Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN INDIVIDU YANG
MENYEBABKAN PERBEDAAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN
KARAKTERISTIK BELAJAR INDIVIDU (PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT
DAN PSIKOLOGIS)

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. EPRI YANDI SEMBIRING (320331016)


2. FEBY ROHANI MANALU (3203131060)
3. DWI RANTI SIAGIAN (3201131021)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah dengan baik dan
tepat waktu. Materi pada makalah ini adalah pembahasan dari materi Mata Kuliah Psikologi
Kependidikan.

Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas pada Mata Kuliah Psikologi
Kependidikan, Materi yang bertujuan untuk memperluas wawasan kami tentang di dalam
kepengawasan.

Pada kesempatan ini Tim Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah mempercayakan kami untuk membuat makalah ini dan juga
menyediakan referensi rujukan untuk kami, dan semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat mempermudah kita untuk memahami yang efektif dan
relevan di masa sekarang untuk mewujudkan masa depan pendidikan Indonesia yang lebih
baik Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai
tambahan bagi kami selaku penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Medan 07 Maret 2021

Kelonpok 4

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................................1

Bab II PEMBAHASAN............................................................................................................3

1.1 Pengertian individu.........................................................................................................3

1.2 Pengertian Karakteristik..................................................................................................3

1.3 Perbedaan Individu..........................................................................................................4

1.4 Jenis-jenis Perbedaan Individual.....................................................................................7

1.5 Pengaruh Faktor Perbedaan Individu ...........................................................................8

1.6 Teori Pembelajaran Dan Perbedaan Gaya Belajar.........................................................9

Bab III PENUTUP...................................................................................................................12

1. Kesimpulan..........................................................................................................................12

2. Saran....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


individu selalu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainya. Sifat tersebut
menjadi ciri khas bagi seseorang. Dengan sifat tersebut maka kita dapat mengetahui
bagaimana sifat seseorang tersebut. Sama halnya dengan manusia organisasi juga mempunyai
sifat-sifat tertentu. Dan melalui sifat-sifat tersebut kita juga dapat mengetahui bagaimana
karakter dari organisasi tersebut. Sifat tersebut kita kenal dengan budaya organisasi atau
organization culture. Sebagaimana budaya-buda ya yang dimiliki oleh setiap suku bangsa
yang memiliki sistem nilai dan norma dalam mengatur masing-masing anggotanya dari suku
bangsa tersebut maupun orang yang berasal dari suku lain, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa suatu organisasi juga memiliki budaya yang mengatur bagaimana anggota-anggotanya
untuk bertindak. Budaya memberikan identitas bagi para anggota organisasi dan
membangkitkan komitmen terhadap keyakinan dan nilai yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Meskipun ide-ide ini telah menjadi bagian budaya itu sendiri yang bisa datang di manapun
organisasi itu berada. Dalam suatu organisasi budaya berfungsi untuk menghubungkan para
anggota sehingga mereka tahu bagaimana berinteraksi satu sama lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan individu?
2. Apa perbedaan individual dalam kecakupan bahasa?
3. Apa perbedaan intelegensi,bakat dan minat?
4. Apa saja perbedaan gaya belajar dan gaya berpikir?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu memahami macam-macam gaya belajar dan gaya berpikir.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan intelegensi,bakat dan minat belahar siswa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian karakteristij,perbedaan
individu,kognitif,dan perbedaan dalam kecakapan motorik.
4. Mahasiswa mampu memberikan jenis-jenis bakat,ciri-ciri minat seoramg siswa.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa sebagai calon pendidik mampu memahami berbagai permasalahan yang
terjadi di Indonesia
2. Mahasiswa mampu menerapkan dan turut andil dalam upaya penanggulangan
berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia
Bab II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Individu

pengertian individu ini merupakan sebuah unit terkecil pembentuk suatu masyarakat
yang tidak bisa/dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam hal ini,
individu itu adalah manusia perseorangan yang memiliki kepribadian serta juga tingkah laku
spesifik dan juga mempunyai peranan di lingkungan sosialnya.

Secara etimologis, kata “individu” ini diadaptasi dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa
Yunani “individium”, yang mana artinya “tidak terbagi”. Istilah tersebut merujuk pada suatu
kesatuan yang paling kecil serta terbatas. Sehingga dalam hal ini, individu itu merupakan
suatu kesatuan yang terbatas, yakni sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan.

Ciri-Ciri Individu Secara Umum

Pada dasarnya tiap-tiap individu itu mempunyai ciri-ciri yang unik serta berbeda satu dengan
lainnya. Mengacu pada pengertian individu, dibawah ini merupakan ciri-ciri individu
diantaranya sebagai berikut:

1. Individu ini mempunyai raga atau jasmani yang khas yang membedakan antara satu
dengan yang lainnya, walaupun memiliki ciri umum nya itu yang sama sebagai
manusia.
2. Individu ini mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, serta juga hasrat, sehingga
bisa/dapat menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar serta
dalam dirinya.
3. Individu ini mempunyai kepribadian dan bakat yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
4. Individu ini mempunyai tingkah laku yang khas dan berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
5. Individu ini mempunyai naluri; naluri untuk bertahan hidup, naluri untuk dapat
mempertahankan keturunan, serta juga naluri untuk mencari kepuasan.
6. Individu ini mempunyai karakteristik yang sama dengan individu lainnya yang berada
di dalam kelompok yang sama.

1.2 Pengertian Karakteristik

Pengertian Karakteristik IndividuKarakteristik individu adalah perbedaan individu


dengan individu lainnya. Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya
manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka
kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksistensinya.1Karakteristik
individu adalah ciri khas atau sifat khusus yang dimiliki karyawan yang dapat
menjadikan dirinya memiliki kemampuan yang berbeda dengan karyawan yang lainnya
untuk mempertahankan dan memperbaiki kinerjanya.2Menurut Ardana dkk, bahwa
karakteristik individu adalah minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi
pekerjaan, kebutuhan individual, kemampuan atau kompetensi, pengetahuan tentang
pekerjaan dan emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai.3Menurut Gibson,
James L yang dialih bahasakan oleh Nunuk Ardianibahwa yang dimaksud dengan
karakteristik individu adalah kemampuan dan kecakapan, latar belakangdan
demografi.4Klasifikasi dari demografi adalah jenis kelamin dan ras. Ini semua adalah
karakteristik yang memiliki individu dan karakteristik ini akan memasuki suatu
lingkungan baru, yakni organisasi.

1.3 Perbedaan Individu

Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni horizontal dan vertical.
Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat
kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan
individu dalam aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan
sebagainya.

Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan atau bawaan
lahir, dan faktor pengaruh lingkungan, dimana kedua faktor ini memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa/peserta didik. Ada kemungkinan salah satu
faktor ada yang lebih dominan, namun tetap saja kedua faktor tersebut masing-masing
berpengaruh, dan pada bagiannya ternyata tidak ada dua individu yang sama.

1.4 Jenis-jenis Perbedaan Individual

Ada beberapa aspek yang menjadi pembeda antara individu yang satu dengan yang
lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Perbedaan Intelegensi
Penelitian-penelitian tentang konsepsi perbedaan individual yang banyak
dilakukan diantaranya adalah perbedaan inteligensi, dan bagaimana perbedaan dalam
inteligensi tersebut berpengaruh pada perbedaan prestasi. Perbedaan inteligensi ini
terutama berkaitan dengan perolehan belajar.
Menurut Ackerman (dalam Berliner & calfee, ) proses perolehan belajar ini
tersusun dari tiga fase yang masing-masing membutuhkan kemampuan intelektual
yang berbeda-beda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonomi. Salah satu ciri
kematangan intelektual siswa adalah kemampuannya mentoleransi ketidakpastian,
menahan persetujuan, kemampuan untuk menghadapi kontradiksi, serta mengakui
manfaat atas konsep dan pendapat yang berlawanan tanpa skeptisme dan rivalitas.
Orang yang sudah matang intelektualnya tidak akan mengembangkan sikap
antagonistic ketika terjadi perbedaan pendapat.

2. Perbedaan Bakat
Bakat (aptitude), mempengaruhi perkembangan individu. Untuk mengetahui
bakat itu perlu diadakan tes bakat (aptitude test) pada waktu mereka mulai bersekolah.
Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar, sikap, minat, dan lain-lain

3. Perbedaan psikologis
Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat, motivasi,
dan kepribadian. Ketiga faktor psikologis ini berkolerasi positif dengan hasil belajar
yang dicapai. Dalam kondisi minat yang besar terhadap pelajaran, motivasi yang
tinggi untuk belajar, dan kemampuan memori yang maksimal, maka hasil belajar yang
dicapai juga akan maksimal.
Perbedaan psikologis ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengelolaan
kelas, terutama dalam penempatan anak di tempat duduk dan pengelompokan. Anak
yang memiliki minat dan motivasi yang rendah sebaiknya dimasukan kedalam
kelompok anak yang memilikimotivasi yang tinggi agar anak yang kurang termotivasi
itu menjadi lebih termotivasi.

1.5 Pengaruh Faktor Perbedaan Individu

Perbedaan-perbedaan ini di pengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktornya yaitu


sebagai berikut :

a. Pengaruh Faktor Keturunan (Heriditer)


Menurut para ahli Biologi bahwa terjadinya individu adalah akibat bertemunya sel
jantan dan betina. Pada setiap spesies (jenis makhluk) jumlah dan bentuk
chromosomenya selalu sama dan bila speciesnya berbeda, akan berbeda pula jumlah
dan bentuk chromosomenya. Gen yang berasal dari sel jantan saling berpasangan
dengan gen yang berasal dari gen betina dengan cara yang berbeda beda. Cara yang
berbeda beda inilah yang menyebabkan perbedaan sifat individu. Dan perbedaan sifat
individu inilah yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan individu berdasarkan
faktor keturunan.

b. Pengaruh Faktor Lingkungan (Melieu)


Lingkungan dalam arti luas, meliputi lingkungan statis dan lingkungan yang
bergerak/dinamis. Keadaan tempat dan alam lebih banyak bersifat statis sedangkan
lingkungan sosial bersifat dinamis. Lingkungan statis membawa pengaruh pada
individu yang berbeda di lingkungan tersebut. Demikian pula lingkungan dinamis
(pengaruh lingkungan sosial/manusia) juga berpengaruh terhadap orang-orang yang
tinggal di lingkungan tersebut. Hal-hal semacam itu akan membuat perbedaan sifat di
antara keturunan

c. Pengaruh Faktor Campuran


Dari uraian di atas, baik uraian pertama (mengenai pengaruh faktor keturunan)
maupun uraian kedua (pengaruh faktor lingkungan), ternyata bahwa baik keturunan
maupun faktor lingkungan berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan.

1.6 Teori pembelajaran dan perbedaan gaya belajar

A. Perspektif dan teori pembelajaran


Mengkaji tentang teori-teori pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru untuk
mempertimbangkan berbagai teori belajar untuk keperluan mengajar,
mengidentifikasi prinsip-prinsip pembelajaran, dan memahami bagaimana perbedaan
individu memengaruhi proses belajar. Ada berbagai teori tentang bagaimana siswa
belajar. Berikut ini adalah beberapa teori-teori pembelajaran:
 Teori simulasi sensorik
Secara tradisional simulasi sensorik dibangun atas premis dasar bahwa
pembelajaran yang efektif terjadi ketika indera distrimulasi. Laird mengutip
penelitian yang menemukan bahwa sebagian besar pengetahuan yang dimiliki
oleh orang dewasa (75%) adalah belajar melalui melihat. Mendengar adalah
sentuhan berikutnya yang efektif (sekitar 13%) , indera yang lain, seperti
penciuman dan rasa memberi konstribusi sebesar 12% dari apa yang kita tahu.
Dengan merangsang indera, terutama dalam arti visual, belajar dapat
ditingkatkan.Teori ini mengatakan bahwa jika multi-indera yang distimulasi,
akan Diperoleh hasil belajar yang besar lagi. Sitimulasi atas indera dicapai
melalui berbagai warna yang lebih besar, tingkat volume, pernyataan yang
kuat, fakta yang disajiakan secara visual, serta penggunaan berbagai teknik
dan media.

1. Teori penguatan

Teori ini dikembangkan oleh psikologi aliran behavioris, terutama oleh B.F. Skinner
awal abad ke-20. Skinner percaya bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensinya. Siswa
akan mengulangi perilaku yang diinginkan jika penguatan positif (konsekuensi yang
menyenangkan) menyertai perilaku. Penguatan positif atau “imbalan” dapat mencakup
penguatan verbal seperti “bagus” , “bagus sekali”, “sukses”, “sukses selalu”. Penguatan
positif ini juga dapat berupa penghargaan lebih nyata, seperti sertifikat diakhir kursus, piagam
sebagai bukti peringkat, perayaan khusus, dan sebagainya. Penguatan negatif juga dapat
memperkuat perilaku dan mengacu pada penghentian atau menghindari kondisi negatif
sebagai konsekuensi dari perilaku tersebut.

2. Teori fasilitasi

Teori fasilitasi mengharuskan guru menjadi fasilitator belajar yang sesungguhnya.


Guru fasilitatif bercirikan sebagai berikut:

a. Terbuka terhadap kritik, saran dan konstruksi berpikir dari guru-guru lain,
b. Lebih mampu mendengarkan peserta didik, terutama terhadap perasaan Mereka.
c. Cenderung banyak memberikan perhatian dan berinteraksi dengan siswa Selama
proses pembelajaran
d. Cenderung menerima umpan balik, baik positif maupun negatif, dan
menggunakannya sebagai wawasan konstruktif dalam diri dan perilakusiswa.
e. Mendorong siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
3. Teori pengalaman belajar

Hasil penelitian Kolb membuktikan siswa belajar dalam empat cara dengan
kemungkinan mengembangkan satu cara belajar lebih intensif dibandingkan dengan cara lain.
Seperti ditunjukkan dalam “siklus pengalaman belajar” model .Diatas, pembelajaran adalah:

a. Melalui pengalaman konkret


b. Melalui observasi dan refleksi
c. Melalui konseptualisasi abstrak
d. Melalui percobaan aktif

B. Teori perbedaan gaya belajar


Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, kalau pun ada kesamaan, dan memang
banyak yang sama cara belajarnya, terjadinya hanyalah kebetulan, gagasan bahwa
orang belajar dengan cara yang berbeda telah dieksplorasi melalui penelitian
pendidikan selama beberapa dekake terakhir.
Kolb, salah seorang ilmuwan dan peneliti yang paling berpengaruh dalam
penelitian mengenai gaya belajar, Menemukan bukti bahwa siswa umumnya mulai
dengan gayayang mereka sukai dalam siklus pengalaman belajar. Hasil penelitian
Kolb dikembangkan oleh Honey dan Mumford, dimana mereka berhasil
mengidentifikasi empat gaya belajar, Seperti berikut ini:
 Gaya aktivis, belajar dengan menikmati pengalaman itu sendiri
 Gaya reflector, belajar dengan cara menghabiskan banyak waktu dan usaha
Untuk merefleksi laksana cermin bayang.
 Gaya teoritisian, belajar dengan cara membuat koneksi atau merumuskan
gagasan abstrak dari pengalaman
 Gaya pragmatis, belajar dengan menikmati kegiatan belajar yang hasilnya
Langsung dapat dimanfaatkan.
Bab III
PENUTUP

KESIMPULAN

Perbedaan individual (individualized differences) merupakan pengajaran yang


memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak.
Pembelajaran individual (individualized instruction) bukanlah pengajaran harus
berdasar atas jalannya satu orang guru dengan satu orang murid, akan tetapi
pengajaran dengan guru memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap anak
sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual itu. Individualized instruction merupakan
usaha melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid. Aspek-
aspek perbedaan individual meliputi perbedaan fisik-motorik, perbedaan
intelegensi, perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan psikologis.Terdapat tiga
jenis program yang terbanyak dilaksanakan, yaitu; bagi anak lambat, program yang
dapat dikembangkan adalah program Remidial(perbaikan). Bagi anak sedang, program
yang dapat dikembangkan, yaitu Enrichment(Pengayaan). Bagi anak cepat, program yang
dikembangkan yaitu acceleration (percepatan). Pengelompokan anak atas prestasi
belajarnya (achievement grouping). Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar
bebas (Independent Study). Mengembangkan program individual.

Saran
Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami
berbagai macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat
merumuskannya serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon
Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan. Tetap semangat 

Anda mungkin juga menyukai