Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

CRITICAL BOOK REPORT

Judul Buku : PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Nama Pengarang Buku Utama : Sri Milfayetty, dkk
Nama Pengarang Buku Pembanding : Sri Esti Wuryani Djiwandono Edisi
Revisi
Penerbit/Tahun/Jlh Hal Buku I : Unimed Press/2018/204 Hal
Penerbit/Tahun/Jlh Hal Buku II : Grasindo/2002 Edisi Revisi/414 Hal
Nama : Clara Roose Situmeang
NIM/Prodi : 7193142003/Pendidikan Akuntansi A
2019

DOSEN PENGAMPU:
Dra. NUR ARJANI, M. Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT, mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dosen (Dra. Nur Arjani, M.Pd)
selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah membimbing penulis dalam
hal penyelesaian tugas ini.

Didalam CRITICAL BOOK REPORT ini membandingkan buku Psikologi Pendidikan


karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Psi, MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan karya Sri Esti
Wuryani Djiwandono Edisi Revisi. Pembuatan CRITICAL BOOK REPORT ini bertujuan untuk
pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Psikologi Pendidikan dan sebagai bahan
perkuliahan.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca, khusunya pengetahuan dalam bidang Pendidikan.

Medan, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Identitas Buku ........................................................................................................ 5
2.1.1 Identitas Buku Utama (1) .......................................................................... 5
2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2) ................................................................. 5
2.2 Ringkasan Buku ..................................................................................................... 6
2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1) ....................................................................... 6
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2) .............................................................. 15
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku ........................................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
3.2 Saran ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai
konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran. Mengingat betapa pentingnya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia
khususnya dalam dunia pendidikan maka faktor ini mendorong psikologi terus dikaji dan
dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain
sebagainya. Mempertimbangkan faktor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat
utama untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka
kehadiran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses
ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini diharapkan
dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa saja hal yang dibahas di dalam buku Psikologi Pendidikan
2. Menilai kekurangan dan kelebihan buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri
Milfayetty, S.Pso, MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan karya Sri Esti Wuryani
Djiwandono Edisi Revisi
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan

1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
3. Untuk memgetahui kelebihan dan kelemahan kedua isi buku

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Psi., MS.Kons
Penerbit : PPs Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 204 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-8207-18-8

2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2)

Judul Buku : Psikologi Pendidikan


Penulis : Sri Esti Wuryani Djiwandono
Penerbit : PT. Grasindo Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Tahun Terbit : 2002 Edisi Revisi
Kota Terbit : Jakara
Tebal Buku : 414 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-979-7595-05-0

5
2.2 Ringkasan Buku

2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1)


BAB 1 PENDAHULUAN

Generasi data ini adalah generasi yang telah bergeser dari Generasi X (1960-1980) dan Generasi Y
(1980-2000) ke generasi C atau Gen C mulai tahun 2000 hingga sekarang. Genersi X ciri khasnya
berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri khasnya adalah sika menunda
kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generaasi C mewakili generasi yang selalu clicking,
conncted, communicating, content-centric, computerized, dan community-centric.

Sejalan dengan karakteristik generasi C ini dan perlunya merubah model pembelajaran
konvensional menjadi kontemporer, maka diperlukan pengkajian psikologi pendidikan yang berbeda dari
yang sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi tujuan belajar, materi, strategi, media, dan evaluasi.

Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga tidak
mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini diharapkan pendidik
mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan kegemaran peserta didik
belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil menggunakan teknologi agar proses pembelajaran menjadi
efektif.

BAB 2 PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu
psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni ilmu yang mempelajari proses belajar dan
pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran.

Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat, dan bermakna besar.
Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu tidak hanya mengetahui yang
benar tetapi juga bertindak mulia. Semua orang harus bertanggung jawab membuat lintasan menuju masa
depan dirinya sendiri dan secara kolektif bersama orang lain untuk masa depan bangsa dan seluruh umat
manusia.

Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada pemahaman proses
belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu pendidikan dalam melaksanakan tugas
mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.

BAB 3 BELAJAR

Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan pengetahuan baru,
perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lenih baik, kecakapan yang lebih baik serta tumbuhnya kesadaran
untuk bertanggungjawab. Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan tetapi, kematangan distimulasi oleh

6
faktir belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tak sesuai dengan kematangan yang
diperlukan untuk mempelajari sesuatu.

Perkembangan dan Belajar

a. Perkembangan kognitif dan belajar

Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir. Tokoh yang
paling popular dalam membahas perkembangan kognitif adalah Piaget. Perkembangan kognitif di dalam
teori kognitif Piaget mencakup proses-proses, yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan
equiblibrasi.

b. Perkembangan bahasa dan belajar

l.noam Chomsky (1957) mengemukakan bahwa manusia cenderung mempelajari bahasa pada
waktu tertentu dengan cara tertentu. Bukti paling kuat untuk basis biologi dari bahasa adalah bahwa anak-
anak di seluruh dunia mencapai titik penting dalam berbahasa pada saat yang hampir sama, meskipun ada
banyak variasi dalam input bahasa yang mereka teruma. Perkembamgan bahasa anak dipengaruhi factor
biologi dan sosial pada saat mereka berinteraksi.

c. Perkembangan belajar dan sosial

Perkembangan sosial mengacu kepada perubahan jangka panjang di dalam konteks membina
hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya, dan keluarga. Termasuk di dalamnya cara membina
persahabatan dan perubahan yang negatif seperti agressifitas dan kekerasan.

d. Perkembangan diri

Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam situasi. Pada diri
remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat mempertanyakan hasil kerjanya. Pada
usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan penampilan fisik dan penerimaan sosial maupun
prestasi sekolah. Konsep diri sering dianggap sebagai dasar perkembangan sosial maupun emosional.

e. Perkembangan moral

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhibingan dengan aturan dan konvensi dari
interaksi yang adil antarorang. Perkembangan moral dapat dikaji melalui domain kognitif behavioral dan
emosional. Pada domain kognitif kincinya adalah bagaimana siswa manalar atau memikirkan aturan untuk
perilaku etis. Dalam dimain behavioral bagaimana murid berperilaku secara aktial, bukan pada moralitas
dari pemikiran dan dalam domain emosional penekanannya pada bagaimana siswa merasakan secara moral.

BAB 4 KARAKTERISTIK BELAJAR

Karakteristik adalah ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang
dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yangada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ciri fisik,
serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.

Inteligensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan mengenai masalah
yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat, kemampuan menyelesaikan masalah
secara optimal.

7
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut dapat dilihat dari
berbagai dimensi. Satu diantaranya adalah inteligensi. Seseorang yang memiliki inteligensi menangkap
informasi dan meyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Berbeda dengan inteligensinya di bawah rata-
rata akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang rumit dan kompleks. Kecerdasan atau
kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga kualitas multiple intelligences yang dimilikinya.
Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam belajar. Gaya
berpikir seperti gaya implusif, reflektif, mendalam dan dangkal merupakan karakteristik individu yang
mempengaruhi proses belajar seseorang.

BAB 5 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan
sesuatu yang baru. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut.

a. Pendekatan Behavior

Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relatif permanen di dalam
diri individu yang tampak dari tampilan individu (oven behavior). Definisi ini menekankan hasil belajar
pada perilaku yang dapat di obsevasi dan di ukur. Dari penelitian Thorndike disimpulkan bahwa belajar
adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respin dan penyelesaikan masalah yang
dapat dilakukan dengan cara trial and error. Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau
pernyataan kepuasan dari suatu kejadian.

b. Pendekatan kognitif

Dalam pendekatan kognitif, belajar dianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu berinisiatif
mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali
dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru.

c. Tekniik belajar

Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa bentuk teknik
belajar yang diterapkan adalah:

1. Sikap mental.
2. Rencana belajar.
3. Berkonsentrasi.
4. Mengikuti pelajaran.
5. Tujuan belajar.
6. Teknik mengingat.

BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN

a. Model Pembelajaran Langsung

Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan
tentang sesuatu seperti : menghafal rumus, informasi factual) dan pengetahuan procedural (pengetahuan

8
tentang bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan bertahap.

b. Pembelajaran Kooporatif (cooporative learning)

Pembelajaran kooporatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama
dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan pada keberhasilan
kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota mencapai tujuan dan penguasaan materi (Slavin,
1995).

c. Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan


berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual: belajar berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan lain; realistis sesuai kehidupan siswa, konsep
sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiri siswa, retensi konsep menjadi kuat, memupuk
kemampuan memecahkan masalah.

d. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang menghubungkan antara materi pelajaran dengan
situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yakni: konstruktivisme, bertanya, inkuiri,
masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.

e. Pembelajaran Diskusi Kelas

Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan berkomunikasi siswa dan
untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran. Tujuan pembelajaran diskusi kelas adalah
untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi
pelajaran. Untuk menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa dan untuk membantu siswa memiliki
keterampilan komunikasi dan proses berpikir.

BAB 7 MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar. Wloodkowski (2007)
menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar. Motivasi
belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah goyah untuk mencapai sukses, meksipun dihadang
banyak kesulitan. Komponen utama motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan belajar.

Adapun kompinen-komponen motivasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Attention (perhatian siswa terhadap pelajaran di sekolah)


b. Relevansi, menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kondisi siswa.
c. Confidence (percaya diri) yaitu perasaan mampu dalam diri siswa yang merupakan potensi untuk
dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
d. Satisfaction (kepuasan), usaha belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi konsekuensi yang
diterimanya.

9
Motivasi belajar merupakan faktor psokologis yang mengalami perkembangan, dipengaruhi
kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi menurut
Dimyanti (2002) adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan
siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan pembelajaran serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.

BAB 8 DESAIN PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana pembelajaran
dalam: menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas dan menentukan prioritas dan
menentukan waktu, mulai darri perencanaan harian hingga perencanaan tahunan. Perencanaan
permbelajaran berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan orientasi tugas baru,advance organizer,
menjelaskan, mendemostrasikan, bertanya dan diskusi. Sedangkan pendekatan berorientasi pada pelajar
focus pada pelajar sebagai individu yang belajar, antara lain dilakukan dengan problem base learning,
discovery learning, essential question, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Inti dari manajemen
kelas ini adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktivitas kelas agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.

BAB 9 PENILAIAN

Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan ingormasi dalam rangka penentuan nilai kepada
sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Di samping evaluasi
dikenal juga sebagai penilaian. Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan
guru dapat mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa secara menyeluruh dengan
menggunakan berbagai cara. Tes merupakan instrument yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau
asesmen. Tes sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang memiliki kriteria benar atau salah.
Pengukuran juga digunakan dalam rangka pengumpulan data untuk melakukan evaluasi atau asesmen.
Pengukuran merupakan instrument pengumpulan data kuantitatif atau sesuatu atau objek.

Pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan panca indera. Pengamatan
dapat dilakukan dengan menggunakan specimen record, time sampling, atau even sampling.

Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh informasi


perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam rentang waktu yang ditentukan. Penggunaan
protofolio sebagai penilaian pembelajaran dilakukan dengan langkah, yaitu :

1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penilaian.

10
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)

BAB I Pendahuluan
A. Keputusan Yang Dibuat Guru
1. Mempertimbangkan situasi
2. Menentukan bagaimana tingkah laku siswa yang dikehendaki
3. Merencanakan strategi pembelajaran aktif
4. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan reaksi siswa
5. Menilai akibat dan hasil dari pembelajaran
B. Bidang-Bidang Kompetensi Guru Pada Umumnya
1. Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia
2. Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan denganmanusia lain
secara tulus
3. Menguasai mata pelajaran yg diajarkan

Psikologi pendidikan tumbuh diuar psikologi tradisional,tetapi sekarang mempunyai identitas sendiri.
Psikologi pendidikan mengajukan tuntutan bidang-bidang penelitian dan teori yg tidak ditemukan dalam
psikologi tradisiona,yaitu belajar mengajar di kelas,belajar afektif dan humanistic dikelas,motivasi dan
pengolahan kelas, program untuk siswa yang gifted,berbakat dan kreatif, tujuan pengajaran, serta
mengkoordinasikan strategi mengajar individu yang berbeda.

BAB II Perkembangan Masa Kanak-Kanak Sampai Remaja


Pada umur 3 tahun anak siap untuk mampu berbicara , mulai dari mengena kemudian memperbaiki
bahasa mereka termasuk kata pengecualian. Dianjurkan bagi orangtua dan orang dewasa untuk
mendorong anak untuk membaca dan menuis. Anak-anak mulai berinteraksi dengan yang lain dan
membuat hubungan antara teman sebayanya. Antara umur 5 dan 7 tahun anak-anak masuk ketahap
operasional konkret, dimana pikiran masih dibatasi. Umur 9 sampai 12 tahun anak dapat menujukkan
logika berfikir yang sebaliknya, dapat memberikan alasan tanpa memanipuasi objek dan menadari
perbedaan berbagai variabel. Tiga hal penting yang mempergaruhi perkembangan sosia anak pada tingkat
awa adalah orangtua dan keluarga,kelompok remaja (peer group) dan sekolah.
Karakteristik pada masa remaja merupakan suatu periode penting dari rentang kehidupan,suatu periode
transional masa perubahan,masa usia bermasalah masa diman indivindu mencari jati diri dan
karateristik.dan ambang menuju kedewasaanya.masa remaja adalah masa yang penuh emosi dan masa
seseorang labil akan mengambil keputusan. Adakalanya muncul pertentangan nilai-nilai emosi yang
mengebu-gebu dan menyulitkan orsng tua ketika keingian remeja tersebut tidaak terpenuhi,namun kadang
emosi yang mengebu-gebu ini bermanfaat bagi remaja krena menemukan idenitas diri.reaksi orang-orang
disekitarnya akan menjadi pengalam belajar bagi si remeja yang menentukan tindakan yang kelak akan
dilakukannya. Tugas perkembangan remaja (11/12-18 tahun) adalah perkembangan remeja mencapai pola
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan
keyakinan etika dan moral kesopanan yang berlaku dimasyarakat,mencapai peranan sosial sesuai dengan
jenis kelamin selaras dengan tuntutan sosial atau kulturual masyarakatnya.menerima kesatuan organ-
organ tubuh /atau keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan mengunakan secara efektif dengan
kodranya.menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab ditengah
masyarakatnya.mencapai kebebasan emosional orangtua dan orang-orang dewasa lainnya mulai menjadi
diri sendiri.mempersiapkan diri untuk mencapai karir atau jabatan dan profesi tertentu dalam bidang

11
ekoomi mempersiapkan diri untuk memasuki duni perkawinan dan kehidupan berkeluarga.memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku ,mengembangak ideologi untuk
keperluan kehidupan kewarganegaraan

BAB III Teori Belajar dan Penerapan Pelajaran


Siswa yang sukses telah memperoleh keterampilan metakognitif yang diperlukan untukmenjadi siswa yg
mandiri. Siswa dapat diajar metakognitif (strategi belajar) untukmengatur dan mengontrol belajar mereka
sendiri.Penerapan belajar yang dapat dibuat yaitu membuat catatan kesimpulan sebagai teknikmengingat
bahan-bahan pelajaran. Teori belajar adalah seperangkat pernyataan umum yang digunakan untuk
menjelaskan kenyataan mengenai belajar. Manfaat teori belajar bagi guru adalah: 1. Membantu guru
untuk memahami bagaimana siswa belajar 2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan
proses pembelajarannya 3. Panduan guru untuk mengelola kelas 4. Membantu guru untuk mengevaluasi
proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai 5. Membantu proses belajar lebih
efektif, efisien dan produktif 6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa
sehingga dapat mencapai prestasi maksimal. Pada akhirnya upaya ini dapat mendatangkan kepuasan dan
kebanggaan baik bagi guru maupun siswa sendiri
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-
peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan
eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan
respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui
cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari
luar dirinya.
Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara
untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri
konsekuensi dari perbuatannya misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat
dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti : kata-kata kasar, ejekan, cubitan,
jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
Gagne disebut sebagai modern neobehaviourists — mendorong guru untuk merencanakan intruksional
pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar
bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hirarki ketrampilan intelektual.
Teori belajar sosial Bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan
reaksi emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal
balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

BAB IV Tujuan Intruksional


Tujuan instruksional merupakan suatu keharusan dibuat oleh seorang guru, dosen sebagai pedoman atau
kerangka kerja dari bidang-bidang studi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan dosen kepada individu
atau siswa, mahasiswa (peserta didik) merasa cocok. Tujuan instruksional merupakan pengejewantahan
kerangka kerja secara operasional yang dibuat dalam bentuk silabus sebagai rencana pembelajaran
sebagai pokok-pokok bahasan yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.

12
Adapun tujuan institusional biasanya dibagi pada dua bagian yaitu: tujuan instruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK).
a) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Ada beberapa pengertian tujuan instruksional umum (TIU) yang dirumuskan para ahli terdahulu, dan
dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru dan dosen dalam pengembangan tujuan instruksional, yaitu:
1) Menurut SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.8/U/1975, TIU diartikan sebagai tujuan-
tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2) Tujuan instruksional umum (TIU) menggariskan hasil-hasil dibidang studi yang seharusnya
dicapai siswa. Tujuan instruksional sekaligusmenjadi hasil yang harus diperoleh siswa yang akan tampak
setelah proses belajar-mengajar selesai (Djiwandono, 2005:1999)
b) Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan penjabaran dan pengimplementasian secara praktik atau
pengoprasionalisasi secar konkrit dan spesifik dari tujuan instruksional ingkut satu pokok bahasan atau
topik materi pelajaran tertentu.
B. Kegunaan Tujuan Instruksional dalam Proses Pembelajaran
Kegunaan tujuan instruksional dapat membantu para guru dan dosen (pendidik) sebagai acuan, pedoman
untuk merancang materi pembelajaran, memilih alat, metode mengajar yang tepat, juga dapat membantu
guru dalam merancang evaluasi yang sesuia dengan tujuan akan diajar secara tepat untuk keberhasilan
belajar siswa.
Tujuan instruksional dalam proses belajar mengajar sangat erat hubungannya dengan dengan pre-
assessment, desain program, strategi mengajar, spesifikasi dari pemilihan media proses mengajar dan
penilaian. Secara khusus tujuan intruksional pembelajaran berguna dan penting bagi pegangan guru dan
dosen (pendidik) dan siswa dan mahasiswa (peserta didik) dalam rangka:
1) Mengevaluasi pembelajaran
2) Membimbing dan mengontrol siswa (peserta didik) belajar.
3) Sebagai kritera merancang materi pelajaran.

BAB V Pengelolaan Kelas


Sebagai peran pendidik yaitu membantu menciptakan ikim yang kondusif agara peserta didik bersikap
positif dalam belajar, memperjelas tuuan belajar dan memberikan kebebasan yang bertanggung jawab,
membantu untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita sebgai motivator, menyediakan sumber belajar,
dan menerima pertanyaan dan pendapat. Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang efektif di dalam kelas. Belajar
yang efektif dilihat dari 3 aspek berikut:
Aspek kognitif: ada perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu
Aspek afektif: ada perubahan dari yang tidak suka menjadi suka
Aspek psiko-motorik: ada perubahan perilaku, seperti yang tidak memiliki ketrampilan menjadi memiliki
ketrampilan

13
Fungsi Manajemen Kelas:
1. Membuat kelas sebagai tempat belajar
2. Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas
3. Menciptakan suasana kelas yang kondusif
4. Berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar
5. Mengupayakan suasana-suasana yang membantu proses belajar yang efektif dan efisien

Tujuan Manajemen Kelas:


1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar dan
mengajar yang efektif
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas yang mendukung siswa agar bisa belajar efektif
4. Membina dan membimbing sesuai latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan budaya

Kunci dalam Manajemen Kelas:


1. Menyampaikan aturan dan prosedur yang digunakan guru dan mengajak siswa untuk bekerjasama
agar mematuhinya
2. Mengajak siswa terlibat lebih aktif dalam proses belajar dan mengajar di kelas

Dampak Manajemen Kelas kepada Siswa:


1. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab dan sadar akan pengontrolan atau
regulasi dirinya
2. Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai tata tertib kelas dan merasakan teguran guru
sebagai sebuah peringatan bukan suatu kemarahan
3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas dan aktivitas kelas

Dampak Manajemen Kelas kepada Guru:


1. Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam penyajian pembelajara
2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa

Strategi dalam Manajemen Kelas:


1. Mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal
2. Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
3. Membangun dan menegakkan aturan
4. Mengajak murid untuk bekerja sama
5. Mengatasi masalah secara efektif
6. Menggunakan strategi komunikasi

14
BAB VI Motivasi
Guru dapat mempertinggi motifasi yaitu dengan menggunakan peragaan; pertanyaan- pertanyaan dan keg
iatan yang merangsang keingintahuan siswa; simulasi; pelajaran yang berdasarkan minat siswa sendirikeg
iatan-kegiatan yang memerlukan kerja sama. Motivasi adalah keadaan dalam diri yang mendorong untuk
meakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Macam-macam motif:
a. Bawaan dan dipelajari
b. Instrinsik dan ektrinsik
c. Jasmaniah dan ruhaniah

Menumbuhkan motivasi yaitu dengan memusatkan perhatian,menyampaikan pada peserta didik apa yang
harus dicapai,memberikan penghargaan(angka,hadiah,pujian,dsb),menciptakan situasi yang
kompetitif,melibatkan peseta didik kesempata bertanya dan teribat aktif,merumuskan tujuan
pembelajaran,memberikan uangan,memberikan timba baik,memberikan hukuman,dan menumbuhkan
minat.

BAB VII Evaluasi Hasil Belajar


Tujuan evaluasi yaitu:
1. Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau semangat siswa
2. Umpan balik bagi siswa
3. Umpan balik bagi guru
4. Memberikan informasi kepada orang tua
5. Informasi untuk seleksi

Evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lelman, 1978). Evaluasi memiliki
tujuan, fungsi dan sifat. Prinsip evaluasi hasil belajar antara lain; valid, objektif , transparan/terbuka,
adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, bermakna, sistematis, akuntabel, beracuan criteria.
Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil
pengukuran. Dalam program pendidikan, penilaian baru dapat dilakukan setelah dilakukan pengukuran
atas berbagai komponen program pendidikan. Evaluasi diharapkan akan menjadi umpan balik untuk
program yang telah dijalankan dan memberikan informasi yang diperlukan untuk menjalankan program
dimasa yang akan datang.

15
2.3 Kelemahan dan kelemahan Buku
A. Kelebihan Buku

Kelebihan buku karya oleh Sri Milfayeti, dkk. (Psikologi Pendidikan:2018) bahwa dalam isi
per bab terdapat rangkuman yang tidak dimiliki buku pembanding. Kelebihan buku Psikologi
Pendidikan (2002) Sri Esti Wuryani Djiwandono karya terletak pada penyajiannya yang cukup
sederhana dan mudah dipelajari sehingga mendorong mahasiswa untuk lebih mudah memahami
pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai modal dalam melaksanakan mendidikan terhadap
anak-anak. Kedua buku ini sama-sama membuat rangkuman dan latihan soal yang mana
rangkuman tersebut akan dibaca sehingga lebih mudah memahami isinya dan latihan soal tersebut
akan melatih dalam memecahkan masalah dalam bentuk soal.
B. Kelemahan Buku

Kelemahan buku utama adalah dari eksternal, yaitu desain cover yang menurut penulis terlalu
biasa, lalu kualitas kerta yang menggunakan kertas kuarto (HVS), dan pemborosan spasi dalam
tulisan. Sedangkan, dari segi internal, bahwa yaitu belum menampilkan judul sub-bab yang
menjelaskan cakupan babnya. Lalu, kelemahan pada buku pembanding yaitu penjelasannya terlalu
panjang. Ada sebagian penjelasaanya mengandung makna tersirat yang membuat pembaca harus
mengulang paragraph tersebut. Banyak menggunakan bahasa ilmiah yang jarang didengar dan
digunakan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan
pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macm situasi, maka
psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.
Syarat suatu ilmu (Psikologi Pendidikan) disebut sebagai ilmu pengetahuan yang pertama, ilmu
itu harus ada obyeknya, kedua disusun secara sistematis, dan harus memiliki metodologi tertentu.
Seorang ahli bernama montessori mengemukakan bahwa memberikan pendidikan yang
bersifat individual kepada anak, guna mengganti pendidikan yang bersifat klasikal. Bila
pendidikan itu bukan mengembangkan intelektualisme, maka usaha mengadakan rombongan yang
homogen didasarkan atas dasar kecerdasan usaha yang terbaik. Bila pendidikan hanya bertujuan
untuk mengembangkan sifat-sifat individu dan hanya untuk kepentingan masyarakat, maka sistem
Montessori kiranya merupakan sistem yang paling baik untuk dilaksanakan.
Upaya yang dilakukan dalam menanggapi anak yang bermasalah :1). Memanggil dan
menerima anak yang bermaslah dengan penuh kasih sayang, 2). Menemukan segi-segi kelebihan
anak agar kelebihan itu diaktualisir guru mengatasi kekurangannya, 3). Menanamkan nilai-nilai
spiritual yang benar, 4). Memahami keberadaan anak dengan sedalam-sedalamnya.
3.2 Saran

Dari segi keseluruhan isi buku, buku ini memiliki aspek-aspek penting yang terkait langsung
dengan kondisi lapangan yang sering terjadi dalam ruang lingkup psikologi pendidikan. Walaupun
ada beberapa materi yang diluar dari lingkup psikologi pendidikan, namun buku ini sudah dapat
dikatakan bagus.
Saran untuk diri sendiri dan para pembaca yang berkeinginan menjadi seorang pendidik maka
hendaknya kita memahami psikologi pendidikan secara luas dan dalam, karena materi dari
psikologi pendidikan ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pendidik, karena berhubungan
langsung dengan kejiwan/perilaku anak dalam proses pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA
Sri Milfyetty, dkk. 2018 ”Psikologi Pendidikan”, Medan: PPs Unimed.
Sri Esti Wuryani Djiwandono.2002 Edisi Revisi.”Psikologi Pendidikan”.Jakarta:Grasindo

18

Anda mungkin juga menyukai