagi seseorang
untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru peran orang tua dalam
memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam
menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak. Jadi, kita tidak bisa menggantungkan
pada sukses sekolah semata. Kedua orang tua harus berusaha sebaik mungkin untuk
menentukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang memiliki oleh
masing-masing anak sehingga dapat mendidik anak menjadi cerdas dan berbakat.
D. Macam-Macam Multiple Intelegensi
Kecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan adalah modalitas
untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena

pada dasarnya setiap anak cerdas. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada 10
macam yaitu:
1. Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )
Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )Adalah kemampuan untuk berfikir dalam
bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekpresikan dan menghargai makna
yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
2. Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich)
Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich) Adalah kemampuan dalam menghitung,
mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasioperasi matematika,
3. Intelegensi Musik ( Musical intelegence )
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas
pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang
menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang
memakai system symbol yang unik.
4. Intelegensi kinestetik
Intelegensi kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca
indera. Intelegensi kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran
untuk menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati
pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik.
5. Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi

visual-spasial

merupakan

kemampuan

yang

memungkinkan

memvisualisasikan infoomasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke


dalam metavor visual.
6. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan
orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan.
7. Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi Intrapersonal Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari
keinginan, tujuan dan system emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya.
8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi Naturalis Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna melakukan
pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini
secara produktif misalnya untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
6

9. Intelagensi Emosional
Intelagensi

Emosional

Adalah

yang

dapat

membuat

orang

bisa

mengingat,

memperhatikan, belajar dan membuat keputusan yang jernih tanpa keterlibatan emosi. Jadi
intelegensi emosional disini berkaitan dengan sikap motivasi, kegigihan, dan harga diri
yang akan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa.
10. Intelegensi Spiritual
Intelegensi Spiritual Adalah kemampuan yang berhubungan dengan pengakuan adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam sepuluh aspek kecerdasan majemuk
(multiple intelegensi) yang dimiliki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi
intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
proses pengembangan kognitif, psikomor, dan afektif ketika seseorang berada pada
lingkungan. Menurut Depdiknas (2004) pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan
lingkungan.
E. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan
1. Intelegensi berbahasa
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata,
seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun
tertulis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
intelegensi berbahasa.
a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendengar.
b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun
tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Senang
mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
d. Pandai mengingat dan menghafal.
e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan Humoris

2. Intelegensi Logis-Matematis
Intelegensi logis-matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau
menghitung.
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka
c. Senang mengorganisasi sesuatu, menyusun scenario
d. Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif
7

e. Senang silogisme
f. Senang berpikir abstrak dan simbolis
g. Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.
3. Intelegensi Visual Spasial
Intelegensi visual spasial yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Berikut ini
adalah karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi visual.
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, dan lain-lain
b. Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
c. Pandai meviisualisasikan ide.
d. Imajinasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan dalam ruang.
f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Senang membuat rumah-rumah dari balok.
h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.
4. Intelegensi Musikal
Intelegensi musical adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi
juga pada suara alam. Berikut karakteristik dari intelegensi musikal.
a. Pandai mengubah atau menciptakan musik
b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik
c. Senang dan pandai bernyanyi bersenandung
d. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme
e. Mudah menangkap musik
f. Peka terhadap suara dan musik
g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik
h. Bergerak sesuai irama
5. Intelegensi Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh
termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh. Berikut karakteristik
intelegensi kinestetik tubuh.
a. Senang menari, akting dan sejenisnya
b. Panda dan aktif dalam olah raga tertentu
c. Mudah berekspresi dalam tubuh.
d. Mampu memainkan mimic
e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh
f. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi
g. Senang dan efektif berpikir sambil jalan
h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk
i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu lama
6. Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri.
Berikut adalah karakteristik intelegensi intrapersonal
a. Mampu menilai diri sendiri
b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya
c. Sering mengamati dan mendengarkan
d. Bisa bekerja sendiri dengan baik
e. Mampu mencanangkan tujuan, dan menyusun cita-cita
8

f. Berjiwa independen
g. Mudah berkomunikasi
h. Keseimbangan diri
i. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda
j. Sadar akan realitas spritual
7. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang lain. Berikut adalah karakteristik intelegensi interpersonal
a. Mampu berorganisasi
b. Mampu bersosialisasi
c. Senang Permainan berkelompok
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain
e. Senang berkomunikasi verbal dan non verbal
f. Peka terhadap teman
8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Berikut adalah
karakteristik dari intelegensi naturalis
a. Senang terhadap flora dan fauna
b. Pandai melihat perubahan alam.
c. Senang kegiatan di alam terbuka
F. Ciri Ciri Multiple Intelegensi.
1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b)
suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat,
tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan
tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara
mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan
berkomunikasi).
2. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika
dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis,
misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu
menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan
sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi
dalam Matematika dan IPA.
3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas
ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar
sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya
seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f)
suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah,

(h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i)
menonjol dalam mata pelajaran seni.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau
mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking
atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati
kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan
keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f)
pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik
terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda
kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang
bersifat kompetitif.
5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah
atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan
iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e)
mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g)
berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b)
suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat
dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika
terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan
orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi
pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap
independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c)
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e)
berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau
proyek yang dikerjakan sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan
peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau
dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat
akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga
atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan
lingkungan hidup.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya
mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat
10

mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan


informasi sesuai yang dibutuhkan.
G. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Intelegensi tiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain
sebagai berikut:
1. Faktor Bawaan atau Keturunan.
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor
bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, cukup
pintar dan sangat pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50.
Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50
dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu
angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ
mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling
kenal.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas.
Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Intelegensi bekerja dalam
situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan
ditentukan pula oleh pembawaan.
3. Faktor Pembentukan atau Lingkungan.
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang
direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan,
misalnya pengaruh alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah
dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti.
Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi
oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif
emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
11

4. Faktor Kematangan.
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah
tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masingmasing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena soal soal itu
masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum
matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan
faktor umur.
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan
berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur
dan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).
5. Faktor Kebebasan.
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau
berpatokan kepada salah satu faktor saja.

H. Pengertian Soft Skill


Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang EQ (Emotional
Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa,
kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain.
Soft melengkapi keterampilan-keterampilan keras (bagian dari seseorang IQ), yang
merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya.
Menurut Widy (2008), Soft Skill merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang
lebih bersifat pada kehalusan atau sensitifitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di
sekitarnya. Dikarenakan soft skill lebih mengarah kepada keterampilan psikologis maka
dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa
dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerjasama, membantu
orang lain, dan lain-lain. Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan soft skill tidak mampu
dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skill lebih mengarah pada proses
eksistensi seseorang dalam kehidupannya.
12

Atribut soft skills demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan,
karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang
berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun,
atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih
membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan personal yaitu keterampilan khusus
yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan
seseorang sebagai pemimpin, pendengar yang baik, negosiator, dan mediator konflik. Soft
Skills bisa juga dikatakan sebagai keterampilan interpersonal seperti kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.
I. Indikator Soft Skill
Berikut adalah beberapa indikator soft skill yang di olah diolah dari Personal Soft Skill
Indicator, Jhon Doe, Performance DNA International, Ltd., (2001) dalam Akbar (2012)
sebagai berikut :
Tabel 1. Indikator Softkill
No.
Indikator Soft Skill
1.
Personal Effectiveness
2.

Flexibility

3.

Management

4.

Creativity/ Innovation

5.

Futuristic thinking

6.

Leadership

7.

Persuasion

8.

Goal orientation

9.

Continuous learning

10.

Decision-making

Keterangan
Kemampuan
mendemontrasikan
inisiatif,
kepercayaan-diri, ketangguhan, tanggung jawab
personal dan gairah untuk berprestasi
Ketangkasan
dalam
beradaptasi
dengan
perubahan baru.
Kemampuan
mendapatkan
hasil
dengan
menggunakan sumberdaya yang ada, sistem dan
proses.
Kemampuan memperbaiki hal-hal yang sudah
lama,
kemampuan
menciptakan
dan
menggunakan hal-hal baru (sistem, pendekatan,
konsep, metode, desain, teknologi, dan lain-lain)
Kemampuan memproyeksikan hal-hal yang perlu
dicapai atau hal-hal yang belum tercapai
Kemampuan
mencapai
hasil
dengan
memberdayakan orang lain.
Kemampuan dalam meyakinkan orang lain agar
berubah ke arah yang lebih baik
Kemampuan dalam memfokuskan usaha untuk
mencapai tujuan, misi, atau target
Kesediaan untuk menjalani proses learning,
memperbaiki diri dari praktek, menjalankan
konsep baru, teknologi baru atau metode baru.
Kemampuan menempuh proses yang efektif
dalam mengambil keputusan

13

No.
Indikator Soft Skill
11. Negotiation
12.

Written communication

13.
14.

Employee
development
Coaching
Problem-solving

15.

Teamwork

16.

Presenting

17.

Diplomacy

18.

Conflict management

19.
20.

Empathy
Customer service

21.

Planning / Organizing

22.

Interpersonal skills

23.

Self-management

Keterangan
Kemampuan memfasilitasi kesepakatan antara
dua pihak atau lebih
Kemampuan mengekspresikan pendapat atau
perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan
mudah dipahami orang lain
Kemampuan memfasilitasi dan mendukung
kemajuan orang lain
Kemampuan mengantisipasi, menganalisis, dan
menyelesaikan masalah
Kemampuan dalam bekerjasama dengan orang
lain secara efektif dan produktif
Kemampuan mengkomunikasikan pesan di depan
orang banyak secara efektif
Kemampuan menangani kesulitan atau isu sensitif
secara diplomatif, bijak, efektif, dengan
pemahaman yang mendalam terhadap kultur,
iklim dan politik yang berkembang di tempat
kerja.
Kemampuan menyelesaikan konflik secara
konstruktif
Kemampuan untuk bisa peduli pada orang lain
Kemampuan mengantisipasi dan memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan orang lain atau
pelanggan
Kemampuan menggunakan logika, prosedur atau
sistem untuk mencapai sasaran
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan
bisa menjalin hubungan secara harmonis dengan
orang lain.
Kemampuan mengontrol-diri atau mengelola
potensi dan waktu untuk mencapai hasil yang
lebih bagus

Berdasarkan indikator soft skill di atas, maka secara umum soft skill terbagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. Intrapersonal skill, yang terdiri dari :
a. Time management
b. Stress management
c. Change management
d. Transforming beliefs
e. Transforming character
f. Creative thinking processes
g. Goal setting and life purpose
h. Accelerated learning technicques
2. Interpersonal skill yang terdiri dari :
a. Motivation skills
b. Leadership skills
14

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Negotiation skills
Presentation skills
Communication skill
Relationship building
Public speaking skills
Self-marketing skills
Adapun manfaat yang dapat dilihat dari soft skill yang dimiliki oleh suatu individu

adalah sebagai berikut:


1.
Berpartisipasi dalam tim.
2.
Mengajar orang lain.
3.
Memberikan layanan.
4.
Memimpin sebuah tim.
5.
Bernegosiasi.
6.
Menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya.
7.
Motivasi.
8.
Pengambilan keputusan menggunakan keterampilan.
9.
Menggunakan kemampuan memecahkan masalah.
10. Amati bentuk etiket.
11.
Berhubungan dengan orang lain.
12. Menjaga berarti percakapan (basa-basi).
13. Menjaga percakapan bermakna (diskusi/perdebatan).
14. Menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan, bahasa singkat.
15. Berpura-pura minat dan berbicara dengan cerdas tentang topik apapun
J. Pengembangan Soft Skill Dalam Pembelajaran
Atribut soft skill sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar
yang berbeda-beda. Atribut tersebut dapat berubah jika yang bersangkutan mau
mengubahnya. Atribut ini juga dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang. Soft skill
harus

diasah

dan

dipraktekkan

oleh

setiap

individu

yang

belajar

atau

ingin

mengembangkannya. Salah satu ajang yang cukup baik untuk mengembangkan soft skill
adalah melalui pembelajaran dengan segala aktivitasnya dan lembaga kesiswaan.
Soft skill merupakan kemampuan khusus, diantaranya meliputi social interaction,
ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki
tiap siswa dalam memasuki dunia kerja. Gambaran mengenai persentase kemampuan seorang
siswa yang diperoleh dari kampus mereka. Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard
School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku pembelajaran, 90
persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal, yang nantinya diperlukan
untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Dari data
tersebut, lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft
skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan.
Untuk mendiseminasikan soft skill pada para siswa, faktor yang sangat berpengaruh
adalah dimulai dari guru. Maka, Ichard skillan yang juga turut merumuskan pengembangan
15

soft skill di ITB, mendukung pelaksanaan pelatihan bagi para guru supaya mengerti lebih
jauh tentang soft skill. Menurutnya, guru harus bisa jadi living example. Dari mulai datang
tepat waktu, mengoreksi tugas, dan sebagainya. Bukan apa-apa, kemampuan presentasi dan
menulis siswa masih banyak yang belum bagus. Guru juga harus bisa melatih siswa supaya
asertif, supaya berani membicarakan ide. Fenomena siswa menyontek juga jangan dianggap
biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill. Lihat di Indonesia, korupsi begitu
menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa sekolah.
Soft skill yang diberikan kepada para siswa dapat diintegrasikan dengan materi
pembelajaran. Materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada para siswa, tidak lain adalah
penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen. Untuk mengembangkan
soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan para guru,
siswa, alumni, dan dunia kerja, untuk mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan.
Tentu saja pengidentifikasian tersebut bukan sesuatu yang hitam-putih, tetapi lebih
merupakan kesepakatan. Dengan asumsi semua guru memahami betul isi pembelajaran
yang dibina dan memahami konsep soft skill beserta komponen-komponennya, maka
pengisian akan berlangung objektif dan cermat. Dengan cara itu setiap guru mengetahui
komponen soft skill apa yang harus dikembangkan ketika mengajar.
Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Evaluasi dengan kertas
dan pensil dengan jawaban tunggal (konvergen) tidak cukup. Perlu dilengkapi dengan model
soal yang divergen dengan jawaban beragam. Ketika siswa mengidentifikasi informasi,
sangat mungkin hasilnya beragam dan semuanya benar. Demikian pula ketika siswa
menyampaikan pendapat. Komponen kesadaran diri juga lebih dekat dengan ranah afektif,
sehingga evaluasinya tidak dapat hanya dengan tes. Diperlukan format observasi guna
mengetahui apakah siswa memang sudah menghayati yang direpresentasikan dalam tindakan
keseharian. Tes kinerja dan lembar observasi juga diperlukan untuk mengetahui kinerja siswa
dalam mengerjakan tugas/tes maupun perilaku keseharian. Substansi ujian sebaiknya
dikaitkan dengan masalah nyata, sehingga dapat menjadi bentuk authentic evaluation paling
tidak berupa shadow authentic evaluation yang bersifat pemecahan masalah (problem based).
Cara lain untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan
behavioral interview. Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya
memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.
Banyak survey yang telah dilakukan dan mengungkapkan bahwa lulusan universitas
yang dibutuhkan di dunia kerja adalah lulusan yang tidak hanya memiliki hardskills namun
juga yang memiliki serangkaian softskill. sebutlah seperti kemampuan berkomunikasi dan
16

bekerja dalam tim. hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang tidak membutuhkan orangorang yang memiliki kemampuan tersebut. pada umumnya, hardskills didefinisikan sebagai
kemampuan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya. misalnya seorang insinyur mesin seharusnya
menguasai ilmu dan teknik permesinan. sedangkan softskills didefinisikan sebgai
kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan
kemampuan dalam mengatur/mengelola dirinya sendiri (intrapersonal skills).
Beberapa aplikasi softskill dan multiple intelegensi dalam pembelajaran diantaranya:
1. Pembelajaran Character Building di sekolah.
Pembentukan karakter menjadi sebuah jalan setapak yang dapat digunakan untuk
membentuk insan yang prima sehingga diharapkan dapat memiliki soft skill yang prima
pula. Pendidikan berdimensi character building ini memiliki enam pilar dalam
penerapannya. Keenam pilar tersebut adalah Respect, Responsibility, Fairness, Caring
dan Citizenship. Penerapan character building dalam dunia pendidikan memberikan
nuansa lain dalam pendidikan karena indikator evaluasi tidak hanya berbasis pada nilai
kognitif melainkan juga pada segi afektif dan bahkan juga psikomotorik siswa. Proses
pembelajaran melalui character building pertama kali adalah pengenalan atas good
character di dalam kehidupan bermasyarakat. kemudian, setelah siswa mengenal dan
memahami good character tersebut maka siswa mengkorelasikannya dengan kehidupan
sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah atau lingkungan di luar sekolah. Proses
pembentukan karakter yang secara perlahan tersebut tidak langsung dapat memberikan
stimulus kepada pengasahan soft skill siswa. Sehingga, siswa diharapkan dapat memiliki
kemampuan soft skill yang prima dan berujung pada pembentukan mental individu yang
stabil dalam menghadapi tantangan hidup ke depan.
2. Penerapan atribut soft skill di ruang kelas, misalnya, lebih banyak lagi tugas presentasi,
diskusi kelompok, sampai role play. Dengan tujuan, semakin mengasah kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama. Hal ini penting sebagai aplikasi pendidikan yang bukan
sekadar bagaimana guru mengajar dengan baik (teacher centre learning), tapi bagaimana
siswa bisa belajar dengan baik (student centre learning).
3. Pengembangan diri yang menjadi bagian dari pembelajaran KTSP. Pengembangan diri
ini diadakan untuk menyalurkan bakat dan kemampuan siswa baik di bidang eksakta,
seni, dan olah raga serta organisasi sehingga soft skill dan multiple intelegensi dapat
berkembang.
Dalam mengembangkan soft skill perlu diperhatikan 3 hal penting, yaitu:
17

1. Hard Work (Kerja Keras)


Untuk memaksimalkan suatu kerja tentunya butuh upaya dan kerja keras dari diri sendiri
maupun lingkungan. Hanya dengan kerja keras, orang akan mampu mengubah garis
hidupnya sendiri. Melalui pendidikan yang terencana, terarah, dan didukung pengalaman
belajar, peserta didik akan memiliki daya dan semangat hidup bekerja keras. Etos kerja
keras perlu diperkenalkan sejak dini di sekolah melalui berbagai kegiatan intra ataupun
ekstrakurikuler di sekolah. Peserta didik dengan tantangan ke depan yang lebih berat
tentu harus mempersiapkan diri sedini mungkin melalui pelatihan melakukan kerja
praktik sendiri ataupun kelompok.
2. Kemandirian
Ciri peserta didik mandiri adalah responsif, percaya diri, dan berinisiatif. Responsif
berarti peserta didik tanggap terhadap persoalan diri dan lingungan. Sebagai contoh
bagaimana peserta didik tanggap terhadap krisis global warming dengan kampanye
hijaukan sekolahku dan gerakan bersepeda tanpa motor. Menjaga kepercayaan diri
seseorang peserta didik untuk memaksimalkan potensi dirinya harus sinergis dengan
kerja kerasnya. Ini berarti bahwa kerja keras akan memupuk rasa percaya diri anak.
Kemandirian ditunjukkan juga dari inisiatif anak. Inisiatif kerja sendiri menampilkan
usaha lebih maksimal dibandingkan dengan dorongan orang lain, apalagi dibarengi ide
kreatif dan inovatif.
3. Kerja sama tim
Keberhasilan adalah buah kebersamaan. Keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok
adalah pola klasik yang masih relevan untuk menampilkan karakter ini. Pola pelatihan
outbond yang sekarang marak diselenggarakan merupakan pola peniruan karakter ini
BAB III
PEMBAHASAN
A. Implementasi Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisika
1. Kecerdasan matematis-logis
Salah satu aplikasi pembelajaran yang mengandung kecerdasan matematis-logis
adalah membiarkan siswa untuk menjabarkan sendiri asal muasal suatu persamaan.
2. Kecerdasan ruang visual
Kecerdasan ini tampak pada indikator yang menuntut pencapaian siswa dengan
membuat kreasi baik individu maupun berkelompok dengan didukung menggunakan
kegiatan pembelajaran yang divariasi salah satunya dengan kegiatan menjodohkan,

18

pembuatan kreasi komik/kartun fisika sederhana, ataupun melengkapi pohon


imajinasi.
3. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik ini tampak pada indikator yang mengarahkan siswa untuk
menggerakkan tubuhnya, baik itu dengan evaluasi yang menggunakan permainan
yang menuntut adanya gerak tubuh dan sandiwara sederhana.
4. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal ini tampak pada indikator yang menunjukkan evaluasi yang
fleksibel, dimana siswa diberikan kesempatan untuk mambuat lirik lagu yang sesuai
dengan materi saat pembelajaran sebagai evaluasi kelompok. Dibawah ini salah satu
hasil karya siswa saat memasukkan konsep teropong dalam sebuah lagu.
5. Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik ini muncul dalam beberapa indikator, salah satunya adalah
indikator pembelajaran yang bersifat fleksibel, dimana masing-masing kelompok
diberi kebebasan untuk membuat karya kelompok dalam bentuk puisi, pantun, cerpen,
ataupun cerbung yang berkaitan dengan konsep fisika pada pertemuan tersebut dengan
kegiatan pembelajaran siswa yang menyukai puisi dikumpulkan dengan yang suka
membuat puisi, siswa yang menyukai pantun, dikumpulkan dengan yang menyukai
pantun. Dibawah ini salah satu contoh puisi dan pantun
6. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal ini dimunculkan dalam indikator yang berbentuk
pengembangan kemampuan individu siswa, contohnya pada indikator yang menguji
kemampuan afektif siswa, dimana kemampuan individu siswa tersebut yang menjadi
penilaian utamanya dengan kegiatan pembelajaran berupa pengarahan siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya di kelas dan dengan penilaian berupa penilaian
keaktifan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya.
7. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal siswa merupakan kecerdasan yang menguji sosial siswa,
kecerdasan ini muncul pada indikator yang menguji kemampuan siswa dalam
bekerjasama dengan teman kelompoknya dengan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk saling bekerjasama satu sama lain (kelas dibuat
berkelompok-kelompok) dan dengan penilaian secara berkelompok (apapun yang
dihasilkan dari kelompok itu, maka nilai itu menjadi nilai kelompok yang artinya nilai
itu berlaku untuk satu kelompok).
B. Matrik Jenis dan Karekteristik Mulitiple Intelegensi
N

Jenis Multipel Intelegensi

(karakteristik)
19

o
1

Kecerdasan linguistic
(Intelegensi berbahasa)

Intelegensi logismatematis

Senang membaca buku


Senang berkomunikasi
Pandai merangkai kata-kata
Pandai mengingat dan menghafal.
Mudah mengungkapkan perasaan baik
Humoris

Senang bereksperimen, bertanya, menyusun


atau merangkai teka-teki
Senang dan pandai berhitung dan bermain
angka
Senang mengorganisasi sesuatu, menyusun
scenario
Mampu berpikir logis, baik induktif maupun
deduktif
Senang silogisme
Senang berpikir abstrak dan simbolis
Mengoleksi benda-benda dan mencatat
koleksinya

Intelegensi visual spasial


Senang merancang sketsa, gambar, desain
grafik.
Peka terhadap citra, warna.
Pandai meviisualisasikan ide.
Imajinasinya aktif.
Mudah menemukan jalan dalam ruang.
Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai
sudut.
Senang membuat rumah-rumah dari balok.
Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

Intelegensi Musikal
Pandai mengubah atau menciptakan musik
Gemar mendengar dan atau memainkan alat
musik
Senang dan pandai bernyanyi bersenandung
Pandai mengoperasikan musik serta menjaga
ritme
Mudah menangkap musik
Peka terhadap suara dan musik
Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik
Bergerak sesuai irama

Intelegensi Kinestetik
Tubuh

Senang menari, akting dan sejenisnya


20

Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu


Mudah berekspresi dalam tubuh.
Mampu memainkan mimic
Cenderung menggunakan bahasa tubuh
Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi
Senang dan efektif berpikir sambil jalan
Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk
Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam
waktu lama

Mampu menilai diri sendiri


Mudah mengelola dan menguasai perasaannya
Sering mengamati dan mendengarkan
Bisa bekerja sendiri dengan baik
Mampu mencanangkan tujuan, dan menyusun
cita-cita
Berjiwa independen
Mudah berkomunikasi
Keseimbangan diri
Senang mengekspresikan perasaan-perasaan
yang berbeda
Sadar akan realitas spritual
Mampu berorganisasi
Mampu bersosialisasi
Senang Permainan berkelompok
Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain
Senang berkomunikasi verbal dan non verbal
Peka terhadap teman
Senang terhadap flora dan fauna
Pandai melihat perubahan alam.
Senang kegiatan di alam terbuka

Intelegensi Intrapersonal

Intelegensi Interpersonal

Intelegensi Naturalis

C. Mengembangkan Soft Skill Siswa


Untuk mendiseminasikan soft skill pada para siswa, faktor yang sangat berpengaruh
adalah dimulai dari guru. Maka, Ichard skillan yang juga turut merumuskan pengembangan
soft skill di ITB, mendukung pelaksanaan pelatihan bagi para guru supaya mengerti lebih
jauh tentang soft skill. Menurutnya, guru harus bisa jadi living example. Dari mulai datang
tepat waktu, mengoreksi tugas, dan sebagainya. Bukan apa-apa, kemampuan presentasi dan
menulis siswa masih banyak yang belum bagus. Guru juga harus bisa melatih siswa supaya
asertif, supaya berani membicarakan ide. Fenomena siswa menyontek juga jangan dianggap
21

biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill. Lihat di Indonesia, korupsi begitu
menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa sekolah.
Soft skill yang diberikan kepada para siswa dapat diintegrasikan dengan materi
pembelajaran. Menurut Saillah (2007), materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada
para siswa, tidak lain adalah penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan
komitmen. Untuk mengembangkan soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan
perencanaan yang melibatkan para guru, siswa, alumni, dan dunia kerja, untuk
mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan.
Tentu saja pengidentifikasian tersebut bukan sesuatu yang hitam-putih, tetapi lebih
merupakan kesepakatan. Dengan asumsi semua guru memahami betul isi pembelajaran
yang dibina dan memahami konsep soft skill beserta komponen-komponennya, maka
pengisian akan berlangung objektif dan cermat. Dengan cara itu setiap guru mengetahui
komponen soft skill apa yang harus dikembangkan ketika mengajar.
Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Bagaimana untuk menilai
soft skill siswa? Evaluasi dengan kertas dan pensil dengan jawaban tunggal (konvergen) tidak
cukup. Perlu dilengkapi dengan model soal yang divergen dengan jawaban beragam. Ketika
siswa mengidentifikasi informasi, sangat mungkin hasilnya beragam dan semuanya benar.
Demikian pula ketika siswa menyampaikan pendapat. Komponen kesadaran diri juga lebih
dekat dengan ranah afektif, sehingga evaluasinya tidak dapat hanya dengan tes. Diperlukan
format observasi guna mengetahui apakah siswa memang sudah menghayati yang
direpresentasikan dalam tindakan keseharian. Tes kinerja dan lembar observasi juga
diperlukan untuk mengetahui kinerja siswa dalam mengerjakan tugas/tes maupun perilaku
keseharian. Substansi ujian sebaiknya dikaitkan dengan masalah nyata, sehingga dapat
menjadi bentuk authentic evaluation paling tidak berupa shadow authentic evaluation yang
bersifat pemecahan masalah (problem based).
Cara lain untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan
behavioral interview. Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya
memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.
Langkah-langkah penyusunan pengembangan softskills dapat dilakukan dengan
berbagai cara:
1. Indetifikasi softskills, identifikasi softskills apa saja yang dibutuhkan oleh lulusan jurusan
anda. untuk memperoleh ini, dapat dilakukan dengan meminta masukan dari alunmi
ataupun industri pengguna lulusan.
2. Definisi softskills, setelah softskills yang dibutuhkan diidentifikasi, maka "pilihlah"
softskills yang memang "paling" penting diadopsi dalam kurikulum jurusan anda.
22

3. Program pengembangan, (1) written curriculum, ini dilakukan dengan memasukan


softskills yang telah ditentukan ke dalam rancangan pembelajaran. dengan demikian
penguasaan mahasiswa terhadap softskills tertentu harus dimasukkan dalam aspek
penilaian mata kuliah tersebut. (2) hidden curriculum, ini dilakukan secara informal yaitu
melalui interaksi dosen-mahasiswa. dosen sebagai panutan (role model) dapat juga
dilakukan dengan menciptakan atmosfir akademik di lingkungan jurusan anda. (3) Cocurriculum, manfaatkan kegiatan seperti magang (internship), kerja praktik (KP),
ataupun KKN (kuliah kerja nyata). (4) Extra-curriculum, libatkan unit kegiatan
mahasiswa sebagai wadah untuk melatih softskills mahasiswa tersebut.
4. Evaluasi softskills, tentukan alat ukur yang sesuai untuk menilai softskills yang talah
anda masukan ke dalam kurikulum jurusan anda.

D. Matrik Perbandingan Soft Skill dan Hard Skill


Aspek Pembeda
Defenisi
Orientasi

Hard Skill
Kecerdasan teknis
(keras)
Dari
potensi
IQ
seseorang terkait dengan persyaratan teknis
pekerjaan dan berberapa
lainnya

Soft Skill
Kecerdasan lunak

Dari potensi EQ dan SQ


seseorang yang merupakan
kumpulan karakter kepribadian,

kepekaan

sosial,

komunikasi, bahasa, kebiasa


an pribadi, keramahan, dan
optimisme yang menjadi ciri
hubungan dengan orang lain.

Proses
Pembelajaran

Proses
pemahaman,
hapalan dan pendala
man materi dari modelmodel
pembelajaran
yang
telah
biasa
dilakukan di sekolah

23

konsep
belajar
yang
membantu guru
mengaitkan antara materi
yang diajarkan
dengan
situasi yang relevan dan
dekat dengan siswa dan
mendorong siswa mampu
melakukan sintesa antara
pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.

Penilaian

Dari prestasi raport Dari penilaian psikometrik


yang diperoleh setiap (afektif dan psikomotor)
semester. (kognitif)

Faktor keberhasilan 70 s/d 80 %


20 s/d 30 %
Proses Rekruitmen Lebih mudah diseleksi Melalui
psikotes
kerja
dapat dilihat dari daftar wawancara mendalam
riwayat hidup, pengala
man kerja indeks prestasi dan keterampilan
yang dikuasai

dan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada 10 macam yaitu: Kecerdasan
linguistic ( Linguistik intelligence ), Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich),
Intelegensi Musik ( Musical intelegence ), Intelegensi kinestetik. , Intelegensi VisualSpasial, Intelegensi Interpersonal, Intelegensi Intrapersonal, Intelegensi Naturalis,
Intelagensi Emosional, Intelegensi Spiritual.
2. Integrasi soft skill akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, jujur,
berakhlak mulia, berbudi pekerti dan peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan.
3. Jika soft skill dan hard skill dipadukan dalam pembelajaran maka terciptalah lulusan
yang cerdas, pintar dan beretika.
B. Saran
Pemerintah atau oknum pendidikan hendaknya mengadakan seminar tentang
kecerdasan oleh para pakar sehingga dapat memotivasi baik orangtua maupun guru dalam
memberikan bimbingan kepada anaknya. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan
bahwa sukses di sekolah adalah kunci utama untuk kesuksesan hidup di masa depan. Maka
perlu adanya pembinaan para guru agar bisa mencerdaskan siswa terutama pendidikan yang
ada di lingkungan sekolah.

24

Integrasi soft skill akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, jujur,
berakhlak mulia, berbudi pekerti dan peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan. Jika
soft skill dan hard skill dipadukan dalam pembelajaran maka terciptalah lulusan yang cerdas,
pintar dan beretika.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2012. https://akbarasia.wordpress.com/2012/12/30/menjadi-mahasiswa-unimedyang-berkarakter-cerdas-melalui-integrasi-indiskriminasi-porsi-hard-skill-dan-softskill/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3999628310. Diakses pada 17 November 2015
Holil, Anwar. 2009. http://anwarholil.blogspot.in/2009/01/pengembangan-soft-skilldalam.html. Diakses pada 16 November 2015
Nurudin. 2015. http://www.lawupost.com/2015/07/integrasi-pembelajaran-soft-skilldan.html. Diakses pada 16 November 2015
Saillah, Illah. 2008. Pengembangan Softskill di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ditjen Dikti
Widya.2008.https://widytaurus.wordpress.com/2008/02/13/53/?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9386282613. Diakses pada 16 November 2015

25

Anda mungkin juga menyukai