Dosen pembimbing :
Nim : 5182144005
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan mengenai laporan critical book dengan baik dan tepat pada
waktunya yang tujuannya memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan .
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak yang membantu penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dan
pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.
Medan, 6 April
Penulis
i
DAFTAR ISI
kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
Identitas................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Critical Book Report........................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
Bab II Isi Buku......................................................................................................................3
2.1 Ringkasan Buku Utama................................................................................................3
2.1 Ringkasan Buku Pembanding....................................................................................16
Bab III Pembahasan.............................................................................................................28
3.1 Perbandingan Buku Utama Dan Buku Pembanding..................................................28
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan.......................................................................................29
Bab IV Penutup....................................................................................................................31
4.1 Kesimpulan................................................................................................................31
4.2 Saran...........................................................................................................................31
Daftar Pustaka......................................................................................................................32
ii
IDENTITAS
1. Buku Utama
1. Judul buku : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru
2. ISBN : 978-514-672-6
3. Pengarang : Muhibbin Syah
4. Penerbit : Remaja Rosdakarya
5. Tahun terbit : 2008
6. Kota terbit : Bandung
7. Tebal buku : 267 halaman
2. Buku Pembanding
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 MANFAAT
2
BAB II
ISI BUKU
BAB I : PENDAHULUAN
Buku Psikologi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan
dengan pendekatan baru dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang berarti dan
memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan guru professional yang bertugas pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Kandungan buku ini terdiri atas 2 macam, yakni :1) hal belajar, dan 2) hal
mengajar. Hal-hal pokok tersebut menjadi intisari pembahasan dalam buku ini. Dalam
buku ini, pembahasan mengenai belajar dan mengajar dengan segala bentuknya dilakukan
dengan aplikasi pendekatan kognitif serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar dan
mengajar, kategorisasi elemen-elemen konsep, dan pola hubungan antar elemen-elemen-
elemen tersebut.
Ada beberapa kiat yang dapat dijadikan alternatif untuk memahami isi teks dalam
buku ini dengan metode SQ3R, langkah-langkahnya meliputi :
3
a. Definisi Psikologi
Psikologi dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psychology. Kata psychology merupakan 2 akar kata yang bersumber dari bahasa Greek
(Yunani), yaitu: 1)psyche yang berate jiwa dan 2) logos yang berarti ilmu. Maka secara
harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.
Ada beberapa definisi lain dari psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti :
1. Psikologi adalah ilmu mengenanai kei=hidupan mental (the science of mental life)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai fikiran (the science of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior)
b. Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga
menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.
4
1. Context of teaching and learning (situasi atau tempat yang berhubungan dengan
mengajr dan belajar)
2. Process of teaching and learning (tahapan-tahapan dalam mengajar dan belajar)
3. Outcomes of teaching and learning (hasil-hasil yang tercapai oleh proses mengajar
dan belajar)
Para pendidik khususnya para guru sekolah sangat diharapkan menguasi psikologi
pendidikan yang memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses mengajar-belajar
yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik dalam proses belajar
dan proses belajar-mengajar sesungguhnya tidak hanya diperlukan oleh calon guru dan
guru professional. Para dosen di pergurua tinggi bahkan orangtua dan mereka yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan juga memerlukan pengetahuan psikologi
pendidikan.
Menurut David (1972) dan para ahli umumnya memandang bahw Johann Friedrich
Hebart adalah bapak psikologi pendidikan. Hebart adalah seorang filsof dan pengarang
keenam yang lahir di Oldenburg, Jerman pada tanggal 4 Mei 1776. Nama Hebart
kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbatianisme
(1820-an). Konsep utama aliran ini adalah apperceptive mass yaitu khusus diperuntukkan
bagi pengetahuan yang telah dimiliki indiviudu. Menurut Reber (1988) aliran ini adalah
5
pendahulu dari aliran psikoanalisis Freud dan berpengaruh besar terhadap pemikiran
psikologi eksperimental Wundt.
Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi
pendidikan menjadi 3 macam, yaitu :
6
1. Metode Eksperimen
Dalam metode ini objek akan dibagi kedalam 2 kelompok, yakni Kelompok
Percobaan dan Kelompok Pembanding. Setelah eksperimen usai, data kelompok
percobaan dibandingkan dengan data kelompok pembanding, lalu di analisis, ditafsirkan
dan disimpulka dengan teknik statistik tertentu.
2. Metode Kuesioner
Metode ini lazim juga disebut metode surat-menyurat (mail survey), karena
pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari responden
melalui jasa pos.
7
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
1. Aliran Nativisme (Arthur Schopenhauer, 1788-1860)
Dalam aliran ini perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya,
sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
2. Aliran Empirisme (John Locke, 1632-1704)
Aliran ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam
perkembangan manusia, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir tidak
berpengaruh apa-apa.
a. Proses Perkembangan
1. Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah)
2. Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari Rahim ibu kealam dunia
bebas)
3. Tahapan proses perkembangan individu bayi menjadi seorang pribadu yang
khas.
c. Hukum Perkembangan
8
1. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan
2. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
Manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir
yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri.
3. Hukum Masa Peka
Seorang siswa yang belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu
materi pelajaran, materi tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh sistem
memorinya.
4. Hukum Keperluan Belajar
Setiap anak biasanya berkembang karena belajar.
5. Hukum Kesatuan Anggota Badan
Tahapan perkembangan yang terjadi dalam suatu ranah akan berpengaruh
terhadap tahap perkembangan lainnya.
6. Hukum Tempo Perkembangan
Tempo-tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi dalam kategori :
cepat, sedang, dan lambat.
7. Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan manusia tidak tetap, terkadang naik dan terkadang turun.
8. Hukum Rekapitulasi
Proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia
kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan dari tingkat yang
paling sederhana sampai tingkat yang lebih kompleks.
C. Perkembangan Psiko-Fisik Siswa
Proses-proses perkembangan tersebut meliputi :
a. Perkembangan Motor, yakni proses perkembangan yang progresif dan
berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak.
b. Perkembangan Kognitif, yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses
perkembangan/kemampuan otak anak. Perkembangan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1) Tahap sensorimotor, yaitu saat intelegensi yang dimiliki anak masih berbentuk
primitif dalam arti masih didasarkan pada prilaku terbuka.
2) Tahap pra-operasional, perkembangan ini bermula pada saat anak telah
memiliki penguasaan sempurna mengenai object permanence, artinya anak
9
sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau
biasa ada, atau sudah tak dilihat dan didegar lagi.
3) Tahap operasional konkret, pada tahap ini intelegensi operasional anak terdapat
sistem operasi kognitif yang meliputi : conservation, addition of classes,
mutiplication of classes.
4) Tahap operasional formal, adalah tahap dimana seorang remaja telah memiliki
kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun berurutan dua
ragam kemampuan kognitif yaitu: kapasitas menggunakan hipotesis, dan
kapasitas menggunkana prinsip-prinsip abstrak.
c. Perkembangan Sosial dan Moral, yakni proses perkembangan mental yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang
lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
BAB IV : BELAJAR
A. Definisi dan Contoh Belajar
a. Definisi Belajar
Menurut Skinner, Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung seacra progresif. Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengatakan
bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat praktik dan pengalaman. Sedangkan Wittig dalam bukunya Psychology of Learning
mengatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil belajar.
b. Contoh Belajar
Contoh sederhananya seorang anak balita yang memperoleh mobil-mobilan akan
mencoba memainkan dengan cara memutar kuncinya dan meletakkannya di suatu
permukaan. Perilaku memutar dan meletakkan merupakan respon atau reaksi atas
rangsangan yang timbul pada mainan itu.
B. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan.
Tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Belajar juga memainkan peran
penting dalam mempertahankan kehidupan manusia ditengah persaingan dengan bangsa
lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.
C.Belajar, Memori, dan Pengetahuan dalam Perspektif Psikologi dan Agama
a. Perspektif Psikologi
10
Hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan.
b. Perspektif Agama
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan
kosong, tidak berilmu dan tidak berpegetahuan. Akan tetapi, Tuhan memberi potensi
yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri
D. Teori-teori Pokok Belajar
a. Koneksionisme (Edward L. Thorndike, 1874-1949)
Belajar adalah hubungan antara Stimulus dan Respon
b. Pembiasan Klasik (Ivan Pavlov, 1849-1936)
Belajar adalah perubahan yang ditandai dengan adanya hubungan stimulus dan respon.
Maka pada prisnipnya eksperimen E.L. Thorndike kurang lebih sama dengan hasil
eksperimen Pavlov.
c. Pembiasan Perilaku Respons (Frederic Skinner, 1904)
Fenomena tingkah laku belajar melibatkan reinforcement (penguatan).
d. Teori Pendekatan Kognitif
Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa
melibatkan proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.
E. Proses dan Fase Belajar
a. Definisi Proses Belajar
Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang
terjadi dalam diri siswa.
b. Fase-fase dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S. Bruner dalam proses belajar siswa melalui 3 fase, yaitu :
1. Fase Informasi (tahap penerimaan materi)
2. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)
3. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)
11
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar berkat pengalamanatau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau bukan kebetulan.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan positif artinya baik, bermanfaat dan sesuai harapan, sedangkan perubahan
aktif terjadi karena usaha siswa itu sendiri.
c. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang membaw pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
B. Perwujudan Perilaku Belajar
Perwujudan perilaku belajar biasanya tampak dalam perubahan-perubah Kebiasaan,
Keterampilan, Pengamatan, Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat, Berfikir Rasional dan
Kritis, Sikap, Inhibisi, Apresiasi dan Tingkah laku Afektif.
C. Jenis-jenis Belajar
Jenis-jenis belajar antara lain : Belajar Abstrak, Belajar Keterampilan, Belajar Sosial,
Belajar Pemecahan Masalah, Belajar Rasional, Belajar Kebiasaan, Belajar Apresiasi,
dan Belajar Pengetahuan.
D. Efisiensi, Pendekatan dan Metode Belajar
a. Efisiensi Belajar
1. Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang hemat dan minim.
2. Efisiensi Hasil Belajar
Kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar memberikan
prestasi belajar tinggi.
b. Ragam Pendekatan Belajar
1. Pendekatan Hukum Jost
Siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah
memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia
tekuni.
2. Pendekatan Ballard & Clanchy
Pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu
pengetahuan.
3. Pendekatan Biggs
Pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan dalam 3 prototipe, yaitu :
Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
12
Pendekatan deep (mendalam)
Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Dengan menggunakan metode ini siswa dapat menjadi pembaca aktif dan terarah
langsung pada intisari yang tersirat dan terusat dalam teks.
1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran.
c. Fungsi Evaluasi
13
d. Ragam Evaluasi
Ada beberapa Ragam Evaluasi, yaitu : Pre-test dan Post-Test, Evaluasi Prasyarat,
Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif dan UAN/UIN.
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi
belajar meliputi 2 macam, yakni : Reabilitas dan Validitas.
1. Bentuk Objektif, (Tes Benar-Salah, Tes Pilihan Berganda, Tes Pencocokan, Tes
Isian, dan Tes Pelengkapan)
2. Bentuk Subjektif
Dapat dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.
14
1. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi
yang ada dalam sistem memori siswa.
2. Lupa dapat terjadi karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik
disengaja maupun tidak.
Kiat menurut Barlow (1985), Reber (1988) dan Anderson (1990), yaitu :
Kejenuhan dapat terjadi karena siswa tersebut kehilangan motivasi, bosan dan keletihan.
a. Transfer Positif
b. Transfer Negatif
c. Transfer Vertikal
d. Transfer Lateral
15
1. Analisis Hasil Diagnosis
2. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
3. Menyusun Program Perbaikan
4. Melaksanakan Program Perbaikan
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demonstrasi
16
4. Metode Ceramah Plus
b. Tahapan-tahapan Mengajar
17
2. Kecakapan fisik khusus
Hal-hal pokok yang berhubungan dengan guru dengan proses Mengajar-Belajar adalah
meliputi : Konsep dasar Mengajar-Belajar, fungsi guru dalam Mengajar-Belajar dan
Posisi Guru dalam Mengajar-Belajar.
Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa
yunani, yaitu psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi
menjadi 2 golongan, yaitu: Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa.
Pada dasarnya ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan yang meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar, dan tingkah
laku belajar mengajar. Inti persoalan psikologi pendidikan dengan tanpa mengabaikan
psikologi guru terletak pada siswa. Secara garis besar psikologi pendidikan banyak ilmuan
membatasi dalam 3 pokok bahasan, yaitu pokok bahasan mengenai (1) belajar, (2) proses
belajar dan (3) situasi belajar.
Di sisi lain, Crow and Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan
antra lain (1) sampai sejauh mana factor hereditas dan lingkungan berpengaruh terhadap
belajar, (2) sifat-sifat dari proses belajar, (3) hubungan antara tingkat kematangan dengan
kesiapan belajar, (4) signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual
dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, (5) perubahan selama dalam belajar, (6)
hubungan prosedur mengajar dengan hasil belajar, (7) teknik bagi penilaian kemajuan
belajar, (8) pengaruh pendidikan formal dibandingkan informal terhadap individu, (9)
manfaat nilai ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah, dan (10) pengaruh
psikologi yang ditimbulkan oleh kondisi sosiologi terhadap sikap siswa.
Dari rangkaian pokok di atas tampak jelas bahwa belajar adalah masalah yang
paling vital dalam psikologi pendidikan.
Dalam bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan
psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui
proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan ini akan
berguna mempelajari gejala kejiwaan anak, perkembangan anak, minat dan bakatnya, cara
belajar dan membimbingnya serta bagaiman mengawasi hasil belajarnya yang tepat.
19
Menurut Lindgren manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan
prosesnya. Sementara itu, Chaplin menitikberatkan manfaat psikologi pendidikan untuk
memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara
menggunakan metode-metode yang telah disusun rapi dan sistematis. Dari dua macam
pendapat tersebut, secara umum psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting
bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Hal ini dikarenakan prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dpat
dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar.
Teori belajar psikologi behavioristik, yang berendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka pada masa lalu dan masa sekarang
20
dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Bahwa tingkah laku manusia
dikendalikan oleh ganjaran (reword) dan penguatan (reinforcement). Teori – teori ini
dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie.
Teori belajar psikologi kognitif, yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm
situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Insight itu sering
dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “aha”, “oh”, “I see now”. Teori – teori ini
dipelopori oleh Gestalt, Mex Wertheimer, Lewin, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
Dengan demikian hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tentang tujuan
belajar. Bahwa belajar merupakan suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan sedara
bersungguh-sungguh, sistematis, mendayagunakan semu potensi yang dimiliki baik fisik
mental serta dana panca indera, otak dan tubuhserta aspek-aspek kejiwaan
sepertiintelegensi, bakat, minat motivasi dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki hidup untuk mencapai cita-cita.
Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan tentang factor-faktor yang mempengaruhi
belajar, antara lain factor internal yang meliputi (1) kesehatan, (2) intelegensi dan bakat,
(3) minat dan motivasi, serta (4) cara belajar, dan factor eksternal yang mencakup (1)
keluarga, (2) sekolah, (3) masyarakat dan (4) lingkunga sekitar
21
Bab. IV Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi
fungsional yang kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada
materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, sedangkan bagian
pribadi fungsinal yang kualitatif mengalami perkembangan.
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan yang mengenai tinggi dan berat badan, sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan internal seperti makanan, gizi, perangai, dan lain-lain. Sedangkan
kondisi lingkungan eksternal misalnya suhu udara, aktivitas social, dan lain-lain. Dalam
kondisi pertumbuhan normal tinggi badan anak dapat ditafsirkan dengan rumus :
Tinggi badan anak laki-laki = (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2
Tinggi badan anak perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah)/ 2
2. Perkembangan
22
Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Kematangan pada fungsi
jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan. Hokum-hukum dalam
perkembangan adalah (1) perkembangan adalah kualitatif, (2) perkembangan sangat
dipengaruhi oleh proses hasil dari belajar, (3) usia ikut mempengaruhi perkembangan, (4)
masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda, (5) dalam
keseluruhan periode perkembangan setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola
umum yang sama, (6) perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, (7)
perkembangan yang lambat dapat dipercepat, (8) perkembangan meliputi proses
individuasi dan integrasi
2.1 Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan fisiologis
Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada manusia yaitu
(a) tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut bayi merupakan daerah utama dari
aktivitas dinamis manusia, (b) tahap anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu dorongan dan gerak
individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran, (c) tahap falish (umur 3
sd 5 tahun) dimana alat-alat kelamin menjadi perhatian penting, (d) tahap latent (umur 5 sd
12/13 tahun) dimana anak belajar bersosialisasi, fungsi imajinasi, ingatan dan pikiran
mulai berkembang, mulai mampu berpikir kritis, (e) tahap pubertas (umur 12/13 sd 20
tahun) dimana kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat
pertumbuhan kearah kematangan, (f) tahap genital (setelah umur 20 tahun) yaitu
pertumbuhan genital merupakan dorongan penring bagi tingkah laku sesorang.
Perkembangan Psikologis
23
perkembangan pada masa preadolesen (umur 12 s.d 15 tahun) dimana perkembangan
fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan, (d) perkembangan pada masa
adolesen (umur 15 s.d 20 tahun) dimana perkembangan terhadap kualitas kehidupan yang
diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat, (e) masa pematangan diri (setelah umur 20
tahun) dimana perkembangan fungsi kehendak sangat dominan.
Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari
sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus
perlakuan pendidikan.
Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan perkembangan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu tahap (a) tahap enam
tahun pertama, yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak mampu mengenal
lingkungannya, (b) enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan
imajinasi individu sehingga mampu menganalisis lingkungan dengan kemampuan daya
pikirnya, (c) enam tahun ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak
mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka hubungan antar variable di dalam
lingkungannya, (d) enam tahun keempat, tahap perkembangan berdikari, “ self direction”
dan “self controle”, (e) tahap kematangan pribadi, dimana intelek memimpin
perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi.
24
Di dalam bab ini juga di jelaskan secara singkat tentang teori – teori yang
mempunyai pengaruh terhadap parktek-praktek pendidikan di sekolah antara lain teori
nativisme, teori konvergensi, teori naturalism, teori rekapitulasi dan teori empirisme.
5.1 Pembawaan
Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya dan selebihnya
dari nenek dan moyangnya. Warisan atau keturunan memiliki peranan dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Para ahli meyakini bahwa hokum mendel mengenai pewarisan
sifat berlaku juga untuk manusia. Warisan atau pembawaan yang terpenting adalah:
Sifat – sifat
Sifat dan kebiasaan merupakan cora (warna) dari kepribadian seseorang atau suku
bangsa. Para ahli telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang dimilikinya.
Salah satunya dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu (a) manusia ekonomi, yang
memiliki sifat hemat, rajin bekerja, (b) manusia teori yang memiliki sifat suka berpikr,
meneliti, (c) manusia politik yang suka menguasai dan memerintah, (d) manusia seni yang
suka keindahan, (e) manusia agamis yang suka mengabdi dan taat ibadah
25
110 – 119 = di atas normal
90 – 109 = normal
80 – 89 = di bawah normal
50 – 69 = debile
26 – 49 = embicile
0 – 25 = idiot
Selain itu masih ada lagi instrument tes intelegensi yang dikembangkan para ahli
seperti tes wechler, tes progressive matrics dan tes arny alpha dan beta.
Penyakit atau cacat tubuh, penyakit yang dibawa sejak lahir oleh anak akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5.2 Lingkungan
26
Bab VI. Ciri – Ciri Kematangan
Pada bab ini penulis kembali menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori
perkembangan menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut Airstoteles,
Charlotte Buchler, Johan Amos Comenius, H.C Witherington dan Masrun,MA. Khusus
tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud dengan kematangan adalah
kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia
telah memiliki intelegensi. Kecerdasan atau intelegensi seseorang member kemungkinan
bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya.
1. “Responden behavior”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja, selalu
tergantung kepada stimulus.
2. “Operan behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung kepada
stimulus.
Setiap jenis tingkah laku, baik yang sengaja atau tidak, memerlukan kematangan
fungsi jasmaniah, terutama fungsi-fungsi system saraf, dan fungsi-fungsi vital jasmaniah.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hamper sempurna pada saat
anak tiba masuk pada sekolah dasar.
27
lingkungan. Menurut English & English, kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk,
struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu
sifat bahkan seringkali semua sifat. Kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri
untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disebut dengan “readiness”, yaitu untuk
bertingkah laku baik tingkah laku yang instingtif atau tingkah laku yang dipelajari.
Cronbach memberikan readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membaut
seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.
1. Kemampuan
28
hidupnya dimana ia hidup. Kita harus mengenal hal-hal yang umum dan khusus pada diri
anak. Factor-faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat anak, (2) kebutuhan
pokok anak dan (3) langkah-langkah perkembangan anak. Ada motto yang berbunyi “
makin kita mengenal diri sendiri, makin kita mengenal orang lain. Makin kita terampil
mengembangkan dan mengubah diri sendiri, makin kita berhasil menolong orang
mengembangkan diri.
2. Inteligensi
Pada sub ini diuraikan beberapa defenisi tentang inteligensi antara lain yang
dikemukakan oleh Super dan Cites, Garret, Bischof, dan Heidentich. Dari beberapa
pendapat tentang inteligensi maka dapat ditarik kesimpulan inteligensi merupakan
kemampuan untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam segala situasi yang baru atau
yang mengandung masalah.
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu (1) teori “uni-
factor”, yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan
umum, (2) teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang dikembangkan berdasarkan suatu
factor mental umum yang diberi kode “g” serta factor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”,
(3) teori “multi-factor”, yaitu bahwa inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan
neural antara stimulus dan respon, (4) teori “ primary-mental-abilities”, yang menjelaskan
29
bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan pribadi / kemampuan primer
(5) teori “sampling”, yaitu teori yang menjelaskan bahwa inteligensi merupakan berbagai
kemampuan sampel.
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh
pembawaan, kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas serta
kebebasan. Dan dari banyak penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara inteligensi pria dan wanita. Walaupun antara pria dan
wanita masing-masing memiliki kelebihan. Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat
menjelaskan tentang pewarisan intelegensi.
3. CBSA
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yaitu
suatu proses kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan
emosional sehingga benar-benar berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Indicator untuk menilai cara belajar siswa aktif dalam KBM adalah dapat dilihat dari sudut
pandang (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4) stuasi belajar, dan (5) sarana belajar.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang
bertalian dengan pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) sikap, (2)
inhibisi, (3) apresiasi, (5)tingkah laku afektif. Selain itu juga dijelaskan tentang aktivitas
belajar yang meliputi mendengarkan, memandang, meraba, membau dan mencicipi,
30
menulis dan mencatatnya, (6) membaca, (7) membuat iktisar atau ragkuma, (7) mengamati
table-tabel, digram dan bagan, (8) menysun kertas kerja,paper danlain-lain.
Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
31
BAB III
PEMBAHASAN
32
menjabarkan isi materi tersebut serta penulisan dan pemaparan materi dalam buku,
dimana:
Dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru karangan Muhibbin
Syah dijelaskan mulai dari pendahuluan yang berisi tentang berbagai hal atau aspek yang
akan dipelajari dalam psikologi pendidikan. Pembahasan selanjutnya yakni psikologi,
pendidikan dan pengajaran, perkembangan proses belajar, faktor yang mempengaruhi
proses belajar, mengajar, belajar, serta guru dan proses mengajar belajar
Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Drs. M Dalyono, dijelaskan mulai dari
ruang lingkup ilmu kejiwaan, peran ilmu pendidikan dalam dunia pendidikan, teori
psikologi belajar, bagaimana perkembangan serta pertumbuhan manusia, pembawaan dan
lingkungan yang mempengarui psikologi seseorang, cirri-ciri kematangan proses cara
berfikir serta kematangan tentang kejiwaan seseorang, selanjutnya kemampuan serta
intelegensi atau pengetahuan seseorang, serta bagaimana tipe-tipe dan kesulitan yang
dihadapi saat belajar.
Terdapat juga perbedaan antara kedua buku psikologi pendidikan ini yaitu pada buku
utama pembahasan yang dipaparkan dari buku ini lebih kepada proses belajarnya dari pada
tentang psikologinya. Sedangkan pada buku pembanding pembahasan yang dipaparkan
lebih kepada tingkat kejiwaan dari pada proses belajarnya.
33
b. Buku pembanding kelemahan buku ini terletak pada
sampulnya yang yang hanya
cover pada buku pembanding menggunakan warna dasar biru.
memiliki cover yang berwarna biru.
34
dengan jelas. Buku ini juga tidak
direkomendasikan untuk dibaca dilengkapi glosarium, sehingga
Karena Bahasa yang mudah pembaca kebingungan saat
dimengerti dan bahasan dalam buku menemukan kata-kata yang asing
ini tidak terlalu berat.
dan tidak umum dijumpai.
b. Buku pembanding b. Buku pembanding
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah penulis menilai diantara buku yang satu dan buku yang lainnya
dibandingkan maka secara umum juga kita ketahui bahwasannya yang namanya manusia
tidak luput dari kesalahan tersebut dan juga tidak ada yang sempurna.Sehingga Dalam
buku yang dilihat maka dapat pembanding antara buku yang satu dengan buku
lainnya.Dimana antara kedua buku tersebut memliki kelebihan dan kelemahan , akan tetapi
36
buku tersebut memili kesamaan terhadap buku yang satu dengan buku yang lainnya .
Demikian pula peran pendidik di dalam memberikan materi atau pemahaman mengenai
Psikologi pendidikan dapat di pelajari dari Kedua buku tersebut. Banyak materi yang
dikembangkan dari hasil kedua buku tersebut, di antaranya pengertian dari psikologi
pendidikan itu sendiri , serta penjelasan bagaimana cara untuk mempelajari psikologi
tersebut.
Buku ini dapat menjadi pedoman pembelajaran tetapi dalam buku ini masih
terdapat kata-kata yang kurang efektif.. Dalam buku ini dapat kita ketahui arti psikologi
dan peran-peran psikologi dalam kehidupan sehari-hari serta implikasi kepada
pendidik,mahasiswa sebagai bahan materi perkulihannya.
Adapun kesamaan-kesamaan kedua buku ini ada menggunakan beberapa sumber
yang sama yang kedua pengarang gunakan atau yang menjadi panduan pengarang dalam
penyusunan kedua buku tersebut. Dan juga kedua buku tersebut bertujuan untuk
memudahkan proses pembelajaran di dalam pendidikan psikologi.
4.2 SARAN
Buku ini dapat di revisi ulang untuk memperbaiki kata-kata yang kurang efektif.
Dan kedua buku tersebut dapat menjadi buku tambahan bagi Dosen,Guru,Mahasiswa
dalam pemebelajaran Psikologi. Maka kedua buku ini juga dapat digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
37