Anda di halaman 1dari 14

PERTUMBUHAN INDIVIDU, FUNGSI-FUNGSI

KELUARGA DAN MASYARAKAT


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Ilmu Sosial & Budaya Dasar

Dosen Pengampu:
Indah Restiaty SKM., M.Kes
Arni Widyastuti, SKM., M.Kes

Anggota Kelompok 3:
Raihan Mahdy (P21335122065)
Regina Permatasari (P21335122066)
Ronny Saputra Fikriansyah (P21335122070)
Syifa Akmaliyah (P21335122078)
Witri Asyifarudin (P21335122082)

PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kenikmatan untuk kita semua. Berkat karunia-Nya pula, makalah
“Pertumbuhan Individu dan Fungsi-fungsi Keluarga” dapat terselesaikan dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu sarana pembelajaran mata kuliah
“Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”.
Dalam makalah ini berisi tentang proses pertumbuhan individu, faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, serta fungsi-fungsi keluarga.
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca terutama mahasiswa dapat
membantu memahami materi perkuliahan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Khususnya kepada teman-teman dan
dosen yang sudah memberikan masukan dan arahan terkait penyelesaian makalah
ini.
Jakarta, 01 Oktober 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB 2 ISI................................................................................................................ 4
A. Pengertian Individu dan Manusia Sebagai Makhluk Individu ..................... 4
B. Pengertian Pertumbuhan .............................................................................. 4
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Individu ........................ 5
D. Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi ............... 6
E. Pengertian Keluarga ..................................................................................... 7
F. Macam-Macam Fungsi Keluarga ................................................................. 7
G. Penilaian Fungsi Keluarga ........................................................................... 8
H. Pengertian Masyarakat ................................................................................. 9
I. Penggolongan Masyarakat ........................................................................... 9
J. Hubungan Antara Individu, Kelompok dan Masyarakat ........................... 10
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu
sebagai manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang memiliki
keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.
Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki
ciri fisik atau psikis yang sama persis. Individu memiliki ciri fisik atau
karakter yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi alam
dan sekitarnya, atau nama lainnya lingkungan buatan seperti tempat tinggal
(rumah) dan lingkungan. Adapun lingkungan yang bukan buatan seperti
kondisi alam geografis dan iklimnya. Lingkungan sosial, merujuk pada
lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial dengan
anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Setiap
orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Kepribadian seseorang tersebut dapat mengalami perubahan dan pertumbuhan
karena adanya interaksi terus-menerus.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian pertumbuhan dan individu?
2) Apa pengertian keluarga?
3) Apa pengertian masyarakat?
4) Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan individu?
5) Bagaimana tahapan-tahapan pertumbuhan individu berdasarkan psikologi?
6) Apa saja macam-macam fungsi keluarga?
7) Bagaimana hubungan antara keluarga, individu dan masyarakat?

C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian pertumbuhan individu, keluarga serta masyarakat.
2) Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan serta tahapan-
tahapan pertumbuhan individu berdasarkan psikologi.
3) Memahami macam-macam fungsi masyarakat.
4) memahami hubungan antara keluarga, individu dan masyarakat.

3
BAB 2 ISI
A. Pengertian Individu dan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Kata “Individu” berasal dari bahasa Latin, “individuum” artinya “yang
tidak terbagi”. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata in dan divided.
Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided
artinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Individu merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, Individu menekankan
penyelidikan pada kenyataan-kenyataan hidup istimewa yang tak seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,


unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai
manusia individu manakala unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Individu
adalah seseorang yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan
atau ciri khasnya sendiri, tidak ada manusia yang persis sama. sekalipun orang
tersebut terlahir kembar, namun mereka memiliki ciri fisik dan psikis yang
tidak sama persis.

Karena perbedaan itulah, Individu memiliki keuntungan dalam mengetahui


sejumlah wawasan seperti bahasa, agama, adat istiadat, hukum, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkah hal tersebut maka diperolehlah
kesimpulan bahwa Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
memiliki pola dan tingkah laku spesifik dan lainnya.

B. Pengertian Pertumbuhan
Secara generalisasi, pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran,
volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat dibalik) karena
adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses
pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada
makhluk hidup yang bersangkutan.

Menurut pengertian ahli aliran asosiasi, Pertumbuhan adalah suatu proses


asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena
pengaruh baik dari pengalaman empiris luar maupun panca indera yang
menimbulkan sensations atau pengalaman melalui keadaan mental sendiri
yang menimbulkan reflection. Sedangkan menurut pendapat ahli psikologis
Gestalt, Pertumbuhan adalah suatu proses differensiasi yaitu terjadinya
pertumbuhan pada seseorang secara perlahan dengan mengenal sesuatu secara

4
keseluruhan barulah kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang
ada.

Di lain pihak menurut konsepsi sosialisasi, pertumbuhan merupakan salah


satu proses dari sosialisasi dimana individu secara perlahan tumbuh dengan
berinteraksi sosial bersama individu lainnya baik di dalam maupun luar
lingkungannya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Individu


1) Pendirian Nativistik, Menurut pendapat ahli mengenai aliran ini,
pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor yang dibawa
sejak lahir. Mereka berpendapat bahwa jika orang tua seorang anak
memiliki bakat tertentu, misalnya pemusik atau pelukis, maka bakat yang
dimiliki orang tua itu bisa saja menurun dan diwariskan pada anaknya.
Sehingga anak tersebut memiliki suatu kemiripan dengan figure orang tua
kandungnya. Namun sampai saat ini masih diragukan apakah kesamaan
yang dimiliki anak dan orang tuanya ini berasal dari pembawaan sejak
lahir ataukah karena ditopang berbagai fasilitas yang menuntunnya melalui
jalan yang sama seperti orang tuanya.
2) Pendirian Empiristik dan Enviromentalistik. Para ahli berpendapat
bahwa pertumbuhan individu itu berasal dari lingkungannya bukan pada
dasar yang terpendam di dalam diri sejatinya. Jadi, pada dasarnya,
pendirian ini lebih menekankan pada lingkungan dimana Individu itu
berada. Pendirian macam ini biasa disebut Enviromentalistik. Lingkungan
sosial merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan
interaksi sosial. Menurut paham ini, di dalam pertumbuhan Individu baik
dasar maupun lingkungan sama-sama memegang pemeranan yang sangat
penting dimana bakat dan dasar yang dimiliki individu itu haruslah dapat
diserasikan dengan lingkungannya. Misalnya, seseorang yang sehari-
harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja sebagai sopir
atau kernet di terminal maka akan memiliki kebiasaan yang khas bagi
kelompoknya. Contoh kasus lain mengisahkan kasus Anna yang semenjak
bayi dikurung ibunya dalam gudang selama lima tahun. Dari kasus
tersebut terungkap bahwa anak yang ditemukan tersebut tidak berperilaku
sebagai manusia. Tidak bisa berpakaian, buang air besar dan kecil dengan
tertib atau berbicara. Anna tidak dapat makan sendiri atau mengunyah dan
tidak tahu bagaimana caranya tertawa dan menangis.
3) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme. Konsepsi konvergensi
ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang
menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi
konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.

5
D. Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi
1) Masa Vital (0 – 2), yaitu masa seorang Individu untuk mempelajari
berbagai hal yang ada di dunianya karena pada masa itu ia baru dilahirkan
ke dunia.
2) Masa Estetik (2 – 7), yaitu masa seorang Individu mempelajari panca
indera yang dimilikinya.
3) Masa Intelektual (7 – 14), yaitu masa seorang Individu dalam
mempelajari suatu hal yang dianggap baik atau buruk dimana hal tersebut
akan mempengaruhi pembentukan karakter yang ia miliki di masa depan
yang akan datang.
4) Masa Sosial (14 – 21), yaitu masa dimana seorang Individu sudah dapat
menguji dirinya sendiri lebih lanjut dalam kehidupan serta menghasilkan
suatu keterampilan dan kemampuan untuk membuat pendirian hidup.

Menurut Teori George Herbert Mead dama teorinya yang diuraikan di


dalam buku Mind, Self, and Society (1972), Mead menguraikan tahap-tahap
pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat
lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia berlangsung melalui tiga
tahap, diantaranya:

1) Tahap pertama, Play Stage. Pada tahap ini seorang anak kecil mulai
belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia
menirukan peranan yang dijalankan oleh orang tua, misalnya, peranan
orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi. Dengan demikian,
kita sering melihat anak kecil di kala bermain meniru peranan yang
dijalankan ayah, ibu, kakek, polisi, tukang pos, dokter, pilot, polisi dan
sebagainya. Pada tahap ini sang anak belum sepenuhnya memahami isi
peanan-peranan yang ditirunya itu.
2) Tahap kedua, Game Stage. Seorang anak tidak hanya telah mengetahui
peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peranan yang
harus dijalankan oleh orang lain dan dengan siapa ia berinteraksi.
Contohnya, dalam permainan bola, di kala sang anak menjadi penjaga
gawangnya dalam suatu pertandingan sepak bola. Ia tidak hanya
memahami peranannya sendiri, melainkan telah mengetahui peranan lain
seperti wasit, penjaga garis, kawan main maupun lawan mainnya.
3) Tahap ketiga, Generalized Others. Pada tahap ini seseorang dianggap
telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain
dalam masyarakat mampu mengambil peranan generalized others. Ia telah
mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah
memahami peranannya sendiri serta peranan orang lain dengan siapa ia
berinteraksi. Selaku anak ia telah memahami peranan orang tua, selaku
siswa ia telah memahami peranan guru, selaku anggota Pramuka ia telah
memahami peranan para pembinanya. Jika seseorang telah mencapai tahap

6
ini, maka menurut Mead orang tersebut telah mempunyai suatu diri. Dari
pandangan-pandangan Mead ini sudah jelas bahwa diri seseorang
terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.

E. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal bahasa Sansekerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang
berarti anggota. Berdasarkan penjelasan di atas, Keluarga adalah lingkungan
yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.

Generalisasi lain juga menerangkan bahwa keluarga adalah unit terkecil


dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.

Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang


hidup bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010).

Menurut Salvicion dan Celis (1998), di dalam keluarga terdapat dua atau
lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan

Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih


individu yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun
adopsi, dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Sedangkan menurut UU No. 52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Wirdhana et al., 2012).

Keluarga juga merupakan kelompok pertama yang dikenal oleh Individu


dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan maupun
perkembangan Individu tersebut baik sebelum maupun sesudah dirinya terjun
secara langsung dan menjadi bagian dari Masyarakat dalam lingkungannya.

F. Macam-Macam Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal
ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan
keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan
kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families, 2010).

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et


al., 2013) :

7
1) Fungsi Reproduksi. Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk
melanjutkan keturunannya sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat
manusia secara universal.
2) Fungsi Cinta dan Kasih Sayang. Fungsi keluarga dalam memberikan
landasan yang kokoh terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua
dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan
antar generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama bersemainya
kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
3) Fungsi Sosial Budaya. Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan
kepada seluruh anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan
sosial budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
4) Fungsi Keagamaan. Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang
anak mengenal, menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan
nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis,
berakhlak baik dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
5) Fungsi Perlindungan. Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung
keluarganya dalam menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan
bagi setiap anggota keluarganya.
6) Fungsi Ekonomi. Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian
dan ketahanan keluarga.
7) Fungsi Pembinaan Lingkungan. Fungsi keluarga dalam memberi
kemampuan kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat
menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan
aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu
berubah secara dinamis.
8) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan. Fungsi keluarga dalam memberikan
peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di
masa mendatang.

G. Penilaian Fungsi Keluarga


Untuk mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga, telah dikembangkan
suatu metode penilaian yang dikenal dengan nama APGAR Keluarga
(APGAR Family). Dengan metode APGAR keluarga tersebut dapat dilakukan
penilaian terhadap 5 fungsi pokok keluarga secara cepat dan dalam waktu
yang singkat. Adapun 5 fungsi pokok keluarga yang dinilai dalam APGAR
keluarga (Azwar, 1997) yaitu:

1) Adaptasi (Adaptation) Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam


menerima yang diperlukan dari anggota keluarga lainnya.
2) Kemitraan (Partnership) Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga
terhadap komonikasi dalam keluarga, musyawarah dalam mengambil

8
keputusan atau dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam
keluarga.
3) Pertumbuhan (Growth) Menilai tingkat keuasan anggota keluarga terhadap
kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan
kedewasaan setiap anggota keluarga.
4) Kasih Sayang (Affection) Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga
terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang terjalin dalam
keluarga.
5) Kebersamaan (Resolve) Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga
terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan, dan ruang antar
keluarga.

H. Pengertian Masyarakat
Koentjaraningrat (1994), masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus
menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang


relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Ralph Linton (1968), masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang


hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat
keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu
kesatuan sosial.

I. Penggolongan Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, Masyarakat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju (modern).

1) Masyarakat Sederhana, yaitu kelompok masyarakat yang hidup dalam


lingkungan sederhana dan cenderung pembagian pekerjaannya dibedakan
menurut jenis kelamin anggotanya.
2) Masyarakat Maju, yaitu kelompok yang memiliki banyak organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang hendak dicapainya.

Dalam lingkungannya, Masyarakat maju dapat dibedakan menjadi dua yaitu


Masyarakat Non-Industri dan Masyarakat Industri sebagai berikut:

1) Masyarakat Non-Industri

Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi


kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan,

9
yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder
(secondary group).

a) Kelompok Primer

Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih


intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga
kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering
berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih
akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau
pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan
tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran,
tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati
dan secara sukarela.

b) Kelompok Sekunder

Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak


langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu,
sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas
dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Para anggota
menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian
tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan
untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam
program-program yang telah disepakati.

2) Masyarakat Industri

Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa


kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat
yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri
dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi
sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

J. Hubungan Antara Individu, Kelompok dan Masyarakat


Manusia sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat dipisahkan
antara jiwa dan raganya dalam prosesnya untuk bisa berkembang ia
memerlukan keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohani.
Sebagai makhluk yang sosial, seorang individu tidak dapat berdiri sendiri dan
saling membutuhkan antara dirinya sendiri dengan individu lainnya untuk
mengadakan hubungan sosialisasi di tengah – tengah masyarakat.

10
Keluarga yang memiliki berbagai fungsi yang dijalankannya merupakan
perwujudan dari suatu wahana/wadah dimana seorang Individu mengalami
proses bersosialisai untuk yang pertama kalinya juga memiliki peranan yang
begitu penting bagi Individu tersebut karena dari keluargalah seorang Individu
itu ditempa karakternya untuk bisa menjadi bagian dari masyarakat luas ketika
dewasa nanti.

Sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari masyarakat, Keluarga juga
memiliki kolerasi fungsional dengan masyarakat tertentu. Itulah sebabnya
mengapa proses pengembangan Individu menjadi seseorang yang berwatak
dan memiliki kepribadian seharusnya diarahkan sesuai dengan struktur
masyarakat yang ada, sehingga seorang Individu menjadi seseorang yang
dewasa dan mampu mengendalikan dirinya sendiri juga melakukan sosialisasi
di dalam masyarakat yang ada di lingkungannya.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi dan


memiliki keterikatan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Masyarakat
adalah tempat dimana seorang Individu mampu melihat dengan jelas proyeksi
pengembangan itu. Jika keluarga adalah tempat dimana awal proses bermula,
maka dalam masyarakatlah individu akan di uji coba untuk mengembangkan
apa yang telah ia dapatkan dari keluarganya untuk diterapkan ketika menjadi
bagian dari masyarakat.

Seorang individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti dirinya


telah berada dalam suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti
keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, karena disinilah Individu
itu akan terlibat secara langsung dan menjadi perwujudan anggota masyarakat.

11
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Individu merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, Individu
menekankan penyelidikan pada kenyataan-kenyataan hidup istimewa yang tak
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk
individu memiliki keunikan atau ciri khasnya sendiri.

Pertumbuhan merupakan salah satu proses dari sosialisasi dimana individu


secara perlahan tumbuh dengan berinteraksi sosial bersama individu lainnya
baik di dalam maupun luar lingkungannya.Terdapat faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan individu, diantaranya faktor dari dalam jati diri
manusia, faktor lingkungan sebagai hasil interaksi manusia dan faktor jati diri
sekaligus faktor lingkungan.

Keluarga merupakan kelompok pertama yang dikenal oleh Individu dan


memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan maupun
perkembangan Individu tersebut baik sebelum maupun sesudah dirinya terjun
secara langsung dan menjadi bagian dari Masyarakat dalam lingkungannya.
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup
bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga membentuk
kumpulan-kumpulan yang mendiami suatu wilayah tertentu yang disebut
dengan masyarakat.

B. Saran
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
diharapkan dapat hidup dan bekerja sama dengan manusia lainnya.
Terciptanya makalah ini diharapkan dapat menjadi penjelas tentang konsep
individu, keluarga dan masyarakat serta ilmunya dapat diimplementasikan di
dalam kehidupan sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Elly M. Setiadi, M.Si. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar. 2006. Jakarta:
Kencana Media.
2. Individu, Keluarga dan Masyarakat.
http://widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id
3. Fungsi Keluarga. W Husaini. 2017. http://eprints.ums.ac.id
4. Keluarga. https://repository.uin-suska.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai