PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN INDIVIDU YANG
MENYEBABKAN PERBEDAAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN
KARAKTERISTIK BELAJAR INDIVIDU (PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT
DAN PSIKOLOGIS)
Disusun Oleh:
Kelompok 4
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah dengan baik dan
tepat waktu. Materi pada makalah ini adalah pembahasan dari materi Mata Kuliah Psikologi
Kependidikan.
Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas pada Mata Kuliah Psikologi
Kependidikan, Materi yang bertujuan untuk memperluas wawasan kami tentang di dalam
kepengawasan.
Pada kesempatan ini Tim Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah mempercayakan kami untuk membuat makalah ini dan juga
menyediakan referensi rujukan untuk kami, dan semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat mempermudah kita untuk memahami yang efektif dan
relevan di masa sekarang untuk mewujudkan masa depan pendidikan Indonesia yang lebih
baik Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai
tambahan bagi kami selaku penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kelonpok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Bab II PEMBAHASAN............................................................................................................3
1. Kesimpulan..........................................................................................................................12
2. Saran....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
pengertian individu ini merupakan sebuah unit terkecil pembentuk suatu masyarakat
yang tidak bisa/dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam hal ini,
individu itu adalah manusia perseorangan yang memiliki kepribadian serta juga tingkah laku
spesifik dan juga mempunyai peranan di lingkungan sosialnya.
Secara etimologis, kata “individu” ini diadaptasi dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa
Yunani “individium”, yang mana artinya “tidak terbagi”. Istilah tersebut merujuk pada suatu
kesatuan yang paling kecil serta terbatas. Sehingga dalam hal ini, individu itu merupakan
suatu kesatuan yang terbatas, yakni sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan.
Pada dasarnya tiap-tiap individu itu mempunyai ciri-ciri yang unik serta berbeda satu dengan
lainnya. Mengacu pada pengertian individu, dibawah ini merupakan ciri-ciri individu
diantaranya sebagai berikut:
1. Individu ini mempunyai raga atau jasmani yang khas yang membedakan antara satu
dengan yang lainnya, walaupun memiliki ciri umum nya itu yang sama sebagai
manusia.
2. Individu ini mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, serta juga hasrat, sehingga
bisa/dapat menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar serta
dalam dirinya.
3. Individu ini mempunyai kepribadian dan bakat yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
4. Individu ini mempunyai tingkah laku yang khas dan berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
5. Individu ini mempunyai naluri; naluri untuk bertahan hidup, naluri untuk dapat
mempertahankan keturunan, serta juga naluri untuk mencari kepuasan.
6. Individu ini mempunyai karakteristik yang sama dengan individu lainnya yang berada
di dalam kelompok yang sama.
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni horizontal dan vertical.
Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat
kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan
individu dalam aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan
sebagainya.
Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan atau bawaan
lahir, dan faktor pengaruh lingkungan, dimana kedua faktor ini memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa/peserta didik. Ada kemungkinan salah satu
faktor ada yang lebih dominan, namun tetap saja kedua faktor tersebut masing-masing
berpengaruh, dan pada bagiannya ternyata tidak ada dua individu yang sama.
Ada beberapa aspek yang menjadi pembeda antara individu yang satu dengan yang
lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Perbedaan Intelegensi
Penelitian-penelitian tentang konsepsi perbedaan individual yang banyak
dilakukan diantaranya adalah perbedaan inteligensi, dan bagaimana perbedaan dalam
inteligensi tersebut berpengaruh pada perbedaan prestasi. Perbedaan inteligensi ini
terutama berkaitan dengan perolehan belajar.
Menurut Ackerman (dalam Berliner & calfee, ) proses perolehan belajar ini
tersusun dari tiga fase yang masing-masing membutuhkan kemampuan intelektual
yang berbeda-beda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonomi. Salah satu ciri
kematangan intelektual siswa adalah kemampuannya mentoleransi ketidakpastian,
menahan persetujuan, kemampuan untuk menghadapi kontradiksi, serta mengakui
manfaat atas konsep dan pendapat yang berlawanan tanpa skeptisme dan rivalitas.
Orang yang sudah matang intelektualnya tidak akan mengembangkan sikap
antagonistic ketika terjadi perbedaan pendapat.
2. Perbedaan Bakat
Bakat (aptitude), mempengaruhi perkembangan individu. Untuk mengetahui
bakat itu perlu diadakan tes bakat (aptitude test) pada waktu mereka mulai bersekolah.
Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar, sikap, minat, dan lain-lain
3. Perbedaan psikologis
Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat, motivasi,
dan kepribadian. Ketiga faktor psikologis ini berkolerasi positif dengan hasil belajar
yang dicapai. Dalam kondisi minat yang besar terhadap pelajaran, motivasi yang
tinggi untuk belajar, dan kemampuan memori yang maksimal, maka hasil belajar yang
dicapai juga akan maksimal.
Perbedaan psikologis ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengelolaan
kelas, terutama dalam penempatan anak di tempat duduk dan pengelompokan. Anak
yang memiliki minat dan motivasi yang rendah sebaiknya dimasukan kedalam
kelompok anak yang memilikimotivasi yang tinggi agar anak yang kurang termotivasi
itu menjadi lebih termotivasi.
1. Teori penguatan
Teori ini dikembangkan oleh psikologi aliran behavioris, terutama oleh B.F. Skinner
awal abad ke-20. Skinner percaya bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensinya. Siswa
akan mengulangi perilaku yang diinginkan jika penguatan positif (konsekuensi yang
menyenangkan) menyertai perilaku. Penguatan positif atau “imbalan” dapat mencakup
penguatan verbal seperti “bagus” , “bagus sekali”, “sukses”, “sukses selalu”. Penguatan
positif ini juga dapat berupa penghargaan lebih nyata, seperti sertifikat diakhir kursus, piagam
sebagai bukti peringkat, perayaan khusus, dan sebagainya. Penguatan negatif juga dapat
memperkuat perilaku dan mengacu pada penghentian atau menghindari kondisi negatif
sebagai konsekuensi dari perilaku tersebut.
2. Teori fasilitasi
a. Terbuka terhadap kritik, saran dan konstruksi berpikir dari guru-guru lain,
b. Lebih mampu mendengarkan peserta didik, terutama terhadap perasaan Mereka.
c. Cenderung banyak memberikan perhatian dan berinteraksi dengan siswa Selama
proses pembelajaran
d. Cenderung menerima umpan balik, baik positif maupun negatif, dan
menggunakannya sebagai wawasan konstruktif dalam diri dan perilakusiswa.
e. Mendorong siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
3. Teori pengalaman belajar
Hasil penelitian Kolb membuktikan siswa belajar dalam empat cara dengan
kemungkinan mengembangkan satu cara belajar lebih intensif dibandingkan dengan cara lain.
Seperti ditunjukkan dalam “siklus pengalaman belajar” model .Diatas, pembelajaran adalah:
KESIMPULAN
Saran
Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami
berbagai macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat
merumuskannya serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon
Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan. Tetap semangat