Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERBEDAAN INDIVIDUAL

Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Monalisa, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Shofia Salma Nim: 211210125


Nisa Nafisah Nim: 211210128
Ilma Aini Nim: 211210133
Fahrezi Maulana Nim: 211210135

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan Individual”
ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan dari dosen. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan


2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini

Terakhir, kami sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna secara
keseluruhan. Maka dari itu, kami sangat terbuka kepada kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 23 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu ................................................................................................. 3


B. Perbedaan Individu ................................................................................................. 3-4
C. Mengidentifikasi Perbedaan Individu .................................................................... 4-7
D. Faktor yang Menyebabkan Perbedaan ................................................................... 8-9

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia telah diciptakan oleh Allah SWT dengan segala keunikan dan
karakteristik atau ciri khasnya tersendiri. Faktor keturunan atau bawaan lahir serta faktor
lingkungan adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap perbedaan individu. Selain itu,
faktor ini juga berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Kemudian, antara individu itu tidak ada yang sama meskipun merupakan manusia yang
dilahirkan kembar. Hal inilah yang dinamakan sebagai perbedaan individu. Perbedaan
individu merupakan perbedaan kemampuan dan karakteristik (kognitif, kepribadian,
keterampilan fisik dan lainnya) antara peserta didik pada jenjang usia tertentu dan dalam
setiap kelompok tertentu. Melalui praktik dan aktivitas pendidikan, kita dapat
mengakomodasi perbedaan individual para peserta didik. Demikian juga halnya dengan
gaya belajar siswa yang berbeda antara satu sama lain. Adapun macam-macam gaya
belajar diantaranya (1) Gaya belajar secara visual yaitu kemampuan belajar dengan
melihat. (2) Gaya belajar auditori yaitu mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam
pendengaran. (3) Gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan melibatkan gaya gerak. Oleh
karena itu, pendidik sebaiknya tidak menyamakan semua peserta didiknya. Untuk
mendapatkan kegiatan pembelajaran yang optimal, seorang pendidik harus mengetahui apa
saja yang dibutuhkan peserta didiknya dan berusaha untuk membantu dalam memenuhi
kebutuhan belajarnya. Pentingnya untuk mengenali gaya belajar peserta didik sehingga
pendidik bisa memvariasikan gaya mengajarnya dan metode pembelajaran apa yang cocok
diterapkan dalam proses pembelajaran.1

1
Maria Magdalena Zagoto, Perbedaan Individu dari Gaya Belajarnya serta Implikasinya dalam
Pembelajaran, Jurnal JRPP, Vol.2 No.2, 2019, hal 259

1
B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dipertanyakan dalam makalah ini diantaranya yaitu:

1. Apa yang dimaksudkan dengan individu?


2. Apa itu perbedaan individual?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi perbedaan individu?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan perbedaan?

C. Tujuan
Adapun tujuan permasalahan yang dipertanyakan dalam makalah ini diantaranya yaitu:
1. Untuk mengetahui apa arti individu
2. Untuk memahami tentang perbedaan individu
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi perbedaan individu
4. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata yunani yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial,
individu menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan
khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan dan oknum. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) online, individu berarti orang seorang: pribadi orang (terpisah dari yang lain). Bisa
juga disebut individual yang berarti mengenai atau berhubungan dengan manusia secara
pribadi, yaitu bersifat perseorangan.2
Berdasarkan beberapa pengertian diatas individu yang berbeda membutuhkan
tempat yang tepat untuk mengembangkan setiap potensi yang berbeda pada dirinya untuk
berkembang menjadi lebih baik. Pembelajaran yang tepat akan sangat dibutuhkan,
sehingga pendidik harus memahami setiap potensi dan kebutuhan potensi para peserta
didiknya. Kajian perbedaan individu dalam pendidikan menjelaskan perbedaan-perbedaan
yang berkaitan dengan perbedaan berfikir, berperasaan dan bertindak diantara peserta didik
dalam satu kelas.3

B. Perbedaan Individu

Perbedaan individu berkaitan dengan psikologi pribadi yang menjelaskan


perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Psikologi
perbedaan individu menguji dan menjelaskan bagaimana setiap orang berbeda dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak. Individu adalah sesuatu kesatuan yang memiliki ciri
khasnya masing-masing dan karena itu tidak ada individu yang sama meskipun kembar.

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online 23 Oktober 2022
3
Cyintia Riswanti, Perbedaan Individu dalam Lingkup Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Dakwah, Vol.2
No.1, 2020, hal. 98

3
Hal ini dapat disebutkan sebagai kepastian, keragaman individu bukan keseragaman.
Seorang pendidik yang baru pertama kali berada di kelas, mungkin baru menyadari bahwa
dari sekian banyaknya peserta didik yang dihadapinya itu ternyata beragam dalam hal
karakteristik fisiknya, kecerdasannya, gaya cara belajarnya, komunikasi, mengerjakan
tugas, cara menyelesaikan masalah, kepribadian, pola kepemimpinan, penyesuaian sosial
dan emosional dan sebagainya. Ada peserta didik yang satu dengan yang lainnya berbeda
kecakapan, jasmani, sosial dan emosionalnya. Ada yang belajarnya lamban, kurang tepat
dan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Di samping itu, ada pula yang kecil dan ada
yang besar badannya, ada yang mampu menjadi pemimpin kelompok dan ada yang
menyendiri, dan masih banyak perbedaan yang lainnya yang merupakan kelebihan atau
kekurangan seseorang.

C. Mengidentifikasi Perbedaan Individu yang Menyebabkan Perbedaan Proses dan


Hasil Belajar
i. Intelegensi

Individu memiliki kecakapan tertentu bukan karena warisan dari keturunannya saja,
akan tetapi karena perkembangan dan pengalamannya. Dengan hal yang demikian,
kecakapan individu dapat berupa kecakapan dasar (potensial ability) maupun kecakapan
nyata(actual ability). Kecakapan potensial menunjukkan kepada aspek kecakapan yang
masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter, yang
mungkin dapat berupa abilitar dasar umum (general inteligence) maupun abilitar dasar
khusus dalam bidang tertentu (bakat, attitudes). Sedangkan kecakapan nyata, menunjukkan
kepada aspek yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena hasil
usaha atau belajar yang bersangkutan dengan cara, bahkan dalam hal-hal tertentu yang
telah dijalaninya (achievement, prestasi).

Inteligensi dan bakat kecakapan potensial itu hanya dapat dideteksi dengan
mengidentifikasikan indikator-indikatornya yang dimanifestasikan dalam kualifikasi
perilaku. Berikut adalah manifestasi dari indikator-indikator perilaku inteligen menurut
Witherington antara lain:

1) Kemudahan dalam menggunakan bilangan


2) Efisiensi dalam berbahasa

4
3) Kecepatan dalam pengamatan
4) Kemudahan dalam mengingat
5) Kemudahan dalam memahami hubungan
6) Imajinasi
ii. Kreativitas
Menurut Munandar, ciri-ciri yang mempengaruhi kreativitas yaitu:
a) Aspek kognitif yaitu faktor kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan dan
memperbanyak bahan berpikir berupa pengalaman dan ketrampilan, antara lainnya
adalah:
1. kemampuan berpikir lancar (fluency)
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau
pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal
yang selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. kemampuan berpikir luwes (flexibility)

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat


melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mampu mengubah
cara pendekatan atau cara pemikiran.

3. kemampuan berpikir orisinal (originality)

mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang
tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi
yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

4. kemampuan memperinci (elaboration)


mampu memperkarya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
menamahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi
sehingga menjadi lebih menarik.
5. kemampuan menilai (evaluation)
menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu
mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan
gagasan, akan tetapi juga melaksanakannya.

5
b) Aspek non kognitif, yaitu yang terdiri dari sikap, motivasi, nilai dan ciri kepribadian
yang lain yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kepribadian terdiri dari
rasa ingin tau, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani dalam mengambil
resiko dan asertif.4
iii. Emosi

Kecakapan emosional sebenarnya merupakan cara baru untuk membesarkan anak


didik. Mempelajari perkembangan kepribadian anak, IQ merupakan salah satu alat yang
banyak digunakan untuk mengetahuinya. Namun dengan hal yang demikian, sekarang
muncul alat lain yang dikenal sebagai EQ (Emotional Quotions) yang dianggap baik untuk
mengukur kecakapan emosional anak didik. Menurut Lawrence, ia menyatakan bahwa
kecakapan emosional anak didik dapat dilihat pada keuletan, optimisme, motivasi diri, dan
antusiasme. Kecakapan emosional seseorang merupakan karakteristik pribadi atau karakter
orang yang bersangkutan. Oleh sebab itu, kecakapan emosional atau kecerdasan emosional
(EQ) pengukurannya tidak didasarkan pada kepintaran (IQ) seseorang anak, akan tetapi
melalui apa yang disebutkan dengan karakteristik pribadi atau karakter.

Kecakapan emosional (EQ) bukanlah lawan dari kecakapan IQ atau kecakapan


kognisi, namun keduanya saling berinteraksi secara dinamis baik dalam aturan konseptual
maupun di dalam dunia nyata. Ideal memang bila seseorang dapat menguasai ketrampilan
kognisi (IQ) sekaligus kecakapan sosial dan emosional.

Secara rinci lima wilayah kecerdasan dijelaskan sebagai berikut:

1. Meliputi kemampuan mengenali emosi diri


2. Kemampuan mengelola emosi
3. Kemampuan memotivasi diri sendiri
4. Kemampuan mengenali emosi orang lain
5. Kemampuan membina hubungan

4
Agustin Tri Andini, Perbedaan Kreativitas Figural Anak Ditinjau dari Jenis Kelamin, Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga, 2015, hal. 10-11

6
iv. Gaya Belajar

Setiap orang mempunyai cara atau metode belajarnya masing-masing.

Siswa dengan tipe visual lebih banyak menyerap atau menangkap informasi lewat
indera penglihatan atau mata, hal yang bisa diperbuat dalam memaksimalkan potensi
belajarnya adalah:

a. Posisikan tempat duduk di bangku paling depan, agar mereka dapat langsung melihat
yang dituliskan, digambarkan atau diterangkan pendidik di papan tulis.
b. Perbanyak diagram, peta konsep, flow-chart dalam menjelaskan bahan materi.
c. Putarkan film. Ajak peserta didik untuk mencatat poin-poin penting.
d. Ilustrasi dan sketsa atau gambar dalam pembelajaran.

Siswa dengan tipe auditori lebih banyak menyerap atau menangkap informasi lewat
indera pendengaran, hal yang bisa dilakukan dalam memaksimalkan potensi belajarnya:

a. Maksimalkan penggunaan audio (musik, radio, dan lainnya)


b. Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras.
c. Sering buat atau lemparkan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana
d. Gunakan rekaman.
e. Bimbing mereka dalam menjelaskan dan mendeskripsikan dengan kata-kata.
f. Biarkan mereka mencatat hal yang mereka pahami tentang suatu mata pelajaran.
g. Belajar dalam kelompok.

Siswa dengan tipe kinestik, lebih banyak memperoleh atau menangkap informasi
melalui gerakan fisik, hal yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan potensi belajarnya:

a. Belajar melalui praktek lapangan (field trip)


b. Melakukan pertunjukan.
c. Membuat figuran, model atau contoh-contoh.
d. Kegiatan praktikum di laboratorium.
e. Perbanyak simulasi serta role playing.5

5
Maria Magdalena Zagoto, Perbedaan Individu dari Gaya Belajarnya serta Implikasinya dalam
Pembelajaran, Jurnal JRPP, Vol.2 No.2, 2019, hal 265

7
D. Faktor yang Menyebabkan Perbedaan
1. Lingkungan
Menurut Siti Meichati, lingkungan sekitar ialah lapangan-lapangan pendidikan yang
terdiri atas tiga macam: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga macam
lingkungan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
(i) Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah inti masyarakat. Disinilah anak didik mulai mengenali
kehidupan dan pendidikannya. Keadaan anak didik sebelum lahir telah ditentukan
oleh faktor-faktor keturunannya atau warisan yang didukung oleh keluarganya
mengenai kejasmanian dan kerohaniannya. Kemudian dengan kelahirannya
dimulailah pengaruh-pengaruh luar yang menghambat atau menyuburkan benih-
benih yang ada. Banyaklah dasar-dasar kelakuannya tertanam sejak dalam
keluarga, sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaan.
(ii) Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah membantu orang tua dalam mendidik anak untuk mengerjakan
kebiasaan-kebiasaan baik dan menanam budi pekerti yang baik, melatih mereka
memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung dan lainnya.
Sekolah juga mengajar anak-anak didik menghargai keindahan, membedakan yang
benar dan yang buruk.

(iii) Lingkungan Masyarakat

Anak-anak didik belajar bahwa di luar lingkungan keluarga, terdapat orang


yang mempunyai hak milik orang sekelilingnya dan bersifat sabar terhadap anak-
anak yang lain di masyarakat itu. Mereka belajar bahwa mereka turut berkewajiban
terhadap orang lain yaitu dengan saling tolong-menolong, pinjam-meminjami alat-
alat pekerjaan dan barang-barang lainnya.

2. Pendidikan
Semua anak mempunyai kemauan yang sama, namun karena taraf kemampuan
bakat IQ berbeda-beda, maka dalam pendidikan pun ada perbedaan. Dalam hal ini,
ahli-ahli pendidikan dan ilmu jiwa telah memperhatikan adanya perbedaan kecakapan
belajar secara teliti dan mengusahakan penyesuaian isi pengajaran dengan tingkat

8
kemampuan yang berbeda-beda. Maksudnya adalah agar anak didik dengan keadaan
kemampuannya dapat mengambil sebanyak mungkin keuntungan-keuntungan
pendidikan serta mengembangkan kemampuannya sejauh mungkin dalam batas
kemampuannya. Kecakapan belajar yang disebutkan dengan kecerdasan ialah sebagai
suatu kecakapan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya.
3. Makanan

Makanan adalah salah satu keperluan pokok yang sangat penting bagi manusia. Hal
ini demikian karena banyak makanan tersebut ada yang berguna bagi pertumbuhan dan
perkembangan individu dalam artian mempunyai gizi dan ada pula yang tidak berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.

Gizi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai memberi makan untuk tumbuh dengan
baik yang artinya menyediakan cukup segala keperluan bagi pertumbuhan, pemeliharaan
dan perbaikan. Oleh sebab itu, makanan sangat mempengaruhi dan menyebabkan
perbedaan individu dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

4. Usia

Dengan usia seseorang meningkat, maka seseorang itu akan matang dalam
pengalaman-pengalamannya yang diberikan oleh pengaruh sekitarnya baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan, keduanya akan menimbulkan suatu
perkembangan di dalam sikap dan kelakuannya.

Anak-anak di usia lima tahun, lima belas tahun dan orang dewasa yang berusia tiga
puluh lima tahun, ketiga-tiganya berbeda. Perbedaannya bukan karena asal-usul atau
lingkungan, akan tetapi karena tingkat perkembangan dan kematangan jiwanya yang
dinilai dari segi usia tahunnya. Hal ini sudah dijelaskan di dalam usia-usia perkembangan
yang ternyata merupakan masalah dalam pendidikan yang menginginkan pelayanan yang
tepat bagi tiap anak didik sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan jasmani, jiwa,
emosi, pendidikan dan sosialnya.6

6
Riduan Saberan, Perbedaan Individual Salah Satu Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Belajar
Mengajar, Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.11 No.2, 2016, hal. 61-63

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan tentang perbbedaan individual, dapat disimpulkan
bahwa setiap manusia telah diciptakan oleh Allah SWT dengan segala keunikan dan
karakteristik atau ciri khasnya tersendiri. Faktor keturunan atau bawaan lahir serta faktor
lingkungan adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap perbedaan individu. Selain itu,
faktor ini juga berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Kemudian, antara individu itu tidak ada yang sama meskipun merupakan manusia yang
dilahirkan kembar. Hal inilah yang dinamakan sebagai perbedaan individu.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap saran dan kritik yang positif dan
membangun agar kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam mengerjakan
penyusunan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustin Tri Andini, Perbedaan Kreativitas Figural Anak Ditinjau dari Jenis Kelamin,
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2015
Cyintia Riswanti, Perbedaan Individu dalam Lingkup Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan
Dakwah, Vol.2 No.1, 2020
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online 23 Oktober 2022
Maria Magdalena Zagoto, Perbedaan Individu dari Gaya Belajarnya serta Implikasinya
dalam Pembelajaran, Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), Vol.2
No.2, 2019
Riduan Saberan, Perbedaan Individual Salah Satu Faktor yang Perlu Diperhatikan
dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.11 No.2, 2016

11

Anda mungkin juga menyukai