Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan Psikologis, Sosiologis, Dan Antropologis Pendidikan

Disusun Oleh :

1. Nasya Alysia Putri (2105111974)


2. Riska (2105110903)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan. Tak lupa juga tim penyusun
mengucapkan terimakasih kepada dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan
sumber yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Tim penyusun berharap semoga makalah
ini bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Pekanbaru, 5 April 2022

Tim Penyusun.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
2.1 Landasan Psikologis di Indonesia....................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut para Ahli...............................................................6
2.1.2 Metode Psikologi Pendidikan..................................................................................................7
2.1.3 Manfaat Psikologi Pendidikan.................................................................................................8
2.1.4 Bentuk-bentuk Psikologi di Pendidikan...................................................................................9
2.1.5 Implikasi Landasan Psikologi di Pendidikan.........................................................................10
2.2 Landasan Sosiologis di Indonesia..................................................................................................11
2.1.2 Pengertian Landasan Sosiologis.............................................................................................11
2.2.2 Ruang Lingkup Landasan Sosioologis...................................................................................12
2.2.3 Fungsi Kajian Landasan Sosiologis.......................................................................................12
2.3 Landasan Antropologis di Indonesia..............................................................................................13
2.3.1 Pengertian Landasan Antropologis........................................................................................13
2.3.3 Manfaat Landasan Antropologis dalam Dunia Pendidikan....................................................13
2.3.3 Pengaruh Antropologi terhadap Lingkungan dan Masyarakat...............................................14
2.3.4 Implikasi Landalan Antropologis...........................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................................16
PENUTUP....................................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan di era globalisasi menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat. Cepatnya
perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, di satu sisi dapat
membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan pada masyarakat. Salah satu
hal yang dapat menggelisahkan msayarakat adalah persoalan moral. Orang sepertnya tidak lagi
memiliki pegangan akan norma-norma kebaikan. Dalam situasi ini, terutama dalam pendidikan,
dibutuhkan sikap yang jelas arahnya yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pendidikan tidak hanya dituntut mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan sosial yang
ada, namun lebih dari itu, pendidikan juga dituntut untuk mampu mengantisispasi perubahan
dalam menyiapkan generasi muda untuk mengurangi ketidaksesuaian di masa yang akan datang,
maka dari itu dalam pendidikan akan dipelajari sosiologi dan antropologo budaya.

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dan studi sosiologi ini lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi adalah suatu studi yang
mempelajari tentang kehidupan manusia baik dari segi fisik, sosial dan budayanya.

Pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan pribadi yang cerdas dan terampil, tetapi juga
menghasilkan pribadi yyang memilki nurani dan budi pekerti. Tanpa adanya integritas pribadi,
kecerdasan dan keterampilan bisa saja disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan. Untuk itu,
disadari pentingnya pengembangan budi pekerti di pusat-pusat pendidikan, termasuk di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Landasan Psikologis Pendidikan di Indonesia?

2. Bagaimana Landasan Sosiologis Pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana Landasan Antropologis Pendidikan di Indonesia?

4
1.3 Rumusan Masalah

1) Untuk memahami bentuk Landasan Psikologis, Sosiologis dan Antropologis Pendidikan


di Indonesia
2) Untuk mengetahui kontribusi dan pentingnya Landasan Pendidikan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Psikologis di Indonesia


Landasan psikologis pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting dalam pelaksanaan
pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang peserta didik Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus
dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga
dewasa.

Landasan psikologis dalam pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan.

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari, meneliti, dan membahas
secara keseluruhan mengenai perilaku manusia dalam hubungannya dengan belajar, kegiatan
pembelajaran, dan pendidikan secara umum.

Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Santrock (2020, hlm. 10) yang menyatakan bahwa
definisi psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada
cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.

Untuk memastikan kesahihan pengertian psikologi pendidikan di atas, berikut adalah beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian atau definisi dari psikologi pendidikan.

2.1.1 Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut para Ahli


 Muhibbin Syah
Menurut Syah (2010, hlm. 24) Psikologi pendidikan adalah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses
pendidikan meliputi tingkah laku belajar (oleh peserta didik), tingkah laku mengajar (oleh
pendidik), dan tingkah laku belajar-mengajar (interaksi belajar peserta didik dan pendidik).

6
 Ngalim Purwanto

Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih
menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang
sangat erat kaitannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
keberhasilan belajar (Purwanto, 2006).

 Jeanne Ellis Ormrod

Secara umum psikologi pendidikan berarti memandang belajar sebagai perubahan jangka panjang
dalam perilaku atau asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan yang sangat
sementara bukanlah pembelajaran, meskipun informasi dan keterampilan yang dipelajari dapat.

2.1.2 Metode Psikologi Pendidikan


Ihwal metode yang biasa digunakan dalam psikologi pendidikan untuk memahami perilaku dan
karakteristik peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori umum, yakni sebagai
berikut:

a. Metode tes,dilakukan dengan alat atau instrumen (berupa tes/soal) yang valid dan reliabel
dengan dilakukan dengan aturan tertentu. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data
mengenai kemampuan akademik, bakat, minat, dan kecerdasan (literasi maupun numerasi).
b. Metode non tes,dilakukan dengan instrumen yang tidak berupa tes seperti: kuesioner,
pedoman wawancara, pedoman observasi, dsb. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan
data mengenai fakta atau opini dari peserta didik.
Contoh Metode Psikologi Pendidikan

Berikut ini adalah beberapa metode psikologi pendidikan yang umum digunakan.

a. Observasi, atau bahasa lainnya adalah pengamatan yang biasanya dilakukan pada seorang
atau sekelompok peserta didik dengan cara yang sistematis yang biasanya dilengkapi oleh
lembar observasi atau bahkan skenario.
b. Tes, metode ini mengajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh
peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah
tertentu sesuai dengan keperluan praktisnya.
c. Eksperimen, yakni memberikan perlakuan-perlakuan pada peserta didik atau siswa
kemudian diamati hasilnya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Eksperimen
ini juga dapat membantu mengetahui perlakuan mana yang menjadi perlakuan yang paling
efektif untuk siswa. Pengolahan data eksperimen akan melibatkan statistik atau analisis
kuantitatif, sehingga hasil penelitian ini biasanya lebih akurat dan objektif.
d. Kuesioner atau angket, merupakan instrumen pengumpul data yang berupa kumpulan-
kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti psikologi pendidikan sesuai
dengan tujuan penelitian.
e. Studi Kasus, metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan dengan melakukan
penyelidikan pada peserta didik untuk mengetahui latar belakang peserta didik tersebut,
baik berupa latar belakang ekonomi, sosial, budaya, fisik, dan mental. Studi kasus mungkin
memerlukan waktu dan effort yang lebih besar serta khusus secara individu untuk
memperoleh data yang akurat.
f. Metode Klinis, merupakan metode yang cukup sering digunakan dalam psikologi
pendidikan. Metode ini dilakukan dengan menyelidiki perilaku seorang peserta didik yang
banyak melakukan perilaku menyimpang yang dapat membuatnya kesulitan belajar atau
menghambat perkembangan belajarnya.
g. Proyeksi, metode yang dilakukan terhadap seseorang dengan memberikan gambar-gambar
atau tulisan-tulisan berbentuk khas untuk ditanggapi dan diterjemahkan menjadi proyeksi
perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik secara tidak langsung.
h. Instrospeksi, merupakan metode yang cukup rumit untuk diterapkan dan tetap objektif, di
mana para ahli psikologi atau praktisi pendidikan melakukan introspeksi atau pengamatan
terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri.

2.1.3 Manfaat Psikologi Pendidikan


manfaat mempelajari psikologi Pendidikan menurut Muhid (2015, hlm. 2) mencakup berbagai hal
berikut ini.

 Mengetahui pokok permasalahan pendidikan,


dalam pendidikan pembelajaran itu bukan sekedar memindahkan informasi dan kemampuan
kepada peserta didik saja namun harus diketahui apa inti dari pendidikan sebenarnya
berdasarkan tujuan yang diinginkan dan psikologi pendidikan akan membantu mengetahui
permasalahan pokok pendidikan tersebut.

8
 Menguasai kemampuan mengajar,
pembelajaran bukan hanya membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih
banyak lalu menyampaikannya pada peserta didik. Pengajaran efektif membutuhkan banyak
strategi dan psikologi pendidikan membantu pengajar menyelenggarakan penilaian
perilaku, memotivasi siswa, memperhitungkan karakteristik siswa, dan aspek pembeda lain
seperti usia dan tingkat pendidikan sehingga dapat menggunakan strategi dan metode
pembelajaran yang efektif sesuai dengan konteks pembelajaran yang dibutuhkan.

 Memastikan pendidik dapat mengajar dengan baik,


banyak orang berpendapat bahwa guru yang berkarisma, disenangi oleh murid dan mampu
menyampaikan pembelajaran dengan baik terlahir begitu saja atau dianggap sebagai bakat
alami bagi beberapa orang saja. Padahal, riset psikologi pendidikan mengidentifikasi
perilaku dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membentuk “guru ajaib” tersebut bagi
siapa pun yang ingin mempelajarinya.

2.1.4 Bentuk-bentuk Psikologi di Pendidikan

1. Psikologi Perkembangan ialah salah satu bidang kajian psikologi yang di dalamnya
melibatkan banyak pihak untuk mempelajari dan juga mengkajinya. Di dalam
psikologi perkembangan, kita dapat memahami berbagai perkembangan individu dan
dapat mengetahui fase-fase di dalam dunia pendidikan. Psikologi perkembangan
mempelajari berbagai perubahan yang dibagi ke dalam tiga dimensi besar meliputi:

 Perkembangan fisik

 Perkembangan kognitif

 Perkembangan sosio-emosional

2. Psikologi Belajar ialah ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks
belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori- teori belajar, serta
berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar. Callaham telah menyusun teori
belajar secara sistematik yaitu:

 Teori belajar klasik yaitu suatu proses belajar yang menekankan pada
pentingnya penguasaan bahan pelajaran

 Teori belajar modern yaitu hasil dari pesatnya teknologi dan informasi
yang mengubah konsepsi dan cara berpikir belajar manusia
3. Psikologi Sosial adalah psikologi yang mengkaji tentang seseorang dimasyarakat untuk
mempelajari keterkaitan individu dan antar individu yang menekankan pada factor social
yang terjadi dan mengundang tanggapan umum yang sama dari semua orang. Psikologi
social ini mempunyai 3 lingkup, yaitu:

 Studi tentang pengaruh social terhadap proses individu, misalnya studi


tentang persepsi, motivasi, dan sifat.

 Studi tentang proses-psroses individual bersama, seperti bahasa, sikap


sosial.

 Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, kerjasama


dalam kelompok, dan konflik.

Dalam ilmu sosial telah dijelaskan tentang interaksi social dimana individu tidak bisa
melepaskan diri dari orang lain yang akhirnya dapat membentuk sebuah interaksi. Tiap-
tiap individu tersebut memiliki hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antara
individu dan kelompoknya atau sebaliknya.

2.1.5 Implikasi Landasan Psikologi di Pendidikan

Dari tinjauan psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi social


memberikan implikasi kepada konsep pendidikan.

 Psikologi perkembangan yang bersifat umum, berorientasi pada kognisi,


afeksi, dan psikomotor member petunjuk pada pendidik untuk menyiapkan
dan mengorganisasikan materi pendidikan serta bagaimana dapat
membina dan mengembangkan kemampuan anak secara optimal.
 Psikologi belajar berimplikasi pada proses pembelajaran yang bertujuan
membuat anak didik mampu menyelesaikan masalah dan berkreasi
menciptakan ide baru.
 Psikolog social bertujuan untuk membentuk sikap bisa secara alami dan
pendidik perlu mengawasinya

10
2.2 Landasan Sosiologis di Indonesia
2.1.2 Pengertian Landasan Sosiologis.
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang
masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh
filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-1857).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-ke ook
dan struktur sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri-ciri :

1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan
diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk
budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi
muda.
3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus - konsekuensi dari terjadinya
perubahan di masyarakat, yang membuat menerus sebagai teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4. Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup
lainnya, yakni hewan. Meskipun demikian, pengelompoka manusia jauh lebih rumit dari
pengelompokan hewan. Pada hewan, hidup berkelompok memililki ciri-ciri sebagai berikut

1. Ada pembagian kerja yag tetap pada anggotanya.


2. Ada ketergantungan antara anggota.
3. Ada kerja sama antar anggota.
4. Ada komunikasi antar anggota, dan
5. Ada diskriminasi antarindividu yang hidup dalam suatu kelompok dengan
individu yag hidup dalam kelompok lain.

Adapun pengertian sosiologi secara tepat yaitu hubungan atau interaksi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Di dalam
proses interaksi tersebut tentu terdapat hal atau faktor-faktor yang mendasarinya.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:

1. Imitasi. Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif.
2. Sugesti. Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada
pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau
mayoritas. Di sekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwewenang
misalnya kepala sekolah dan yang mayoritas misalnya pendapat sebagian besar
temannya. Sugesti ini memberi jalan bagi anak itu untuk mensosialisasi dirinya.
Namun kalau anak terlalu sering mensosialisasi sugesti dapat membuat daya
berpikir yang rasional terhambat.
3. Identifikasi. Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. la
berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara
sadar maupun dibawah sadar.
4. Simpati. Simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses
sosial. Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang
lain. Faktor perasaan memang penting dalam simpati. Sebab itu hubungan yang
akrab perlu dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini
mudah muncul, sosialisasi mudah terjadi, dan anak-anak akan tertib mematuhi
peraturan-peraturan kelas dalam belajar.

2.2.2 Ruang Lingkup Landasan Sosioologis.


Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi
pendidikan meliputi 4 bidang, yaitu :

1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain;


2. Hubungan kemanusiaan di sekolah;
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya;
4. Sekolah dalam komunitas.

2.2.3 Fungsi Kajian Landasan Sosiologis.


a. Fungsi Eksplanasi yaitu memberikan pemahaman terkait fenomena yang yang
termasuk dalam permasalahan social dan disamapikan melalui media komunikasi.
12
b. Fungsi Prediksi yaitu meramalkan permasalahan pendidikan yang akan muncul
dimasa yang akan datang. Fungsi ini sangat diperlukan dalam perencanaan
pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tangan baru yang akan
dihadapi.
c. Fungsi Utilisasi yaitu menangani permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat seperti masalah lapangan kerja, konflik social dan masalah
penyelanggaraan pendidikan itu sendiri.

2.3 Landasan Antropologis di Indonesia


2.3.1 Pengertian Landasan Antropologis.

Antropologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “antrophos” berarti
manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajar manusia sebagai makhluk
biologis sekaligus makhluk social.

Antropologis adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan social yang


memepelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya, antropologi pendidikan


berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perlakunya dalam
rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia
khususnya dalam dunia pendidikan. Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat
– sifat semua jenis manusia secara lebih banyak. Studi antropologi selain untuk
kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara – Negara yang telah membangun
sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan
dan pengembangan masyarakat.

2.3.3 Manfaat Landasan Antropologis dalam Dunia Pendidikan


1. Mengetahui pola pikir manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara
universal maupun pola perilaku manusia pada tiap suku bangsa.
2. Mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang
3. Memperluas tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia khususnya
Indonesia yang mempunyai kekhususan yang sesuai dengan karakteristik
daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4. Mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki
kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang
menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan
permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

2.3.3 Pengaruh Antropologi terhadap Lingkungan dan Masyarakat.


Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di
Negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan-pembuatan kebijakan
dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.

Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi yang bersumber dari kaidah-


kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: perbedaan
kebudayaan masyarakat diberbagai daerah (misalnya; system mata pencaharian, bahasa,
kesenian, dsb). Mengimplikasikannya perlu diberlakukan kurikulum muatan local.

2.3.4 Implikasi Landalan Antropologis

1. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat


Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat
sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal
maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan
pengembangan kurikulum.

2. Keterlibatan partisipasi masyarakat


Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta
dalam merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara
sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.

14
3. Pemberian pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk
pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca,
menulis, berhitung, memcahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam
kelompok, dan menggunakan teknologi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu
apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat
untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan
dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas
pendidikan.

Landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau
titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal. Dalam landasan
terbagi menjadi yaitu landasan psikologis berarti landasan yang mengkaji tentang berbagai
informasi kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berhubungan dengan
aspek pribadi manusia, landasan sosiologis berarti asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah sosiologis yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan dan landasan
antropologis berarti mempelajari manusia sebagai makhlus biologis sekaligus makhluk sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

3.2 Saran.

1. Mahasiswa sebaiknya menerapkan segala landasan pendidikan karena mereka kelak yang
akan menjadi generasi selanjutnya.
2. Mahasiswa sebaiknya memahami betapa pentingnya landasan pendidikan sebagai pijakan
dalam dunia pendidikan.
3. Mempunyai kesadaran terhadap nilai landasan pendidikan
16
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M., Harahap, T. K., Sos, S., & Inanna, M. S. D. (2013). Landasan


pendidikan. Penerbit Tahta Media Group.
Mj, Aida. 2005. Ilmu Pendidikan. Semarang: Putra Sanjaya.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: IKAPI.
Tatang, 2012. Ilmu Pendidikan. Pustaka Bandung: Setia.
DR.H.Sutirna,M.Pd , Asep Samsudin , S.Pd., M.Pd.2015 Landasan Pendidikan
Teori Dan Praktek .Bandung:PT Refika Aditama
S Satriadin. (2019). Landasan Sosiologis Dalam Pendidikan .

Anda mungkin juga menyukai