Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM


PEMBELAJARAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PsikologiPendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Karwanti, M.Pd

1. Nida Luthfi Fadhilah : 1911030357


2. Sarah Salsabilla : 1911030399
3. Zainur Ihsan Tri S P : 1911030442

Kelas : F

Program Studi : Manajemen Pendidikan islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2020M/1442H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrahim

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik dan
Perbedaan Individual dalam Pendidikan”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami
dengan lebih baik lagi untuk masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 30 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Pengertian Individu, ........................................................................................... 3


B. Karakteristik Individu dalam Pembelajaran, ........................................................ 4
C. Perbedaan Individu dalam Pembelajaran, ............................................................ 4
D. Sumber Perbedaan Individu dalam Pembelajaran................................................. 5

E. Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam Pembelajaran............................ 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi salah
satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat
manusia maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa
adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana manusia
dikenal sebagai mahluk yang berfikir atau “Homo Sapiens”, mahluk yang
dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan seterusnya. Hal-hal tersebut
merupakan pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk
menetapkan carapendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia
tersebut.
Berbagai pandangan tentang manusia membuktikan bahwa manusia
adalah mahluk yang kompleks. Kini bangsa indonesia telah menganut satu
pandangan, bahwa yang diamksud manusia secara utuh adalah manusia
sebagai pribadi tang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai
ciri atau sifat kodrati manusia yang secara seimbang dari berbagai segi
yaitu, (1) individu dan sosial, (2) jasmani dan rohani, (3) dunia dan
akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menandakan keselarasan
hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama
manusia, manusia dengan alam atau lingkungan sekitarnya, dan manusia
dengan Tuhan.
Berbagai uraian tentang manusia di atas perlu kita pahami untuk
mengetahui karakter dari masing-masing peserta didik. Maka dari itu kami
menyusun makalah dengan judul Karakteristik Dan Perbedaan Individu.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Individu ?
2) Apa yang dimaksud dengan Karakteristik Individu ?

v
3) Apa itu Perbedaan Individu dalam Pembelajaran ?
4) Apa saja Sumber Perbedaan Individu dalam Pembelajaran ?
5) Apa saja Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam
Pembelajaran ?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui definisi Individu
2) Untuk mengetahui Karakteristik Individu
3) Untuk mengetahui Perbedaan Individu dalam Pembelajaran
4) Untuk mengetahui Sumber Perbedaan Individu dalam Pembelajaran
5) Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam
Pembelajaran

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.
Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan
khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus
itu (Webster’s : 743).
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975:
519).Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang
perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada
kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang
terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah
terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu
horizontal dan vertikal.
Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara
lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan
perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,

1
seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan
dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai
mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),
membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak
tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis
yang di butuhkan dirinya.

B. Karakteristik Individual dalam Pembelajaran


Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan
yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan. 1Setiap
individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dankarakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik
bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan
(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang
dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial
psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan
dirasakan oleh seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor
biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan. 2
Karakteristik yang berkaitan dengan faktor perkembangan secara biologis
akan lebih cenderung tetap dibandingkan dengan faktor perkembangan oleh
pengaruh lingkungan. Sebab faktor biologis merupakan karakteristik yang
diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya dengan faktor genetiknya dan
kebiasaan orang tuanya, sedangkan faktor perkembangan oleh pengaruh
lingkungan ini tidak konstan, sebab lingkungan ini akan sangat berpengaruh
pada kegiatan seperti sosial dan psikis (rohani) yang secara pengaruhnya dapat
mewujudkan seseorang mengikuti kebiasaan lingkunganya. Baik kebiasaan

1
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 56
2
Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008), h.3

2
yang bersifat positif dan negatif, tergantung kegiatan dan kebiasaan lingkungan
tiap-tiap individu.
Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk
menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada
setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berkaitan dengan
perkembangan faktor biologis cenderung bersifat tetap, sedang karakteristik
yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
1. Karakteristik Biologis
Aspek biologis yang terkait langsung dengan penerimaan pelajaran di
kelas adalah kesehatan mata dan telinga. Anak didik yang memiliki masalah
tertentu dalam penglihatan dan pendengarannya akan mengalami masalah
tersendiri dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini, bila kondisi faktor-faktor
lain adalah sama, maka anak yang sehat fisiknya secara menyeluruh akan lebih
berpeluang untuk mencapai prestasi yang maksimal.Kesehatan fisik anak didik
perlu mendapat perhatian serius dari guru. Tidak semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik kurang sehat akan
mengganggu siswa belajar.3

2. Karakteristik Psikologis
Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat,
motivasi, dan kepribadian. Perbedaan siswa dalam hal minat, motivasi, dan
kepribadian akan selalu ditemui pada sekelompok siswa. Tidak semua siswa
mengikuti pelajaran dengan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran.Ada
siswa yang dengan setengah hati mengikuti pelajaran.Demikian pula dengan
perbedaan motivasi, ada siswa yang memiliki motivasi tinggi sehingga sangat
aktif mengikuti pelajaran, sedangkan yang lainnya mungkin setengah
termotivasi atau bahkan tidak termotivasi untuk belajar.Kepribadian siswa juga
berbeda, ada siswa yang terbuka sehingga mudah bergaul dan mempunyai

3
Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), h. 182

3
banyak teman, tetapi adapula siswa yang tertutup sehingga sulit bergaul dan
terkesan tidak mempunyai teman karena sering menyendiri. 4

3. Karakteristik Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan potensial umum untuk belajar dan
bertahan hidup, yang dicirikan dengan kemampuan untuk belajar, kemampuan
untuk berpikir abstrak, dan kemampuan memecahkan masalah.Setiap anak
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menambah
keunikan dalam suatu kelas pembelajaran.Ada siswa yang dengan cepat
mampu menyerap materi pembelajaran dan ada siswa yang lamban
menyerapnya.Ada siswa yang mampu dengan cepat menyelesaikan soal ujian
atau tugas, dan ada siswa membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu
tugas saja.5
Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan
pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan
fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf
otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Awalnya respon
terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan
bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari
luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya
ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu
(proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan
keputusan.
a) Masa sensorik motorik (0,0-2,5 tahun)
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan
aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi
motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti
refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain.

4
Ibid, h. 183
5
Ibid, h. 101

4
Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih
canggih, misalnya berjalan.
b) Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol
yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang
anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah
dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik,
ia akan bermain dokter-dokteran.
c) Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret.
Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi
(mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari
hubungan timbal-balik antara beberapa hal).
d) Masa operasional (11,0-dewasa)
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak
dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin
terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya
mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada
mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang
paling murah.

4. Karakteristik Bakat
As a condition or set of charateristics regarded as symptomatic of an
individual’s ability to acquire with training some (usually specified)
knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to
produce mucic, ...etc.
(sebagai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dianggap
sebagai gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan
sebagian pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon seperti
kemampuan berbahasa, kemampuan musik, dan sebagainya).

5
Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih mudah menerima
dan menguasai materi pembelajaran jika dibandingkan dengan siswa yang
tidak berbakat dalam mata pelajaran tertentu. Walaupun siswa yang tidak
berbakat juga sangat dimungkinkan untuk menerima materi pembelajaran
dengan lebih baik. 6Bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan,
ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan
bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Bakat yang dimilikinya seorang
individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai
serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain.

C. Perbedaan Individual dalam Pembelajaran


Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar,
sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan Individual
Psychology, atau differential Psychology,yang memberikan perhatian besar
terhadap penelitian tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas
kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada dua orang yang persis sama.
1) Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan
kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan
perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses
pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif,
diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh
anak.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur
dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif
yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang
hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ)
sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil-hasil penelitian

6
Ibid, h. 185-186

6
menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan
tingkat kecerdasan seseorang.

2) Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa


Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam
kehidupannya. Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk
menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang
bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu
berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau tidaknya
kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan
pembiasaannya dalam berkomunikasi.

3) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik


Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan
oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena
kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan,
rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak)
untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan
reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan atau kegiatan.

4) Perbedaan dalam Latar Belakang


Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar.
Faktor dari dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi,
perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar.
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis.
Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang
lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio
cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak

7
pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama
dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

5) Perbedaan dalam Bakat


Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana
keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu
bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang
mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi
keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula
sebaliknya. bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan
(potensi-potensi) yang tertentu.7

D. Sumber Perbedaan Individual dalam Pembelajaran


Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan. 8
1) Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui
pewarisan genetik oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya
pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuan antara sebuah
sperma dan sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran kemungkinan
kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex merupakan
pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau
perempuan.
Kode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah satu dari
kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode
untukperkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode

7
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007).
h.25
8
Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer–Verlag, 1999)

8
untuk perkembangan fisik laki-laki. Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen
gen yang sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita
adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasan mengapa kita
berbeda dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku,
bahkan dengan saudara kita sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh
lingkungan, karena kita pernah berada di lingkungan yang sama persis.
(Zimbardo & Gerig, 1999).

2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu
yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa
macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan
urutan kelahiran.
a) Status sosial ekonomi orang tua
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya.
Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang
tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan
anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang
berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya
aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap
pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu
disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status
ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi
yang diterapkan dalam keluarga.
Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga
berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan
latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang
cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan
latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang
lambat.

9
b) Pola asuh orangtua
Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan
anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga
lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter,
permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang
menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan
ketaatan atau keputuhan.
Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah
kebutuhan:
1) Memperoleh kasih sayang
2) Memperoleh harga diri
3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama
4) Memperoleh prestasi dan posisi
5) Untuk dibutuhkan orang lain
6) Merasa bagian dari kelompok
7) Rasa aman dan perlindungan diri
Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi kebebasan
sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak
dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua.
Sedangkan pola asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan
hak dan kewajiban yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk
bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.
c) Budaya
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan
etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya
yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam
suatu pendidikan. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat memberitahu pada
anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam masyarakatnya.
Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma masing-
masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang muncul dari anggota masing-
masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya.

10
d) Urutan kelahiran
Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir
sulung atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan
agresif dibandingkan dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi
mediator dan pecinta damai.
Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak
tunggal atau si anak semata wayang biasanya sering merasa terbebani dengan
harapan yang tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka
lebih percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik
yang berbeda-beda pada individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya
berdasarkan urutan kelahiran.
Perbedaan individual secaraumumadalahhal-hal yang berkaitandengan
“psikologipribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang
serta berbagai persamaannya. Sumber perbedaan individu disebabkan faktor
bawaan dan faktor lingkungan.

E. Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam Pendidikan Islam


1) Universal
Pendidikan Islam bersifat universal (menyeluruh) dalam pandangan
penumpuan, dan tafsirannya terhadap alam semesta.Ia menekankan pandangan
yang universal antara jasmani dan rohani, antara jiwa dan raga, antara individu
dan masyarakat, dan antara dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam dengan ciri ini, membuka, mengembangkan, dan
mendidik segala aspek pribadi, kemampuan-kemampuan, dan potensi-potensi
manusia serta mengembangkan segala isi kehidupan dalam masyarakat dan
meningkatkan kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta ikut berperan
serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi masyarakat saat
ini dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan masa
depan. Dengan demikian pendidikan Islam mencakup pengembanan individual
dan sosial secara menyeluruh.

11
2) Keseimbangan
Pendidikan Islam mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek
pertumbuhan yang ada dalam individu dan masyarakat, yang artinya
pendidikan Islam juga mewujudkan keseimbangan antara menjaga kebudayaan
masa silam, tuntutan masa kini dan kebutuhan masa silam, tanpa
mengutamakan salah satu di antaranya. Artinya pendidikan Islam tidak hanya
mengungkit kejayaan masa lalu tanpa menghiraukan permasalahan yang
meliputi masyarakat muslim sekarang ini, dan juga tidak hanya memenuhui
tuntutan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada saat ini, tanpa
mempertimbangkan akibat-akibat yang muncul di masa yang akan datang, dan
demikin seterusnya. Keseimbangan ini diartikan sebagai keseimbangan antara
berbagai aspek kehidupan. 9
Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka
dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.implikasinya pendidikan harus
senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini
senada dengan Firman Allah SWT:
‫سنَالله ُه ِإلَ ْي ۖكَ َو ََل تَب ِْغ‬
َ ‫سنْ َك َماأ َ ْح‬
ِ ْ‫س نَ ِصي َبكَ مِ نَ ال ُّدنْ َيا َۖوأَح‬ َ ‫هار ْاْلخِ َرةَ َۖو ََلت َ ْن‬ ‫َوا ْبت َغِ فِي َما آت َاكَ ه‬
َ ‫َّللا ُ الد‬
‫سدِي َن‬ ِ ‫ب ا ْل ُم ْف‬ ُّ ِ‫ض ۖإِنهالله َه ََليُح‬ِ ‫سا َد فِي ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ا ْلف‬
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan)” (Al-Qashas 28: 77)
Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik
harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang
relevan.selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan

9
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada
Media, 2006), hal. 73

12
secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas.
3) Kesederhanaan
Dalam prinsip ini pendidikan Islam bermakna mewujudkan
keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan
individu, baik masa kini maupun masa mendatang, secara sederhana yang
berapiliasi sesuai dengan semangat fitrah yang sehat.
4) Kejelasan
Pendidikan Islam sebagai mana layaknya ajaran Islam yang jelas, juga
memiliki konsep-konsep yang jelas, baik dari segi metode, kurikulum, sistem,
dan aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada
operasional Pendidikan Islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam dapat
tercapai.
5) Tidak bertentangan individual
Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain
dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
ٍ ‫سكُنُوا إِلَيْ َها َو َج َع َل َبيْنَكُ ْم َم َو هدةً َو َر ْح َمةً ۚ ِإ هن فِي َٰذَ ِلكَ َْل َيا‬
‫ت ِلقَ ْو ٍم‬ ْ َ ‫سكُ ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت‬
ِ ُ‫ق لَكُ ْم مِ نْ أ َ ْنف‬
َ َ‫َومِ نْ آ َياتِ ِه أَنْ َخل‬
‫يَتَفَ هك ُرو َن‬
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya
pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum 30: 21)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan
tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya
masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H.
Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya telah
memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.
6) Dinamis
Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam
tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu

13
memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman.Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap
kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan
perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang
memotivasi untuk hidup dinamis. 10

10
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
h. 35

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan
yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan.Setiap
individu memiliki ciri, sifat bawaan dan karakteristik yang berbeda-beda.
Perbedaan individu yang berbeda-beda tersebut perlu di beri penanganan dari
guru sebagai pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Oleh karena itu
sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun
sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya.
Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan
kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,
perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,
perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor
pendidikan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali
kekurangan dan kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2009)
Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2008)
Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press,
2011)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007).
Hasan, Purwakania, B., Aliah. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006 )
Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, (Beirut: Dar at Fikr, tt)
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)
Ma’an Ziyadat, al-Mansu’al al-Falsafiah al-Arabiya (Arab: Inma al
Arabiy, 1986)
Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafat al Akhlak, (Mesir: Maktabat al
Anjalu al-Mishr, 1961)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)
Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer-
Verlag, 1999)
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana
Pernada Media, 2006)
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2009).

16

Anda mungkin juga menyukai