Anda di halaman 1dari 15

“HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN POLA PENYESUAIAN DAN

PERTUMBUHAN DIRI”

Mata Kuliah : Kesehatan Mental


Dosen Pengampu : Emmy Ardiwinata, M.Pd.

Disusun Oleh:

Justika Fauzan Lestari 1740606063


Aspin Batara 1740606071
Riske Desti Sari 1740606076
Hendry Marthen 1740606079
Maghfirotul Fauziah 1740606080

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Ucapan rasa syukur dan puji tidak bosan-bosan selalu kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena setiap curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga
kami mampu menyelesaikan dalam menyusun Makalah Hubungan Kepribadian
Dengan Pola Penyesuaian dan Pertumbuhan Diri ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Tarakan, April 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian.....……………..…………………………. 3
B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepribadian………………… 4
C. Hubungan Kepribadian Dengan Pola Penyesuaian dan
Pertumbuhan Diri ….......………………………………………… 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... …

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme
yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia
berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua
dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota
kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok
dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungannya. Untuk lebih jelasnya marilah kita tinjau
secara lebih rinci pengertian dan proses penyesuaian diri, karakteristik
penyesuaian diri remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyesuaian diri.
Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku terhadap
lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kebiasaan berfikir, sikap dan minat,
serta pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai keajegan.
Kepribadian sangat mmencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa tahu
apa yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan
dpengalamn diri kita sendiri. Hal ini karena dalam banyak segi, setiap orang
adalah unik, khas. Oleh karena itu kita membutuhkan sejenis kerangka acuan
untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita
harus memahami definisi kepribadian serta bagaiman kepribadian itu
terbentuk.Untuk itu kita membutuhkan teori-teori tingkah laku, teori
kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian
setiap individu dapat dihindari.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepribadian?
2. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi kepribadian?
3. Apa hubungan kepribadian dengan pola penyesuaian dan pertumbuhan
diri?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kepribadian
2. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepribadian
3 Menegetahui hubungan kepribadian dengan pola penyesuaian dan
pertumbuhan diri

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality. Istilah itu berasal
dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang
artinya menembus.Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang
dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman Yunani Kuno.Dengan topeng
yang dikenakan diperkuat dengan gerak-gerik ucapannya, karekter tokoh yang
diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh
para penonton.
Kemudian, kata persona yang semula berarti topeng, diartikan sebagai
pemainnya, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng
tersebut. Saat ini, istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukan
atribut tentang individu, atau menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana
tingkah laku manusia.
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigama yang mereka yakini dn focus analisis dari teori yang mereka
berkembang. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli yang definisinya dapat
dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.
1. Gordon W. W. Allport
Pada mulanya, Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a
man really is”, tetapi definisi tersebut dipandang tidak memadai lalu dia
merevisinya. Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Alport adalah
“kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system
psikofisis yang menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan”.

3
2. Krech dan Crutchfield
David Krech dan Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya
Elements of Psychology merumuskan kepribadian, adalah integrasi dari
semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan unik yang
menentukan dan dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus.
3. Adolf Heuken S.J
Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan
serta kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun
social.Semua ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawah berbagai
pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usaha
menjadi manusia sebagaimana yang dikhendakinya.
Berdasarkan semua definisi tersebut, dapat disimpulkan pokok-pokok
pengertian kepribadian sebagai berikut.
1. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri ats psikis,
seperti inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta
aspek fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
2. Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya
yang mengalami perubahan secara terus menerus dan terwujudlah pola
tingkah laku yang khas atau unik
3. Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan,
tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap
4. Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian


Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian yaitu :
1. Faktor Genetik

4
Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat yang kritis dalam
perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan
pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan
kemapuankemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu
terhadap kehidupan setelah kelahiran.
2. Faktor Lingkungan
a) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan
kepribadian anak. Alasannya adalah kelurga merupakan kelompok sosial
pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, anak banyak
menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga dan keluarga merupakan
orang yang penting bagi pembentukan kepribadian anak. Disamping itu
keluarga juga dipandang dapat memenuhi kebutuhan manusiawi,
terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras
manusia. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
maka anak cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat. Suasana
keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang
anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga harmonis dan agamais
maka perkembangan anak tersebut cenderung positif.
b) Kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap
setiap warganya, baik yang menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau
cara berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap keperibadian dapat
dilihat dari perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan
masyarakat primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu
tampak dalam gaya hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian,
memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir.
Linton (1945, cit. Yusuf dan Nurihsan, 2008) mengemukakan ada tiga
prinsip tipe dasar kepribadian yaitu pengalaman awal kehidupan dalam

5
keluarga, pola asuh orangtua terhadap anak dan pengalaman awal
kehidupan anak dalam masyarakat.
c) Sekolah
Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian anak diantaranya sebagai berikut :
1) Iklim emosional kelas ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah
dan respek terhadap siswa memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau
bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan.
Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak
menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa
tegang, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar dan
berprilaku yang menggangu ketertiban.
2) Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi
siswa yang tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif,
cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggungjawab,
kurang menghargai otoritas dan egosentris. Sementara displin yang
demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa
bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
3) Perolehan prestasi belajar atau peringkat dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.
4) Penerimaan teman sebaya. Siswa yang diterima oleh teman-
temannya dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinyan
dan orang lain.

C. Hubungan Kepribadian Dengan Pola Penyesuaian dan Pertumbuhan Diri


Alexander Schneiders, seorang pengarang yang ternama, menulis: "Kepri-
badian adalah kunci untuk menyesuaikan diri dan kesehatan mental. Kepriba-

6
dian sehat, yang berkembang dan terintegrasi dengan baik merupakan jaminan
untuk penyesuaian diri yang efektif' (Schneiders, 1965:60).
Penyesuaian diri dan kesehatan mental Selalu dipengaruhi oleh
macamnya kepribadian yang dimiliki individu. Jadi, cara individu menangani
masalah-masalahnya ditentukan oleh kepribadiannya. Ia dianggap dapat
menyesuaikan diri jika dapat memecahkan masalah-masalahnya secara normal,
dan sebaliknya dianggap tidak dapat menyesuaikan din jika is bereaksi terhadap
tekanan-tekanan dari kehidupan sehari-hari dengan suatu simtom khusus.
Hal yang diperhatikan secara khusus oleh para psikolog dalam penye-
suaian din adalah sejarah kehidupan individu dalam hubungan antarpribadi di
mana mungkin terdapat penyebab-penyebab bagi bermacam-macam gangguan
kepribadian. Faktor-faktor penyebab psikologis itu tidak hanya mencerminkan
struktur dasar kepribadian, tetapi juga mempengaruhi respons individu terhadap
faktor-faktor fisik atau budaya. Misalnya, perubahan kepribadian sesudah luka
kepala mungkin sangat dipengaruhi oleh kepribadian sebelum terjadinya luka
karena telah diketahui bahwa luas dan lokasi kerusakan jaringan otak yang
sama pada beberapa orang belum tentu mengakibatkan simtom-simtom psiko-
logis yang sama. Faktor-faktor penyebab psikologis biasanya banyak dan ber-
operasi secara kompleks dan tumpang tindih. Jarang sekali tingkah laku
abnormal atau tingkah laku yang tidak dapat menyesuaikan diri dapat ditelusuri
sampai pada satu faktor penyebab psikologis saja.
Ada kualitas-kualitas yang dapat diketahui sejak awal kehidupan dan
cenderung bertahan terus sehingga para pengamat dapat membuat ramalan-
ramalan tentang sifat-sifat orang itu kemudian. Tetapi hams dipahami juga
bahwa kepribadian tidak ditetapkan sekali untuk seterusnya selama tahun-tahun
pertama kehidupan. Keadaan-keadaan kemudian seperti keadaan kesehatan
yang buruk, perubahan-perubahan yang jelas dalam kondisi-kondisi di rumah
atau pengalaman traumatis sangat mempengaruhi kepribadian.

7
1) Kepribadian
Bagi orang yang belum mempelajari psikologi, arti dari kata
"kepribadian" mungkin agak kabur kalau kata tersebut disamakan dengan daya
tank sosial. Apabila seseorang dikatakan berkepribadian, umumnya itu
dianggap sebagai suatu pujian, yang berarti bahwa dia diterima dengan sangat
baik oleh suatu kelompok tertentu. Arti yang tepat dari kata tersebut tidak
begitu jelas bagi orang yang memakainya, tetapi j ika dipaksa untuk
menerangkannya lebih lanjut apa yang dimaksudkan dengan kepribadian, maka
dia mungkin menggambar-kannya sebagai daya tank, sopan santun, kefasihan
berbicara.
Bagi psikolog ilmiah, interpretasi yang demikian sering disebut sebagai
interpretasi orang awam. Kata Indonesia ini merupakan terjemahan dari kata
Inggris, personality, dan kata Inggris ini diturunkan dari kata Latin, persona.
Allport telah mengadakan penelitian yang barangkali paling saksama mengenai
definisi-definisi kepribadian dan mulai dengan etimologi kata persona yang
mula-mula berarti topeng panggung yang dipakai oleh orang-orang Roma
dalam drama Yunani dan Latin.
Jadi, kata personality mungkin sekali berasal dari dua kata Latin, per dan
sonare. Istilah personare secara harfiah berarti "berbunyi melalui". Kata persona
rupanya berasal dari dua kata tersebut yang mula-mula berarti topeng pemain
(drama), dan suara pemain dirancang berbunyi melalui topeng itu. Karena
menurut tradisi, para pemain drama dari masa itu memakai topeng-topeng di
panggung, maka mudah dipahami mengapa kata "persona" kemudian berarti
bukan topeng itu sendiri, melainkan penampilan palsu yang diciptakan oleh
topeng itu. Dan selanjutnya, persona berarti kualitas-kualitas dari pelaku dalam
drama (Allport, 1961; Feist, J., & Feist, GJ., 1998).
Konsep persona diperluas lagi sehingga berarti penampilan lahiriah (bu-
kan diri yang sebenarnya). Ide ini kemudian diwujudkan dalam teori-teori ke-

8
pribadian yang lebih modern dari Carl Gustav Jung. Persona adalah topeng
yang dipakai seseorang dalam respons terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan
masyarakat dan terhadap kebutuhan arkhetipe dalam dirinya sendiri. Itulah
peran yang diberikan masyarakat kepada seseorang, bagian yang diharapkan
oleh masyarakat supaya dimainkan seseorang dalam hidup. Persona adalah
kepribadian publik, segi-segi yang diperlihatkan seseorang kepada dunia atau
pendapat publik yang mengait pada individu, sebagai yang berbeda dengan
kepribadianprivat yang ada di belakang tampilan sosial. Inti dari mana persona
itu berkembang adalah arkhetipe. Arkhetipe ini, seperti semua arkhetipe lain,
berasal dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dari interaksi-interaksi sosial
di mana diandaikan bahwa peranan sosial merupakan tujuan yang berguna bagi
manusia sepanjang sejarahnya sebagai binatang-binatang sosial.
Penting untuk diperhatikan bahwa kata persona seperti yang diutarakan
oleh Jung berlawanan dengan arti kepribadian yang sekarang. Psikolog seka-
rang memakai kata "kepribadian" untuk menunjukkan sesuatu yang nyata dan
dapat dipercayai mengenai individu. Beraneka ragam definisi yang diajukan
oleh para psikolog dengan judul-judul segi pandangan omnibus, integratif,
hierarkis, keunikan, penyesuaian diri (Allport & Vernon, hlm. 681-687) dan
hakikat.
2) Penyesuaian Diri
Dalam kelompok definisi ini, kepribadian dipandang berdasarkan
penyesuaian diri. Penekanannya terletak pada ciri-ciri khas atau tingkah laku-
tingkah laku yang memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau bergaul
dengan baik dalam lingkungannya. Inilah tipe pendekatan ilmu kesehatan mental.
Kepri-badian dalam konsep ini ditentukan oleh tindakan-tindakan yang kita
lakukan dan yang membantu kita menjaga keseimbangan (ekuilibrium) atau tetap
berada dalam keharmonisan dengan lingkungan kita. Apabila usaha-usaha ini
gagal, maka kita akan sampai pada apa yang dinamakan kepribadian yang tidak
mampu menyesuaikan diri

9
a) Definisi Hakikat
Definisi ini mengemukakan bahwa kepribadian merupakan hakikat
keadaan manusia. Ahli teori dari kelompok ini berpendapat bahwa kepribadian
merupa-kan bagian dari individu yang sangat representatif, tidak hanya karena
dia membedakan individu tersebut dari orang-orang lain, tetapi yang lebih
penting karena itulah dia yang sebenarnya. Pandangan Allport bahwa
"kepribadian merupakan hal ikhwal orang yang sebenarnya" menggambarkan
tipe dari definisi ini. Maksudnya di sini ialah bahwa kepribadian dalam analisis
yang terakhir merupakan sesuatu yang sangat khas pada orang tersebut.
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai "organisasi dinamik dari sistem-
sistem psikofisik di dalam individu yang menentukan penyesuaian-penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya" (Allport, 1960:48). Kepribadian itu
dinamik karena kepribadian selalu berkembang dan berubah. Sistem-sistem
psikofisik adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap khusus dan umum, sentimen-
sentimen, dan disposisi-disposisi yang dimiliki individu. Allport menganggap
kepribadian tidak semata-mata mental dan juga tidak semata-mata neural. Kata
menentukan berarti bahwa kepribadian adalah sesuatu dan melakukan sesuatu.
Unikberarti bahwa tiap orang memiliki kekhasan dalam waktu, tempat, dan
kualitas. Akhirnya, penyesuaian diri dengan lingkungan merupakan kenyataan
bahwa penyesuaian diri individu mengandung banyak tingkah laku yang spontan
dan kreatif terhadap lingkungannya..

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri ats psikis,
seperti inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek
fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
b) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian; Menurut Yusuf dan
Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian yaitu :1. Faktor Genetik, 2. Faktor Lingkungan.
c) Penyesuaian diri dan kesehatan mental Selalu dipengaruhi oleh macamnya
kepribadian yang dimiliki individu. Jadi, cara individu menangani masalah-
masalahnya ditentukan oleh kepribadiannya. Ia dianggap dapat
menyesuaikan diri jika dapat memecahkan masalah-masalahnya secara
normal, dan sebaliknya dianggap tidak dapat menyesuaikan din jika is
bereaksi terhadap tekanan-tekanan dari kehidupan sehari-hari dengan suatu
simtom khusus.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jaenudin, Ujam. 2012. Psikologi Kepribadian. Bandung : Pustaka Setia.

Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. 2013. Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai