Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN


PRODI S1 PENDIDIKAN
GEOGRAFI - FIS

Skor Nilai:

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Nurhidayah, 2017 )
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Sri Milfayetti,dkk, 2018)

Kelompok 1:
Putra Laksmana Tanjung 3202131003
Juli Yohana Sitanggang 3203131025
Sukma Nabila 3201131020

Dosen Pengampu : Fahrur Rozi, S. Pd., M. Pd


Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberi
rahmat dan karunia-NYA kepada saya untuk dapat menyelesaikan Critical Book Review ini.
Critical Book Review ini semestinya dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Untuk itu penyelesaian penulisan ini tidak terlepas dari dukungan teman-
teman, terlebih dari arahan Bapak Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu.

Dalam penulisan ini, penulis selaku manusia biasa sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang harus dibenahi agar penulisan ini mendapat kriteria yang maksimal. Oleh
karena itu penulis berharap jika ada saran dan kritikan maupun masukan yang bersifat
membangun dari para pembaca agar dalam penulisan selanjutnya dapat di perbaiki.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga penulisan Critical Book Review ini
mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan pengetahuan dan wawasan pembaca
tentang Psikologi pendidikan.

Medan, 3 Maret 2021

Penyusun
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. i


BAB I .......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya Cbr ............................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan Cbr ......................................................................................................................... 1
C. Manfaat ............................................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku .................................................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................................................... 3
RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................................................... 3
A. Ringkasan Buku Utama ...................................................................................................................... 3
B. Ringkasan Buku Pembanding............................................................................................................. 9
BAB III ..................................................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 13
A. Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama ........................................................................................ 13
B. Kelebihan Buku Pembanding ........................................................................................................... 13
BAB IV ..................................................................................................................................................... 14
PENTUP.................................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya Cbr
Keterampilan dalam penulisan CBR dapat menguji kemampuan penulis dalam
menganalisis dan meringkas serta menyimpulkan isi sebuah buku dan membandingkannya
dengan buku lainnya yang relevan, dan memberikan kritik dan saran terhadap sebuah karya
tulis.

Sering kali kita bingung dalam dalam memilih sebuah buku untuk dijadikan sebagai
bahan referensi. Terkadang kita memilih satu buku untuk dibaca dan dipahami tetapi hasilnya
belum memuaskan hati bisa jadi dari segi sistematika penulisan, tata bahasa dan penggunaan
kata yang kurang menarik atau sulit dipahami.

Oleh karena itu penulis membuat Critical Book Review Psikologi Pendidikan ini
untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku sebagai sumber referensi terkhusus
dalam pokok pembahasan tentang Psikologi Pendidikan.

B. Tujuan Penulisan Cbr

Penulisaaaan CBR ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Psikologi pendidikan dan juga untuk mengkritisi dan membandingkan sebuah buku dengan
buku lain yang relevan yang berisi tentang Psikologi Pendidikan. Aspek yang dibandingkan
adalah kelengkapan pembahasan, keterkaitan antar babnya, serta kelebihan dan kekurangan
dari buku-buku yang dibandingkan tersebut.

C. Manfaat

1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan

2. Menambah wawasan serta pengetahuan terutama dalam konteks Psikologi Pendidikan.


3. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis, memahami serta mengkritisi sebuah
karya tulis.

1
D. Identitas Buku
a) Buku Utama

4. Judul : Psikologi Pendidikan


5. Penulis : Prof. Dr. Nurhidayah, M.Pd
6. Penerbit : UM Press
7. Kota terbit : Malang
8. Tahun terbit : 2017
9. ISBN : 978-979-495-934-3

b) Identitas Buku Pembanding


1. Judul Buku : Psikologi Pendidikan
2. Penulis : Sri Milfayetty. Dkk
3. Penerbit : Pascasarjana Unimed
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : 2018
6. ISBN : 978-602-8207-18-8

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Utama

Bab 1 Konsep Dasar Psikologi Pendidikan

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organism yang hidup, terutama
tingkah laku manusia. Psychology is the scientific study of the behavior of living
organism,with especial attention given to human behavior. Psikologi berasal dari Bahasa
Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi

Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani Kuno. Psikologi berakar pada
ilsafat ilmu dimulai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yang merupakan ilmu
kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles melihat psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (anima), sehingga
setiap-setiap makhluk hidup memiliki jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan
dengan perkembangan intelektual Eropa dan mendapatkan bentuk pragmatis di Amerika.
Objek ilmu jiwa (psikologi) yaitu jiwa. Jiwa adalah abstrak, tidak dapat dilihat,
didengar, dirasa, dicium, atau diraba dengan panca inderaa. Karena itulah, pada mulanya ia
diselubungi oleh rahasia dan pertanyaan ghaib, yang oleh ahli-ahli pada zaman itu
menerangkan dan menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan ilosois dan metaisis.
Ditinjau dari segi objeknya, Saleh dan Wahab (2004:6-7) membagi psikologi menjadi tiga
bagian, yaitu: Psikologi Metaisika, Psikologi Empiris, Psikologi Behaviorisme artinya
tingkah laku.
Sejarah Psikologi
Psikologi baru dibuat sebagai ilmu sejak 1800-an baik ketika Wilhelm Wundt
mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia. Wundt pada tahun 1879 mendirikan
laboratorium psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai dengan
pembentukan laboratorium ini, metode ilmiah untuk lebih memahami orang telah ditemukan,
meskipun tidak terlalu memadai. dengan pembentukan laboratorium ini juga bermain, kondisi
psikologis menjadi ilmu, sehingga pendirian Wundt diakui laboratorium serta tanggal
berdirinya psikologi sebagai ilmu. Carl Gustav Jung seorang psikoanalisa dari Switzerland
merupakan salah seorang sarjana yang banyak men curahkan perhatiannya untuk menyelidiki
arti kata psikologi ditinjau dari segi hariahnya. Jung mencoba mencari arti dari kata psyche
dan arti kata-kata lain yang berdekatan misalnya, Jung tertarik pada kata anemos dalam

3
Bahasa. unani berarti angin, sedangkan dalam Bahassa Latin kata animus dan anima, masing
-masing berarti jiwa dan nyawa. Psikologi adalah anggapan bahwa jiwa itu selalu
diekspresikan melalui raga atau badan. Dengan mempelajari ekspresi yang nampak pada
tubuh seseorang, orang akan dapat mengetahui keadaan jiwa orang yang bersangkutan.
Objek ilmu jiwa (psikologi) yaitu jiwa. Jiwa adalah abstrak, tidak dapat dilihat,
didengar, dirasa, dicium, atau diraba dengan panca inderaa. Karena itulah, pada mulanya ia
diselubungi oleh rahasia dan pertanyaan ghaib, yang oleh ahli-ahli pada zaman itu
menerangkan dan menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan ilosois dan metaisis.
Saleh dan Wahab (2004:6-7) membagi psikologi menjadi tiga bagian, yaitu:
 Psikologi Metaisika Meta artinya di balik, di luar; dan isika artinya alam nyata. Hal
yang menjadi objek adalah hal-hal yang mengenai asal usulnya jiwa, wujudnya jiwa,
akhir jadinya sesuatu yang tidak berujud nyata dan tidak pula diselidiki ilmu alam biasa
atau isika. Karena itu dinamakan psikologi metaisika.
 Empiris memiliki makna pengalaman. Descrates menyatakan bahwa ilmu jiwa yang
benar hanya diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman dan percobaan
(Saleh dan Wahab, 2004).
 Behaviorisme, psikologi ialah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.
Aliran ini timbul pada Abad 20, dipelopori oleh Mac Dougal.

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam
pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi
sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana
siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-
anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat. Setiap tahapan perkembangan
anak akan berdampak pada perkembangan kepribadian anak. Kepribadian anak merupakan
watak atau sifat anak dalam menghadapi atau mempersepsikan suatu hal.
Bab 2 Sejarah Perkembangan Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan Sebagai Bagian Dari Filsafat
Psikologi kental dipengaruhi oleh cara-cara berpikir ilsafat dan dipengaruhi oleh ilsafat
itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli ilsafat
atau para ahli Filsafat waktu itu juga ahli psikologi. Pada abad pertengahan, psikologi masih
merupakan bagian dari ilsafat, sehingga objeknya tetap hakikat jiwa, sementara metodenya
masih menggunakan argumentasi logika. Psikologi pada saat dipengaruhi oleh Filsafat,

4
seperti Rane Descartes memandang manusia mempunyai dua unsur yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu jiwa dan raga.
Psikologi dapat dipandang sebagai ilmu:
1) Objek Psikologi Psikologi memiliki objek material yaitu manusia; dan objek formal
atau sudut pandang keilmuan yaitu dari segi tingkah laku manusia. Objek tersebut
bersifat empiris
2) Metode Psikologi metode ilmiah dalam mengumpulkan data dan informasinya.
3) Sistematis Sebagai gambaran mengenai pembagian dan sistematika dalam psikologi,
ikhtisar sederhana mengenai beberapa cabang psikologi yaitu psikologi teoritis dan
psikologi praktis.
4) Universal
Wiliam James tokoh pertama yang berperan besar dalam psikologi pendidikan. Dia
adalah seorang ilsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai salah seorang pendiri
Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai ilsuf, James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia
dilahirkan di New York pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas
Harvard. Wiliam mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak dalam serangkaian
kuliah yang bertajuk talks to teacher. James menyatakan bahwa bagaimana cara mengajar
anak secara efektif (Santrock, 2008). James menegaskan bahwa pentingnya mempelajari
psoses belajar mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pedidikan (Santrock, 2008).
John Dewey tokoh kedua yang berperan besaar dalam membentuk psikologi
pendidikan. Dewey adalah seorang ilsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Ide penting Dewey tentang pandangan anak yaitu yang pertama adalah anak
sebagai pebelajar yang aktif (active learner). Kedua pendidikan seharusnya difokuskan pada
anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaaptasi dengan
lingkungan. Ketiga, dari Dewey mendapat gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan
pendidikan yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada masa pertengahan Abad 19 belum
muncul, sebab pada saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak, terutama
anak keluarga kaya.
Bab 3 Karakteristik Psikologis Peserta Didik
Manusia dikenal sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang
berbuat atau homo faber, dan makhluk yang dapat dididik atau homo educandum. Setiap
manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian telah terjadi
perkembangan dalam kebutuhan baik isik maupun nonisik. Bilamana dicermati maka
kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok yakni kebutuhan primer dan

5
kebutuhan sekunder. Dengan kata lain, pertumbuhan isik senantiasa diikuti perkembangan
psikis. Dengan demikian pertumbhsn isik dan perkembangan psikis yang seirama akan
memfasilitasi terjadinnya penyesuaian diri dengan baik.
Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir baik yang
berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian perilaku apa yang
diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan hasil dari
perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan
Garry mengkategorikan perbedaan individu, yaitu: (1) perbedaan isik, meliputi usia,
tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pedengaran, penglihatan, kemampuan bertindak; (2)
perbedaan sosial, meliputi sosial ekonomi, agama, hubungan keluarga, suku; (3) perbedaan
kepribadian, meliputi watak, motif, sikap, dan minat; (4) perbedaan kemampuan, meliputi
inteligensi, bakat; dan (5) perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah (Hartono, 1994).
Bab IV Teori-Teori Belajar

Teori belajar yang dikelompokkan ke dalam teori behavioristik adalah: conecsionisme


(Thorndike); classical conditioning (Pavlov, Watson); systematic behavior theory (Hull,
Spence); contigous conditioning (Guthrie), dan descriptive behavorism atau operenat
conditioning (Skinner). Ciri-ciri teori belajar behavioristik, yakni: (1) mementingkan
pengaruh lingkungan (environment); (2) mementingkan bagian-bagian (elementaristik); (3)
mementingkan peranan reaksi; (3) mengutamakan Psikologi Pendidikan mekanisme
terbentuknya hasil belajar; (4) mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu; (5)
mementingkan pembentukan kebiasaan; dan (6) dalam pemecahan masalah, ciri khasnya
adalah trial and error. teori belajar behavioristik (meliputi teori conecsionisme, classical
conditioning, dan operant conditioning) dan prinsip-prinsip belajar behavioristik.
Prinsip-prinsip belajar perilaku adalah: (1) peran konsekuensi-konsekuensi; (2)
pembentukan (shaping); (3) pengurangan tingkah laku (extinction); (4) generalisasi
(generalization); (5) diskriminasi (diccrimination); dan (6) vicarious learning atau matched
dependent behavior.
Salah satu prinsip dalam teori belajar perilaku ialah bahwa konsekuensi-konsekuensi
yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku daripada konsekuensi-
konsekuensi yang lambat datangnya. Prinsip kesegeraan konsekuensi-konsekuensi ini penting
artinya di dalam kelas. Khususnya bagi murid-murid sekolah dasar, pujian yang diberikan
segera setelah anak itu melakukan suatu pekerjaan dengan baik, dapat merupakan suatu
reinforser yang lebih kuat daripada angka yang diberikan kemudian.

6
Ciri-ciri teori belajar kognitif adalah: (1) mementingkan apa yang ada pada diri si
belajar (nativistic); (2) mementingkan keseluruhan (wholistic); (3) mementingkan peranan
fungsi kognitif; (4) mementingan keseimbangan dalam diri pelajar (dynamic equilibrium); (5)
mementingkan kondisi yang ada pada waktu kini (sekarang); (6) mementingkan pembentukan
struktur kognitif; dan (7) dalam pemecahan masalah, ciri khasnya adalah insight. Berikut ini
diuraikan beberapa teori belajar, yakni: (1) Teori Gestalt dari Kofka, Kohler, dan
Wertheimer; (2) Teori Belajar menurut Jean Piaget; (3) Teori Belajar menurut J. Bruner; (4)
Teori Belajar Bermakna Ausubel; (5) Teori Belajar Robert M. Gagne; dan (6) Teori Self
Regulated Learning menurut Zimmerman.
Bab V Peranan Psikologi Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Peserta Didik

Sikap merupakan unsur awal seseorang sebelum melakukan sebuah tindakan. Sikap
dapat juga diartikan sebagai niat seseorang berkaitan dengan kontrol atau kendali seseorang
terhadap respons pada suatu keadaan tertentu yang dihadapi oleh orang tersebut. Sikap dalam
Bahasa Inggris attitude dapat diartikan sebagai atribut yang menunjukkan status mental
individu. Sikap tersebut diarahkan pada objek tertentu atau sesuatu hal yang sifatnya masih
tertutup. Sehingga manifestasi sikap tidak dapat langsung dapat dilihat, namun dapat
ditafsirkan dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap juga bersifat sosial, yakni sikap
seseorang hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain. Sikap juga menjadi penuntun
perilaku seseorang, sehingga orang akan bertindak sesuai dengan sikap yang diekspresikan.
Pembentukan sikap seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor psikologis dan faktor
budaya, yang selalu mempengaruhi dalam menimbulkan, memelihara, atau mengubah sikap
seseorang.
Sikap merupakan kondisi dinamis seseorang dalam menyikapi sesuatu hal yang
dipengaruhi oleh persepsi yang terbentuk dari apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan terhadap
suatu hal tersebut. Sikap belajar peserta didik dalam hal ini merupakan reaksi psikologis
peserta didik terhadap tugas utamanya yakni belajar, yang terwujud dari perilaku belajarnya.
Sikap belajar peserta didik perlu dikembangkan secara kontinu agar peserta didik memiliki
sikap positif dalam belajar, sehingga ia akan rajin dan tekun dalam belajar. Belajar yang
merupakan upaya mengubah perilaku seseorang menjadi hal yang krusial untuk terus
dilaksanakan oleh semua orang.
Guru untuk berperan aktif sebagai motivator dan sebagai upaya meningkatkan kualitas
guru, yaitu:Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan bahan atau
pengetahuan.. Menunjukkan sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan

7
dan pengalaman peserta didik, khususnya yang menyangkut kelemahan maupun kekurangan
dalam sikap dan kemampuan akademis. Menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang
digelutinya. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih kurang jelas, dengan bahasa
dan sikap yang dapat dimengerti. Tugas ini menyangkut penjelasan yang baik tentang materi
pelajaran dan mengenai strategi belajar untuk memperoleh angka yang baik. Unsur-unsur
yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain meliputi cita-cita, kemampuan warga
belajar, kondisi warga belajar, dan suasana lingkungan belajar.

Bab VI Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Kearifan Lokal


Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Secara
umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya
masyarakat setempat maupun kondisi geograis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan
produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup
(Ridwan, 2007).
Pemaknaan terhadap kearifan lokal dalam dunia pendidikan masih sangat kurang. Ada
istilah muatan lokal dalam struktur kurikulum pendidikan, tetapi pemaknaannya sangat
formal karena muatan local kurang mengeksporasi kearifan lokal. Muatan lokal hanya sebatas
bahasa daerah dan tari daerah yang diajarkan kepada peserta didik. Tantangan dunia
pendidikan sangatlah kompleks. Apalagi jika dikaitkan dengan kemajuan global di bidang
sains dan teknologi, nilai-nilai local mulai memudar dan ditinggalkan. Oleh karena itu,
eksplorasi terhadap kekayaan luhur budaya bangsa sangat perlu untuk dilakukan.
Semua stakeholder pendidikan diharapkan berperan dalam memberikan kontribusi
nyata terhadap pelestarian kebudayaan lokal di daerah khusunya bagi kalangan pemuda
sebagai penerus budaya bangsa. Pemberian pengarahan dan penghargaan kepada para guru
juga dianggap perlu dalam upaya memotivasi dan meningkatkan pemahaman para guru
dalam mengaplikasikan serta memberikan teladan mengenai pendidikan karakter berbasis
kearifan budaya lokal. Contoh implementasi kecil yang dapat kita realisasikan di sekolah
misalnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan kesiswaan yang menekankan pada
pengenalan budaya lokal yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan
sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah setempat yang perlu
diajarkan kepada para pemuda.
Bab VII Psikologi Sebagai Landasan Pendidikan

8
Psikologi dibutuhkan diberbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami
kejiwaan seseorang. Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobjek formal perilaku
manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku manusia dalam
berbagai latar. Kajian ahli-ahli psikologi membawa pengaruh terhadap penyelenggaraan
pembelajaran, terutama dalam menetapkan tujuan pengajaran, memahami peserta didik,
pemilihan metode mengajar, pemilihan sumber belajar, dan penilaian. Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa manusia, sedangkan jiwa sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani yang dapat mempengaruhi alam sekitar.
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Ada tiga pendekatan tentang perkembangan
yaitu: (1) pendekatan pentahapan, perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan
tertentu, yakni pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan ciri-ciri
tahapan yang lain; (2) pendekatan diferensial, pendekatan ini memandang setiap individu
memiliki persamaan dan perbedaan masing-masing, dengan adanya pendekatan diferensial
inilah yang menyebabkan orang-orang membuat suatu kelompok berdasarkan persamaan
yang dimiliki setiap individu; dan (3) pendekatan ipsatif.
Ciri-ciri motivasi yang mendorong untuk berprestasi adalah: (1) mengejar kompetensi;
(2) usaha mengaktualisasi diri; dan (3) usaha berprestasi. Perlengkapan peserta didik atau
warga belajar sebagai subyek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok
yaitu: (1) watak; (2) kemampuan umum (intelegensi); (3) kemampuan khusus / bakat; (4)
kepribadian; dan (5) latar belakang. Walaupun setiap individu dikatakan unik, namun aspek-
aspek individu mereka adalah sama, sebab aspek-aspek jiwa ini dikembangkan sendiri oleh
para ahli. Para ahli membagi jiwa itu menjadi tiga fungsi yaitu afeksi, kognisi, dan
psikomotor. Aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah: (1) rohani, mencakup
agamis, perasaan, kemauan, pikiran, kemasyarakatan, dan cinta tanah air; dan (2) jasmani,
mencakup keterampilan, kesehatan, dan keindahan tubuh.

B. Ringkasan Buku Pembanding


BAB I: Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan berasal dari dua kata psikologi dan pendidikan. Psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Dan pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun defenisi
psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri,
yakni ilmu yang memepelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.

9
Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada
pemahaman proses belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu
pendidik melaksanakan tugas mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Demikian juga halnya, mendididik adalah sains dan seni sehingga pemahaman
tentang psikologi pendidikan akan membantu pendidik secara luwes dalam menghadapi
beribu persoalan yang terjadi didalam kelas. Pengkajian psikologi pendidikan akan
membantu peserta didiknya menemukan kebenaran dan sekaligus mampu bertindak mulia.
BAB II: Belajar
Belajar merupakan mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan
tingkah laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru . Belajar tidak sama
dengan kematangan. Akan tetapi kematangan distimulasi oleh faktor belajar dan sebalikya
belajar tidak efektif jika diberikan tak sesuai dengan kematangan yang diperlukan untuk
mempelajari sesuatu.
Penyelenggaraan pendidikan mengacu kepada tahapan dan proses perkembangan.
Domain perkembangan tersebut antara lainadalah perkembangan fisik motorik, kognitif,
psikososial, sosioemosional, dan moral. Semua tahapan perkembangan ini berpengaruh
terhadap kesiapan belajar peserta didik. Oleh karena itu, pendidik perlu memahami
bagaimana keadaan perkembangan peserta didik secara umum dan secara spesifik pada tiap
domain perkembangan.
Pemahaman ini memungkinkan pendidik untuk membantu peserta didik mendapatkan
informasi sesuai dengan yang diperlukannya dan membantu peserta didik melewati dan
mencapai tahapan perkembangan yang seharusnya dimasuki peserta didik sesuai dengan
tingkat usianya. Secara umum pendidik dapat memahami tingkat kesiapan peserat didik
dalam belajar berdasarkan teori yang dimaksud. Sehingga upaya pembelajaran yang
dilakukan peserta didik dapat diproses.
BAB III: Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik merupakan ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka
seperti kemampuan umum, ciri fisik serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektifan
pembelajaran. Karakteristik harus dipahami guru untuk mengetahui perbedaan dan kebutuhan
belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yang sesuai.
Selain perbedaan ini guru juga perlu memperhatikan kebutuhan belajar, terutama yang
berkebutuhan khusus seperti gangguan indra, gangguan bicara, gangguan fisik,

10
keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar, pusat perhatian terpecah, gangguan
perilaku dan sosial serta yang berbakat. Dalam menghadapi perbedaan kebutuhan ini, gruru
perlu menyadari keterbatasannya sehingga perlu berkolaborasi dengan para ahli, terutama
pada kelas-kelas inklusi (normal bealajar bersama dengan kebutuhan khusus).
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut dapat
dilihat dari berbagai dimensi. Salah satu diantaranya adalah intelegensi. Seseorang yang
memiliki intelegensi yang tinggi akan tampil dalam kemampuan menangkap informasi dan
menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Berbeda dengan intelegensi nya dibawah rata-
rataa akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang rumit dan kompleks.
Kecerdasan atau kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga kualitas multiple
intelegences yang dimilikinya. Dapat saja seseorang menonjol dalam kecerdasan bahasa, seni
rupa, interpersonal, musik, sains, kinestetik, logika matematika, dan intrapersonal.
BAB IV: Pendekatan dan Teknik Belajar
Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang dikemukakan Bruner Romberg
(1999) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam mengkonstruk (membangun)
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Sesuatu yang baru
tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap,
kemauan, kebiasaan maupun perbuatan.
Pendekatan perilaku mendefenisikan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang
relatif menetap pada diri seseorang sebagai hasil adanya hubungan antara stimulus dan respon
yang di perkuat oleh reward atau reinforcement. Dan sedangkan pendekatan kognitif
menekankan bahwa belajar merupakan proses aktif individu untuk memaknai informasi yang
diterimanya.
Sebagai implikasi dari pendekatan belajar behavior dan kognitif maka dalam belajar
dapat digunakan teknik-teknik mempersiapkan diri dalam belajar maupun dalam mendukung
proses belajar.
BAB V: Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model Pembelajaran daapat dikelompokkan
model interaksi sosial, model pengolahan informasi, model personal humanistik, dan model
modifikasi tingkah laku. Pembelajaran yang diimplementasikan pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah model pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif , pengajaran
berbasis masalah dan strategi-strategi pembelajaran. Semua model ini didasarkan pada teori –

11
teori belajar dan pembelajaran.
BAB VI: Moivasi belajar
Motivasi dalam bahasa latin disebut motivium. Artinya, alasan menyebabkan sesuatu
bergerak. Woolfolk (2007) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu keadaan internal yang
dapat membangkitkan semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. Motivasi
dasarnya bermakna kontekstual, mempunyai intensitas dan arah. Karena itu memotivasi dapat
dipahami dari motif yang mendasarinya. Misalnya motif biologis, motif kompetisi, motif
yang dipelajari, motif berprestasi dan sebagainya.
Dan guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk
belajar. Penting untuk diperhatikan agar pemberian reinforcement tidak membuat siswa
tergantung, akan tetapi justru menumbuhkan motivasi internal didalam diri siswa untuk
mencapai hasil belajar yang baik.
BAB VII: Disain Pembelajaran
Disain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana
pembelajaran dalam: menentukan tujuan intruksional, merencanakan aktivitas dan
menentukan prioritas dan menentukan waktu, mulai dari perencanaan harian hingga
perencanaan tahunan. Perencanaan pemebelajaran berorientasi pada guru dapat dilakukan
dengan orientasi tugas baru, advance organizer, menjelaskan, mendemonstrasikan, bertanya
dan berdiskusi. Sedangkan pendekatan berorientasi pada belajar fokus pada belajar sebagai
individu yang belajar, antara lain dilakukan dengan problem base learning, discovery
learning, esentian question, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Inti dari disain
pembelajaran adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktiviatas kelas agar
efektif mencapai tujuan.
BAB VIII: Penilaian
Penilaian saat ini dimaknai dalam dua konsep, yaitu asesmen (assessment) dan
evaluasi (evaluation). Ada ahli yang menyamakan pengertian keduanya, tetapi sebagain ahli
membedakan keduanya. Penilaian yang dimaksudkan sebagai evaluasi (evaluation) menurut
Tyler (1950) merupakan suatu proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Griffin Dan Nix (1991)
mengemukan bahwa penilaian adalah kegiatan untuk menentukan nilai suatu program
termasuk program pendidikan. Dari dua batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam
penilaian terdapat kegiatan pengambilan keputusan. Keputusan itu meliputi tentang apa-apa
yang telah di rencanakan, dilakukan, atau di berikan.

12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama

Kelebihan Buku Utama

 Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat keterikatan
jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
 Buku tersebut juga mencantumkan daftar pustaka sebagai referensi, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
 Materi yang dijabarkan dalam setiap bab merupakan materi yang cukup banyak
 Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehingga bagi siapa saja
yang membacanya akan lebih mudah memahaminya.
 Cover Buku sangat menarik.

Kelemahan Buku Utama


 Berdasarkan tampilan buku, Warna dalam buku baik warna cover terkesan hanya
monoton satu warna saja terkesan tidak menarik saat dipandang.

B. Kelebihan Buku Pembanding

Kelebihan Buku Pembanding

 Cover buku yang sangat menarik minate pembaca.


 Materi yang dipaparkan sangan jelas dan detail.
 Dan sangat cocok dijadikan buku refrensi didalam mata kuliah Psikologi Pendidikan

Kelemahan Buku Pembanding

 Ada beberapa kalimat asing yang sulit di pahami.


 Dan ada pada satu bab yang pemaparan materinya berulang-ulang.

13
BAB IV
PENTUP
A. Kesimpulan
Kedua buku ini memuat berbagai ilmu tentang Psikologi Pendidikan dengan bentuk
penyajian yang sama, dan tentunya buku ini melatih para pembaca untuk menganalisa suatu
informasi dengan baik, selama ini banyak sekali buku yang hanya menyajikan ilmu secara
mendasar tanpa menuntut analisa atau sudut pandang dari penulis terhadap materi tersebut,
kedua buku ini tidak hanya memberikan informasi tapi juga menuntut pembaca untuk
menggali informasi tersebut lebih dalam lagi. Penulis dari kedua buku ini cukup berhasil
dalam mencapai tujuan penulisan buku yaitu secara garis besar ingin menjadikan buku
tersebut sebagai buku pengantar atau dasar bagi ilmu Psikologi Pendidikan.

B. Saran
Bagi para pembaca yang sedang menjalani mata kuliah yang berkaitan dengan
Matakuliah Psikologi Pendidikan ada baiknya memiliki kedua buku tersebut sebagai sumber
referensi untuk mendukung perkuliahan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Nurhidayah. 2017. Psikologi Pendidikan. Malang: UM Press

Milfayetty,Sri,dkk. 2018.Psikologi Pendidikan.Medan: Pascasarjana Unimed

15

Anda mungkin juga menyukai