Anda di halaman 1dari 13

ASPEK-ASPEK PERBEDAAN SISWA DALAM BELAJAR

Makalah
Disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar
Dosen Pengampu:
ANGGITA OKTAVIANA PUTRI, S.Si.M.Pd

NIDN:2101109104

Disusun Oleh:
Virdausi Putri Nuzula
NPM. (22208401461041)
Muhammad Anwar
NPM. (22208401461022)
Novi Aminah
NPM. (22208401461017)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah Swt senantiasa kita panjatkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini. Pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi belajar. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw berserta keluarga para sahabat
dan pengikutnya.

Makalah yang berjudul “Aspek-aspek Perbedaan Siswa Dalam Belajar ”. Isi


makalah ini membahas tentang konsep dasar perbedaan individu, sumber-sumber perbedaan
individu, serta macam-macam bentuk perbedaan individu. Selain itu juga memaparkan sedikit
penjelasan tentang perbedaan tingkat kecerdasan, kepribadian, serta gaya belajar. Dan juga
membahas tentang aplikasi teori perbedaan individu siswa dalam proses pembelajaran.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung serta membantu
penyelesaian makalah ini. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan bagi kami pribadi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 10 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 konsep dasar perbedaan individu...............................................................................3

2.2 sumber-sumber perbedaan individu...........................................................................3

2.3 Macam-macam Bentuk Perbedaan Individu..............................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................7

3.2 Saran..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku.
Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta didik atau siswa akan mudah
difahami apabila kita memahami proses mentalnya. Proses mental inilah yang sering disebut
dengan gejala-gejala jiwa. Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental atau
gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik sudah semestinya memahami dan
menerapkan pemahaman tentang proses mental terhadap perserta didik kita. Kita juga perlu
untuk memahami aktivitas dan proses mental atau gejala jiwa manusia termasuk peserta didik
khususnya dalam proses pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam gejala-gejala psikologis yang dapat
menghambat proses belajar-mengajar baik bagi pendidik maupun peserta didik. Dengan
adanya hambatan dalam proses belajar-mengajar tersebut, tentu dalam proses pengajaran
tidak akan mampu mencapai tujuan yang ditargetkan. Oleh karenanya, hendaknya sebagai
calon pendidik mampu memahami hal-hal yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar
mampu selaras dan akhirnya mencapai tujuan yang ditargetkan, yakni peserta didik mampu
menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik.

Salah satu gejala yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah gejala dari segi
psikologis antara pendidik dan peserta didiknya. Keselarasan psikologis dan saling
memahami atau connecting antara pendidik juga peserta didik sangat memengaruhi hasil dari
pembelajaran. Karena sebagai seorang pendidik, jika mampu mengapreasiasikan materi yang
disampaikan dengan cara yang menarik sehingga mampu menarik dan memotivasi minat
peserta didiknya, pasti tujuan pembelajaran akan lebih efektif dan sesuai dengan terget yang
diinginkan. Sebaliknya, jika antara pendidik juga peserta didik tidak saling memahami dan
unconneted antara satu dengan lainnya, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Oleh
karenanya, disini kami akan membahas mengenai bagaimana pentingnya mengetahui keadaan
psikologis peserta didik dalam dunia pendidikan agar mampu mencapai tujuan yang telah
ditargetkan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep perbedaan individu serta dari mana sumber-sumber perbedaan


tersebut?
2. Apa saja macam-macam bentuk perbedaan individu serta perbedaan tingkat
kecerdasan, kepribadian dan gaya belajar Setiap individu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep perbedaan setiap individu serta sumber-sumber


perbedaannya
2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk perbedaan serta mengetahui perbedaan
tingkat kecerdasan, kepribadian, serta gaya belajar setiap individu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 konsep dasar perbedaan individu

Setiap individu pada umumnya memiliki kesamaan. Misalnya, setiap individu


memiliki alat indra, kecerdasan, orak, perasaan, keterampilan-keterampilan tertentu, dan
sebagainya. Namun demikian, masing-masing individu juga memiliki perbedaan, seperti alat
indra masing-masing individu tidak sama bentuk dan ukurannya, tangan dan kakinya, rambut,
dan sebagainya. Juga terkait kecerdasan kemampuan otak, perasaan, serta keterampilan
masing-masing individu berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang kemudian
diterjemahkan sebagai perbedaan individu (individual differences).

Perbedaan individu berkaitan dengan pembahasan dalam psikologi kepribadian yang


membahas tentang perbedaan-perbedaan dan persamaan secara psikologis antar-individu
dalam lingkungan sosialnya. Perbedaan individu dalam pendidikan dan pembelajaran
menjelaskan perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan perbedaan siswa dalam berpikir,
berperasaan, dan bertindak dalam satu kelas.

Oleh sebab itu, seorang guru harus memerhatikan dan merespons kebutuhan masing-
masing dari siswa. Menurut Suryosubroto (2002: 84), ketidakmampuan guru melihat dan
memerhatikan perbedaan-perbedaan individu dalam kelas selama proses pembelajaran
banyak membawa kegagalan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada
proses pembelajaran yang tidak dapat membina dan menghasilkan tenaga manusia (SDM)
yang efektif. Perbedaan individu merupakan sebuah kenyataan tentang adanya perbedaan-
perbedaan pada setiap siswa. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi fisik maupun psikologis
dengan berbagai macam variasi dan jenis yang akan memengaruhi proses belajar dan
pembelajaran. Hasilnya, keberhasilan maupun kegagalan proses pembelajaran akan terlihat
dalam bentuk prestasi belajar dan perilaku siswa sebagai hasil belajar.

2.2 Sumber-Sumber Perbedaan Individu

Perbedaan bahwa perbedaan antara satu individu dengan individu yang lainnya yang
muncul pada individu kembar identik, menunjukkan merupakan sebuah keniscayaan. Banyak
pihak berpendapat tentang penyebab munculnya perbedaan-perbedaan pada setiap diri
manusia. Namun demikian, secara umum faktor-faktor yang memengaruhi dan menyebabkan
munculnya perbedaan individu adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan.

3
4

1. Faktor Bawaan

Faktor bawaan atau disebut faktor keturunan merupakan faktor biologis yang
diwariskan melalui mekanisme genetika dari generasi ke generasi. Menurut Wasty Soemanto
(2006: 82), faktor bawaan atau hereditas merupakan proses pewarisan atau pemindahan
faktor-faktor biologis sebagai karakteristik individu dari pihak orangtuanya. Faktor bawaan
ditentukan oleh kromosom yang dibawa dari ibu melalui sel telur/ovum dan dari bapak
melalui spermatozoa.

Salah satu jenis kromosomnya adalah kromosom sex sebagai pembawa sifat gen atau
turunan yang bertanggung jawab menentukan karakteristik fisik keturunan apakah laki-laki
atau perempuan. Gen inilah yang membawa ciri bawaan dari orangtua untuk diturunkan pada
anaknya. Masing-masing gen membawa potensi ciri bawaan mental dan fisik yang berbeda-
beda.

Menurut Sri Rumini dkk. (2006:43), setiap jenis makhluk hidup yang sama memiliki
bentuk dan jumlah kromosom yang sama dan bila spesiesnya berbeda maka berbeda pula
jumlah dan bentuk kromosomnya. Sedangkan menurut Zimbardo & Gerig dalam Sugihartono
dkk. (2007: 30), penyatuan antara sel sperma dan sel telur hanya menghasilkan satu di antara
miliaran kemungkinan kombinasi gen tersebut. Perbedaan- perbedaan gen inilah yang
menyebabkan alasan mengapa muncul perbedaan fisik, psikologis, sifat, dan perilaku dengan
orang lain bahkan dengan saudara sendiri.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang banyak menentukan perbedaan pada
setiap individu. Menurut Wasry Soemanto (2006: 84), faktor lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada di luar seorang individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis,
maupun sosio-kulutral yang dapat memengaruhi atau membentuk kepribadian seorang
individu. Menurut Sukirin dalam Sri Rumini dkk. (2006:43), lingkungan dalam arti luas
berupa lingkungan statis seperti tempat tinggal dan alam, serta lingkungan dinamis, yaitu
lingkungan sosial kemasyarakatan. Artinya, perkembangan kepribadian siswa merupakan
sebuah proses yang sangat kompleks dan dipengaruhi faktor-faktor tertentu yang bersifat fisik
maupun psikologis.

Faktor lingkungan yang kompleks dan terus berkembang akan memengaruhi proses
terbentuknya perbedaan individu mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, teman bermain,
4

dan lingkungan sosial- kultural yang lebih luas. Namun demikian, dalam lingkup kajian
psikologi
5

pendidikan, secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perbedaan


individu adalah perbedaan lingkungan alam dan perbedaan lingkungan sosial. Sementara
lingkup lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perbedaan individu meliputi status
sosial ekonomi keluarga, pola asuh orangtua, budaya masyarakat, dan juga urutan kelahiran
anak dalam keluarga.

1. Lingkungan Alam atau Lingkungan yang Statis Lingkungan alam yang statis
berpengaruh pada fisik dan psikologis individu. Misalnya saja, orang yang tinggal
di daerah pegunungan berbeda dengan yang tinggal di daerah ngarai atau
perkotaan yang cenderung datar. Perbedaan tersebut akan berdampak pada
perbedaan kondisi fisik, bentuk tubuh, warna kulit, kesehatan, dan sebagainya.
Secara psikologis, perbedaan lingkungan alam pedesaan dan perkotaan akan
terlihat dalam pola pergaulan dan sosialisasi masyarakatnya.
2. Lingkungan Sosial atau Lingkungan yang Dinamis Hampir sama dengan
lingkungan alam, faktor lingkungan sosial juga akan sangat memengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan perbedaan individu. Bahkan, lingkungan sosial
memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan lingkungan alam dalam
membentuk perbedaan individu secara psikologis. Beberapa kondisi dan faktor
yang memengaruhi munculnya perbedaan individu yang termasuk dalam faktor
lingkungan dinamis, yaitu status sosial ekonomi keluarga, pola asuh orangtua,
budaya masyarakat setempat, dan urutan kelahiran.

2.3 Macam-macam Bentuk Perbedaan Individu

Perbedaan individual menunjukkan pada banyaknya variasi dan variabilitas dari


perbedaan-perbedaan yang dimiliki individu. Perbedaan individu yang sangat kompleks tidak
sepenuhnya diperhatikan dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, bahkan oleh seorang
ahli pembelajaran sekalipun. Namun demikian, Oemar Hamalik (2003: 181-186)
menyebutkan terdapat bentuk-bentuk perbedaan individu yang sering dikaji sehingga perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran, antara lain:

1. Kecerdasan (intelligence),
2. Bakat (aptitude)
3. Keadaan jasmaniah (physical fitness),
4. Penyesuaian sosial dan emosional (social and emotional adjustment).
5. Latar belakang keluarga (home background),
6

6. Hasil belajar (academic achievment),


7. Siswa yang cepat dan lambat dalam belajar, dan
8. Siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan jasmani, berbicara, dan
menyesuaikan diri secara sosial.
Berbeda dengan pendapat Oemar Hamalik, Sugihartono dkk (2007: 34-60)
menjelaskan terdapat beberapa jenis perbedaan individu yang banyak dikaji dalam proses
pendidikan dan pembelajaran, yaitu kemampuan umum dan khusus atau inteligensia, bentuk
kepribadian gaya belajar, serta jenis kelamin dan gender.
Jenis kelamin menunjuk pada perbedaan individu dari sudut pandang biologis laki-
laki dan perempuan, sedangkan gender lebih pada aspek psikososial atau peran jenis antara
laki-laki dengan perempuan. Gender lebih banyak dilihat pada proses dan kegiatan yang
dilakukan atau aktivitas yang berhubungan dengan peran sosial, tingkah laku, kecenderungan,
sifat, dan atribut lainnya yang menjelaskan arti apakah seorang individu menjadi seorang
laki-laki dan perempuan. Gender muncul disebabkan faktor pengajaran atau karena diajarkan,
baik sadar ataupun tidak disadari di masyarakat mulai dari lingkungan keluarga sampai
masyarakat luas. perbedaan terbesar antara laki-laki dan perempuan adalah dalam bentuk
bagaimana memperlakukan mereka. Hal ini disebabkan pola perlakuan yang diajarkan dan
diturunkan secara sosio-kultural dari generasi ke generasi secara estafet atau disebut juga
pewarisan budaya.
Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu hal yang cukup banyak dikaji dalam
kaitannya dengan prestasi belajar. Meskipun demikian, perbedaan biologis tidak dapat
menjelaskan dampaknya terhadap perbedaan hasil prestasi belajar. Hasil penelitian yang
dilakukan Halpern dan LaMay dalam Ricard I. Arends (2008; 77), menunjukkan bahwa
kebanyakan studi tentang gender dan kemampuan kognitif menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan kognitif.
Perbedaan-perbedaan pemberian perilaku atau perlakuan terhadap laki-laki dan
perempuan dengan berbagai karakteristiknya lebih banyak disebabkan oleh perlakuan
lingkungan, yaitu orangtua dan guru di sekolah. Oleh sebab itu, perlu kiranya guru
memberikan kesempatan yang sama pada siswa laki-laki dan perempuan dalam berbagai
aktivitas pembelajaran dan memberikan dukungan serta motivasi pada siswanya untuk aktif
dalam setiap proses pembelajaran. Dengan demikian, tidak akan ada lagi pembedaan perilaku
dalam proses pembelajaran disebabkan perbedaan jenis kelamin sehingga siswa akan belajar
dan berprestasi sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa bayang- baying.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan alat-alat indra yang dimiliki individu sering disebut dengan


pengamatan. Pengamatan yang dilakukan individu dalam proses pendidikan dan
pembelajaran akan menghasilkan sebuah interpretasi atau penerjemahan atau
pemberian arti. Pemberian arti terhadap sebuah stimulus yang disampaikan guru yang
sama pada sebuah kelas kadang diinterpretasikan dengan cara yang berbeda bagi
masing-masing siswa. Proses pengamatan yang terjadi dalam keseharian secara umum
mengikuti hukum-hukum gestalt, yang menyatakan bahwa keseluruhan lebih daripada
sekedar penjumlahan bagian-bagiannya, namun ada hubungan dan arti yang lebih luas
dari totalitas tersebut.

Memori pada dasarnya merupakan kemampuan individu dalam menyimpan


suatuinformasi atau pengetahuan dan mengeluarkannya kembali pada saat
dibutuhkan. Kemampuan rentang waktu informasi bertahan dalam otak berbeda-
berbeda, yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangkan
panjang (long term memory), serta memori kerja (working memory). Lupa pada
dasarnya merupakan ketidakmampuan seseorang individu untuk memunculkan atau
memanggil kembali informasi atau pengetahuan yang pernah dimilikinya pada saat
yang dibutuhkan dengan tepat. Adanya memori, baik jangka pendek maupun jangka
panjang pada individu penting diperhatikan dan dilakukan selama proses
pembelajaran.

3.2 Saran

Saya sebagai penulis dari makalah Psikologi Belajar tersebut di atas sangat
menyadadari bahwa makalah tersebut masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna.

Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah tersebut berdasarkan


berbagai sumber terbaru yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
makalah Psikologi Belajar yang sudah dibuat.

7
7
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran, Cetakan I. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Anda mungkin juga menyukai