Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Isa Hidayati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Judul Buku : Psikologi Pendidikan

Nama Pengarang : Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I

Penerbit/Thn Terbit/Jlh Hlm : IAIN Tulungagung Press/ 2014/ 226

Nama Mahasiswa : Christmadya Wanti Lestari Br. Sirait

NIM/Prodi : 4203321001 / Pendidikan Fisika

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
Maret 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul Critical Book Review ini yaitu
mengenai “PSIKOLOGI PENDIDIKAN”.

Critical Book Review (CBR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan, yang menjadikan penambahan wawasan dan pemahaman terhadap
materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Critical Book Review
ini saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Book Review yang baik
dan benar.

Saya sangat berterima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi
Pendidikan ini, yang telah memberi bimbingannya dan pengajarannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas CBR ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CBR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang. Semoga karya tulis CBR
yang saya perbuat ini bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih banyak saya ucapkan.

Lubuk Pakam, 29 Maret 2021

Penyusun

Christmadya Wanti Lestari Br. Sirait


NIM : 4203321001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Identitas Buku yang Direview.........................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
ISI BUKU...................................................................................................................................3
BAB I : SEPUTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN.................................................................3
BAB II : PEMBAWAAN, KETURUNAN, DAN LINGKUNGAN......................................5
BAB III : INTELEGENSI......................................................................................................6
BAB IV : MOTIVASI............................................................................................................8
BAB V : BELAJAR................................................................................................................9
BAB VI : KEPRIBADIAN.....................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................14
PEMBAHASAN........................................................................................................................14
A. Keunggulan.....................................................................................................................14
B. Kelemahan......................................................................................................................14
BAB IV.....................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi pendidikan merupakan studi yang berkaitan dengan proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan proses yang berlangsung
melalui tindakan belajar. Beberapa ahli pendidikan mengungkapkan bahwa lapangan utama
studi psikologi pendidikan yaitu soal belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa psikologi
pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Psikologi pendidikan berkonsentrasi pada persoalan-persoalan belajar, yaitu persoalan-


persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka dari itu penting sekali bagi para
mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan untuk memahami lebih dalam bagaimana
psikologi pendidikan itu, sehingga hal ini akan membantu mahasiswa sebagai calon guru
untuk menguasai kelas, mengenal mahasiswanya, dan mampu menerapkan metode yang
tepat, serta memahami bagaiman cara belajar mahasiswa yang akan menghasilkan hasil yang
optimal.

Dalam hal ini penulis membahas bagaimana psikologi dalam dunia pendidikan, dengan
tujuan meriview buku mana yang lebih mudah dimengerti ataupun dipahami, sehingga
mahasiswa dapat lebih mudah menguasai apa dan bagaimana psikologi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inteligensi, cara belajar, serta
kepribadian individu?
3. Buku mana yang lebih mudah dipahami oleh pembaca?
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan.


2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inteligensi, cara belajar,
serta kepribadian individu.
3. Mengetahui buku mana yang lebih mudah dipahami oleh pembaca.

D. Identitas Buku yang Direview

 Judul Buku : Psikologi Pendidikan


 Penulis : Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I
 Tahun Terbit : 2014
 Penerbit : IAIN Tulungagung Press
 Kota Terbit : Tulungagung
 Halaman 226
 ISBN : 978-602-1090-09-1

2
BAB II

ISI BUKU

BAB I : SEPUTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Sejarah Psikologi Pendidikan

Psikologi dalam istilah disebut sebagai ilmu jiwa, berasal dari bahasa Inggris yakni
psycology. psycology merupakan dua akar kata yang berhubungan dari bahasa Yunani, yaitu
psyche yang berarti jiwa logo yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi memang berarti
ilmu jiwa. Para filsuf mencoba mempelajari jiwa. Ide atau jiwa menurut Plato adalah bersifat
kekal, tidak berubah. Oleh Plato jiwa dan tubuh dipandang sebagai dua kenyataan yang harus
dibedakan, jiwa berasal dari dunia ide mempunyai fungsi rasional, kehendak atau keberanian
keinginan atau nafsu yang dihubungkan dengan pengendalian diri.

Plato memandang jiwa sebagai suatu subtansi yang memberikan kehidupan dan
pengetahuan sejati, serta dapat membuat orang melihat dunia idea dan mencari kebenaran
yang sejati. Pengertian Plato tentang jiwa yang kekal ini mendapat perlawanan dari muridnya
Aristoteles. Abad ke-17, pengertian jiwa mengalami perkembangan lagi. Rene Descartes
seorang filsuf Perancis (1596-1650) mencetuskan definisi bahwa psikologi adalah ilmu
tentang kesadaran. Pendapat diatas juga dipertegas oleh Sartain bahwa : Psychology is the
scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human
behavior. Psikologi merupakan suatu studi ilmiah tentang perilaku organisme hidup, dengan
perhatian khusus diberikan pada perilaku manusia.

B. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi pendidikan
merupakan cabang dari psikologi dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan
pada maslah pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, yang sangat erat
hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
keberhasilan belajar.
C. Fungsi dan Manfaat Psikologi Pendidikan

Fungsi psikologi pendidikan adalah sebagai proses perkembangan siswa dan


mengarahkan cara belajar siswa ke arah yang lebih baik, sebagai penghubung antara
mengajar dengan belajar dan sebagai pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses
belajar mengajar.

Manfaat fungsi psikologi pendidikan adalah eka terhadap perilaku dan kebutuhan
manusia untuk belajar, mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada diri peserta didik dan
mengetahui gejala-gejala yang di timbulkan oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.

D. Obyek Kajian Psikologi Pendidikan

Objek kajian di dalam psikologi pendidikan tidak mengabaikan persoalan tentang psikolgi
guru namun terletak pada peserta didik. Pada hakikat pendidikannya lebih menjelaskan
mengenai pelayanan khusus yang diperuntukkan pada peserta didik. Untuk itu, objek di
dalam psikologi pendidikan selain dari teori-teori di dalam psikologi pendidikan (sebagai
sebuah ilmu) namun lebih condong pada sisi psikologis peserta didik terutama bagi mereka
yang terlibat langsung di dalam proses pembelajaran.

Menurut penjelasan Glover dan Ronning, objek kajian dari psikologi pendidikan
mencakup pada topik-topik mengenai pertumbuhan dan perkembangan dari peserta didik,
perbedaan antara individual peserta didik, hereditas dan lingkungan, pengukuran proses dan
hasil pendidikan pembelajaran, karakteristik tingkah laku dari peserta didik, motivasi dan
minat, kesehatan mental, dan disiplin lainnya yang relevan. Sedangkan menurut Syaodih
Sukmadinata yang dijelaskan dalam Syaiful Sagala menjelaskan jika objek kajian psikologi
pendidikan adalah pada interaksi yang terjalin antara pendidik (guru) dan peserta didik yang
diperuntukkan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta didik yang didukung sarana dan
fasilitas di dalam lingkungan tertentu.

Psikologi pendidikan memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan tindakan psikologis mana
yang tepat di dalam interaksi yang terjadi di setiap faktor-faktor pendidikan. Pengetahuan
psikologis mengenai peserta didik menjadi hal yang cukup penting di dalam proses
pendidikan. Untuk itu lah pengetahuan mengenai psikologi pendidikan harus dimiliki dan
menjadi kebutuhan untuk para guru ataupun orang yang sadar jik dirinya berperan sebagai
pendidik. Secara garis besar, banyak ahli psikologi yang membatasi objek kajian dari
psikologi pendidikan menjadi 3 macam, antara lain adalah:

1. Mengenai belajar, yang mana meliputi teori-teori, ciri khas perilaku belajar untuk
peserta didik, dan prinsip-prinsip di dalamnya.
2. Mengenai proses belajar, yaitu tahapan peristiwa dan perbuatan yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar peserta didik
3. Mengenai situasi belajar, yaitu suasan dan kondisi lingkungan, baik itu yang
bersifat fisik ataupun non fisik yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
peserta didik

E. Tokoh-Tokoh dalam Psikologi

Dua tokoh keturunan Amerika-Afrika yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie
dan Kenneth Clark. Mereka melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak
Amerika-Afrika. Hollingworth merupakan orang pertama yang menggunakan istilah gifted
untuk mendeskripsikan anak-anak yang mendapat skor istimewa dalam tes kecerdasan.

BAB II : PEMBAWAAN, KETURUNAN, DAN LINGKUNGAN

A. Seputar Pembawaan

Istilah lain dari hereditas ialah pembawaan, diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan
biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-
kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seseorang individu
dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).
Penurunan sifat mengikuti prinsip reproduksi, konformitas, variasi, dan regresi filial. Macam-
macam pembawaan yaitu pembawaan jenis, pembawaan ras, pembawaan jenis kelamin, dan
pembawaan perseorangan. Pembawaan perseorangan ditentukan oleh konstitusi tubuh, cara
bekerja alat indra, cara berlangsungnya emosi yang khusus, tempo dan ritme perkembangan,
tipe-tipe perhatian, IQ, dan sifat-sifat ingatan dan kesanggupan belajar.
B. Seputar Keturunan

Semua yang dibawa sejak lahir ialah pembawaan, tetapi tidak semua pembawaan adalah
keturunan. Keturunan adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak yang diwariskan
dengan dua syarat yaitu persamaan sifat atau ciri-ciri dan ciri-ciri ini harus melalui sel-sel
kelamin.Pengaruh keturunan terhadap individu yaitu bentuk tubuh dan warna kulit, sifat-sifat,
intelegensi, bakat, dan penyakit. Keturunan mempengaruhi cara kerja alat-alat indra, sifat-
sifat ingatan dan kesanggupan belajar, tipe-tipe perhatian, intelijensi kosien, cara- cara
berlangsungnya emosi-emosi yang khas, serta tempo dan ritme perkembangan.

C. Seputar Lingkungan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata lingkungan beraryi semua
yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan. Dalam ilmu psikologi, lingkungan
disebut ddengan environtment, karena environment ialah segala sesuatu yang ada di dalam
atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau perkembangannya.
Lingkungan dibagi menjadi 3 bagian yaitu lingkungan alam/ luar, lingkungan dalam, dan
lingkungan sosial/masyarakat. Keperibadian adalah organisasi dinamis daripada sistem
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Menurut Woodworth, cara individu berhubungan
dengan lingkungan yaitu bertentangan, menggunakan, berpartisipasi, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

BAB III : INTELEGENSI

A. Pengertian Intelegensi

Intelegensi berasal dari bahasa dari bahasa Latin yaitu intelligentia yang berarti
kekuatan akal manusia. Intelegensi merupakan faktor total yang dapat diketahui lewat tingkah
laku yang tampak, bukan hanya kemampuan yang dibawah sejak lahir, melainkan dapat
menentukan tujuan-tujuan baru. Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara
terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Oleh karena
itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari
berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
B. Teori-teori Intelegensi

1. Teori Uni Faktor

Diperkenalkan oleh Welhelm Stern pada tahun 1911, di mana teori ini dikenal
sebagai teori kapasitas umum. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan
fisiologis ataupun akibat belajar.

2. Teori Two Faktor

Diperkenalkan oleh Charles Spearman sebelum Stern pada tahun 1904, di mana
Spearman mengembangkan teori inteligensi berdasarkan suatu faktor mental umum
yang diberi kode “G” serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanpa “S” menentukan
tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan.

3. Teori Multi Faktor

Dikembangkan oleh E.L. Thorndike, di mana teori ini inteligensi terdiri dari
bentuk hubungan-hubungan neural atau stimulus dan respon yang mengarahkan
seseorang pada tingkah laku. Teori ini tidak berhubungan dengan konsep kedua teori
di atas.

4. Teori Primari Mental Ability

Teori Primary Mental Ability membagi intelegensi menjadi tujuh kemampuan


primer yaitu kemampuan numerial, kemampuan verbal, kemampuan abstraksi,
kemampuan untuk menghubungkan kata-kata, dan kemampuan membuat keputusan
baik induktif maupun deduktif.

5. Teori Sampling

Diajukan oleh Godfrey R Thomson pada tahun 1916. Di mana teori ini inteligensi
beroperasi dengan terbatas pada setiap sample dari berbagai kemampuan atau
pengalaman dunia nyata.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu pembawaan, kematangan,


pembentukan minat dan pembawaan khas, kebebasan, dan lingkungan. Pengukuran
intelegensi yaitu dengan menggunakan alat-alat psikodiagnostik atau psikotes.

D. Pengukuran Intelegensi

Dalam psikologi, pengukuran intelegensi dilakukan dengan menggunakan alat-alat


psikodiagnostik atau yang dikenal dengan istilah Psikotest. Hasil pengukuran intelegensi
biasanya dinyatakan dalam satuan ukuran tertentu yang dapat menyatakan tinggi rendahnya
intelegensi yang diukur, yaitu IQ (Intellegence Quotioent). Intelegensi pada setiap anak tidak
sama. Untuk mengatur perbedaan-perbedaan kemampuan individu tersebut, para psikolog
telah mengembangkan sejumlah tes intelegensi.

BAB IV : MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan faktor –faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau
keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha
yang keras atau lemah.

B. Teori-teori Motivasi

Menurut para ahli motivasi dibagi menjadi 3 yaitu teori kebutuhan, humanistik, dan
behavioristik.

1. Teori Kebutuhan
Toeri ini mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang tidak akan puas
hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan, tetapi ia akan puas jika semua kebutuhan
terpenuhi.
2. Teori Humanistik
Teori ini percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya
berasal dari masing-masing individu.
3. Teori Behavioristik
Teori ini berpendapat bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan.

Motivasi menjadi lebih efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan
ditarafkan pada obyek yang tepat.

C. Tujuan dan Fungsi Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk mengerakkan atau mengugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan fungsi motivasi menurut Sadirman A.M, ada tiga yaitu
mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan.

D. Macam-macam Motivasi

Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi timbul dari diri sendiri
maupun berasal dari lingkungan sekitar. Macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, sehingga dapat dikatakan motivasi itu sangat bervariasi.

E. Pengukuran Motivasi

Pengukuran motivasi di sini maksudnya yang berhubungan dengan efektivitas motivasi


dalam mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Jika didapati manusia yang dalam
sikap dan tingkah lakunya tidak terarah dan tanpa tujuan, dapat dipastikan bahwa orang
tersebut tidak memiliki motivasi.

BAB V : BELAJAR

A. Seputar Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman, dan relatif mantap. Adapun penyesuaian diri yang secara tidak sadar
dilakukan oleh individu yaitu kesesuaian belajar dan kematangan, belajar dan penyesuaian
diri, belajar dan pengalaman, belajar dan bermain, belajar dan pegertian, belajar dan
menghapal, serta belajar dan latihan. Teori belajar meliputi teori classical, teori instrumental
conditioning, teori cognitif learning, dan teori belajar sosial.

Jenis-jenis belajar terdiri dari belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar
merantaikan, belajar asosiasi verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar dalil, dan
belajar memecahkan masalah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar yaitu individu itu sendiri, kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, keadaan
keluarga, guru dan cara mengajarnya, motivasi sosial, dan lingkungan serta kesempatan.

Menurut Crow, untuk mencapai hasil belajar yang lebih efisien yaitu miliki dahulu
belajar yang pasti, tempat belajar yang memadai, jaga jondisi fisik, merencanakan dan
mengikuti jadwal belajar yang diselingi waktu istirahat, pelajari dan kuasai bagian yang
sukar, buat outline dan lakukan latihan.

B. Seputar Berpikir

Berpikir adalah proses dari otak yang mengakses representasi sebelumnya untuk
memahami atau menciptakan sebuah model baru jika memang belum ada. Berpikir bisa
diartikan menggunakan seluruh potensi akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan
sesuatu, dalam ingatan. Sehingga dalam berpikir memerlukan beberapa macam aspek yang
alasan, pertimbangan dan penguatan suatu keputusan.

Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada suatu tujuan. Ciri utama berpikir yaitu adanya abstraksi. Macam cara berpikir
yaitu berpikir induktif, berpikir deduktif, dan berpikir analogis. Hasil penyelidikan Frohn dan
kawan-kawannya tentang berpikir, mendapatkan bahwa didalam kesadaran manusia dapat
dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat lukisan kongkret, tingkat skematis, dan tingkat
pengertian abstrak.

Banyak ragam definisi tentang berpikir antara lain Plato yang beranggapan bahwa
berpikir adalah berbicara dalam hati. Menurut Solso berpikir adalah suatu proses representasi
pemikiran baru terbentuk dari perubahan wujud melalui informasi dalam interaksi yang
lengkap dari pemikiran ditambahkan pada keputusan, abstraksi, penyederhanaan alasan,
imaginasi dan pemecahan masalah. Pemikiran juga merupakan proses intern yang
keberadaannya dapat dilihat dari perilaku.
BAB VI : KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi


dengan individu lain. Di samping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu
struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.

B. Aspek-aspek Kepribadian

Abin Syamsuddin mengemukakan aspek-aspek kepribadian yaitu karakter,


temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, dan sosiabilitas.

1. Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten


tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seorang atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap, yaitu sambungan terhadap objek yang bersifat positif, negatif dan
ambivalen.
4. Stabilitas emosi, yaotu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan
dari lingkungan.
5. Responsibilitas, yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan.
6. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal.

C. Ciri-ciri Kepribadian Yang Sehat dan Tidak Sehat

Ciri-ciri kepribadian sehat yaitu mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu
menilai situasi secara realistik, mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik,
menerima tanggung jawab, kemandirian, dapat mengontrol emosi, berorientasi tujuan,
berorientasi keluar, penerima sosial, berbahagia dan memiliki filsafat hidup.
Untuk membentuk kepribadian yang sehat pada diri siswa, guru pembimbing/konselor
dapat memaksimalkan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam bidang pribadi dan sosial.
Kegiatan bimbingan pribadi dan sosial yang dilakukan untuk membentuk kepribadian yang
sehat pada diri siswa yaitu dengan memberikan materi didalam kelas, melakukan kegiatan
bimbingan kelompok, melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran, mengadakan
kegiatan pembinaan kepribadian siswa di sekolah, mengoptimalkan proses konseling
perorangan, mengadakan kegiatan outbond, menciptakan kegiatan perlombaan antar siswa,
melakukan kunjungan rumah, meningkatkan kesadaran beragama kepada siswa, serta
mengajak siswa selalu berpikir positif.

Kepribadian yang sehat antara lain memiliki empati, positive thinking, bertanggung
jawab, mampu mengakui kesalahan kepada orang lain, memaafkan kesalahan orang lain,
berpikir rasional, dan mampu bersosialisasi dengan baik. Sedangkan ciri-ciri kepribadian
yang tidak sehat yaitu, mudah marah, menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, sering
merasa tertekan, bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih
mudah atau terhadap binatang, kebiasaan berbohong, hiperaktif, bersikap memusuhi semua
bentuk otoritas, senang mencemooh orang lain, sulit tidur, kurang memiliki rasa tanggung
jawab, sering pusing kepala, pesimis, dan kurang bergairah.

D. Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian menurut Allport dikategorikan menjadi masa bayi, masa


kanak-kanak, dan masa dewasa.

1. Masa Bayi

Pada masa bayi, didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan sampai


minimal dan mencari keenakan sampai maksimal. Dengan motivasi kebutuhan untuk
mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seorang bayi harus menjalani
proses perkembangan dirinya. Sebagian tingkah laku bayi dipandang sebagai bentuk
awal pola kepribadian kemudian.
2. Masa Kanak-kanak

Pada masa kanak-kanak sesuatu yang awalnya sekedar merupakan alat untuk
mencapai tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang mengarahkan tingkah
laku dengan gaya seperti yang dimiliki oleh dorongan yang dibawa sejak lahir.

3. Masa Dewasa

Pada masa dewasa, ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh
sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Individu dewasa mengetahui apa
yang dikerjakannya dan mengapa itu dikerjakannya.

E. Pentingnya Kepribadian dalam Pendidikan

Aspek psikis yang dapat dipergunakan untuk membantu meningkatkan kepribadian yaitu
kepercayaan kepada diri sendiri, sikap optimis, sikap berhati-hati, siakp tidak bergantung
kepada orang lain, sikap tidak mementingakan diri sendiri, ketahanan menghadapi cobaan,
toleransi, ambisi, dan kepakaan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal (jasmani dan rohani), faktor eksternal
(kondisi lingkungan disekitar siswa), serta faktor pendekatan belajar (upaya belajar yang
meliputi strategi dan metode).

Unsur kecerdasan antara lain, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan
keterampilan sosial. Sedangkan aspek kepribadian meliputi 3 aspek yaitu motivasi belajar,
percaya diri, dan kerja sama dalam kelompok.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Keunggulan

1. Cover buku sangat menarik karena dilengkapi dengan warna yang cukup elegan
dan terdapat gambar yang berupa bagian kepala tubuh manusia yang dilengkapi
dengan bermacam-macam gambar dan angka yang berhubungan dengan
matematika.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami khususnya bagi para mahasiswa yang
ingin membacanya.
3. Pokok bahasannya sangat lengkap terlebih lagi menyajikan bagaimana sejarah
psikologi itu berkembang sehingga memudahkan pembaca mengetahui bagaimana
sejarah psikologi itu sendiri.
4. Jarak spasi yang digunakan tidak terlalu jauh sehingga tidak boros tempat dan
mudah dibaca.
5. Pembahasan pada setiap babnya sangat jelas dan lengkap serta tidak berbelit-belit
dan juga kita dapat mengetahui mana judul dan mana pokok pembahasan yang
akan dibahas.
6. Buku ini juga pada setiap materi memiliki pendapat dari para ahli yang di mana
dapat memperkuat isi dari materi yang akan dibahas.
7. Di bagian akhir buku, terdapat tentang penulis buku dan editor buku yang di mana
kita dapat mengetahui latar belakang si penulis dan si editor buku.

B. Kelemahan

1. Isi dari buku ini tidak berwarna hanya saja memakai warna hitam sehingga terlalu
monoton untuk dibaca.
2. Buku ini tidak memiliki rangkuman dan latihan soal-soal di akhir bab untuk
melihat dan menguji sejauh mana para pembaca memahami dan mengerti isi
pembahasan dari setiap bab-bab buku ini.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Obyek psikologi terdiri dari
obyek material dan obyek formal. Psikologi dibagi menjadi dua golongan yaitu psikologi
umum dan psikologi khusus. Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi ialah faktor total
yang dapat diketahui dari tingkah laku yang tampak. Intelegensi dipengaruhi oleh faktor
keturunan, lingkungan dan pendidikan. Faktor yang mempengaruhi belajar yaitu
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan/intelijensi, latihan dan ulangan, motivasi, sifat-sifat
pribadi seseorang, keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat pelajaran, motivasi
sosial, serta lingkungan dan kesempatan. Kepribadian itu relatif stabil, selalu berkembang,
dan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian yaitu faktor biologis, faktor sosial, dan faktor kebudayaan.

B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa yang akan menjadi guru nantinya, sebaiknya kita
memperbanyak referensi mengenai psikologi pendidikan, sebab psikologi pendidikan akan
membantu kita untuk mengenal dan memahami, serta mampu menguasai siswa dan kelas
yang akan kita ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Maunah, B. 2014. Psikologi Pendidikan. Tulungagung: IAIN Tulungagung Press.

Anda mungkin juga menyukai