Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

CRITICAL BOOK REVIEW


MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRODI S1 PTO - FT

Skor Nilai:

NAMA MAHASISWA : CHRISVIAN PARDEDE


NIM : 5213122020
DOSEN PENGAMPU : Drs. DAITIN TARIGAN, M. Pd
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
11 April 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
Critical Book Review ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.
Dan harapan penulis semoga Critical Book Review ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat membantu
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Critical Book Review ini agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena masih kurangnya pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam Critical Book Review ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
Critical Book Review ini.

Medan, 11 April 2022

Chrisvian Pardede

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

Bab I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1. 1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review........................... 1
1. 2 Latar Belakang............................................................................... 1
1. 3 Tujuan............................................................................................ 1
1. 4 Manfaat.......................................................................................... 2
1. 5 Identitas Buku.............................................................................. 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.................................................................. 3


2. 1 Pembahasan isi buku...................................................................... 3

2. 1 Pembahasan isi buku...................................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 11


3. 1 Pembahasan isi buku...................................................................... 23

3. 2 Kelebihan dan kekurangan buku................................................... 23

Bab IV PENUTUP.......................................................................................... 26
4. 1 Kesimpulan.................................................................................... 26

4. 2 Rekomendasi.................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
LAMPIRAN.................................................................................................... 27

ii
 

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Rasionalisasi Pentingnya CBR
Melatih mahasiswa merumuskan defenisi konseptual berdasarkan sintesis teori-teori
yang berkembang dari buku atau jurnal yang relevan dan metih mahasiswa untuk berpikir
kritis dan berani beragumentasi berdasarkan teori dari buku atau jurnal. Dengan cara
membandingkan dan menghubungkan isi buku yang direview dengan buku-buku atau
jurnal yang relevan.

1. 2 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi manusi yang mandiri dan mampu mengoptimalisasikan
segala aspek minat, bakat, dan keahliannya melalui suatu proses pembelajaran.
Pendidikan dapat dijadikan acuan sejauh mana suatu bangsa telah berkembang,
karena pendidikan menggambarkan kualitas dari bangsa tersebut. Tanpa adanya
pendidikan maka suatu bangsa tidak akan pernah bias bertahan di dalamera
globalisasi dan era intelektual ini. Dalam pelaksanaan pendidikan pastilah ada
pelaku pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu yaitu
guru.
Guru merupakan pelaksana pendidikan yang sangat penting dalam hal
keberhasilan pendidikan itu. Guru Indonesia merupakan insan yang adil, makmur,
dan beradab yang berusaha mengabdi untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
Guru Indonesia selalu tampil secara professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai hasil dari evaluasi
pendidikan.
Guru Indonesia merupakan insan yang patut ditiru dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Peranan guru semakin penting dalam era globalisasi ini, karena hanya
dengan bimbingan seorang guru yang professional setiap siswa akan menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif,dan mampu menjawab segala
tantangan zaman, yang merupakan asset terbesar yang dimiliki bangsa Indonesia
sebagai calon pemimpin masa depan.

1. 3 TUJUAN CBR
Berdasarkan CBR ini maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah
ini antara lain untuk mengetahui :
1. Untuk memahami tujuan dari adanya psikologi kependidikan dalam
pendidikan khususnya di Indonesia.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar yang terdapat di dalam Psikolog
Pendidikan.
3. Untuk memahami hubungan pertumbuhan dan perkembangan manusia
dalam psikologi pendidikan

1
1. 4 MANFAAT CBR 
1. Dapat memahami tujuan dari adanya psikologi kependidikan dalam
pendidikan khususnya di Indonesia.
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar yang terdapat di dalam Psikologi
Pendidikan.
3. Dapat memahami hubungan pertumbuhan dan perkembangan manusia
dalampsikologi pendidikan.

1. 5 IDENTITAS BUKU

1. Buku Utama (buku satu)


Judul buku : Psikoloogi Pendidikan
Edisi buku :
Pengarang/Editor : Drs. M. Dalyono
Penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2015
ISBN : 978-979-518-824-7
Jumlah Halaman : 267 Halaman

2. Buku Pembanding (buku dua)


Judul buku : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru
Edisi buku :
Pengarang/Editor : Muhibbin Syah
Penerbit : Remaja Rosdakarya
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2008
ISBN : 978-514-672-6
Jumlah Halaman : 267 halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2. 2 Ringkasan Buku Utama
 BAB 1 (Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Kejiwaan)
Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa
yunani, yaitu psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi
menjadi 2 golongan, yaitu: Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa.
Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia
dengan menggunakan pengamatan, percobaan dan pengumpulan berbagai macam
datayang ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Adapun mengenai pendidikan ada beberapa pendapat yang dituliskan diantaranya
adalah bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Sehingga psikologi pendidikan dapat didefenisikan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu atau tingkah lakunya
di dalam situasi pendidikan.
Pada dasarnya ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan yang meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar,
dan tingkah laku belajar mengajar. Inti persoalan psikologi pendidikan dengan
tanpa mengabaikan psikologi guru terletak pada siswa. Secara garis besar psikologi
pendidikan banyak ilmuan membatasi dalam 3 pokok bahasan, yaitu pokok bahasan
mengenai (1) belajar, (2) proses belajar dan (3) situasi belajar.
Di sisi lain, Crow and Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan
antra lain (1) sampai sejauh mana factor hereditas dan lingkungan berpengaruh
terhadap belajar, (2) sifat-sifat dari proses belajar, (3) hubungan antara tingkat
kematangan dengan kesiapan belajar, (4) signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-
perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, (5) perubahan
selama dalam belajar, (6 hubungan prosedur mengajar dengan hasil belajar, (7)
teknik bagi penilaian kemajua belajar, (8) pengaruh pendidikan formal dibandingkan
informal terhadap individu, (9) manfaat nilai ilmiah terhadap pendidikan bagi
personel sekolah, dan (10) pengaruh psikologi yang ditimbulkan oleh kondisi
sosiologi terhadap sikap siswa.
Dari rangkaian pokok di atas tampak jelas bahwa belajar adalah masalah yang
paling vital dalam psikologi pendidikan.

 BAB II (Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan)


Dalam bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan
psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa
melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan ini akan berguna mempelajari gejala kejiwaan anak, perkembangan

3
anak, minat dan bakatnya, cara belajar dan membimbingnya serta bagaiman
mengawasi hasil belajarnya yang tepat.
Menurut Lindgren manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan
dan prosesnya. Sementara itu, Chaplin menitikberatkan manfaat psikologi pendidikan
untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan
cara menggunakan metode-metode yang telah disusun rapi dan sistematis. Dari dua
macam pendapat tersebut, secara umum psikologi pendidikan merupakan alat bantu
yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan prinsip yang terkandung dalam psikologi
pendidikan dpat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam mengelola proses
belajar mengajar.
Setidak-tidaknya ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerluksn
prinsip-prinsip psikologi, yaitu (1) seleksi penerimaan siswa baru, (2)
perencanaan pendidikan, (3) penyusunan kurikulum, (5) administrasi kependidikan,
(6) pemilihan materi pelajaran, (7) interaksi belajar mengajar, (8) pelayanan
bimbingan dan penyuluhan, (9) metode mengajar, (10) pengukuran dan evaluasi.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi tersebut diperlukan guru-guru yang
berkompeten dan bertanggung jawab. Berkompeten artinya bahwa guru mampu
melaksanakan profesinya dengan baik dan benar Adapun bertanggung jawab adalah
guru mampu mengelola prose belajar mengajar dengan sebaik-baikny sesuai dengan
prinsip-priinsip psikologis. Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini,
dampaknya jugasanat terasa dalam dunia pendidikan. Banyak teknologi yang
dikembangkan untuk media pendidikan yang justru dalam penerapannya jauh dari
prinsip-prinsip psikologi. Untuk mengatasi persoalan ini hendaknya dalam proses
belajar siswa dibawa kepada keaktifan yang tinggi baik secara fisiologi maupun
psikologi.

 BAB III (Teori – Teori Psikologi Belajar)


Dalam Bab ini dijelaskan dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan
muncul pula berbagai aliran psikologi pendidikan yaitu (1) psikologi
behavoristik, (2) psikologi kognitif, (3) psikologi humansitik. Dalam setiap periode
perkembangan aliran psikologi tersebut, mulcullah teori-teori tentang belajar, yaitu:
Teori belajar psikologi behavioristik, yang berendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka pada masa lalu dan masa
sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran (reword) dan penguatan (reinforcement). Teori –
teori ini dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie. Teori belajar
psikologi kognitif, yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana
tingkah laku itu terjadi.
Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm situasi itu dan memperoleh
“insight” untuk pemecahan masalah. Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan

4
spontan seperti “aha”, “oh”, “I see now”. Teori – teori ini dipelopori oleh Gestalt, Mex
Wertheimer, Lewin, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler. Teori belajar psikologi
Humanistis, yang orientasinya utamanya tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka
hubungkan dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk
membantu siswa mengembangkan dirinya, mengenal dirinya sendiri sebagai mausia
yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka. Tokoh yang menonjol pada aliran ini adalah Combs Maslov, dan
Rogers.Dengan demikian hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tentang tujuan
belajar. Bahwa belajar merupakan suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan
sedara bersungguh-sungguh, sistematis, mendayagunakan semu potensi yang dimiliki
baik fisik mental serta dana panca indera, otak dan tubuh serta aspek-aspek
kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat motivasi dan sebagainya. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki hidup untuk mencapai cita-cita. Dalam perjalanannya, dalam
pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar yang meliputi (1)
kematangan jasmani dan rohani, (2) memiliki kesiapan, (3) memahami tujuan, (4)
memiliki kesungguhan, (5) ulangan dan latihan. Selain itu, dalam bab ini juga
dijelaskan tentang factor-faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain factor internal
yang meliputi (1) kesehatan, (2) intelegensi dan bakat, (3) minat dan motivasi, serta (4)
cara belajar, dan factor eksternal yang mencakup (1) keluarga, (2) sekolah, (3)
masyarakat dan (4) lingkunga sekitar.

 BAB IV (Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia)


Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi
fungsional yang kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, sedangkan
bagian pribadi fungsinal yang kualitatif mengalami perkembangan.
 Pertumbuhan
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia berawal dari peristiwa awal herediter.
Secara genetis manusia terbentuk dari satu sperma dan satu telur. Keduanya
mewakili sifat dari orang tuanya yang pada akhirnya akan turun kepada anaknya
sebagai individu baru. Dalam perjalanannya, pertumbuhan ini diatur oleh
hokum-hukum antara lain (a) pertumbuhan adalah kuantitaif dan kualitatif, (b)
pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur, (c) tempo
pertumbuhan adalah tidak sama, (d) taraf perkembangan dari berbagai aspek
pertumbuhan adlah tidak sama, (e) kecepatan serta pola pertumbuhan dapat
dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar badan, (f) masing-masing
individu tumbu menurut caranya sendiri yang unik, (g) pertumbuhan adalah
kompleks, dan semua aspeknya saling berhubungan.
Pertumbuhan yang mengenai tinggi dan berat badan, sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan internal seperti makanan, gizi, perangai, dan lain-lain.
Sedangkan kondisi lingkungan eksternal misalnya suhu udara, aktivitas social, dan

5
lain-lain. Dalam kondisi pertumbuhan normal tinggi badan anak dapat ditafsirkan
dengan rumus :
Tinggi badan anak laki-laki = (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2
Tinggi badan anak perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah)/ 2
Perkembangan Perkembangan pribadi diartikan sebagai perubahan kualitatif
dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Setiap fungsi
tersebut dapat mengalami perubahan.
Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Kematangan pada
fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan. Hokum-
hukum dalam perkembangan adalah (1) perkembangan adalah kualitatif, (2)
perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses hasil dari belajar, (3) usia ikut
mempengaruhi perkembangan, (4) masing-masing individu mempunyai tempo
perkembangan yang berbeda, (5) dalam keseluruhan periode perkembangan setiap
spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama, (6)
perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, (7) perkembangan
yang lambat dapat dipercepat, (8) perkembangan meliputi proses individuasi dan
integrasi
 Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan pribadi manusia meliputi perkembangan fisiologis,
perkembangan psikologis, perkembangan social dan perkembangan didaktis atau
pedagogis.
• Perkembangan fisiologis
Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada
manusia yaitu (a) tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut
bayi merupakan daerah utama dari aktivitas dinamis manusia, (b) tahap
anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu dorongan dan gerak individu lebih
banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran, (c) tahap falish
(umur 3 sd 5 tahun) dimana alat-alat kelamin menjadi perhatian
penting, (d) tahap latent (umur 5 sd 12/13 tahun) dimana anak belajar
bersosialisasi, fungsi imajinasi, ingatan dan pikiran mulai berkembang,
mulai mampu berpikir kritis, (e) tahap pubertas (umur 12/13 sd 20
tahun) dimana kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan
berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan, (f)
tahap genital (setelah umur 20 tahun) yaitu pertumbuhan genital
merupakan dorongan penring bagi tingkah laku sesorang.
• Perkembangan Psikologis
Menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi dan kapasitas
kejiwaan manusia berlangsung dalam 5 tahap, yaitu tahap (a)
perkembangan masa bayi (sejak lahir – 2 tahun) dimana perkembangan
kepribadian didominasi oleh perasaan, (b) perkembangan masa kanak-
kanak (2 s.d 12 tahun) dimana perkembangan pribadi anak dimulai
dengan berkembangnya fungsi-fungs indra anak untuk
mengadakan pengmatan, (c) perkembangan pada masa preadolesen

6
(umur 12 s.d 15 tahun) dimana perkembangan fungsi penalaran
intelektual pada anak sangat dominan, (d) perkembangan pada masa
adolesen (umur 15 s.d 20 tahun) dimana perkembangan terhadap
kualitas kehidupan yang diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat, (e)
masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun) dimana perkembangan
fungsi kehendak sangat dominan. Pada perkembangan psikologis secara
umum ada kegoncangan psikologis dialami oleh individu yaitu pada
masa umur 3 atau 4 tahun dimana anak mulai menemukan “aku”- nya,
dan pada masa pubertas.
• Tahap perkembangan secara pedagogis
Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut
pandang yaitu dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus perlakuan pendidikan.
Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan perkembangan pribadi manusia terdiri
atas 5 tahap, yaitu tahap (a) tahap enam tahun pertama, yaitu tahap
perkembangan penginderaan sehingga anak mampu mengenal
lingkungannya, (b) enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan
fungsi ingatan dan imajinasi individu sehingga mampu menganalisis
lingkungan dengan kemampuan daya pikirnya, (c) enam tahun
ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu
mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka hubungan antar variable di
dalam lingkungannya, (d) enam tahun keempat, tahap perkembangan
berdikari, “ self direction” dan “self controle”, (e) tahap
kematangan pribadi, dimana intelek memimpin perkembangan
semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi. Mengenai
perkembangan pribadi dari sudut pandang tinjauan teknis khusus
perlakuan pendidikan secara otomatis dapat diambil dari tinjauan
pertama. Di sini tinggal memberikan perlakuan-perlakuan
yangdiperlukan dalam pendidikan, seperti pemeliharaan makanan,
pembiasaan untuk hidup teratur, latihan mengindra, member latihan
berpikir, memupuk rasa tanggung jawab dan lain-lain. Di dalam bab
ini juga di jelaskan secara singkat tentang teori – teori yang
mempunyai pengaruh terhadap parktek-praktek pendidikan di
sekolah antara lain teori nativisme, teori konvergensi, teori
naturalism, teori rekapitulasi dan teori empirisme.

 BAB V (Pembawaan dan lingkungan)


A. Pembawaan
Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya dan
selebihnya dari nenek dan moyangnya. Warisan atau keturunan memiliki peranan

7
dalam pertumbuha dan perkembangan anak. Para ahli meyakini bahwa hokum
mendel mengenai pewarisan sifat berlaku juga untuk manusia. Warisan atau
pembawaan yang terpenting adalah: Bentuk tubuh dan warna kulit
B. Sifat – sifat
Sifat dan kebiasaan merupakan cora (warna) dari kepribadian seseorang atau
suku bangsa. Para ahli telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang
dimilikinya. Salah satunya dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu (a)
manusia ekonomi, yang memiliki sifat hemat, rajin bekerja, (b) manusia teori yang
memiliki sifat suka berpikr, meneliti, (c) manusia politik yang suka menguasai dan
memerintah, (d) manusia seni yang suka keindahan, (e) manusia agamis yang suka
mengabdi dan taat ibadah Intelegensi, yaitu kemampuan yang bersifat umum untuk
mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Dalam bab ini
dijelaskan beberapa teori untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Salah
satunya adalah tes intelegensi Binert- Simon yang menggunakan persamaan: Ket:
MA adalah Mental Age, CA adalah Chronological Age. Interval angka
kecerdasannya adalah: 140 – ke atas = luar biasa cerdas (genius) 120 – 139= sangat
cerdas (superior) 110 – 119 = di atas normal 90 – 109 = normal 80 – 89 =
di bawah normal 70 – 79 = borderline (garis batas) 50 – 69 = debile 26 – 49
= embicile 0 – 25 = idiot Selain itu masih ada lagi instrument tes intelegensi
yang dikembangkan para ahli seperti tes wechler, tes progressive matrics dan tes
arny alpha dan beta. Bakat, yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara
berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Penyakit atau cacat tubuh,
penyakit yang dibawa sejak lahir oleh anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
C. Lingkungan
Secara fisiologis, lingkugan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di
dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, darah, kelenjar-
kelenjer indoktrin dan lain-lain. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap
stimulasi yang diterima individumulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai
matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-sifat gen, selera, keinginan, minat,
emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas intelektual, dan lain-lain. Besar kecilnya
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung
kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Lingkungan tersebut meliputi lingkungan (a) keluarga, (b) sekolah, (c) masyarakat
dan (d) keadaan alam sekitar.

 BAB VI (Ciri – Ciri Kematangan)


Pada bab ini penulis kembali menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori
perkembangan menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut
Airstoteles, Charlotte Buchler, Johan Amos Comenius, H.C Witherington dan
Masrun,MA. Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud dengan
kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara
tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Kecerdasan atau intelegensi

8
seseorang member kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu
dalam kehidupannya.
Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu
mencapai kematangan. Kematangan atau kondisi fisik baru akan memperoleh
pengakuan social apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social learning”
( belajar berinteraksi dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan
nilai-nilai serta minat-minat kelompok). Dengan demikian diharapkan individu
mencapai tingkat- tingkat kematangannya sesuai dengan tahap-tahap
pertumbuhannya, belajarnya dan lingkungan sosialnya.
Kesadaran individu terhadap stimulus di alam sekitar maupun di dalam tubuh di
pimpin oleh aktivitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut
“receptor”. Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam, yaitu: “Responden
behavior”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja, selalu tergantung
kepada stimulus. “Operan behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu
tergantung kepada stimulus. Setiap jenis tingkah laku, baik yang sengaja atau tidak,
memerlukan kematangan fungsi jasmaniah, terutama fungsi-fungsi system saraf, dan
fungsi-fungsi vital jasmaniah. Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak
sempurna atau hamper sempurna pada saat anak tiba masuk pada sekolah dasar.
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan
perkembangan struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua
itu memungkinkan individu matangmengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap
stimulus lingkungan. Menurut English & English, kematangan adalah keadaan atau
kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism,
baik terhadap satu sifat bahkan seringkali semua sifat. Kematangan membentuk sifat
dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disebut dengan
“readiness”, yaitu untuk bertingkah laku baik tingkah laku yang instingtif atau
tingkah laku yang dipelajari. Cronbach memberikan readiness sebagai segenap sifat
atau kekuatan yang membaut seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.
Pembentukan readiness anak dipengaruhi oleh lingkungan atau kultur di
sekelilingnya. Stimulasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental
individu mempegaruhi perkembangan mental, kebutuhan, minat, tujuan, perasaan dan
karakterindividu yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena setiap anak
mempunyai perbedaan individual dan sejarah atau latar belakang yang berbeda. Selain
itu, kematangan emosional orang tua juga sangat berpengaruh serta menentukan taraf
pemuasan kebutuhan- kebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam
kehidupannya di keluarga. Emosi orang tua yang telah mencapai kedewasaan
menyebabkan perkembangan yang sehat pada anak-anaknya. Sebaliknya emosi orang
tua yang belum stabil akan menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam usaha anak
untuk mendewasakan diri secara emosional atau membebaskan dirinya secara
emosional dari orang tuanya.

 BAB VII (Kemampuan dan Intelegensi)


A. Kemampuan

9
Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak
mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan
sangat menguntungkan bagi anak maupun bagi masyarakat. Anak didik
memandang sekolah sebagai tempat untuk mencari sumber “bekal” yang akan
membuka dunia bagi mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai tempat
dimana anaknyaakan mengembangkan kemampuannya.
Bimbingan merupakan sebagian dari pendidikan yang menolong anak mengenal
diri serta kemampuannya dan juga dunia di sekitarnya. Agar dapat menolong anak
dalam mengembangkan potensi kepribadian dan kemampuannya, anak harus
dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks (situasi) hidupnya dimana ia
hidup. Kita harus mengenal hal-hal yang umum dan khusus pada diri anak. Factor-
faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat anak, (2) kebutuhan pokok
anak dan (3) langkah-langkah perkembangan anak. Ada motto yang berbunyi
“makin kita mengenal diri sendiri, makin kita mengenal orang lain. Makin kita
terampil mengembangkan dan mengubah diri sendiri, makin kita berhasil
menolong orang mengembangkan diri.
Dalam bab ini juga dijelaskan kembali tentang hokum-hukum perkembangan
antara lain (1) hukum konvergensi, yaitu perkembangan manusia pada dasarnya
dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan, (2) hukum pertahanan dan
pengembangan diri, yaitu bahwa manusia atau organisme lainnya memiliki
dorongan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal yang negative, (3) hukum masa
peka, yaitu terdapat masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk
mengembangkan fungsi-fungsi tertentuseperti fungsi mulut untuk berbicara, (4)
hukum keperluan belajar, yaitu pada dasarnya anak berkembang karena belajar,
(5) hukum tempo perkembangan, yaitu lambat atau cepatnya proses
perkembangangan seseorang tidak sama dengan orag lain, (6) hukum irama
perkembangan, yaitu bahwa perkembangan manusia tidak tetap terkadang naik
terkadang turun, (7) hukum rekapitulasi yaitu bahwa perkembangan individu
mencerminkan evolusi kehidupn jenis mahluk hidup dari tingkat yag paling
sederhana ke tingkt yang paling kompleks.
B. Inteligensi
Pada sub ini diuraikan beberapa defenisi tentang inteligensi antara lain
yang dikemukakan oleh Super dan Cites, Garret, Bischof, dan Heidentich.
Dari beberapa pendapat tentang inteligensi maka dapat ditarik kesimpulan
inteligensi merupakan kemampuan untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam
segala situasi yang baru atau yang mengandung masalah.
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu (1) teori
“uni- factor”, yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau
kemampuan umum, (2) teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang
dikembangkan berdasarkan suatu factor mental umum yang diberi kode “g” serta
factor -faktor spesifik yang diberi tanda “s”, (3) teori “multi-factor”, yaitu bahwa
inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan
respon, (4) teori “ primary-mental-abilities”, yang menjelaskan bahwa inteligensi

10
merupakan penjelmaan dari kemampuan pribadi / kemampuan primer (5) teori
“sampling”, yaitu teori yang menjelaskan bahwa inteligensi meru pakan berbagai
kemampuan sampel.
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi
oleh pembawaan, kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas
serta kebebasan. Dan dari banyak penelitian yang dilakukan membuktikan
tidak adanya perbedaan yang signifikan antara inteligensi pria dan wanita.
Walaupun antara pria dan wanita masing-masing memiliki kelebihan. Sampai saat
ini ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan tentang pewarisan intelegensi.
C. CBSA
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
yaitu suatu proses kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara
intelektual dan emosional sehingga benar-benar berpartisipasi aktif dalam
melakukan kegiatan belajar. Indicator untuk menilai cara belajar siswa aktif dalam
KBM adalah dapat dilihat dari sudut pandang (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4)
stuasi belajar, dan (5) sarana belajar.
Penerapan CBSA dalam KBM melalui tahap perencanaan dan pelaksanaan
termasuk penilaian. Agar pelaksanaannya menjadi optimal, maka dalam KBM perlu
memperhatikan prinsip-prinsip belajar antara lain: (1) stimulasi belajar, (2)
perhatian dan motivasi, (3) respon yang dipelajari, (4) penguatan dan (5) pemakaian
dan pemindahan.

 BAB VIII (Tipe-Tipe Dan Kesulitan Belajar)


Mengawali pembahasan pada bab ini, dijelaskanterlebih dahulu tentang definisi
belajar dari beberapa ahli. Dari uraian pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar merupakan perubahan; dalam tingkah laku, yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman, relative mantap, dan perubahan dalam pengertian
pemecahan suatu masalah/berpikir keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang
bertalian dengan pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1)
sikap, (2) inhibisi, (3) apresiasi, (5)tingkah laku afektif. Selain itu juga dijelaskan
tentang aktivitas belajar yang meliputi mendengarkan, memandang, meraba, membau
dan mencicipi, menulis dan mencatatnya, (6) membaca, (7) membuat iktisar atau
ragkuma, (7) mengamati table-tabel, digram dan bagan, (8) menysun kertas
kerja,paper danlain-lain.
Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan-kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Tipe-tipe
belajar tersebut antara laian: (1) belajar abstrak, (2) belajar keterampilan, (3) belajar
social, (4 belajar pemecahan masalah, (5) belajar rasional, (6) belajar kebisaan, (7)
belajar apresiasi dan (8) belajar pengetahuan
Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya berlangsung secara wajar.
Dalamm keadaan siswa tidak dapat belajar sebagimana mestinya disebut sebagai
kesulitan belajar. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh: (1) factor dari diri manusia

11
sendiri (fisiologi dan psikologi), (2) factor eksternal (factor nonssial, dan (3) factor
karena cacat tubuh, (4) factor keluarga
Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
• Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rat-rata.
• Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilaukan.
• Lamban dalam melakukan tugas-tugas belajar.
• Menunjukkan sikap yang kurang wajar,
• Menunjukkan tingkah laku yang berlainan
Di samping gejala-gejala yang tampak tersebut, guru juga dapat melakukan
penyelidikan melalui (1) observasi, (2) interview, (3) tes diagnostic dan (4)
dokumentasi. Setelah itu dilakukan usaha untuk mengatasi masalah melalui langkah
(1) pengumpulan data, (2) pengolahan data, (3) diagnosis, (4) prognosis, (5) treatment
dan (6) evaluasi.

2. 2 Ringkasan Buku Pembanding


 BAB I (Pendahuluan)
Buku Psikologi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan akan psikologi
terapan dengan pendekatan baru dengan harapan dapat memberikan kontribusi
yang berarti dan memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan guru
professional yang bertugas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Kandungan buku ini terdiri atas 2 macam, yakni :1) hal belajar, dan 2) hal
mengajar. Hal-hal pokok tersebut menjadi intisari pembahasan dalam
buku ini. Dalam buku ini, pembahasan mengenai belajar dan mengajar
dengan segala bentuknya dilakukan dengan aplikasi pendekatan kognitif serta
hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar dan mengajar, kategorisasi
elemen-elemen konsep, dan pola hubungan antar elemen-elemen- elemen
tersebut.
Ada beberapa kiat yang dapat dijadikan alternatif untuk memahami isi
teks dalam buku ini dengan metode SQ3R, langkah-langkahnya meliputi :
1. Survey, yakni memeriksa isi keseluruhan teks
2. Question, yakni menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
teks
3. Read,  yakni membaca teks untuk mencari jawaban-jawaban
4. Recite, yakni mengahapal ulang jawaban untuk setiap pertanyaan
5. Review, yakni meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban

 BAB II (PSIKOLOGI, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN)


a. Definisi Psikologi, Pendidikan dan Psikologi Pendidikan
a. Definisi Psikologi
Psikologi dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata
bahasa inggris psychology. Kata  psychology merupakan 2 akar kata yang
bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: 1)psyche yang berate jiwa
dan 2) logos yang berarti ilmu. Maka secara harfiah psikologi berarti

12
ilmu jiwa. Ada beberapa definisi lain dari psikologi yang satu sama lain
berbeda, seperti
1. Psikologi adalah ilmu mengenanai kei=hidupan mental (the
science of mental life)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai fikiran (the science of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of
behavior)
b. Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat
awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan
memberi latihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
c. Definisi Psikologi Pendidikan
Arthur S. Reber (1988) mengatakan bahwa Psikologi Pendidikan
adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori
dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut
dengan pendayagunaan ranah kognitif
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan
Menurut Tardif (1987) Psikologi pendidikan memiliki ruang
lingkup,yaitu:
1. Context of teaching and learning (situasi atau tempat yang
berhubungan dengan mengajr dan belajar)
2. Process of teaching and learning (tahapan-tahapan dalam
mengajar dan belajar)
3. Outcomes of teaching and learning (hasil-hasil yang tercapai
oleh proses mengajar dan belajar)
b. Arti Penting Psikologi Pendidikan
Para pendidik khususnya para guru sekolah sangat diharapkan menguasi
psikologi pendidikan yang memadai agar dapat mendidik para siswa
melalui proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik dalam proses
belajar dan proses belajar-mengajar sesungguhnya tidak hanya diperlukan
oleh calon guru dan guru professional. Para dosen di pergurua tinggi
bahkan orangtua dan mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan
juga memerlukan pengetahuan psikologi pendidikan. Ada 10 macam
kegiatan pendidikan yang memerluka prinsip psikologis, yaitu : 1) Seleksi
penerimaan siswa baru, 2) perencanaan pendidikan, 3) penyususunan

13
kurikulum, 4)penelitian pendidikan, 5) administrasi pendidikan, 6)
pemilihan materi pelajaran, 7) interaksi mengajar-belajar, 8) pelayanan
bimbingan dan penyuluhan, 9) metode mengajar dan 10) pengukuran dan
evaluasi. Dalam menerapkan prinsip-prinsip psikologis tersbut, diperlukan
adanya figure-figur guru yang kompeten.

C. Sejarah, Cakupan, dan Metode Psikologi Pendidikan


a. Sejarah Singkat Psikologi Pendidikan
Menurut David (1972) dan para ahli umumnya memandang bahw Johann
Friedrich Hebart adalah bapak psikologi pendidikan. Hebart adalah seorang
filsof dan pengarang keenam yang lahir di Oldenburg, Jerman pada tanggal 4
Mei 1776. Nama Hebart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran
psikologi yang disebut Herbatianisme (1820-an). Konsep utama aliran ini adalah
apperceptive mass yaitu khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah
dimiliki indiviudu. Menurut Reber (1988) aliran ini adalah pendahulu dari aliran
psikoanalisis Freud dan berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologi
eksperimental Wundt. Aliran-aliran yang paling menonjol pengaruhnya dalam
psikologi pendidikan, yaitu:
 Aliran Humanisme, tokoh-tokoh utamanya J.J Rousseau, Abraham
Maslow, C. Rogers
 Aliran Behaviorisme, tokoh-tokoh utamanya J.B Watson, E.L.
Thorndike, dan B.F Skinner
 Aliran Psikologi Kognitif, tokoh-tokoh utamanya J. Piaget, J. Bruner
dan D. Ausbel

b. Cakupan Psikologi Pendidikan


Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan
psikologi pendidikan menjadi 3 macam, yaitu :
1) Pokok bahasan mengenai “belajar”
2) Pokok bahasan mengenai “proses belajar”
3) Pokok bahasan mengenai “Situasi belajar”
Khusus mengenai proses belajar-mengajar, para hali Psikologi Pendidikan
seperti Barlow (1985) dan Good & Brophy (1990) mengelompokkan
pembahadan dalam 7 bagian, yaitu :
1) Manajemen ruang (kelas) yang sekurang-kurangnya meliputi
pengendalian kelas dan penciptaan iklim kelas
2) Metodologi kelas (metode pengajaran)
3) Motivasi siswa peserta kelas
4) Penanganan siswa yang berkemampuan luar biasa
5) Penanganan siswa yang berperilaku menyimpang
6) Pengukuran kinerja akademik siswa
7) Pendayagunaan umpan balik dan penindaklanjutan
c. Metode Psikologi Pendidikan

14
 Metode Eksperimen
Dalam metode ini objek akan dibagi kedalam 2 kelompok, yakni
Kelompok Percobaan dan Kelompok Pembanding. Setelah eksperimen usai,
data kelompok percobaan dibandingkan dengan data kelompok
pembanding, lalu di analisis, ditafsirkan dan disimpulka dengan teknik
statistik tertentu.
 Metode Kuesioner
Metode ini lazim juga disebut metode surat-menyurat (mail survey),
karena penyebaran dan pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari
responden melalui jasa pos.
 Metode Studi Kasus
Metode ini adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk
memeroleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang
siswa atau sekelompok siswa tertentu.
 Metode Penyelidikan Klinis
Sasaran metode ini adalah memastikan sebab-sebab timbulnya
ketidaknormalan perilaku seorang siswa atau sekelompok kecil siswa.
 Metode Observasi Naturalistik
Metode ini berupa observasi yang dilakukan secara alamiah.
D. Hakikat dan Hubungan Antara Pendidik dan Pengajaran
Pendidikan dipandang lebih utama daripada pengajaran dalam arti
sebgai konsep ideal (sebagai landasan hukum). Namun tidak ada sistem
pendidikan yang berjalan tanpa pengajaran. Maka pengajaran dan
perwujudannya seyogiyanya dipandang sebagai konsep operasioanl yang
berposisi setara dengan pendidikan sebgai konsep ideal.

 BAB III (PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES)


A. Definisi dan Faktor yang memepengaruhi Perkembangan
a. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah proses atau pertumbuhan kearah yang lebih maju.
Pertumbuhan sendiri berarti tahapan peningkata sesuatu dalam hal jumlah,
ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan
perkembangan (McLeod, 1989).
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
1) Aliran Nativisme (Arthur Schopenhauer, 1788-1860)
Dalam aliran ini perkembangan manusia ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa-apa.
2) Aliran Empirisme (John Locke, 1632-1704)
Aliran ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan
pendidikan dalam perkembangan manusia, sedangkan bakat dan
pembawaan sejak lahir tidak berpengaruh apa-apa.
3) Aliran Konvergensi (Louis William Stern, 1871-1938)

15
Aliran ini menggabungkanarti penting pembawaan dengan lingkungan
sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
B. Proses, Tugas, dan Hukum Perkembangan
a. Proses Perkembangan
Proses perkembangan individu sampai menjadi dirinya sendiri ada 3 tahap:
1) Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma
ayah)
2) Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari Rahim ibu kealam
dunia bebas)
3) Tahapan proses perkembangan individu bayi menjadi seorang pribadu
yang khas.
b. Tugas dan Fase Perkembangan
1) Tugas Perkembangan Fase Bayi dan Kanak-kanak
2) Tugas Perkembangan Fase Anak-anak
3) Tugas Perkembangan Fase Remaja
4) Tugas Perkembangan Dewasa
5) Tugas Perkembangan Setengah Baya
6) Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
c. Hukum Perkembangan
1) Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh
factor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan.
2) Hukum Perkembangan dan Pengembangan
Diri Manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan
sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri.
3) Hukum Masa
Peka Seorang siswa yang belum sampai pada masa pekanya untuk
mempelajari suatu materi pelajaran, materi tersebut akan sangat sulit
diserap dan diolah oleh sistem memorinya.
4) Hukum Keperluan
Belajar Setiap anak biasanya berkembang karena belajar.
5) Hukum Kesatuan Anggota Badan
Tahapan perkembangan yang terjadi dalam suatu ranah akan
berpengaruh terhadap tahap perkembangan lainnya.
6) Hukum Tempo Perkembangan
Tempo-tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi dalam
kategori : cepat, sedang, dan lambat.
7) Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan manusia tidak tetap, terkadang naik dan terkadang turun.
8) Hukum Rekapitulasi
Proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik
(dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan dari
tingkat yang paling sederhana sampai tingkat yang lebih kompleks.

16
C. Perkembangan Psiko-Fisik Siswa
Proses-proses perkembangan tersebut meliputi :
a. Perkembangan Motor
Yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan
perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak.
b. Perkembangan Kognitif
Yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan
/kemampuan otak anak. Perkembangan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1) Tahap sensorimotor, yaitu saat intelegensi yang dimiliki anak
masih berbentuk primitif dalam arti masih didasarkan pada prilaku
terbuka. Tahap pra-operasional, perkembangan ini bermula pada
saat anak telah memiliki penguasaan sempurna mengenai object
permanence, artinya anak sudah memiliki kesadaran akan tetap
eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, atau sudah
tak dilihat dan didegar lagi.
2) Tahap operasional konkret, pada tahap ini intelegensi operasional
anak terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi : conservation,
addition of classes, mutiplication of classes.
3) Tahap operasional formal, adalah tahap dimana seorang remaja
telah memiliki
4) kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun
berurutan dua
5) ragam kemampuan kognitif yaitu: kapasitas menggunakan
hipotesis, dan kapasitas menggunkana prinsip-prinsip abstrak.
c. Perkembangan Sosial dan Moral
Yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain,
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

 BAB IV (BELAJAR)
A. Definisi dan Contoh Belajar
a. Definisi Belajar
Menurut Skinner, Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung seacra progresif. Chaplin dalam Dictionary of
Psychology mengatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Sedangkan Wittig
dalam bukunya Psychology of Learning mengatakan belajar adalah perubahan
yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku
organisme sebagai hasil belajar.
b. Contoh Belajar
Contoh sederhananya seorang anak balita yang memperoleh mobil-mobilan
akan mencoba memainkan dengan cara memutar kuncinya dan meletakkannya di

17
suatu permukaan. Perilaku memutar dan meletakkan merupakan respon atau
reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan itu.
B. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan. Tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Belajar
juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan manusia
ditengah persaingan dengan bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena
belajar.
C. Belajar, Memori, dan Pengetahuan dalam Perspektif Psikologi dan Agama
a. Perspektif Psikologi
Hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan.
b. Perspektif Agama
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam
keadaan kosong, tidak berilmu dan tidak berpegetahuan. Akan tetapi, Tuhan
memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat
manusia itu sendiri
D. Teori-teori Pokok Belajar
a. Koneksionisme (Edward L. Thorndike, 1874-1949)
Belajar adalah hubungan antara Stimulus dan Respon
b. Pembiasan Klasik (Ivan Pavlov, 1849-1936)
Belajar adalah perubahan yang ditandai dengan adanya hubungan stimulus
dan respon. Maka pada prisnipnya eksperimen E.L. Thorndike kurang lebih
sama dengan hasil eksperimen Pavlov.
c. Pembiasan Perilaku Respons (Frederic Skinner, 1904)
Fenomena tingkah laku belajar melibatkan reinforcement (penguatan).
d. Teori Pendekatan Kognitif
Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan
tanpa melibatkan proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan, keyakinan dan
sebagainya.
E. Proses dan Fase Belajar
a. Definisi Proses Belajar
Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
b. Fase-fase dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S. Bruner dalam proses belajar siswa melalui 3 fase, yaitu :
1) Fase Informasi (tahap penerimaan materi)
2) Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)
3) Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)

 BAB V (CIRI, PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR)


A. Ciri Khas Perilaku Belajar

18
a. Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar berkat pengalamanatau
praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau bukan kebetulan.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan positif artinya baik, bermanfaat dan sesuai harapan, sedangkan
perubahan aktif terjadi karena usaha siswa itu sendiri.
c. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang membaw pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
B. Perwujudan Perilaku Belajar
Perwujudan perilaku belajar biasanya tampak dalam perubahan-perubah
Kebiasaan, Keterampilan, Pengamatan, Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat, Berfikir
Rasional dan Kritis, Sikap, Inhibisi, Apresiasi dan Tingkah laku Afektif.
C. Jenis-jenis Belajar
Jenis-jenis belajar antara lain : Belajar Abstrak, Belajar Keterampilan, Belajar
Sosial, Belajar Pemecahan Masalah, Belajar Rasional, Belajar Kebiasaan, Belajar
Apresiasi, dan Belajar Pengetahuan.
D. Efisiensi, Pendekatan dan Metode Belajar
a. Efisiensi Belajar
1) Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar
yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang hemat dan minim.
2) Efisiensi Hasil Belajar
Kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar
memberikan prestasi belajar tinggi.
b. Ragam Pendekatan Belajar
1) Pendekatan Hukum Jost
Siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan
lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan
dengan materi yang sedang ia tekuni.
2) Pendekatan Ballard & Clanchy
Pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap
terhadap ilmu pengetahuan.
3) Pendekatan Biggs
Pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan dalam 3 prototipe, yaitu :
• Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
• Pendekatan deep (mendalam)
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
c. Metode Belajar SQ3R
Dengan menggunakan metode ini siswa dapat menjadi pembaca aktif dan
terarah langsung pada intisari yang tersirat dan terusat dalam teks.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa.

19
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan
4. metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi
5. pelajaran.

 BAB VI (PRESTASI, LUPA, KEJENUHAN, TRANSFER, DAN


KESULITAN)
A. Evaluasi Prestasi Belajar
a. Definisi Evaluasi
Evaluasi adalah penilaia terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
b. Tujuan Evaluasi
1. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
2. Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya.
3. Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar
4. Mengetahui segala upaya siswa dalam menggunakan kapasitas
kognitifnya
5. Mengetahui tingkat daya guna dan hasil metode mengajar dalam PMB
c. Fungsi Evaluasi
Evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu : Fungsi Administratif, Fungsi
Promosi, Fungsi Diagnostik, Sumber data BK dan bahan pertimbangan
pengembangan.
d. Ragam Evaluasi
Ada beberapa Ragam Evaluasi, yaitu : Pre-test dan Post-Test, Evaluasi
Prasyarat, Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif dan
UAN/UIN.

B. Syarat dan Ragam Alat Evaluasi


a. Syarat Alat Evaluasi
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif
psikologi belajar meliputi 2 macam, yakni : Reabilitas dan Validitas.
b. Ragam Alat Evaluasi
Ragam alat evaluasi terdiri atas 2 macam bentuk, yaitu :
1) Bentuk Objektif (Tes Benar-Salah, Tes Pilihan Berganda, Tes
Pencocokan, Tes Isian, dan Tes Pelengkapan)
2) Bentuk Subjektif
C. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
a. Evaluasi Prestasi Kognitif
Dapat dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.

20
b. Evaluasi Prestasi Afektif
Dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert c.Evaluasi Prestasi
Psikomotor Dapat diukur dengan melakukan Observasi
D. Lupa dan Kejenuhan Belajar
a. Faktor-faktor penyebab lupa
1) Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi
atau materi
2) yang ada dalam sistem memori siswa.
3) Lupa dapat terjadi karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada,
baik disengaja maupun tidak.
b. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar
Kiat menurut Barlow (1985), Reber (1988) dan Anderson (1990), yaitu :
1) Overlearning (belajar lebih)
2) Extra Study Time (tambahan waktu belajar)
3) Mnemonic Device (muslihat memori)
4) Pengelompokan
5) Latihan berbagi
c. Faktor penyebab Kejenuhan Belajar
Kejenuhan dapat terjadi karena siswa tersebut kehilangan motivasi, bosan
dan keletihan.
E. Transfer dalam Belajar
Menurut Gagne transfer dalam belajar digolongkan dalam 4 dikategori, yaitu :
a. Transfer Positif
b. Transfer Negatif c. Transfer Vertikal d. Transfer Lateral

 BAB VII (MENGAJAR)


a. Arti Penting Mengajar
Mengajar mengandung konotasi membimbing dan membantu untuk
memudahkan siswa dalam menjalani proses perubahannya sendiri, yakni proses
belajar untuk meraih kecakapan ciptam rasa, dan karsa yang menyeluruh dan utuh.
B. Defenisi dan Contoh Mengajar
a. Defenisi Mengajar
Menurut Arifin (1978) mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian bahan pelajarna kepada murid agar dapat menerima, menanggapi,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu
b. Contoh Mengajar
Jika para siswa sedang diajari menulis, maka para siswa itulah yang
seharusnya lebih banyak mendapatkan peluang menulis, bukan guru. Tugas guru
adalah memberi contoh dan dorongan persuasive kepada siswa.
C. Pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar
a. Mengajar sebagai ilmu
b. Mengajar sebagai seni
D. Model dan Metode Pokok Mengajar

21
a. Model Mengajar
1) Model Information Processing (Tahapan Pengolahan Informasi)
2) Model Personal (Pengembangan Pribadi)
3) Model Sosial (Hubungan Bermasyarakat)
4) Model Behavioral (Pengembangan Prilaku)
b. Metode Pokok Mengajar
1) Metode Ceramah
2) Metode Diskusi
3) Metode Demonstrasi
4) Metode Ceramah Plus

 BAB VIII (GURU DAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR)


A. Guru
a. Karakteristik Kepribadian Guru
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam
membentuk profesinya adalah meliputi flesibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis.
B. Kompetensi Profesionalisme Guru
a. Kompetensi Kognitif Guru
1) Ilmu Pengetahuan Kependidikan
2) Ilmu Pengetahuan Materi Bidang Studi
b. Kompetensi Afektif Guru
1) Konsep-diri dan Harga-diri Guru
2) Efikasi-diri dan Efikasi Kontekstual Guru
3) Sikap terhadap penerimaan diri sendiri dan orang lain
c. Kompetensi Psikomotor Guru
1) Kecakapan fisik umum
2) Kecakapan fisik khusus
C. Hubungan Guru dengan Proses Mengajar-Belajar
Hal-hal pokok yang berhubungan dengan guru dengan proses Mengajar-Belajar
adalah meliputi : Konsep dasar Mengajar-Belajar, fungsi guru dalam Mengajar-
Belajar dan Posisi Guru dalam Mengajar-Belajar.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Mengajar-Belajar
1) Pengaruh Karakteristik Siswa
2) Pengaruh Karakteristik Guru
3) Pengaruh Interaksi dan Metode
4) Pengaruh Karakteristik Kelompok
5) Pengaruh Fasilitas Fisik
6) Pengaruh Lingkungan Luar
b. Fungsi Guru dalam Proses Mengajar-Belajar
1) Designer of Instruction (perancang pengajaran)
2) Manager of instruction (pengelola pengajaran)
3) Evaluator of Student Learning (penilai prestasi belajar siswa)

22
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1 PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING


Dalam hal ini ada dua buku, dimana buku utama (buku Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru karangan Muhibbin Syah) dan buku pembanding (buku
Psikologi Pendidikan karangan Drs. M Dalyono). Kedua buku ini membahas tentang
bagaimana psikologi dalam pendidikan. Dalam kedua buku tersebut juga dijelaskan hal
yang demikian sehingga dapat diketahui bagaimana tahapan serta proses dari pendidikan
psikologi itu terhadap peserta didik pembahasan ini meliputi gaya belajar yang dimiliki
siswa hal tersebut lah yang wajib di ketahui oleh seorang guru agar guru juga dapat
menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan mudah diterima oleh para peserta didik.
Berdasarkan isi, kedua buku lebih banyak mengutarakan pendapat-pendapat para ahli.
Perbedaan kedua buku terletak dari materi yang dijabarkan dan bagaimana caranya
menjabarkan isi materi tersebut serta penulisan dan pemaparan materi dalam buku, dimana:
Dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru karangan Muhibbin
Syah dijelaskan mulai dari pendahuluan yang berisi tentang berbagai hal atau aspek yang
akan dipelajari dalam psikologi pendidikan. Pembahasan selanjutnya yakni psikologi,
pendidikan dan pengajaran, perkembangan proses belajar, faktor yang mempengaruhi
proses belajar, mengajar, belajar, serta guru dan proses mengajar belajar
Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Drs. M Dalyono, dijelaskan mulai dari
ruang lingkup ilmu kejiwaan, peran ilmu pendidikan dalam dunia pendidikan, teori
psikologi belajar, bagaimana perkembangan serta pertumbuhan manusia, pembawaan
dan lingkungan yang mempengarui psikologi seseorang, cirri-ciri kematangan proses
cara berfikir serta kematangan tentang kejiwaan seseorang, selanjutnya kemampuan serta
intelegensi atau pengetahuan seseorang, serta bagaimana tipe-tipe dan kesulitan yang
dihadapi saat belajar.
Terdapat juga perbedaan antara kedua buku psikologi pendidikan ini yaitu pada buku
utama pembahasan yang dipaparkan dari buku ini lebih kepada proses belajarnya dari pada
tentang psikologinya. Sedangkan pada buku pembanding pembahasan yang dipaparkan
lebih kepada tingkat kejiwaan dari pada proses belajarnya.

3. 2 Kelebihan Dan Kelemahan Buku


A. Kelebihan
 Buku Utama
1) Cover :
Cover pada buku pembanding memiliki cover yang berwarna biru. Cover pada
buku ini cukup simpel tetapi tetap memiliki kesan menarik saat melihat covernya.
Memasukkan sedikit ilustrasi pada sampul bagian depan yang membuat daya tarik
untuk dibaca.

2) Bahasa :.
Bahasa pada buku utama cenderung baku namun mudan untuk dipahami pembaca.

23
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehingga bagi siapa saja
yag membacanya akan mudah memahami maksudnya.

3) Isi :
Materi dijelaskan secara runtut sehingga Nampak keterkaitan yang jelas antara
materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya. Aspek- aspek pengetahuan
psikologi pendidikan dijelaskan secara detail, mulai dari pengertian psikologi
pendidikan itu sendiri, teori-teori psikologi belajar, perkembangan dan
pertumbuhan serta hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik psikologi anak serta
kesulitan- kesulitan dalam belajarnya.

 Buku Pembanding
1) Cover :
Cover pada buku utama memiliki cover yang berwarna kuning. Cover pada buku
ini cukup simpel tetapi tetap memiliki kesan menarik saat melihat covernya.
Memasukkan sedikit ilustrasi pada sampul bagian depan membuat buku terlihat
menarik.
2) Bahasa :
Bahasa yang digunakan pada buku pembanding sudah disesuaikan pada zaman
sekarang. Bahasa pada buku pembanding cenderung baku namun mudah untuk
dipahami pembaca. Kata-kata yang disampaikan penulis juga telah sesuai dengan
kaidah EYD yang berlaku.
3) Isi :
Pada buku pembanding isi cukup bagus dan cukup mudah dipahami, jika
dibandingkan dengan buku utama tentu saja buku ini lebihdirekomendasikan untuk
dibaca Karena Bahasa yang mudah dimengerti dan bahasan dalam buku ini tidak
terlalu berat.

A. Kelemahan
 Buku Utama :
1) Cover
Cover ini sebenarnya memiliki kelebihan yang lebih banyak karena cover buku ini
terlihat menarik. kelemahan buku ini terletak pada sampulnya yang yang hanya
menggunakan warna dasar biru.
2) Bahasa
Meskipun penggunaan Bahasa pada buku ini sudah diakatakan cukup baik , akan
tetapi masih saja ada bagian atau kata istilah yang dirasa kurang dimengerti
pembaca yang dapat menyulitkan pembaca dalam memahami maksud tulisan
tersebut.

3) Isi
Tidak disajikan contoh dalam buku ini dalam menjelaskan materi tentang sesuatu
yang aplikatif sehingga tidak tampak efek dari pengetahuan psikologi itu. Sebagai

24
contoh tentang kesulitan belajar, akan lebih baik jika diiringi dengan contoh
sekaligus beberapa alternative pemecahannya.

 Buku Pembanding
1) Cover :
Cover ini sebenarnya memiliki kelebihan yang lebih banyak karena cover buku ini
terlihat menarik. kelemahan buku ini terletak pada sampulnya yang masih terlihat
terlalu simple.
2) Bahasa :
Meskipun penggunaan Bahasa pada buku ini sudah diakatakan cukup baik , akan
tetapi masih saja ada bagian atau kata istilah yang dirasa kurang dimengerti
pembaca yang dapat menyulitkan pembaca dalam memahami maksud tulisan
tersebut.
3) Isi :
Penjelasan yang diuraikan penulis dalam buku ini kurang spesifik, sehingga
pembaca belum dapat memahami teori yang disampaikandengan jelas. Buku ini
juga tidak dilengkapi glosarium, sehingga pembaca kebingungan saat menemukan
kata-kata yang asing dan tidak umum dijumpai.

25
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Setelah penulis menilai diantara buku yang satu dan buku yang lainnya dibandingkan
maka secara umum juga kita ketahui bahwasannya yang namanya manusia tidak luput dari
kesalahan tersebut dan juga tidak ada yang sempurna.Sehingga Dalam buku yang dilihat
maka dapat pembanding antara buku yang satu dengan buku lainnya.Dimana antara kedua
buku tersebut memliki kelebihan dan kelemahan , akan tetapi buku tersebut memili
kesamaan terhadap buku yang satu dengan buku yang lainnya . Demikian pula peran
pendidik di dalam memberikan materi atau pemahaman mengenai Psikologi pendidikan
dapat di pelajari dari Kedua buku tersebut. Banyak materi yang dikembangkan dari hasil
kedua buku tersebut, di antaranya pengertian dari psikologi pendidikan itu sendiri ,
serta penjelasan bagaimana cara untuk mempelajari psikologi tersebut.
Buku ini dapat menjadi pedoman pembelajaran tetapi dalam buku ini masih terdapat
kata-kata yang kurang efektif.. Dalam buku ini dapat kita ketahui arti psikologi dan peran-
peran psikologi dalam kehidupan sehari-hari serta implikasi kepadapendidik,mahasiswa
sebagai bahan materi perkulihannya.
Adapun kesamaan-kesamaan kedua buku ini ada menggunakan beberapa sumber yang
sama yang kedua pengarang gunakan atau yang menjadi panduan pengarang dalam
penyusunan kedua buku tersebut. Dan juga kedua buku tersebut bertujuan untuk
memudahkan proses pembelajaran di dalam pendidikan psikologi.

4. 2 Saran
Buku ini dapat di revisi ulang untuk memperbaiki kata-kata yang kurang efektif. Dan
kedua buku tersebut dapat menjadi buku tambahan bagi Dosen,Guru,Mahasiswa dalam
pemebelajaran Psikologi. Maka kedua buku ini juga dapat digunakan.

26
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

LAMPIRAN
Buku Utama : Buku Pembanding :

Anda mungkin juga menyukai