Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

CRITICAL BOOK REVIEW


PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRODI S1 PPKN-FIS

Skor nilai :

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

(Dr.Hj.Binti Maunah,M.Pd.)

NAMA MAHASISWA : DEWI SARTIKA SIREGAR

NIM : 3212311006

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Anita Yus, M.Pd

Wan Nova Listia,S.Pd,M.Pd

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBUARI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang mana atas berkat rahmat, karunia,
dan kesempatan yang diberikanNya saya dapat menyelesaiakan tugas Cbr
(Critical Book Review) ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yaitu untuk membandingkan


kelebihan dan kekurangan antara dua jurnal yang sejenis.

Selanjutnya, saya ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan Univertitas Negeri Medan yaitu, Ibu Prof. Dr.Anita Yus, M.Pd
danWan Nova Listia,S.Pd,M.Pdkarena tanpa beliau Critical Book Review tidak
dapat berjalan sebagaimana semestinya.

Selanjutnya, tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini sehingga tugas ini dapat diselesaiakan. Semoga Allah SWT
memberkati kita semua dengan keberkahan dan ilmu yang berguna.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam tugas
ini, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
demi untuk perbaikan tugas – tugas saya selanjutnya. Semoga dengan selesainya
tugas Critical Book Riview ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Aamiin

Medan,18 Febuari 2022

Dewi Sartika Siregar

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... I

DAFTAR ISI ....................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Rasionalisasi CBR...................................................................................... .1

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Report....................................................... 1

1.3 Manfaat Critical Book Report .................................................................... 1

1.4. Informasi Bibliografi Buku......................................................................... 2

BAB II RINGKASAN BUKU............................................................................. 3

2.1 Ringkasan Buku Utama................................................................................ 3

2.2 Ringkasan Buku Pembanding..................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN SECARA UMUM BUKU YANG AKAN


DIREVIEW ..................................................................................................... 14

3.1 Latar Belakang Masalah yang akan dikaji..................................................14


3.2 Permasalahan Yang akan dikaji .................................................................15
3.3 Kajian teori yang digunakan/konsep yang digunakan................................15
3.4 Metode yang digunakan..............................................................................16
3.5 Analisis Critical Book Report.....................................................................16

BAB IV PENUTUP.............................................................................................19

4.1 KESIMPULAN ........................................................................................ ..19


4..2 SARAN..................... .............................................................................. .19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

II
Bab I
Pendahuluan

1.1. Rasionalisasi CBR

CBR bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku
atau artikel tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau meriview,
menginterpretasi serta menganalisis dan bukan merupakan pembuktian benar atau

salah suatu artikel atau buku. Dengan kata lain, melalui CBR pembaca(review)
menguji pikiran pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang pembaca

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Selain itu, dengan adanya Critical Book Report (CBR) ini dapat mengasah

kemampuan menulis sebuah karya ilmiah akademik yang merupakan tuntutan

yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa. Penulisan karya ilmiah peranan dan

kedudukan yang sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan forma

akademik

1.2 Tujuan Critical Book Riview

1. Mengulas isi dari buku tersebut.

2. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan

oleh setiap bab dari buku tersebuut.

3. Mencari dan mengetahui isi buku tersebut.

1.3 Manfaat Critical Book Riview

1. Untuk lebih kritis dan berani berargumentasi berdasarkan teori dari


buku.
2. Untuk lebih mudah menguasai materi psikologi pendidikan.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan.

1
1.4 Informasi Bibliografi Buku

a..Buku Utama

1.Judul Buku: Psikologi Pendidikan

2.Penulis: Dr.Hj.Binti Maunah,M.Pd.

3.Penerbit Buku: iain Tulungagng press

4.Tahun Terbit: 2014

5.Jumlah Halaman: 74Halaman

6 Bahasa: Indonesia

7. Nomor ISBN:978-602-1090-09-1

b.Buku Pembading

1.Judul Buku : Pengantar Psikologi Pendidikan

2.Penulis : Varia Winansih

3.Penerbit : Citapustaka Media

4.Tahun Terbit : 2010

5.Jumlah halaman : 178 Halaman

6.ISBN : 978 – 979– 17665 – 6 - 22.1.2.

2
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1. Ringkasan Buku Utama

BAB I

A.Sejarah Psikoligi Pendidikan

Perkembangannya pada awal abad ke 18 yang ditandai dengan adanya


penelitian psikologi yang dikhususkan memberikan dampak yang besar terhadap
berbagai teori dan praktek dalam pendidikan. Berbagai aliran psikologi yang
mulai berkembang di awal abad ke 18 khusus mempelajari tentang macam –
macam perilaku dan proses belajar yang berbeda – beda, dan bagaimana hal
tersebut mempengaruhi perkembangan teori seperti Behaviorisme, Psikoanalisis,
Gestalt dan praktek dalam pendidikan.

Permulaan psikologi pendidikan muncul di Jerman pada awal abad ke 18


berkat popularitas John Friedrich Herbart (1766-1841) yang merupakan
seorang filsuf dan psikolog yang kelak namanya diabadikan sebagai salah satu
aliran pemikiran dalam pendidikan, yaitu Herbartianisme. Beberapa ahli lain yang
melakukan pengujian terhadap metode – metode yang telah dilakukan beberapa
abad sebelum terlahirnya ilmu psikologi adalah:

1. Democritus

Seorang filsuf pertama yang menekankan kepada pentingnya pengaruh dari


lingkungan dan suasana di lingkungan rumah terhadap perkembangan seseorang
sehingga lingkungan tersebut perlu diatur sebaik mungkin agar mempunyai
suasana yang kondusif bagi perkembangan seorang anak.

2. Plato dan Aristoteles

Kedua ahli ini mengembangkan sistem pendidikan yang berdasarkan prinsip –


prinsip psikologi. Aristoteles adalah tokoh yang idenya menjadi dasar untuk
mengembangkan teori Psikologi Daya. Di dalam teori ini ada tiga komponen
utama yang saling berkaitan satu dengan lainnya yaitu:

 Daya penalaran, pengertian, kognitif, daya cipta


 Daya perasaan, emosi, afektif, rasa
 Daya kehendak, konasi, will, karsa

3
3. John Amos Comenicu

John Amos adalah orang pertama yang melakukan penelitian terhadap


seorang anak dan menyatakan bahwa seorang anak adalah individu yang sedang
berkembang.

4. Rousseau

Merupakan seorang ahli yang menganut paham naturalis, Rousseau


menyatakan bahwa dasar – dasar pendidikan adalah prinsip – prinsip
perkembangan manusia dan pada dasarnya anak adalah pribadi yang baik.

5. John Locke

Locke adalah seorang ahli yang menganut paham empirisme yang


mengatakan bahwa ketika seorang individu terlahir, jiwanya masih kosong alias
belum terisi apa – apa, dan memiliki potensi secara sensitif untuk mendapatkan
kesan tentang dunia luar melalui proses belajar. Proses belajar tersebut dikatakan
Locke bisa didapatkan melalui pengalaman dan latihan.

B. Pengertian Psikologi Pendidikan

Secara garis besar psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
meneliti dan menganalisa masalah psikologis dalam dunia pendidikan, sebuah
ilmu yang menerapkan prinsip dan cara untuk meningkatkan efisiensi pendidikan.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche yang artinya jiwa, serta Logos yang
artinya ilmu pengetahuan, yang berarti psikologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.

Sedangkan Pendidikan menurut UU no. 20 th.2003 adalah usaha yang sadar


dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara
aktif dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Secara utuh, bisa disimpulkan bahwa psikologi pendidikan
merupakan sebuah cabang ilmu dalam psikologi yang meneliti dan membahas
masalah psikologis yang terjadi di dalam dunia pendidikan.

C.Fungsi Psikologi Pendidikan

Adanya peranan psikologi dalam pendidikan merupakan hal yang sangat


penting dalam rangka untuk menentukan tindakan psikologis apa yang tepat
dalam setiap interaksi antara faktor – faktor dalam pendidikan. Pengetahuan akan
psikologis para peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam proses

4
pendidikan, dan berfungsi sebagai menyusun metodePsikologi dalam pendidikan
berguna untuk mengetahui proses perkembangan siswa.

Psikologi dalam pendidikan dapat mengarahkan cara belajar siswa Menjadi


penghubung antara proses mengajar dengan belajarSebagai bahan untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Manfaat Psikologi Pendidikan

Dengan mempelajari sejarah psikologi dalam pendidikan akan membuat para


pendidik atau pengajar memperoleh berbagai manfaat sebagai berikut:

Memahami perbedaan peserta didik Karakteristik siswa didik tentunya akan


berbeda – beda pada setiap anak dan sangat penting bagi pendidik untuk
mempunyai pemahaman mengenai perbedaan Psikologi anak tersebut, terutama
pada berbagai tingkat perkembangan dan perkembangan anak agar dapat
menciptakan proses pembelajaran yang efektif serta efisien, dengan mengetahui
berbagai teori belajar Menciptakan iklim yang kondusif.

Apabila pendidik memiliki pemahaman yang baik tentang tempat belajar yang
digunakan, hal itu akan sangat membantu untuk menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menciptakan materi belajar yang akan mendukung proses belajar
mengajar agar efektif. Untuk itu diperlukan pengetahuan akan prinsip – prinsip
yang tepat dalam proses belajar mengajar serta bagaimana melakukan pendekatan
yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Memilih strategi dan metode belajar mengetahui sejarah psikologi dalam


pendidikan dapat membantu pendidik untuk mengetahui bagaimana strategi dan
metode yang perlu digunakan agar tepat dan sesuai untuk anak didik berdasarkan
karakteristik per individu, sesuai dengan gaya belajar, usia dan tingkat
perkembangan anak didik dan mengetahui pengertian karakter untuk menentukan
metode pendidikan yang sesuai.

Membimbing peserta didik Tidak hanya berperan sebagai pendidik, namun


seorang guru juga perlu berperan sebagai pembimbing bagi peserta didiknya
dengan memberi bantuan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dan
mengenali tipe kepribadian manusiadan hal itu dapat dimungkinkan dengan
pengetahuan psikologi yang ada.

Mengevaluasi hasil belajarSelain mengajar, para pendidik juga perlu


melakukan kegiatan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Dengan
evaluasi maka para pengajar dapat menentukan hasil pembelajaran dan
mengetahui kekurangan serta kelebihan metode belajar yang sudah diterapkan.

5
Bab II Materi Intelegensi

A.Pengertian Intelegensi

Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari
bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang
intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai
suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan
“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi
berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi pengertian intelegensi adalah
aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk
memahami sesuatu.

Menurut KBBI, pengertian Intelegensi adalah daya reaksi atau penyesuaian


yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru,
membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai
apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru atau bisa juga dikatakan
dengan kecerdasan

Menurut David Wechsler, pengertian Intelegensi adalah kemampuan untuk


bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya
secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Intelegensi adalah
suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karena itu, Intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses
berpikir rasional itu.

Sedangkan menurut Edward Thorndike, pengertian intelegensi adalah


“intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good response
from the stand point of truth or fact” (intelegensi adalah kemampuan individu
untuk memberikan respon yang tepat (baik)terhadap stimulasi yang diterimanya)

B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Intelegensi adalah :
a) Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar
0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi,
sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi
sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20
dengan ayah dan ibu angkatnya.

6
Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka
tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling
kenal.

b) Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata
lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi
tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh
gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif
emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

c) Kematangan
Tiap organ dalam tubuh anusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak
dapat memecahkan soal-soal tertentu, karena soal-soal itu masih terlampau sukar
baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang
untuk melakukan meal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

d) Minat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan
bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berintekrasi dengan dunia luar. Motif menggunakan
dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi
dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah
minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik.

e) Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya,
dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi
syarat dalam perbuatan intelijensi.

C. Teori-Teori Inteligensi

1.Teori General Inteligens yang pertama adalah teori general inteligensi. Teori
ini terdapat pada semua aspek inteligensi secara umum, dengan tingkat tertentu
dalam sejarah inteligensi dalam psikologi. Sebagi contoh, bakat tertentu yang
didapatkan sejak lahir.

2. Teori Specific Inteligensi

Teori yang kedua adalah teori specific inteligensi. Teori ini ini hanya
terdapat pada beberapa faktor inteligensi atau untuk hal – hal tertentu saja.

7
Sebagai contoh inteleligensi yang terdapat pada seseorang yanag lebih unggul di
beberapa inteligensi saja. Teori ini biasanya berhubungan dengan saraf otot,
ingatan, latihan serta pengalaman Adapun karakteristik dari teori specific
inteligensi ini adalah :

 Diperoleh dan sipelajari dari lingkungan


 Faktor spesifik ini bervariasai dari satu kegiatan yang satu denagn yan
lainnya dengan individu yang sama.
 Jumlah kandungan faktor spesifik dalam tiap orang pada umunya berbeda-

3. Teori Pembawaan

Teori yang ketiga adalah teori pembawaan. Teori pembawaan adalah teori
yang meyakini bahwa hal yang menentukan pembawaan seseorang adalah sifat –
sifat atau ciri – ciri yang dibawa oleh orang tersebut sejak lahir. Batas kemampuan
seseorang dalam mengerjakan suatu hal ditentukan oleh pembawaan masing –
masing. Pada dasarnya perbedaan akan tetap ada walaupun setiap orang menerima
informasi, pelajaran dan latihan yang sama.

4. Teori Kematangan

Teori yang keempat adalah teori kematangan. Teori kematangan merupakan


teori yanga meyakini bahwa manusia dikatakan mencapai tingkat kematangan
apabila setiap organ tubuhnya telah dapat menjalankan fungsinya masing –
masing dengan optimal.

Misalnya, apabila ada seorang individu yang belum bisa memecahkan masalah
manusia terdorong untuk melakukan interaksi dengan dunia luar dengan
mengeksplorasi, dan lama kelamaan akan timbul minatnya untuk sesuatu hal yang
memang sesuai dengan minta individu tersebut.

6. Teori Kebebasan

Teori yang keenam adalah teori kebebasan. Teori ini adalah salah satu teori
yang menekankan bahwa manusia dapat memilih metode tertentu dalam upayanya
untuk memecahkan masalah yang dihadapainya. Kebebasan ini berarti bahwa
tertentu, maka itu artinya organ tubuh serta fungsi organ tubuh seseorang tersebut
belum mencapai tingkat kematangan yang sesuai dengan yang seharusnya.
Dengan kata lain, dapat kita simpulkan bahwasanya tingkat kematangan ini
berhubungan erat dengan umur atau usia seseorang.

5. Teori Minat

Teori yang kelima adalah teori minat. Teori minat ini merupakan teori yang
meyakini bahwa adanya minat yang khas akan mengarahkan perbuatan seseorang
kepada cara atau proses yang dilakukannya untuk emncapai tujuannya.

8
Motif merupakan dorongan untuk sutau perbuatan yang dilakukan. Biasanya
minat tidak akan selalu menjadi syarat dalam perbuatan yang mengandung
inteligensi.

D. Pengukuran Intelegensi

Menurut Cyril Burt, metode untuk mengukur inteligensi dapat dibagi ke dalam
dua kelompok besar yaitu menggunakan metode korelasional dan metode skala
umur. Metode korelasional dipelopori oleh Francis Galton sedangkan metode
skala umur oleh Alfred Binet.

Francis Galton mendefinisikan inteligensi sebagai kapasitas biologis untuk


pencapaian intelektual. Dari definisi tersebut Galton mengukur inteligensi dengan
mengukur kecepatan mental dan ketajaman pancaindra melalui respon terhadap
stimulus dari lingkungan.

Berbeda dengan Galton, Alfred Binet mengajukan dua asumsi terhadap


inteligensi. Pertama, kemampuan mental berkembang dengan semakin
bertambahnya umur. Kedua, kecepatan manusia dalam meperoleh kompetensi
mental mempunyai karakteristik tersendiri dan bersifat konstan dengan berlalunya
waktu. Untuk mengukur kemampuan mental, Binet mewancarai guru yang
berpengalaman dan bertanya tentang masalah yang dapat dipecahkan anak
berumur 3, 4, 5 dst. Dari penelitian tersebut Binet memperkenalkan apa yang
disebut dengan usia mental.

Pengukuran inteligensi ini berguna di dunia pendidikan. Sebagai contoh,


beberapa sekoah mensyaratkan siswa untuk memiliki IQ diatas rata-rata.Selain itu
pengukuran IQ berguna untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
masalah-masalah pendidikan kontemporer.

Bab III Materi Motivasi

A. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan


seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan


dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak
menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan
dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir,
ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya

9
B. Teori – teori Motivasi
Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (diffuse), dan seringkali
dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas
manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap
(attitude), aspirasi, dan insentif (Gage & Berliner, 1984).

Dengan pengertian istilah motivasi seperti tersebut di atas, kita dapat


mendefinisikan motivasi belajar siswa, yaitu apa yang memberikan energi untuk
belajar bagi siswa dan apa yang memberikan arah bagi aktivitas belajar siswa.
Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat dikelompokkan berdasarkan
sudut pandangnya, yaitu behavioral, cognitive, psychoanalytic, humanistic, social
learning, dan social cognition.

C.Fungsi dan Tujuan Motivasi


1. Menentukan Arah Langkah

Motivasi akan dapat menuntun kita dalam menentukan langkah dalam hidup.
Baik seperti cita-cita yang akan dicapai, prestasi yang akan didapatkan maupun
segala hal yang Anda inginkan.

Motivasi inilah yang akan menggerakkan Anda untuk selalu melakukan hal-
hal terbaik dalam hidup. Sehingga, motivasi juga dapat menentukan kesuksesan
Anda dalam hidup.

2. Menentukan Keputusan Tindakan

Saat menjalani kehidupan, tentu akan banyak tindakan-tindakan yang


diambil, baik yang beresiko kecil hingga besar. Tujuan dan motivasi itu sendiri
adalah untuk menentukan setiap tindakan yang diambil.

D. Macam-Macam Motivasi

A. Motivasi Intrinsik

Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang


menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan
dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan
bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi
yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang
lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat

10
disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.

Contohnya : siswa yang belajar, karena memang dia ingin mendapatkan


pengetahuan, nilai ataupun keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya,
bukan untuk tujuan yang lain. Intrinsic motivations are inherent in the learning
situations and meet pupil-needs and purpose. Itulah sebabnya motivasi intrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
terkait dengan aktivitas belajarnya.

b) Motivasi Ekstrinsik

Menurut A.M. Sardiman (2005:90motivasi ekstrinsik adalah motif-motif


yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan
Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam
perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi
karena adanya pengaruh dari luar.

Misalnya, seseorang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan
harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh guru, atau
temannya atau bisa jadi, seseorang rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang
telah dijanjikan oleh orang tuanya. Jadi, tujuan belajar bukan untuk mendapatkan
pengetahuan atau ilmu, tetapi ingin mendapatkan nilai baik, pujian ataupun hadiah
dari orang lain. Ia belajar karena takut hukuman dari guru atau orang tua. Waktu
belajar yang tidak jelas dan tergantung dengan lingkungan sekitar juga bisa
menjadi contoh bahwa seseorang belajar karena adanya motivasi ekstrinsik.

2.2 .Ringkasan Buku Pembanding

Bab I. Pendahuluan Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan terdiri dari penggalan kata psikologi dan pendidikan.


Psikologi berasal dari bahasa inggris psychology. Kata psychology merupakana
dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek ( yunani ), yaitu psyche yang
berarti jiwa dan logos yang berartiilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa. Psikologi membahas tentang proses, fungsi – fungsi dan kondisi
kejiwaan. Psikologi diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki

11
dan membahas tentang tingkah laku manusia baik selakuindividu maupun
kelompok dalam hubungannnya dengan lingkungan.Pendidikan menurut Crow
and crow adalah hasil suatu peradaban bangsa yangdikembangkan atas dasar suatu
pandangan hidup bangsa itu yang berfungsi sebagai filsafat pendidikan, suatu
cita– cita atau tujuan yang menjadi motif , suatu cara berfikir dan berkelakuan
suatu bangsa yang berlangsung turun temurun. Dengan demikian pendidikan
diartikan sebagai proses pengalaman yang sedang dialami suatu proses beelajar.

Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) , pendidikan adalah proses


perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Psikologi
pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para penyelenggara
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan. Prinsipyang
terkandung dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan
bertindakdalam mengelola proses belajar.

Bab II. Hukuman dan Ganjaran dalam proses pembelajaran

Ganjaran dan hukuman adalah alat yang merupakan reaksi dari pendidikan
atas perbuatan yang dilakukan anak. Ganjaran diberikan atas perbuatan baik yang
dilakukan anak.Sedangkan hukuman dijatuhkan atas perbuatan buruk yang
dilakukan anak. Ganjaran danhukuman penting dilaksanakan, mengingat sekali
seseorang melihat perbedaan antara perilaku yang mengakibatkan hukuman , ia
senantiasa berfikir dan memutuskan perilakusosial mana yang perlu ia buat.Disisi
lain ganjaran dan hukumanmerupakan faktor penting untuk proses
internalisasiatau penghayatan terhadap moral standard. Ganjaran adalah suatu
yang sifatnya positifdiberikan kepada seseornag sebagai penghargaan atas prestasi
yang dicapainya atau tingkahlaku yang ditunjukkannya. Hukuman adalah suatu
perbuatan dimana seseorang secara sadardan sengaja menjatuhkan nestapa kepada
orang dengan bertujuan memperbaiki ataumelindungi dirinya dari kelemahan
jasmani dan rohani sehingga terhindar dari segala macam pelanggaran.

Bab III. Kemampuan Belajar dan Intelegensi

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilku akibat interaksi


individudengan lingkungan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.
Perubahan perilakudalam proses adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Di dalam buku pengantar psikologi intelegensi, Andrew Crider mengatakan
bahwa intelegensi itu bagaikan listrik,gampang untuk di ukur, tapi hampir
mustahil untuk di definisikan(Saifuddin Azwar,1996:3).Alferd Binet bersama
Thedore Simon mendefinisikan intelegensi yang terdiri atas tigakomponen, yaitu
(a) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
(b)kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah

12
dilaksanakan, dan
(c)kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.

factor yangmempengaruhi intelegensi terbagi sebagai berikut:

1. Faktor Hereditas

2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Kha

3. Faktor Pembentukan

4.Faktor Kematangan5.Faktor Kebebasa

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Masalah yang akan dikaji

Perkembangannya pada awal abad ke 18 yang ditandai dengan adanya


penelitian psikologi yang dikhususkan memberikan dampak yang besar terhadap
berbagai teori dan praktek dalam pendidikan. Berbagai aliran psikologi yang
mulai berkembang di awal abad ke 18 khusus mempelajari tentang macam –
macam perilaku dan proses belajar yang berbeda – beda, dan bagaimana hal
tersebut mempengaruhi perkembangan teori seperti Behaviorisme, Psikoanalisis,
Gestalt dan praktek dalam pendidikan.

Locke adalah seorang ahli yang menganut paham empirisme yang mengatakan
bahwa ketika seorang individu terlahir, jiwanya masih kosong alias belum terisi
apa – apa, dan memiliki potensi secara sensitif untuk mendapatkan kesan tentang
dunia luar melalui proses belajar. Proses belajar tersebut dikatakan Locke bisa
didapatkan melalui pengalaman dan latihan.

Secara garis besar psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
meneliti dan menganalisa masalah psikologis dalam dunia pendidikan, sebuah
ilmu yang menerapkan prinsip dan cara untuk meningkatkan efisiensi pendidikan.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche yang artinya jiwa, serta Logos yang
artinya ilmu pengetahuan, yang berarti psikologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.

Sedangkan Pendidikan menurut UU no. 20 th.2003 adalah usaha yang sadar dan
terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif dan memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara utuh,
bisa disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan sebuah cabang ilmu dalam
psikologi yang meneliti dan membahas masalApabila pendidik memiliki pemahaman
yang baik tentang tempat belajar yang digunakan, hal itu akan sangat membantu
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menciptakan materi belajar
yang akan mendukung proses belajar mengajar agar efektif. Untuk itu diperlukan
pengetahuan akan prinsip – prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar serta
bagaimana melakukan pendekatan yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.

14
Memilih strategi dan metode belajar mengetahui sejarah psikologi dalam
pendidikan dapat membantu pendidik untuk mengetahui bagaimana strategi dan
metode yang perlu digunakan agar tepat dan sesuai untuk anak didik berdasarkan
karakteristik per individu, sesuai dengan gaya belajar, usia dan tingkat
perkembangan anak didik dan mengetahui pengertian karakter untuk menentukan
metode pendidikan yang sesuai.

Membimbing peserta didik Tidak hanya berperan sebagai pendidik, namun


seorang guru juga perlu berperan sebagai pembimbing bagi peserta didiknya
dengan memberi bantuan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dan
mengenali tipe kepribadian manusiadan hal itu dapat dimungkinkan dengan
pengetahuan psikologi yang ada.

3.2 Permasalahan Yang akan dikaji


Psikologi dalam pendidikan dapat mengarahkan cara belajar siswa Menjadi
penghubung antara proses mengajar dengan belajar Sebagai bahan untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.Apabila
pendidik memiliki pemahaman yang baik tentang tempat belajar yang digunakan,
hal itu akan sangat membantu untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan menciptakan materi belajar yang akan mendukung proses belajar mengajar
agar efektif. Untuk itu diperlukan pengetahuan akan prinsip – prinsip yang tepat
dalam proses belajar mengajar serta bagaimana melakukan pendekatan yang
berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Memilih strategi dan metode belajar mengetahui sejarah psikologi dalam


pendidikan dapat membantu pendidik untuk mengetahui bagaimana strategi dan
metode yang perlu digunakan agar tepat dan sesuai untuk anak didik berdasarkan
karakteristik per individu, sesuai dengan gaya belajar, usia dan tingkat
perkembangan anak didik dan mengetahui pengertian karakter untuk menentukan
metode pendidikan yang sesuai.

3.3 Teori yang dikajikan


Kajian teori yang di kembangkan dalam buku ini mengacu pada bahan ajar dan
meletakkan alat yang efektif dalam tangan guru.Alat yang dimaksud ada dua
yaitu:pertama guru harus mengerti psikologi siswa pada umur-umur yang berbeda
dan prinsip-prinsip belajran dan motivasi .Ini berarti memusatkan pada psikologi
tradisional dan yang kedua guru harus tahu prosedur khusus untuk menambah
keefektifan mengajar mereka di kelas.Guru,selain harus mengetahui
perkembangan kognitif,motivasi dan psikologi sosial,ia juga harus tahu

15
bagaimana mengajarkan mata pelajaran dan bagaimana memotivasi serta
mengatur siswa.

3.4 Metode yang digunakan


Metode yang digunakan adalah Metode deskriptif Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala social yang diteliti
dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti.
Disini hal yang menjadi pembahasan dalam buku bukanlah hal yang asing
lagi,dalam buku ini diuraikan semua gejala dan hal yang menjadi pokok
permasalahan yakni bagaimana menjadi guru yang sukses dengan mempelajari
psikologi pendidikan.Tentu semua peserta didik yang telah terjun langsung dapat
merasakannya,sedangkan untuk seorang mahasiswa yang kelak menjadi pendidik
diharapkan dapat memahami teori psikologi pendidikan yang dapat memberi
petunjuk bagaimana menjadi guru yang profesional dengan menerapkan landasan
psikologi pendidikan di dalamnya.

3.5 Analisis Critical Book Report

Berdasarkan analisis yang di lakukan periviewer maka dapat di uraikan


beberapa hal yaitu:

Dalam buku Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh Dr.Hj.Binti


Maunah,M.Pd.I Dijelaskan bahwa harapan penulis dengan adanya buku ini ialah
tambahan kepada pengetahuan dan kemahiran yang telah ada dan dapat dijadikan
setidakya sebagai perbandingan.Sesuai dengan aapa yang di anjurkan oleh penulis
buku ini,maka periviewer pun memilih buku ini sebagai buku
pembanding .Dituliskan dalam buku ini bahwa perbincangan dilakukan dengan
mudah yaitu dengan menggabungkan teori-teori dan konsep-konsep berkaitan
dengan psikologi pendidikan dengan pengalaman-pengalaman seharian penulis
semasa hidup bersama dengan keluarga dan rekan rekannya.
Dari uraian singkat diatas maka dapat kita lihat bahwa gambaran umum
dari tujuan buku yang bertajuk psikologi pendidikan ini tidak lain adalah

16
menjadikan guru yang profesional yang berlandaskan pemahaman filosofis
mengenai psikologi pendidikan.Untuk menjadikan pendidik yang sukses dan
handal,yang terus berusaha mengembangkan kemahiran yang telah ada
sebelumnya.

Dalam buku Pengantar Psikologi PendidikanolehVaria Winansih


dijelaskan terlebih dahulu kesadaran kita dalam menyandang gelar profesi yakni
sebagai seorang guru,sehingga kita dapat paham dan kritis dalam menjawab
semua tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan profesi menjadi seorang
guru.

Kelebihan dan kekurangan Buku Utama dan Pebanding


A.Kelebihan buku utama ;
1. Tampilan cover bukubaik dalam segi warna ataupun gambar sudah cukup
baik sesuai dengan materi.

2. Keterkaitan antar bab yang dipaparkan buku sudah cukup baik.

3. Pembahasan yang dijelaskan dalam buku sudah sesuai baik.

4. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
baik buku cukup baik.

Kekurangan buku utama :

1. buku wajib memiliki pemilihan warna yang menarik namun untuk


tampilan atau gambar kurang berhubungan dengan materi atau judul.

2. Detail isi yang diberikan buku pembanding lebih sedikit.


3. beberapa penggunaan pemborosan kata yang tidak seharusnya digunakan.

B.Kelebihan Buku Pembanding :


1. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan
font baik buku cukup baik.

2. Daftar isi buku telah dikemas dengan baik dan sesuai dengan kaidah
penunulisan,dan daftar isi

3.Keterkaitan antar bab yang dipaparkan buku sudah cukup baik.

17
Kekurangan Buku Pembanding :

1. beberapa penggunaan pemborosan kata yang tidak seharusnya


digunakan.
2. Tidak dilengkapi dengan” indikator pelaksanaan’’ dalam ssetap awal
pembhasaan pada bab

18
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Melalui hasil review, maka dapat saya simpulkan bahwa buku utama
membahas materitentang “teori belajar” secara lebih spesifik, dalam artian
buku utama membatasipengkajiannya lebih sempit dibandingkan dengan
buku pembanding yang dalammengkajiannya berusaha mengaitkan materi
tentang “teori belajar ” dengan materi tentang“ Nilai” dan “Sikap”, selain
ini dari segi tingkat keuniversalannya saya rasa buku pembandinglebih
baik jika dibandingkan dengan buku utama, kemudian dari segi cara
penulisan dankerapihan buku sudah cukup baik walaupun masih ada
sedikit kekurangan-kekurangan yangdirasa masih dapat tertolerir.

4.2.Saran
Dalam penerapan metode pembelajaran terhadap peserta didik kita harus
mampu melihat keadaan siswa oleh sebab itu kita perlu mempelajari psikologi
pendidikan.
penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik yaitu: peka terhadap
perilaku dan kebutuhan para peserta didik untuk belajar, mengembangkan diri
sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada
orang lain secara pr

19
DAFTAR PUSTAKA

M.Pd. Maunah,Binti ,Hj.Dr.2014.Psikologi pendidikan.Jakarta : iain Tulungagng


press

Winansih,varia.2010. Pengantar psikologi pendidikan. Bandug : citapustaka


media

20

Anda mungkin juga menyukai