DOSEN PENGAMPU:
Dra. NUR ARJANI, M. Pd
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT, mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dosen (Dra. Nur Arjani, M.Pd)
selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah membimbing penulis dalam
hal penyelesaian tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Identitas Buku ........................................................................................................ 5
2.1.1 Identitas Buku Utama (1) .......................................................................... 5
2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2) ................................................................. 5
2.2 Ringkasan Buku ..................................................................................................... 6
2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1) ....................................................................... 6
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2) .............................................................. 15
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku ........................................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
3.2 Saran ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa saja hal yang dibahas di dalam buku Psikologi Pendidikan
2. Menilai kekurangan dan kelebihan buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri
Milfayetty, S.Pso, MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan karya Sri Esti Wuryani
Djiwandono Edisi Revisi
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan
1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
3. Untuk memgetahui kelebihan dan kelemahan kedua isi buku
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Psi., MS.Kons
Penerbit : PPs Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 204 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-8207-18-8
5
2.2 Ringkasan Buku
Generasi data ini adalah generasi yang telah bergeser dari Generasi X (1960-1980) dan Generasi Y
(1980-2000) ke generasi C atau Gen C mulai tahun 2000 hingga sekarang. Genersi X ciri khasnya
berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri khasnya adalah sika menunda
kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generaasi C mewakili generasi yang selalu clicking,
conncted, communicating, content-centric, computerized, dan community-centric.
Sejalan dengan karakteristik generasi C ini dan perlunya merubah model pembelajaran
konvensional menjadi kontemporer, maka diperlukan pengkajian psikologi pendidikan yang berbeda dari
yang sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi tujuan belajar, materi, strategi, media, dan evaluasi.
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga tidak
mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini diharapkan pendidik
mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan kegemaran peserta didik
belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil menggunakan teknologi agar proses pembelajaran menjadi
efektif.
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu
psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni ilmu yang mempelajari proses belajar dan
pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran.
Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat, dan bermakna besar.
Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu tidak hanya mengetahui yang
benar tetapi juga bertindak mulia. Semua orang harus bertanggung jawab membuat lintasan menuju masa
depan dirinya sendiri dan secara kolektif bersama orang lain untuk masa depan bangsa dan seluruh umat
manusia.
Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada pemahaman proses
belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu pendidikan dalam melaksanakan tugas
mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan pengetahuan baru,
perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lenih baik, kecakapan yang lebih baik serta tumbuhnya kesadaran
untuk bertanggungjawab. Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan tetapi, kematangan distimulasi oleh
6
faktir belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tak sesuai dengan kematangan yang
diperlukan untuk mempelajari sesuatu.
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir. Tokoh yang
paling popular dalam membahas perkembangan kognitif adalah Piaget. Perkembangan kognitif di dalam
teori kognitif Piaget mencakup proses-proses, yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan
equiblibrasi.
l.noam Chomsky (1957) mengemukakan bahwa manusia cenderung mempelajari bahasa pada
waktu tertentu dengan cara tertentu. Bukti paling kuat untuk basis biologi dari bahasa adalah bahwa anak-
anak di seluruh dunia mencapai titik penting dalam berbahasa pada saat yang hampir sama, meskipun ada
banyak variasi dalam input bahasa yang mereka teruma. Perkembamgan bahasa anak dipengaruhi factor
biologi dan sosial pada saat mereka berinteraksi.
Perkembangan sosial mengacu kepada perubahan jangka panjang di dalam konteks membina
hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya, dan keluarga. Termasuk di dalamnya cara membina
persahabatan dan perubahan yang negatif seperti agressifitas dan kekerasan.
d. Perkembangan diri
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam situasi. Pada diri
remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat mempertanyakan hasil kerjanya. Pada
usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan penampilan fisik dan penerimaan sosial maupun
prestasi sekolah. Konsep diri sering dianggap sebagai dasar perkembangan sosial maupun emosional.
e. Perkembangan moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhibingan dengan aturan dan konvensi dari
interaksi yang adil antarorang. Perkembangan moral dapat dikaji melalui domain kognitif behavioral dan
emosional. Pada domain kognitif kincinya adalah bagaimana siswa manalar atau memikirkan aturan untuk
perilaku etis. Dalam dimain behavioral bagaimana murid berperilaku secara aktial, bukan pada moralitas
dari pemikiran dan dalam domain emosional penekanannya pada bagaimana siswa merasakan secara moral.
Karakteristik adalah ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang
dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yangada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ciri fisik,
serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.
Inteligensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan mengenai masalah
yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat, kemampuan menyelesaikan masalah
secara optimal.
7
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut dapat dilihat dari
berbagai dimensi. Satu diantaranya adalah inteligensi. Seseorang yang memiliki inteligensi menangkap
informasi dan meyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Berbeda dengan inteligensinya di bawah rata-
rata akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang rumit dan kompleks. Kecerdasan atau
kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga kualitas multiple intelligences yang dimilikinya.
Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam belajar. Gaya
berpikir seperti gaya implusif, reflektif, mendalam dan dangkal merupakan karakteristik individu yang
mempengaruhi proses belajar seseorang.
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan
sesuatu yang baru. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut.
a. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relatif permanen di dalam
diri individu yang tampak dari tampilan individu (oven behavior). Definisi ini menekankan hasil belajar
pada perilaku yang dapat di obsevasi dan di ukur. Dari penelitian Thorndike disimpulkan bahwa belajar
adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respin dan penyelesaikan masalah yang
dapat dilakukan dengan cara trial and error. Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau
pernyataan kepuasan dari suatu kejadian.
b. Pendekatan kognitif
Dalam pendekatan kognitif, belajar dianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu berinisiatif
mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali
dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru.
c. Tekniik belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa bentuk teknik
belajar yang diterapkan adalah:
1. Sikap mental.
2. Rencana belajar.
3. Berkonsentrasi.
4. Mengikuti pelajaran.
5. Tujuan belajar.
6. Teknik mengingat.
Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan
tentang sesuatu seperti : menghafal rumus, informasi factual) dan pengetahuan procedural (pengetahuan
8
tentang bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan bertahap.
Pembelajaran kooporatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama
dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan pada keberhasilan
kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota mencapai tujuan dan penguasaan materi (Slavin,
1995).
d. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang menghubungkan antara materi pelajaran dengan
situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yakni: konstruktivisme, bertanya, inkuiri,
masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.
Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan berkomunikasi siswa dan
untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran. Tujuan pembelajaran diskusi kelas adalah
untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi
pelajaran. Untuk menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa dan untuk membantu siswa memiliki
keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar. Wloodkowski (2007)
menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar. Motivasi
belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah goyah untuk mencapai sukses, meksipun dihadang
banyak kesulitan. Komponen utama motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan belajar.
9
Motivasi belajar merupakan faktor psokologis yang mengalami perkembangan, dipengaruhi
kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi menurut
Dimyanti (2002) adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan
siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan pembelajaran serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Desain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana pembelajaran
dalam: menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas dan menentukan prioritas dan
menentukan waktu, mulai darri perencanaan harian hingga perencanaan tahunan. Perencanaan
permbelajaran berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan orientasi tugas baru,advance organizer,
menjelaskan, mendemostrasikan, bertanya dan diskusi. Sedangkan pendekatan berorientasi pada pelajar
focus pada pelajar sebagai individu yang belajar, antara lain dilakukan dengan problem base learning,
discovery learning, essential question, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Inti dari manajemen
kelas ini adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktivitas kelas agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
BAB 9 PENILAIAN
Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan ingormasi dalam rangka penentuan nilai kepada
sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Di samping evaluasi
dikenal juga sebagai penilaian. Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan
guru dapat mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa secara menyeluruh dengan
menggunakan berbagai cara. Tes merupakan instrument yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau
asesmen. Tes sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang memiliki kriteria benar atau salah.
Pengukuran juga digunakan dalam rangka pengumpulan data untuk melakukan evaluasi atau asesmen.
Pengukuran merupakan instrument pengumpulan data kuantitatif atau sesuatu atau objek.
Pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan panca indera. Pengamatan
dapat dilakukan dengan menggunakan specimen record, time sampling, atau even sampling.
1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penilaian.
10
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)
BAB I Pendahuluan
A. Keputusan Yang Dibuat Guru
1. Mempertimbangkan situasi
2. Menentukan bagaimana tingkah laku siswa yang dikehendaki
3. Merencanakan strategi pembelajaran aktif
4. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan reaksi siswa
5. Menilai akibat dan hasil dari pembelajaran
B. Bidang-Bidang Kompetensi Guru Pada Umumnya
1. Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia
2. Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan denganmanusia lain
secara tulus
3. Menguasai mata pelajaran yg diajarkan
Psikologi pendidikan tumbuh diuar psikologi tradisional,tetapi sekarang mempunyai identitas sendiri.
Psikologi pendidikan mengajukan tuntutan bidang-bidang penelitian dan teori yg tidak ditemukan dalam
psikologi tradisiona,yaitu belajar mengajar di kelas,belajar afektif dan humanistic dikelas,motivasi dan
pengolahan kelas, program untuk siswa yang gifted,berbakat dan kreatif, tujuan pengajaran, serta
mengkoordinasikan strategi mengajar individu yang berbeda.
11
ekoomi mempersiapkan diri untuk memasuki duni perkawinan dan kehidupan berkeluarga.memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku ,mengembangak ideologi untuk
keperluan kehidupan kewarganegaraan
12
Adapun tujuan institusional biasanya dibagi pada dua bagian yaitu: tujuan instruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK).
a) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Ada beberapa pengertian tujuan instruksional umum (TIU) yang dirumuskan para ahli terdahulu, dan
dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru dan dosen dalam pengembangan tujuan instruksional, yaitu:
1) Menurut SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/U/1975, TIU diartikan sebagai tujuan-
tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2) Tujuan instruksional umum (TIU) menggariskan hasil-hasil dibidang studi yang seharusnya
dicapai siswa. Tujuan instruksional sekaligusmenjadi hasil yang harus diperoleh siswa yang akan tampak
setelah proses belajar-mengajar selesai (Djiwandono, 2005:1999)
b) Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan penjabaran dan pengimplementasian secara praktik atau
pengoprasionalisasi secar konkrit dan spesifik dari tujuan instruksional ingkut satu pokok bahasan atau
topik materi pelajaran tertentu.
B. Kegunaan Tujuan Instruksional dalam Proses Pembelajaran
Kegunaan tujuan instruksional dapat membantu para guru dan dosen (pendidik) sebagai acuan, pedoman
untuk merancang materi pembelajaran, memilih alat, metode mengajar yang tepat, juga dapat membantu
guru dalam merancang evaluasi yang sesuia dengan tujuan akan diajar secara tepat untuk keberhasilan
belajar siswa.
Tujuan instruksional dalam proses belajar mengajar sangat erat hubungannya dengan dengan pre-
assessment, desain program, strategi mengajar, spesifikasi dari pemilihan media proses mengajar dan
penilaian. Secara khusus tujuan intruksional pembelajaran berguna dan penting bagi pegangan guru dan
dosen (pendidik) dan siswa dan mahasiswa (peserta didik) dalam rangka:
1) Mengevaluasi pembelajaran
2) Membimbing dan mengontrol siswa (peserta didik) belajar.
3) Sebagai kritera merancang materi pelajaran.
13
Fungsi Manajemen Kelas:
1. Membuat kelas sebagai tempat belajar
2. Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas
3. Menciptakan suasana kelas yang kondusif
4. Berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar
5. Mengupayakan suasana-suasana yang membantu proses belajar yang efektif dan efisien
14
BAB VI Motivasi
Guru dapat mempertinggi motifasi yaitu dengan menggunakan peragaan; pertanyaan- pertanyaan dan keg
iatan yang merangsang keingintahuan siswa; simulasi; pelajaran yang berdasarkan minat siswa sendirikeg
iatan-kegiatan yang memerlukan kerja sama. Motivasi adalah keadaan dalam diri yang mendorong untuk
meakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Macam-macam motif:
a. Bawaan dan dipelajari
b. Instrinsik dan ektrinsik
c. Jasmaniah dan ruhaniah
Menumbuhkan motivasi yaitu dengan memusatkan perhatian,menyampaikan pada peserta didik apa yang
harus dicapai,memberikan penghargaan(angka,hadiah,pujian,dsb),menciptakan situasi yang
kompetitif,melibatkan peseta didik kesempata bertanya dan teribat aktif,merumuskan tujuan
pembelajaran,memberikan uangan,memberikan timba baik,memberikan hukuman,dan menumbuhkan
minat.
Evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lelman, 1978). Evaluasi memiliki
tujuan, fungsi dan sifat. Prinsip evaluasi hasil belajar antara lain; valid, objektif , transparan/terbuka,
adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, bermakna, sistematis, akuntabel, beracuan criteria.
Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil
pengukuran. Dalam program pendidikan, penilaian baru dapat dilakukan setelah dilakukan pengukuran
atas berbagai komponen program pendidikan. Evaluasi diharapkan akan menjadi umpan balik untuk
program yang telah dijalankan dan memberikan informasi yang diperlukan untuk menjalankan program
dimasa yang akan datang.
15
2.3 Kelemahan dan kelemahan Buku
A. Kelebihan Buku
Kelebihan buku karya oleh Sri Milfayeti, dkk. (Psikologi Pendidikan:2018) bahwa dalam isi
per bab terdapat rangkuman yang tidak dimiliki buku pembanding. Kelebihan buku Psikologi
Pendidikan (2002) Sri Esti Wuryani Djiwandono karya terletak pada penyajiannya yang cukup
sederhana dan mudah dipelajari sehingga mendorong mahasiswa untuk lebih mudah memahami
pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai modal dalam melaksanakan mendidikan terhadap
anak-anak. Kedua buku ini sama-sama membuat rangkuman dan latihan soal yang mana
rangkuman tersebut akan dibaca sehingga lebih mudah memahami isinya dan latihan soal tersebut
akan melatih dalam memecahkan masalah dalam bentuk soal.
B. Kelemahan Buku
Kelemahan buku utama adalah dari eksternal, yaitu desain cover yang menurut penulis terlalu
biasa, lalu kualitas kerta yang menggunakan kertas kuarto (HVS), dan pemborosan spasi dalam
tulisan. Sedangkan, dari segi internal, bahwa yaitu belum menampilkan judul sub-bab yang
menjelaskan cakupan babnya. Lalu, kelemahan pada buku pembanding yaitu penjelasannya terlalu
panjang. Ada sebagian penjelasaanya mengandung makna tersirat yang membuat pembaca harus
mengulang paragraph tersebut. Banyak menggunakan bahasa ilmiah yang jarang didengar dan
digunakan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan
pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macm situasi, maka
psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.
Syarat suatu ilmu (Psikologi Pendidikan) disebut sebagai ilmu pengetahuan yang pertama, ilmu
itu harus ada obyeknya, kedua disusun secara sistematis, dan harus memiliki metodologi tertentu.
Seorang ahli bernama montessori mengemukakan bahwa memberikan pendidikan yang
bersifat individual kepada anak, guna mengganti pendidikan yang bersifat klasikal. Bila
pendidikan itu bukan mengembangkan intelektualisme, maka usaha mengadakan rombongan yang
homogen didasarkan atas dasar kecerdasan usaha yang terbaik. Bila pendidikan hanya bertujuan
untuk mengembangkan sifat-sifat individu dan hanya untuk kepentingan masyarakat, maka sistem
Montessori kiranya merupakan sistem yang paling baik untuk dilaksanakan.
Upaya yang dilakukan dalam menanggapi anak yang bermasalah :1). Memanggil dan
menerima anak yang bermaslah dengan penuh kasih sayang, 2). Menemukan segi-segi kelebihan
anak agar kelebihan itu diaktualisir guru mengatasi kekurangannya, 3). Menanamkan nilai-nilai
spiritual yang benar, 4). Memahami keberadaan anak dengan sedalam-sedalamnya.
3.2 Saran
Dari segi keseluruhan isi buku, buku ini memiliki aspek-aspek penting yang terkait langsung
dengan kondisi lapangan yang sering terjadi dalam ruang lingkup psikologi pendidikan. Walaupun
ada beberapa materi yang diluar dari lingkup psikologi pendidikan, namun buku ini sudah dapat
dikatakan bagus.
Saran untuk diri sendiri dan para pembaca yang berkeinginan menjadi seorang pendidik maka
hendaknya kita memahami psikologi pendidikan secara luas dan dalam, karena materi dari
psikologi pendidikan ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pendidik, karena berhubungan
langsung dengan kejiwan/perilaku anak dalam proses pembelajaran.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sri Milfyetty, dkk. 2018 ”Psikologi Pendidikan”, Medan: PPs Unimed.
Sri Esti Wuryani Djiwandono.2002 Edisi Revisi.”Psikologi Pendidikan”.Jakarta:Grasindo
18