Oleh :
Endang Winarti
5143144006
Puji syukur kita ucapkam kepada Tuhan YME yang telah memberikan toufik
rahmat serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tema psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Makalah ini ditujukan
untuk memahami lebih detail tentang psikologi pendidikan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. IDENTITAS BUKU UTAMA............................................................1
C. ISI BUKU UTAMA.............................................................................1
D. IDENTITAS BUKU PEMBANDING...............................................2
E. ISI BUKU PEMBANDING................................................................2
BAB IV PENUTUP.........................................................................................35
A. KESIMPULAN...................................................................................35
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi
mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang
bukan hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi
mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian
keilmuannya dari buku yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical
Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan kelebihan
buku berjudul Psikologi Pendidikan.
B. Identitas Buku I (Utama) :
Judul buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Dr. Muhibbin Syah, M.Ed
Editor : Anang Solihin Wardan
Desain Cover : Guyun Slamet
Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA
Tempat terbit : Bandung
Tahun terbit : 2010 (Edisi Revisi)
Kode buku : RR.PK.0107-15-2010
ISBN : 979-692-972-6
Tebal buku : 261 halaman
C. Daftar Isi Buku I (Utama) :
PENDAHULUAN
BAB 1 PSIKOLOGI, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
BAB 2 PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES
BELAJAR
BAB 3 BELAJAR
BAB 4 CIRI PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BELAJAR
BAB 5 PRESTASI, LUPA, KEJENUHAN, TRANSFER, DAN KESULITAN
BELAJAR
BAB 6 MENGAJAR
BAB 7 GURU DAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR
D. Identitas Buku II (Pembanding) :
Judul buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Tim Dosen Unimed
Desain Cover : Faisal Dongoran
Penerbit : PPs UNIMED
Tempat terbit : Medan
Tahun terbit : 2015 (Revisi 3) Sesuai KKNI
1
ISBN : 978-602-8207-18-8
Tebal buku : 180 halaman
E. Daftar Isi Buku II (Pembanding)
PENDAHULUAN
BAB 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAB 2 BELAJAR
BAB 3 KARAKTERISTIK BELAJAR
BAB 4 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR
BAB 5 MODEL PEMBELAJARAN
BAB 6 MOTIVASI BELAJAR
BAB 7 DESAIN PEMBELAJARAN
2
BAB II
ISI BUKU
Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka
ragam mahluk hidup mulai dari yang primitif sampai yang paling moderen. Namun
ternyata tidak cocok, lantarn menurut para ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki
batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika filosofis.
Bermacam-macam difinisi psikologi yang satu sama lain berbeda-beda, seperti:
a. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
b. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran ( the science of mind)
c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior) dan
lain-lain difinsi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang
mendefinisikan.
3
2. DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan berasal dari kata "didik", lalu kata ini mendapat awalan me
sehingga menjadi "mendidik", artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memeliharan dan memberi latihan di perlukan adanya ajaran, tuntutan, dan pimpinan
mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran (lihat kamus besar bahasa indonesia, 1991:
232). Selanjutnya, pengertian "pendidikan" menurut kamus besar bahasa indonesia
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya penagajaran dan pelatihan.
Dalam penegrtia yang agak luas, pendidikan dapat di artikan sebagai proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan cara bertingkah yang sesuai dengan kebutuhan.
Keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar bagi setiap pendidik yang kompeten
dan profesional adalah melaksanakan profesinya sesuai dengan keadaan peserta didik
(lihat kompetensi di profesionalisme pada halaman 229). Dalam hal ini, mengurangi
peran dedaktif dan metodi psikologi sebagai ilmu yang berupaya memahami keadaan
dan prilaku manusia termasuk para siswa yang satu sama lainya berbeda itu, amat
penting bagi semua guru di semua jenjang pendidikan.
4
mendidik para siswa melaluai proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan
berhasil guna. Ada beberapa hal yang penting yang perlu penyusunan kemukakan
mengenai kajian psiklogi pendidikan, antrara lain:
5
a. Pokok bahasan mengenai belajar yang meliputu teori-toeri, prinsip-
psrinsip, dan ciri-ciri khas prilaku belajar siswa, dan sebagainya.
b. Pokok bahasan mengenai proses belajar, yakni terhadap perbuatan dan
pristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
c. Pokok bahasan mengenai situasi beljar, yakni suasan dan keadaan
lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang brhubungan dengan
kegiatan belajar siswa. Khusus mengenai proses mengajar-belajar, para ahli
psikologi pendidikan seperti Barlow (1985) dan Good dan Brophy (1990)
mengelompokkan pembahasan ke dalam tujuh bagian.
1. Metode Eksperimen
6
akan di angkat, misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata
siswa ketika sedang membaca.
2. Metode Kuesioner
Studi khusus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunakan
untuk memeroleh gambaran yang rinci mengenai aspak-aspek psikologi seorang
siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain di pakai para penelitian
psikologi pendidikan, juga sering dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu sosial lain karena
lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelodikan dengan mencatat
fakta) dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.
Pada mulanya penyelidikan klinis atau sebut saja metode klinis (clinical
method)hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode
ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-
cara memberi perlakuan pamulihan (psychological teratmen) terhadap kalainan jiwa
tersebut.
7
D. HAKIKAT DAN HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN
PANGAJARAN
Akar kata pendidikan adalah didik atau mendidik yang secara harfiyah
artinya adalah memelihara dan memberi latihan. Sedangka pendidikan, kegiatan
mengubah prilaku dan sikap seseorang atau sekelompok orang melalui upaya
pengajaran dan penelitian.
8
BAB 2 PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PROSES BELAJAR
9
B. PROSES, TUGAS, DAN HUKUM PERKEMBANGAN
1. PROSES PERKEMBANGAN
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi
dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses perkembangan siswa
ialah tahapan-tahapan perubahan yang di alami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmani maupun bersifat rohani.
2. TUGAS DAN FASE PERKEMBANGAN
Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan
kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan
belajar hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Hal-hal lain
yang menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah:
a. Karena danya kematangan fisik terutama pada fase perkembangan tertentu;
b. Karena adanya doronagan cita-cita psikologis manusia yang sedang
berkembang itu sendiri;
c. Karena adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
3.HUKUM PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dab akibat
terjadinya pristiwa perkembangan dalam diri manusia.
a. Hukum Konvergensi
b. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
c. Hukum Masa Peka
d. Hukum Keperluan Belajar
e. Hukum Kesatuan Anggota Badan
f. Hukum Tempo Perkembangan
g. Hukum Irama Perkembangan
h. Hukum Rekapitulasi.
C. PERKEMBANGAN PSIKI-FISIK SISWA
1. Perkembangan Motor (Fisik) Siswa
Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang lebih selama dua dekade
(dua dasawarsa) sejak ia lahir. Semburan perkembangan (spurt) terjadi pada anak
menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun hingga 21 atau 22 tahun. Ada empat
macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang
juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkanya.
Pertama, pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf. Kedua, pertumbuhan otot.
10
Ketiga, perkembangan dan perubahan fungi kelenjar-kelenjar endokrin. Keempat,
perubahan struktur jasmani.
2. Perkembangan Kognitif Siswa
Menurut para ahli psikologi kognitif, pendaya guna kapasitas ranah kognitif
manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendaya gunakan kapasitas
Motor dan Sensorinya.
3. Perkembangan Sosial dan Moral Siswa
Pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah
upaya penumbuh kembangkan sumberdaya manusia melalui proses hubungan
interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsun dalam mayarakat yang
terorganisasi, dalam hal ini masyarakat pendidikan dan keluarga.
11
BAB 3 BELAJAR
A. DIFINISI DAN CONTOH BELAJAR
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
1. DIFINISI BELAJAR
2. CONTOH BELAJAR
B. ARTI BELAJAR
Balajar adalah key term (istialah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dari berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi
pendidikan. Karena demikaian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya
riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
12
C. BELAJAR, MEMORI, DAN PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF
PSIKOLOGI DAN AGAMA
1. PRESEPEKTIF PSIKOLOGI
2. PERSEPEKTIF AGAMA
a. Indara penglihat (mata), yakni alat fisik yang berguna menerima informasi
fisual;
b. Indra pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima
informasi ferbal;
c. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia yang berupa sistem psikis yang
kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi
kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).
13
D. TEORI-TEORI POKOK BELJAR
1. Koneksionisme
2. Pembiasaan Klasik
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang
telah meberi komtribusi yang sanagt berarti dalam perkembangan psikologi
pendidikan. Sains kognitif merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas; psikologi
kognitif, ilmu-ilmu komputer, liguistik, intelegensi buatan, matematika,
epistimologi, dan neuropsycsologi (psikologi syaraf)
14
tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan
prilaku kognitif, efektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlo,
1985), dalam proses belajar, siswa emenpuh tiga episode atau tiga fase, yakni:
a) Fase informasi (tahap penerimaan materi).b) Fase transpformasi (tahap
pengubahan materi).c) Fase evaluasi (tahap penilaian materi).Dalam fase
informasi (informatin), seorang siswa yang sedang belajar memeroleh sejumlah
keterangan mengenai materi ayang sedang dipelajari. Dalam fase transformasi
(transformation), informasi yang telah itu di analisis, diubah, atau di transformasikan
menjadi bentuk yang abstrak atau konseptul supaya kelak pada giliranya dapat di
masnfaatkan bagihal-hal yang lebih luas. Dalam fase evaluasi (evaluation),seorang
siswa yang akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuanya (informasi yang
telah di transforasikan tadi) dapat di mabfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain
atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau
praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan
kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan
adanya perubahan yang pernah di alami sekurang-kurangnya ia nerasakan perubahan
dalam dirinaya,seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan
sesuatu, keterampilan dan seterusnya.
Positif artinya baik, bermanfaat, sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni
diperolehnya suatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih
baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.
15
3. Perubahan Efektif dn Fungsional
Dalam hal ini memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar,
para ahli sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat titik temu di antara mereka
mengenai hal-hal yang prinsipal. Aka tetapi, mengenai apa yang dipelajari siswa dan
pbagaimana perwujutanya, aganknya masih ,menjadi teka-teki yang sering
menimbulkan pendapat yang cukup tajam dianatar para ahli itu.
a. Kebiasaan
b. Keterampilan
c. Pengamatan
16
d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan prilaku belajar terutama yang
bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional
akan menggunakan prisip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why).
f. Sikap
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.
Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap
untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
g. Inhibisi
h. Apresiasi
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyambut keaneka ragaman
perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, benci, was-was, dan lain
sebagainya.
C. JENIS-JENIS BELAJAR
1. Belajar Abstrak
2. Belajar Keterampilan
3. Belajar Sosial
17
4. Belajar Pemecahan Masalah
5. Belajar Rasional
6. Belajar Kebiasaan
7. Belajar Apresiasi
8. Belajar Pengetahuan
I. Efesiensi Belajar
Pada umunya orang melakukan usaha atau berkerja dengan memeroleh hasil
yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau
dengan kata lain efesien.
Banyak pendekatan yang dapat anda ajarkan kepada siswa untuk mempelajari
bidang studi atau materi palajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling
klasik sampai yang paling moderen.
18
III. Metode Belajar SQ3R
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kedaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa;
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar
siswa;
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learnig), yakini janis upaya belajar
siswa yang meliputu strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Pada bagian ini diurikan beberapa bagiam pokok yang behubungan dengan
prestasi atau kinerja akademik (academic performance) dan penetapan batas
minimal prestasi belajar siswa.
19
1. Difinisi Evaluasi
a. Tujuan Evaluasi
Pertama, untuk mengethui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh siswa
dalam sustu kurun waktu proses belajar tertentu. Kedua, untuk mengetahui posisi
atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Ketiga, untuk mengethui
tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Keempat, untuk mengetahui
segala upaya siswa dalam mendaya gunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan
kecerdasan yang milikinya) untuk keprluan belajar. Kelima, unutk mengethui tingkat
daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses
mengajar-belajar (PMB).
b. Fungsi Evaluasi
Fungsi administratif untuk penyusunan daftar mengisi datar nilai dan pengisian
rapor;
Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan;
Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program remedial teaching (penagjaran perbaikan);
Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentuk yang memerlukan
bimbingan dan konseling (BK).
20
Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang
meliputi perkembangan kurikulum, metode dan alat-alat PMB.
c. Ragam Evalusi
Kegiatan pretest dilakukan guru secar rutin pada setiap akn memulai penyajian
materi baru. Tujuanya untuk mengidentifikasi syaraf penegtahuan siswa mengenai
bahan yang akan di sajikan. Evalusi seperti ini berlangsung secara singkat dab sering
tidak memerlukan instrume tertulis.
Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat, mirip dengan pretest. Tujuanya adalah untuk
mengedentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang telah mendasari materi
baru yang akan di ajarkan.
Evaluasi diagnostik
Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama ulangan yang dilakukan pada setiap akhir
penyajaian satu pelajaran atau modul. Tujuanya ialah untuk memperoleh umpan balik
yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahuai
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa.
21
Evalusi sumatif
Ragam penilain sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir
periode pelaksanaan program pengajaran.
UAN/UN
Ujian Akhir Nasional dan Ujian Nasional(UN) pada prinsipnya sama dengan
efalusi sumatif dalam arti sebagai penentuan kenaikan status siswa. Namun, UAN
mulai dilakukan pada tahun 2002 untuk dirncang untuk siswa yuang telah
menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yaiutu jenjang SD/MI
(madrasah ibtidaiyah), dan seterusnya.
22
g. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
a. Evaluasi Prestasi Kognitif
23
b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi luapa adalah, dengan cara mengingatkan daya
ingat akal siswa. Banyak ragam kiyak yang perlu dicoba oleh siswa dalam mengingat
daya ingatnya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan
Anderson(1990), adalah sebagai berikut:
Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu
lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosen. Dalam
belajar, disamping sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami pristiwa
negatif lainya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut
learning plateu atau plateua.
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ialah kehilangan motifasi dan
kehilangan konsilidasi salah satu tingkat salah satu tinggkat keterampilan tertentu
sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Chapilan,
24
1972).selain itu kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai
pada batas kemampuan jasmaninya karena bosan (boring), dan keletihan (fatigue).
Transfer positif, seperti yamg telah diuraikan diatas, akan mudah terjadi pada
seoarng siswa dalam situasi belajarnya di buat sama atau mirip dengan situasi sehari-
hari yang akan ditempati siswa tersebut kelak dalam mengapresiasiakan
penegetahuan dan keterampilan yang telah ia pelajari disekolah.
a. Faktor interen siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang umum dari
dalam diri siswa sendiri.
b. Faktor eksteren siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa.
2. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
25
kemungkinan adnya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Banyak
l;angakah diagnostik yang dapat ditempuh guru, angtara lain yang cukup terkenal
adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991)
sebagai berikut:
a. Analisis diagnosis
b. Menentukan kecakapan bidang bermasalah
c. Menyusun program perbaikan
d. Melaksanakan progaram perbaikan
BAB 6 MENGAJAR
Mengajar merupan istilah kunci yang tak hampir luput dari pembahasan
mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang
menganggap mengajar hanya sebagian pendidikan. Mengajar hanya dianggap
sebagai slah satu alat atau cara dalam menyelenggarakan pendidikan, bukan
pendidikan itu sendiri . Konotasinya jelas, karena mengajar hanyalah salah satu cara
mendidik maka pendidikan pun dapat berlangsung tanpa pengajaran.
26
B. DEFINISI DAN CONTOH MENGAJAR
1. Definsi mengajar
Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam
bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan
penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian,
tujuanya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa sejumlah
pengetahuan dan kebudyaan.
2. Contoh mengajar
27
2. Mengajar sebagai seni
Sebagian ahli lainya memandang bahwa mengajar adalah sebagi seni (art),
bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang yang
berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Memang
sulit disangkal bahwa untuk menjadi guru yang profesional orang harus belajar dan
berlatih di lingkungan instansi pendidikan keguruan selam bertahun-tahun.
Sebuah istilah kunci dalam psikologi kognitif yang akhir-akhir ini semakin
mendominasi sebagian besar upaya riset dan pembahasan psikologi pendidikan.
Information processing sebagai rumpun model-model mengajar perlu dipelajari dan
diterapkan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar ranah cipta siswa
dapat berkembang dan berfungsi secara optimal.
b. Model personal
Model sosial adalah rumpun model mengajar yang menitik beratkan pada
proses interaksi antara individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Oleh
karenya, rumpun model lazim juga disebut sebagai interactive model (model yang
besifat hubungan antar individu).
28
mengajar behavioral banyak dilandasi oleh asumsi empiris bahwa segenap prilaku
siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan dijabarkan dalam bentuk
prilaku-prilaku khusus.
Metode secar harfiah berarti cara. Dalam pemakain yang umum, metode
diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan
dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia
psikologi metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasanya
digunakan untuk meyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik,
metode eksperimen, dan sebagainya.
Ragam dan jumlah metode mengajar mulai yang dari tradisional sampai yang
paling moderen sesungguhnya banyak hampir tak dapat dihitung dengan jari-jari
tangan. Ada empat macam metode mengajar yang dipandang resprenssetatif dan
doinan dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap
jenjang pendidikan formal.
Metode ceramah
Metode diskusi
Metode demontrasi
Metode ceramah plus
29
E. STRATEGI DAN TAHAPAN MENGAJAR
1. Strategi mengajar
Secara harfiah, kata strategi dpat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan
startegem yakni siasat atau rencana (Mcleod, 1989). Banyak padana
kata strategi dalam bahas inggris, dan yang dianggap relevan dengan pembahasan
ini ialah kata approch (pendekatan) dan kata procedur (tahap kegiatan). Dalam
melaksanakan strategi SPELT, guru perli mengikuti tiga macam langkah panjang dan
terpisah dalam arti mengambil waktu yang berada tetapi berurutan, yakni:
30
BAB 7 GURU DAN PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR
A. GURU
1. Arti guru dahulu dan sekarang
Dalam kamus besar bahasa indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaanya (mata pencaharianya) mengajar. Kata mengajar
dapat pula ditafsirkan bermacam-macam, misalnya:
31
c. Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa).
d. Kompetensi psikomotor guru
D. HIUBUNGAN GURU DENGAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR
1. Konsep dasar proses mengajar-belajar
a. Difinisi dan komunikasi dalam proses belajar-mengajar
b. Sasaran dalam proses belajar mengajar
c. Strategi perencanaan proses belajar-mengajar
d. Strategi plaksanaan proses mengajar-belajar
e. Faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar mengajar
Sehubungan dengan hal itu, rabgkai tujuan dan hasil yang harus dicapai guru,
terutama belajar, membangkitkan kegiatan belajar siswa. Dengan kegiatan siswa
diharapkan berjhasil mengubah tingkah lakunaya sendiri kearah yang lebih maju dan
positif.
32
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perbandingan Buku Psikologi Pendidikan (Muhibbin Syah) dengan Buku
Psikologi Pendidikan (UNIMED)
I. Kelebihan dan Kekurangan
KELEBIHAN KEKURANGAN
Dalam buku utama materi dan Dari segi percetakan buku utama
pembahasannya hampir sama dengan kurang menarik karena kertas yang
buku pembanding, namun dalam digunakan seperti kertas koran dan
buku utama pembahasannya lebih lebih tipis serta lebih mudah sobek
lengkap dan lebih terinci dibanding dibandingkan dengan buku
dengan buku pembanding pendamping yang menggunakan
kertas HVS yang lebih tebal
Pada buku utama terdapat halaman Dalam segi penulisan dalam buku
yang berisi identitas buku dan hak utama terlihat lebih sempit dan
cipta, selanjutnya terdapat kata kurang rapi dibanding dengan buku
pengantar dan daftar isi yang pembanding
dijabarkan lebih terinci dengan
dituliskannya judul-judul besar yang
ada dalam pembahasan sedangkan
pada buku pembanding hanya
memberi judul besar pada daftar isi
dan tidak terinci seperti buku utama
Pada kedua buku ini terdapat Percetakan cover pada buku utama
halaman pendahuluan dan itu akan terlihat kurang menarik dibanding
memudahkan pembaca untuk dengan buku pendamping yang
mengetahui secara singkat materi terlihat lebih menarik pembaca
yang akan dibahas dalam buku.
Seterlah pembahasan penulis masuk
dalam materi tentang pengetahuan
psikologi
Dalam buku utama terdapat
indeks/glosarium yang akan
memudahkan pembaca dalam
mencari kata yang dirasa sulit.
Sedangkan pada buku pembanding
tidak terdapat glosariumnya
Ada beberapa materi yang dibahas
dalam buku utama, namun tidak
dibahas dalam buku pembanding
Dalam buku utama banyak
33
menggunakan referensi buku lain
(daftar pustaka) dalam pembuatan
buku tersebut, sementara pada buku
pembanding tidak terdapat daftar
pustaka
Pada buku pendamping yang
diterbitkan oleh PPs UNIMED
memiliki desain cover yang menarik
untuk para pembaca, karena disana
terdapat gambar mata, kepala
manusia (otak) dan gambar puzzle
dimana dari ketiga gambar ini
pembaca bisa tau bahwa buku ini
membahas tentang psikologi yang
berkaitan dengan manusia
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kedua buku ini memiliki pembahasan yang hampir sama,
namun bedanya pada buku utama pembahasan yang dijabarkan lebih rinci dan lebih
lengkap dibandingkan dengan buku pembanding. Dan apada penulisan buku utama
banyak mengutip pendapat dari para ahli, sehingga teori yang dijabarkan jelas akurat
dan hal itu akan menambah pengetahuan para pembaca dan mengenal para ahli.
35