Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK

SKOR NILAI:
REPORT
MK.PSIKOLOGI

”PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH : Reinaldo Adri Nyoman


NIM : 5213142024
DOSEN PENGAMPUH : Yeni Marinton S.Pd,M.Psi
KELAS : REGULER C
MATA KULIAH : Psikologi pendidikan

FAKULTAS TEKNIK
PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat dan
limpahan rahmat-Nya-lah maka kita bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah CRITICAL BOOK REPORT dengan judul
buku 1”Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik ” dan buku 2 “ ’’semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita guna memahami
lebih dalam lagi mengenai Psikologi Pendidikan. Melalui kata pengantar ini kami
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah
ini ada kekurangan dan ada tulisan yang salah dan kurang tepat.
Dengan ini kami sebagai penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuk kita semua .

Padang,22 Maret 2022

Reinaldo Adri Nyoman (5213142024)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB. I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................1
1.3 Rumusan masal...........................................................................................1
BAB. II PEMBAHASAN ......................................................................................2
2.1 Identitas Buku ............................................................................................2
2.2 Ringkasan Isi ...............................................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan ........................................................................15
BAB. III PENUTUP..............................................................................................16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................16
3.2 Saran ..........................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Buku teks merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak digunakan
dalam pembelajaran. Didalam buku teks, terdapat materi-materi pembelajaran yang
mampu mendukung setiap pembaca untuk memahami pelajaran dengan baik. Namun,
tidak semua buku teks dapat memudahkan setiap pembaca untuk memahami dan
mengerti materi-materi yang terdapat dalam suatu buku teks. Sehingga mendorong
penulis untuk mengkritik buku teks agar dapat menganalisa dan memahami isi buku,
serta membantu pembaca berpikir kritis untuk menemukan kelemahan dan kelebihan
dari buku teks. Dalam tugas mata kuliah perkembangan peserta didik,penulis
membandingkan buku teks berjudul “Psikologi Pendidikan” dan “Psikologi
Pendidikan(implikasi dalam pembelajaran)” yang akan dipaparkan kedalam makalah
Critical Book Report yang ditulis oleh penulis, untuk memberikan tanggapan maupun
saran yang membangun. Penulis berharap Critical Book Report yang ditulis ini, dapat
bermanfaat kepada pembaca dalam memahami setiap materimateri yang ada buku teks
tersebut dan membantu pembaca kritis dalam memahami buku teks agar dapat
dijadikan panduan belajar serta memberikan wawasan lebih kepada penulis dengan
melakukan Critical Book Report, yang mewajibkan penulis lebih kritis dalam menganalisa
buku teks.
1. Tujuan
Tujuan dalammembandingkan buku teks berjudul “yaitu :
1. Penulis dapat berpikir kritis dalam menganalisa tentang perkembangan peserta didik
2. Mampu mengetahui sikap dan perkembangan yang terjadi
3. Mampumenganalisis perkembangan peserta didik

2. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Untuk menambah pengetahuan serta mengetahui tentang Tingkatan-tingkatan
Psikologi pendidikan.
3. Memberikan saran yang membangun kepada penulisbuk

Bab 2
PEMBAHASAN
2.1 Identisas Buku
BUKU 1
JUDUL : Psikologi Pendidikan
TAHUN ANGGARAN : 2017
PENULIS : Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd , Dr. Hardika, M.Pd , Yuliai Hoifah, S.Psi.,
M.Pd , SiŶta YuŶi Susilawai, S.Pd., M.Pd , Iŵaŵ GuŶawaŶ, S.Pd., M.Pd

Editor : Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd Dr. Hardika, M.Pd Iŵaŵ GuŶawaŶ, S.Pd.,
M.Pd

PENERBIT : Universitas Negeri Malang


ISBN : 978.979.495.934.3

Buku 2
Judul Buku : PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
Penulis : srori
Penerbit : CV. PENA PERSADA
Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-623-7699-72-9
2.2 Ringkasan Buku
Buku 1
KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah
laku manusia. Psychology is the scientiic study of the behavior of living organism,with especial attention
given to human behavior. Psikologi berasal dari Bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos yang
artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi BAB I KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN Yuliati
Hotifah, S.Psi., M.Pd 2 Psikologi Pendidikan psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.

B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Peserta didik dalam proses pendidikan, merupakan salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
transformasi yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan komponen manusiawi yang
terpenting dalam proses pendidikan, maka seorang guru dituntut mampu memahami perkembangan
peserta didik, sehingga guru dapat memberikan pelayanan pendidikan atau menggunakan strategi
pembelajaran yang relevan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa tersebut. Ketepatan materi yang
disampaikan guru dengan tingkat perkembangan siswa, akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu
sendiri. Setiap tahapan perkembangan anak akan berdampak pada perkembangan kepribadian anak.
Kepribadian anak merupakan watak atau sifat anak dalam menghadapi atau mempersepsikan suatu hal.
Kepribadian lebih lanjut akan dibahas pada bab selanjutnya (Bab III Karakteristik Psikologis Peserta
Didik). Teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain
berkaitan mengenai tingkah laku manusia (Koeswara, 1991:5).

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT

Sebelum lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiri, psikologi sangat kental dipengaruhi oleh ilsafat.
Psikologi kental dipengaruhi oleh cara-cara berpikir ilsafat dan dipengaruhi oleh ilsafat itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli ilsafat atau para ahli ilsafat
waktu itu juga ahli psikologi. Para ahli ilsafat kuno, seperti Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322
SM), telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Pada zaman kuno tidak ada spesiikasi dalam
lapangan keilmuan, sehingga boleh dikatakan BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Sinta Yuni Susilawati, S.Pd., M.Pd 14 Psikologi Pendidikan bahwa semua ilmu tergolong dalam apa yang
disebut ilsafat. Sementara ahli ilsafat ada yang mengatakan bahwa ilsafat adalah induk ilmu
pengetahuan (Sobur, 2013:73).
B. PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN ILMU YANG MANDIRI

Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata science. Kata science berasal dari kata scire yang artinya
mempelajari, mengetahui (Soeprapto, 1996:102). Pada mulanya cakupan ilmu (science) secara
epistimologis merujuk pada pengetahuan sistematik (systematic knowledge). Pemakaian yang luas dari
kata ilmu (science) diteruskan dalam Bahasa Jerman dengan istilah wissenchaften, yang dalam Bahasa
Inggris dikenal sebagai the humanitis (pengetahuan kemanusiaan). Sementara dalam Bahasa Indonesia
dikenal sebagai ilmu-ilmu budaya yang pada umumnya mencakup pengetahuan tentang bahasa dan
sastra, estetika, sejarah, ilsafat, dan agama (Dampier, 1966). Deinisi umum merumuskan bahwa ilmu
pengetahuan adalah kajian mengenai dunia eksternal. Ilmu dideinisikan sebagai ilmu pengetahuan
adalah hasil upaya manusia dalam mencari kebenaran tentang sesuatu, melalui suatu penelitian dengan
berbagai alat dan persyaratannya, yang disusun secara sistematis, sehingga dapat dipelajari,
disebarluaskan, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia (Soedjono, 1982:2). Untuk dapat
dikatakan sebagai ilmu, para ahli umumnya menyebutkan bahwa untuk dinyatakan sebagai ilmu,
dituntut syarat-syarat yaitu 2. Sejarah Perkembangan Psikologi Pendidikan 15 mempunyai objek
tertentu, mempunyai metode tertentu, sistematis, dan universal (Sobur, 2013:40).

KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK

A. INDIVIDU DAN KARAKTERISTIKNYA

Manusia dikenal sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau
homo faber, dan makhluk yang dapat dididik atau homo educandum. Pandangan tentang manusia
tersebut bisa digunakan untuk menentukan cara atau pendekatan pendidikan yang akan dilakukan
terhadap manusia. Berbagai pandangan telah membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang
kompleks. Indonesia BAB III KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd
Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd 24 Psikologi Pendidikan telah menganut pandangan bahwa manusia secara
utuh artinya manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan menunggalnya berbagai ciri
atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antara berbagai segi, yaitu antara segi
individu dan sosial, jasmani dan rohani, serta dunia dan akhirat.

Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan


dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya, dan
manusia dengan Tuhannya. Di dalam kedudukannya, manusia sebagai peserta didik haruslah
menempatkan ia sebagai pribadi utuh. Gayut dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan
hakiki manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani
dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Sifat dan ciri tersebut senantiasa ada pada diri manusia,
sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu artinya tidak
bisa dibagi, tidak dapat dipisahkan, keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas.
Individu yang berarti orang, perseorangan yang diinginkan (Echlos, 1975; Sunarto dan Hartono, 1994).

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan (environment). Karakteristik
bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor
biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian - perilaku - apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan
oleh seseorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur
bawaan dan pengaruh lingkungan. Dikenali bahwa anak mulai masuk sekolah tidak selalu sama
umurnya. Mereka selalu menunjukkan berbeda karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang
dibawanya ke sekolah, pada akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal lain yang mempunyai
pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah, selanjutnya bagi masa depan kehidupannya.

B. PERBEDAAN INDIVIDU

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu telah dikenali ada dua hal yang menonjol,
yaitu: (1) pada umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola perkembangannya; dan (2)
dalam pola yang bersifat umum itu, manusia cenderung berbeda isik dan nonisik. Individu menunjukkan
kedudukan orang perorang atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan, berkaitan perbedaan individual dengan perseorangan. Ciri atau karakteristik orang yang
satu berbeda dengan lainnya. Dengan kata lain, makna perbedaan individu menyangkut variasi yang
terjadi baik variasi aspek isik maupun psikologis. Perbedaan yang segera dikenali oleh guru terhadap
siswanya adalah perbedaan isiknya, seperti warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk muka, warna
rambut, dan cara berdandannya. Sedangkan perbedaan aspek psikologisnya adalah perilakunya,
kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya, bakatnya, dan kegemarannya. Garry mengkategorikan
perbedaan individu, yaitu: (1) perbedaan isik, meliputi usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin,
pedengaran, penglihatan, kemampuan bertindak; (2) perbedaan sosial, meliputi sosial ekonomi, agama,
hubungan keluarga, suku; (3) perbedaan kepribadian, meliputi watak, motif, sikap, dan minat; (4)
perbedaan kemampuan, meliputi inteligensi, bakat; dan (5) perbedaan kecakapan atau kepandaian di
sekolah (Hartono, 1994).

Buku 2
PSIKOLOGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Pengertian Anak Berkebtuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus seperti mutiara jika dirawat dengan penuh kasih sayang, dibimbing dan
mendapat pendidikan khusus dengan baik, maka anak berkebutuhan khusus menjadi pribadi yang
mandiri dan berharga seperti mutiara, tidak terkungkung dalam dunia kekurangan fisik ataupun mental
semata. Anak berkebutuhan khusus dulu disebut sebagai anak luar biasa, didefinisikan anak yang
memerlukan pendidikan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara
sempurna. Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus merupakan sebutan bagi anak yang
memilki kekurangan, yang tidak dialami oleh anak pada umumnya.246 Anak berkebutuhan khusus
adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukkan pada ketidak mampuan mental, emosi, atau fisik.247 Anak berkebutuhan khusus dapat
diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan
belajar dan kebutuhan tiap anak secara individual. Hallahan dan Kauffman menegaskan bahwa, anak
yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada suatu permasalahan dalam kemampuan
berfikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan bergerak.

B. Karakteristik dan Perkembangan ABK

Menurut Murtie anak berkebutuhan khusus dibedakan menjadi 2 (dua) karakteristik yang berbeda,
pertama, anak dengan karakteristik fisik yang berbeda: tunadaksa, tunanetra, tunarungu. Kedua, anak
dengan karakteristik psikis yang berbeda; tunagrahita, learning disability, autis, tunalaras, gifted. 253
Karakteristik setiap anak berbeda, begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus. Karakteristik tersebut
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang mempunyai gangguan gerakan yang disebabkan oleh kelainan
neuro-muskular atau struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit, atau akibat kecelakaan.
Individu tunadaksa di antaranya adalah celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.254 Selain
itu tunadaksa juga didefinisikan sebagai seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan
fungsi anggota tubuh akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan.

2. Tunanetra
Anak tunanetra adalah anak yang mengalami kelainan pada indera penglihatan yang
menyebabkan anak tersebut terhambat dalam penglihatannya. Secara harfiah tunanetra berasal
dari dua kata yaitu “tuna” yang berarti rugi, rusak hilang, terhambat, terganggu, tidak memiliki
kemudian “netra” yang berarti mata. Jadi tunanetra yaitu adanya kerugian yang disebabkan oleh
kerusakan atau terganggunya organ mata baik anatomis maupun fisiologis.

3. Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu” tuna artinya kurang dan rungu artinya
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tidak mampu mendengar atau kurang mampu
mendengar suara. Apabila dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak
dengar pada umumnya. Pada saat berkomunikasi barulah diketahui bahwa anak tersebut
mengalami tunarunguan. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran, baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran, individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka sering
disebut tunawicara.

4. Tunagarhita
Tunagrahita atau hambatan perkembangan, dikenal juga dengan berbagai istilah yang selalu
berkembang sesuai dengan kebutuhan layanan terhadapnya. Istilah yang berkaitan dengan
pemberian label terhadap tunagrahita antara lain: mentally retarded, mental retardation,
students with learning problem, intelectual disability, feeblemindedness, mental subnormality,
amentia, dan oligophrenia. Istilah-istilah tersebut sering dipergunakan sebagai “label” terhadap
mereka yang mempunyai kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan konsep dan keterampilan akademik (membaca, menulis, dan menghitung angka).

5. Learning disability (kesulitan belajar


Kesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak berkebutuahan khusus ditandai dengan
adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dengan mengikuti
pembelajaran konvensional. Ginitasasi menjelaskan bahawa, Learning disability merupakan
salah satu istilah yang mewadahi berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang
berkaitan dengan masalah akademis, kesulitan bidang akademik di sekolah yang sangat spesifik
yaitu kesulitan dalam satu jenis atau bidang akademik seperti berhitung (diskalkulia), kesulitan
membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgraphia), kesulitan berbahasa (dysphasia), kesulitan
tidak terampil (dispraksia), dsb.
6. Anak Autis
Sejarah munculnya terminology autis pertama kali dicetuskan oleh Eugeun Bleuler seorang
psikiatik Swiss pada tahun 1991, dimana terminology ini digunakan pada penderita
schizophrenia anak remaja barulah pada tahun 1943 Dr. Leo Kanner mendeskripsikan tentang
autis pada masa anakanak awal (infantile autism).298 Saat itu, Leo Kanner mendiskripsikan
gangguan auti sebagai ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan
berbahasa ditunjukkan dengan penguasaan tertunda echolalia (meniru), pembalikan kalimat,
adanya aktifitas bermain yang repetitive dan stereotif, rute ingatan yang kuat dan keinginan
obsesif mempertahankan keteraturan dalam lingkungannya. Dari deskripsi tersebut muncullah
istilah autis.

7. Tunalaras
Istilah tunalaras berasal dari kata “tuna” yang bererti kurang dan “laras” yang berarti sesuai.
Jadi, anak tunalaras dapat diartikan bertingkah laku kurang atau tidak sesuai dengan lingkungan.
Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang berlaku pada masyarakat
tempatnya berada. Anak tunalaras sering disebut tunasosial karena tingkah laku yang
ditunjukkan bertentangan secara terus-menerus terhadap norma-norma masyarakat. Adapun
contoh perilaku tunalaras berwujud mencuri, mengganggu teman, menyakiti orang lain, dan
sebagainya.

8. Giftedness atau Cerdas Istimewa


Menurut Feldhusen, anak cerdas istimewa adalah anak yang diidentifikasi oleh seorang ahli
dengan kualifikasi personal sebagai anak yang mempunyai kemampuan menonjol dan
diharapkan potensi tersebut menunjukkan prestasi yang tinggi Anak-anak yang berkecerdasan
tinggi meliputi mereka yang telah mampu menunjukkan prestasinya maupun yang belum
menunjukkan pretasi. Prestasi itu berupa potensi kemampuan pada beberapa bidang, seperti
intelegensi umum, akademik khusus, berpikir produktif atau kreatif, kepemimpinan, seni dan
psikomotor.

PERANAN PSIKOLOGI DALAM PENGEMBANGAN SIKAP POSITIF BELAJAR PESERTA DIDIK

1. Sikap atau Perilaku Belajar Peserta Didik

Perilaku diterjemahkan dari bahasa Inggris “behavior” dan sering digunakan dalam bahasa sehari-
hari, namun sering kali pengertian perilaku ditafsirkan secara berbeda antara satu orang dengan yang
lainnya. Dalam pengertian umum, perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
makhluk hidup.

Menurut Chaplin, Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas baik itu reaksi, tanggapan,
jawaban, atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku
adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi.

Perilaku belajar diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Pengertian belajar sendiri beragam,
tergantung sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai perubahan
secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalamanpengalaman.
2. Motivasi Belajar Peserta Didik

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan unsur jiwa raga. Belajar tidak akan
pernah dilakukan tanpa adanya dorongan yang kuat, baik itu dari dalam dan luar individu itu sendiri.
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang adalah motivasi. Motivasi mempunyai
peranan yang penting dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada orang yang melakukan aktivitas
belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan untuk belajar.

Menurut Winkel motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan bentuk kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendorong manusia berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.

c. Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang harus dikerjakan guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
BAB 3
PEMBAHASN BUKU
Kelebihan Buku 1
1. Sistematika buku rapih
2. Materinya jelas
3. Cover bukunya menarik
Kekurangan
1. Materi yang di bahas bersifat monoton dan membosankan
2. Kurangnya sketsa gambar pada buku
Kelebihan Buku 2
1. Cover atau sampul buku cukup menarik untuk dilihat
2. Cara penyajian materi cukup bagus
3. Sistematika penulisan buku sudah bagus
4. Pada setiap bab dibuat rangkuman mengenai materi yang sudah dijelaskan.

Kekurangan
1. Pembahasan setiap bab terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa
bosan
2. Penyajian bahasa dalam buku kurang dapat dimengerti
3. Terdapat kata yang sulit dimengerti atau dipahami
4. Masih ada penulisan kata yang salah

BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
2. Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah
dilakukan alakadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun
1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang 
berkembang diwilayah inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan
yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan acuan bukan karena keterbatasan
wilayah pengembangan saja, melainkan juga telah kadaluarsanya karya-

SARAN
Sebaiknya dalam penulisan setiap buku harus di perhatikan gaya bahasanya
membuat inovasi baru agar pembaca tidak muda jenuh dalam membaca buku
perkembangan perserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Banks, S. R., dan Thompson, C. L. 1995. Educational Psychology: for Teachers in Training. New York:
West Publishing Company. Havighurst, R. J. 2000. Educating Gifted Children. Chicago: University of
Chicago Press. Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco. Saleh, A. R., dan Wahab, M.
A. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media. Syah, M. 2000.
Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Penerbit Andi. Witherington, D. 2000. Handbook of Child Psychology. New York: Wiley

Beatty, G. 1998. From Laws of Learning to a Science of Values: Eiciency and Morality in Thorndike’s
Educational Psychology. American Psychologist, 53(10): 1145-1152. Efendi, U., dan Praja, J. S. 1993.
Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Dirgagunarsa, S. 1996. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara
Sumber Widiya. Dampier, W. C. 1996. A Shorter History of Science. Cleveland: World Publishing.
Gerungan, W. A. 1987. Psikologi Sosial. Bandung: PT Eresco. Kontjaraningrat. 1980. Pengantar
Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Tri
Wibisono. Jakarta: Kencana. Soeprapto, S. 1996. Metode Ilmiah. Dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas
Filsafat UGM, (Eds.), Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, Fakultas Filsafat UGM. Sobur, A. 2013. Psikologi
Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Soedjono. 1982. Pengantar tentang Psikologi
Hukum. Bandung: Alumni.

A.M Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Aaron Quinn,
Sartain. Psychology, Understanding of Human Behavior. New York: MC Graw-Hill Book Company, Inc,
1958. Abdul Chaer. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Abdul Hadis,
Nurhayati. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Abdul Majid Nasywati. ‘ilm Al-Nafs Al-
Tarbawiy. Beirut: Dar al-Furqan wa Mu’assasah al-Risalah, n.d. Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarata: Rineka Cipta, 1999. Abdurrahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab.
Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004. Abin
Syamsudin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990. Abu Kaffah. Prinsip Dan
Motivasi Sukses Islam. Yogyakarta: Araska, 2009. Adelia, Winda. Kehebatan Berpikir Positif. Yogyakarta:
Sinar Kejora, 2011. Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis Menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia, 2006. Adnyana, I. Meningkatkan Aktivitas Belajar,
Keterampilan Berpikir Kritis, Dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Bali: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Afdhalurrahman. “Gambaran Neuroimaging
Hidrosefalus Pada Anak.” Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 13 (2013).
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/3413/3191. Afin Murtie. Ensiklopedia Anak Berkebutuhan
Khusus. Yogyakarta: Maxima, 2014. Afrizal. “No Title.” Al-Islah: Jurnal Pendidikan 09 (2017).
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/view/9. Agus Maimun, Agus Zaenul Fitri.
Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif Di Era Kompetitif. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.
Agus Sujanto. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Anda mungkin juga menyukai