Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI SOFT SKILLS DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI

A. Pendahuluan
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun
2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang tersebut bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kualitas pendidikan perlu untuk terus
ditingkatkan. Kualitas pendidikan ini terkait dengan kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas
proses dapat dicapai apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik
dapat menghayati serta menjalani proses pembelajaran secara bermakna. Kualitas hasil dapat
dilihat pada unjuk kerja peserta didik yang menunjukan kecakapan hidup dan kompetensi dengan
tingkat penguasaan yang tinggi; yang meliputi pemahaman dan penghayatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan juga nilai-nilai terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dalam kehidupannya dan tuntutan yang ada di masyarakat (dunia kerja).
Para pengguna tenaga kerja kerap mengeluhkan lulusan perguruan tinggi yang
berkualitas setengah hati. Mereka kecewa karena lulusan yang dicetak ternyata kurang tangguh,
tidak jujur, cepat bosan, tidak bisa bekerja teamwork, dan mempunyai kemampuan
berkomunikasi lisan dan menulis laporan yang kurang baik. Hal ini terjadi karena adanya
kecenderungan bahwa yang diberikan di bangku kuliah tidak sepenuhnya serasi dengan
kebutuhan di lapangan kerja. Sebagian besar “menu” yang disajikan sebagian besar berupa
keterampilan keras (hard skill). Padahal, bukti-bukti menunjukkan penentu kesuksesan justru
kebanyakan adalah keahlian yang tergolong lunak (soft skills).
Hasil survei yang dilakukan oleh National Association of College and Employee
(NACE) USA (2002), kepada 457 pemimpin menunjukkan bahwa 20 kualitas penting seorang
juara secara berturut-turut adalah kemampuan komunikasi, kejujuran/integritas, kemampuan
bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi/inisiatif, kemampuan beradaptasi,
daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail,
kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi (IP >=3,00), kreatif,
humoris, dan kemampuan berwirausaha. IP yang kerap dinilai sebagai bukti kehebatan
mahasiswa, dalam indikator orang sukses tersebut ternyata menempati posisi nomor 17. Nomor-
nomor yang menempati peringkat atas seringkali dianggap sebagai persyaratan basa-basi dalam
iklan lowongan kerja. Padahal kualitas seperti itu benar-benar dibutuhkan.
Menurut Patrick S. O'Brien dalam bukunya Making College Count, soft skills dapat
dikategorikan ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics, yaitu, communication
skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, dan ethics. Kemampuan
nonteknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan itu, disebut soft
skills. Ketidakseimbangan pendidikan di ruang kuliah yang lebih bertumpu pada hard skills,
tentu saja perlu segera diatasi, antara lain dengan memberikan bobot lebih kepada
pengembangan soft skills. Implementasi soft skills tersebut dapat dilakukan baik melalui
kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Penerapan atribut soft skills di ruang kelas dapat dilakukan dengan memperbanyak
tugas presentasi, diskusi kelompok, sampai role play. Dengan tujuan, semakin mengasah
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Hal ini penting sebagai aplikasi pendidikan yang
bukan sekadar bagaimana dosen mengajar dengan baik (teacher centered-learning), tapi
bagaimana mahasiswa bisa belajar dengan baik (student centered-learning).
Pentingnya soft skills dalam mencetak lulusan sebenarnya sudah disadari sejak lama
oleh kalangan pendidik. Namun, selama ini hanya "dititipkan" pada kurikulum dan belum
mendapat perhatian khusus. Selain itu, memang ada keterbatasan waktu dalam bobot SKS.
Kesalahan penerjemahan kurikulum, menyebabkan proses kuliah hanya knowledge delivery,
bukannya kompetensi. Dalam proses implementasi soft skills pada para mahasiswa, faktor yang
sangat berpengaruh adalah dimulai dari dosen. Dosen harus bisa jadi living example. Dari mulai
datang tepat waktu, mengoreksi tugas, dan sebagainya. Dosen juga harus bisa melatih mahasiswa
supaya asertif, supaya berani membicarakan ide. Fenomena mahasiswa menyontek juga jangan
dianggap biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skills.
Soft skills sangat penting untuk dimiliki setiap orang, dalam hal ini khususnya
mahasiswa, karena nantinya mereka akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat luas
setelah menamatkan studinya di kampus. Apabila mahasiswa mempunyai soft skills yang baik
maka dia akan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulannya, baik dalam berfikir,
bertindak dan berucap. Suksesnya proses interakasi dan adaptasi dengan lingkungan akan
menunjang kesuksesan dalam karir dan prestasi (Endang Soelistiyowati, 2009).
Sistem pendidikan harus menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan jangka
pendek berupa keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh stakeholders dengan kebutuhan
jangka panjang berupa soft skill. Dalam proses pembelajaran soft skills merupakan bagian dari
hidden curriculum yang harus diimplementasikan dalam setiap kegiatan belajar mengajar
(Herminanto Sofyan, 2006).
Untuk dapat mencetak lulusan yang berkualitas dapat dimulai dari mana saja sesuai
dengan peran masing-masing civitas akademika. Salah satu bagian penting yang perlu
diperhatikan dalam rangka mengasah soft skills mahasiswa adalah melalui implementasi soft
skills dalam proses pembelajaran. Implementasi soft skills dalam proses pembelajaran dapat
ditempuh dengan menggunakan berbagai metode. Melalui cara ini sebenarnya menjadi tugas dan
tanggungjawab dosen untuk menginternalisasikan dan mengimplementasikan soft skills dalam
proses pembelajaran.

B. Soft Skills Mahasiswa


Soft Skills didefinisikan sebagai perilaku personal dan interpersonal yang
mengembangkan dan memaksimalkan kinerja humanis. Soft skills adalah sesuatu yang tak kasat
mata/ imajiner/ abstrak. Tak seperti hard skills yang terukur dan bisa dipelajari, maka soft skills
tidak dipelajari secara langsung baik di sekolah maupun universitas. Pengukurannyapun sulit.
Bagaimana ukuran orang baik itu? Bagaimana cara membaca pikiran orang lain? Bagaimana cara
menyenangkan orang lain? Apa yang harus dilakukan agar atasan simpati kepada kita?
Bagaimana caranya agar kita bisa mengetahui apa yang mereka pikirkan tentang kita? dan hal-
hal lainnya yang sejenis.
Bila ada pertanyaan mengapa melatih soft skills itu sangat penting. Jawabannya adalah
karena manusia itu adalah makhluk yang subyektif. Disadari atau tidak setiap keputusan yang
kita ambil sedikit banyak entah berapa persen pasti dipengaruhi oleh faktor emosional yang ada
dalam diri kita. Manusia bukanlah robot yang hanya mengenal simbol Y untuk Yes dan N untuk
No. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari
faktor subyektivitas, diakui atau tidak.
Selain itu, persaingan dalam dunia kerja juga semakin ketat, dan daya serap lulusan PT
masih rendah dalam dunia kerja yang disebabkan oleh terbatasnya lapangan kerja dan tuntutan
dari pengguna (users) yang semakin lama semakin tinggi, serta soft skills yang dimiliki lulusan
masih rendah. Profil lulusan yang dicari oleh perusahaan biasanya tidak hanya unggul pada
prestasi akademik saja, namun calon karyawan yang dicari perlu memiliki value added.
Oleh karena itu, pola pembinaan dalam pengembangan soft skills mahasiswa di PT
selayaknya dilakukan secara terintegrasi antara kegiatan akademik dan non-akademik.
Jika ada pertanyaan siapa sajakah yang harus memiliki soft skills dalam pembelajaran?
Maka jawaban yang paling tepat adalah semua pihak yang terkait dengan proses pembelajaran
tersebut harus memiliki soft skills, baik pengajar (guru/ dosen), petugas administrasi, dan
terlebih mahasiswa.
Seperti yang telah diungkapkan dalam bagian pendahuluan, soft skills sangatlah
penting bagi mahasiswa agar kelak mereka bisa diterima di pasar kerja. Adapun soft skills yang
harus dimiliki mahasiswa adalah sebagai berikut:
• Komitmen
• Inisiatif
• Kemampuan untuk belajar
• Handal
• Percaya diri
• Kemampuan berkomunikasi
• Antusias
• Berani mengambil keputusan
• Integritas
• Motivasi untuk meraih prestasi/ Gigih
• Berkreasi
• Kerjasama dalam tim
• Berfikir kritis
• Menghargai (pendapat) orang lain
Menurut Patrick S. O’Brien dalam bukunya “Making College Count” atribut soft skills
adalah sebagai berikut:
• Communication skills
• Organization Skills
• Leadership
• Logic
• Effort
• Group Skills
• Ethics
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di setiap PT, telah
terjadi pergeseran tujuan yang harus dilakukan oleh PT. Jika dulu pendidikan di Perguruan
Tinggi berorientasi pada penanaman atau pengajaran hard skills kepada mahasiswa, maka
sekarang Perguruan Tinggi tidak hanya mengajarkan hard skills saja melainkan juga
mengajarkan soft skills dan karakter. Selama ini mungkin sudah dilaksanakan usaha untuk meng-
soft skills kan mahasiswa namun belum tersistem.
Pada dasarnya soft skills seseorang itu bisa dipengaruhi oleh beberapa factor,
diantaranya:
1. Bakat/ talenta;
2. Lingkungan, meliputi kelurga, kampus, dll.
Oleh karena soft skills juga tidak mutlak dipengaruhi oleh faktor bakat tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, maka soft skills bisa diajarkan, dilatih dan dikembangkan
secara optimal. Disinalah PT sebagai lembaga pendidikan formal wajib mengajarkan, melatih,
member contoh serta menularkan soft skills kepada mahasiswa secara terus menerus dan
tersistem (direncanakan, dilaksanakan,dan dievaluasi) sehingga bisa menjadi kebiasaan.
Karena pengajaran soft skills di PT haruslah tersistem, maka harus melalui
serangkaian proses yang harus dilakukan oleh dosen, yaitu: perencanaan (dituangkan dalam
GBPP), pelaksanaan, dan evaluasi.
Disamping itu, implementasi soft skills dalam pembelajaran bisa dilaksanakan melalui
kegiatan ko-kurikuler, intra- dan ekstra kurikuler dalam satu sistem yang terintegrasi dan
diajarkan kepada semua mahasiswa di semua jenjang seperti yang dijelaskan pada gambar
berikut:

C. Perancanaan dan Pelaksanaan Implementasi Soft Skills dalam Intra-Kurikuler dan Ko-
Kurikuler
Berikut adalah tahapan perencanaan implementasi Soft Skills dalam kegiatan intra
dank ko-kurikuler:
1. Mulailah dari GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran);
2. Tentukan Atribut soft skills yang paling dominan untuk mata ajaran tsb, yang perlu dilatihkan;
3. Tentukan metode implementasi soft skills;
4. Tentukan cara dan waktu untuk evaluasi atribut tersebut;
5. Jabarkan pada SAP/RPP;
6. Nyatakan dalam Kontrak Perkuliahan;
7. Bagaimana caranya agar tetap sustain.

CONTOH MATRIKS GBPP (1)


A. IDENTITAS MATA KULIAH:
• Nama Mata Kuliah : Speaking III
• Semester : III
• Kode Mata Kuliah : MKB ….
• Bobot SKS : 2 (dua) sks
• Deskripsi Singkat : …………………………
• Tujuan Mata Ajaran : Pada akhir pembelajaran, mhs akan dapat ……………………..
 Atribut Soft Skills : Percaya diri, kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, menghargai
orang lain pendapat orang lain.
 Mata Kuliah Prasyarat : ………….
B. RENCANA PEMBELAJARAN:

CONTOH MATRIKS GBPP (2)


A. IDENTITAS MATA KULIAH:
o Nama Mata Kuliah : Speaking III
o Semester : III
o Kode Mata Kuliah : MKB ….
o Bobot SKS : 2 (dua) sks
o Deskripsi Singkat : …………………………
o Tujuan Mata Ajaran : Pada akhir pembelajaran, mhs akan
dapat ……………………..
o Mata Kuliah Prasyarat : ………….

B. RENCANA PEMBELAJARAN:
TUJUAN SUB SOFT SKILL
POKOK
No. INSTRUKSIONAL POKOK METODE MEDIA WAKTU REFERENSI
BAHASAN
KHUSUS BAHASAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Percaya diri,
1. komunikasi,
teamwork,
menghargai Presentasi
pendapat
orang lain

CONTOH MATRIKS SAP - 1


(Satuan Acara Perkuliahan)
Nama Mata Ajaran :
Waktu pertemuan : 2 x 50 menit
Dosen :
Pertemuan ke : 4
A. Kompetensi Umum :
Kompetensi Khusus :
Atribut Soft Skills :
B. Pokok Bahasan :
C. Sub Pokok Bahasan :
D. Kegiatan Pembelajaran :
E. Evaluasi :
F. Referensi :
G. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat
Pengajaran
Pendahuluan
Penyajian
Penutup

CATATAN:
• Soft Skills dalam intra-kurikuler: bukan kegiatan Kognitif yang ber sks (diajarkan, dilatihkan,
dicontohkan dan ditularkan);
• Diintegrasikan dalam setiap mata ajaran;
• Secara eksplisit dinyatakan dlm Kompetensi.
Contoh:
Kompetensi: Mahasiswa dapat ………………………
Metode : Mahasiswa bekerja dalam kelompok
Soft Skills : Percaya diri, kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, menghargai orang lain
pendapat orang lain.

D. Evaluasi Implementasi Soft Skills


Setelah soft skills tercantum dalam perencanaan pembelajaran (GBPP dan SAP) dan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas, maka hendaknya terdapat evaluasi agar dapat
diketahui sejauh mana soft skills tersebut dikuasai oleh mahasiswa. Berikut adalah metode
mengevaluasi soft skills:
• Direct Assessment Techniques
– Observasi
– Wawancara
– Dan lain-lain
• Indirect Assessment Techniques
– Accidental Record
Contoh lembar evaluasi Soft Skills:

KEGIATAN ATRIBUT Pernyataan SKOR


4 3 2 1
Presentasi Percaya diri Berani Berani Tidak
Kelompok mengungkapkan
pendapat dan tampil
Komunikas Kalimat mudah Tepat Tidak
i efektif dipahami tepat
Pendapat Tepat Tidak
disampaikan dengan tepat
tepat
Kerjasama Mengerjakan tugas Sesuai Tidak
sesuai tanggung sesuai
jawabnya
Tenggang rasa Ya Tidak
dalam bekerja
Tidak egois dalam Tidak Egois
penggunaan alat dan
bahan
Saling membantu Tanggap Tidak

Berikut adalah gambar yang menunjukkan evaluasi soft skills:

E. Penutup
Pada prinsipnya pengembangan soft skills dapat diselipkan pada semua mata kuliah
secara implisit. Berbagai metode telah banyak ditemukan oleh peneliti pendidikan, tingal
memilih mana yang cocok dan relevan untuk diterapkan pada mata kuliah yang diampu. Dalam
satu mata kuliah dapat diterapkan pengembangan soft skills lebih dari dua atribut sekaligus.
Kesuksesan dosen, mahasiswa, pengusaha, tenaga kerja, dan yang lainnya tidak hanya ditentukan
oleh hard skills saja seperti keterampilan teknik, prestasi belajar, dan potensi akademik umum
tetapi juga soft skills.Yang jelas soft skills diperlukan bukan hanya di dunia kerja dan dunia
pendidikan saja tetapi juga di setiap sendi kehidupan. Sehubungan dengan itu maka mahasiswa
sebaiknya aktif berkegiatan yang positif dengan memanfaatkan ajang kreatifitas yang ada.
Kuncinya pandai mengatur skala prioritas dan time management.

DAFTAR RUJUKAN
Endang Soelistiyowati. 2009. Soft Skills: peranannya dalam kesuksesan seseorang. Makalah disampaikan
dalam pelatihan AMT di UNY.

Herminarto Sofyan. 2006. Arah Kebijakan dan Dinamika Kemahasiswaan. Makalah disampaikan dalam
orientasi pengembangan pendamping kemahasiswaan UNY.

National Association of College and Employee (NACE). 2002. The Survey of National
Association of College and Employee (NACE) USA. Available at:
http://www.naceweb.org/home.aspx

O’ Brian, Patrick S. 1996. Making College Count: A Real World Look at How to Succeed in &
After College. Miami: Making it Count.

Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor
20 Tahun 2003. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai