Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : WINDI INDA YULADA SARAGIH


(5203343008)
KELAS : TATA BUSANA B
DOSEN PENGAMPU : DRA. NUR ANJANI M. PD
MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
Critical Book Review (CBR) ini dengan baik. Adapun Critical Book Review ini dibuat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Psikologi Kependidikan, semoga Critical Book
Review ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Dan kami ucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah kami, Bu Nur Anjani yang telah menjelaskan mengenai ilmu
Psikologi Kependidikan dan memberikan tugas ini sehingga kami dapat memahami isi buku
yang kami review, karena dalam tahap pengajarannya membutuhkan ketelitian tinggi untuk
mendapat inti sari yang tepat dari sebuah buku yang akan di review.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan
semoga materi yang ada dalam Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 15 April 2021

Windi Inda Yulada Saragih

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan CBR Psikologi Kependidikan ......................................................... 4
C. Manfaat Penulisan CBR Psikologi Kependidikan ....................................................... 4
D. Identitas Buku ............................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................. 6
RINGKASAN ISI BUKU ..................................................................................................... 6
A. Buku Utama ............................................................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 12
A. Perbandingan : Isi Buku Utama dan Pembanding ...................................................... 12
B. Kelebihan Buku ........................................................................................................ 12
C. Kelemahan Buku ....................................................................................................... 12
BAB IV............................................................................................................................... 13
PENUTUP .......................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai
konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan
pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh
berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan sikp,
kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab. Mengingat
betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia
pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari
oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainya.
Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran
disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang
termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan. Mempertimbangkan factor pertama bahwa
psikologi pendidikan adalah perangkat utamauntuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu
pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadirandan perkembangan sejalan atau
seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu pengetahuan itu selalu hadir
dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini diharapkan dapat membantu pendidik dalam
menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.

B. Tujuan Penulisan CBR Psikologi Kependidikan


1. Mengulas isi buku yang bertemakan Psikologi Pendidikan dan
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku
3. Melatih penulis untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh buku
4. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding.

C. Manfaat Penulisan CBR Psikologi Kependidikan


1. Membantu penulis untuk berfikir lebih kritis dalam mengulas, mencermati dan
menganalisa sebuah karya tulis.
2. Dapat menambah wawasan pembaca tentang Psikologi Kependidikan serta
mempraktikan nya dalam kehidupan.
3. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik.

4
D. Identitas Buku
1. Buku Utama

 Judul : Psikologi Pendidikan


 Pengarang : Drs. M. Dalyono
 Penerbit : Rineka Cipta
 Kota terbit : Jakarta
 Tahun terbit : 2015
 ISBN : 978-979-518-706-6
 Tebal buku : iii + 267 halaman

2. Buku Pembanding

 Judul : Psikologi Kependidikan


 Pengarang : Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A, Ed. S, Ph. D
 Penerbit : PT Raja Grafindo Indonesia
 Kota terbit : Jakarta
 Tahun terbit : 2015
 ISBN : 978-421-082-x
 Tebal buku : 354 halaman

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Buku Utama

Bab I : Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Kejiwaan


Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa yunani,
yaitu psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti
ilmu tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi menjadi 2 golongan, yaitu:
o Psikologi Metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa.
o Psikologi Empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku
manusia dengan menggunakan pengamatan, percobaan dan pengumpulan
berbagai macam datayang ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan
manusia.
Adapun mengenai pendidikan ada beberapa pendapat yang dituliskan diantaranya
adalah bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Sehingga psikologi pendidikan dapat didefenisikan ilmu pengetahuan yang
menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu atau tingkah lakunya di dalam situasi pendidikan.
Secara garis besar, banyak ilmuan membatasi materi psikologi pendidikan dalam 3 pokok
bahasan, yaitu pokok bahasan mengenai (1) belajar; (2) proses belajar; dan (3) situasi belajar.

Bab II : Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan

Dalam bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan
psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses
belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Lindgren, manfaat psikologi
pendidikan adalah untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih
baik mengenai kependidikan dan prosesnya. Sementara itu, Chaplin menitikberatkan manfaat
psikologi pendidikan untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia
pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang telah disusun rapi dan sistematis.
Dari dua macam pendapat tersebut, secara umum psikologi pendidikan merupakan alat bantu
yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Setidak-tidaknya ada beberapa macam kegiatan pendidikan yang banyak
memerlukan prinsip-prinsip psikologi, yaitu :

o Seleksi penerimaan siswa baru;


o Perencanaan pendidikan;
o Penyusunan kurikulum;
o Administrasi kependidikan;
o Pemilihan materi pelajaran;
o Interaksi belajar mengajar;

6
Bab III : Teori – Teori Psikologi Belajar
Dalam Bab ini dijelaskan dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan muncul
pula berbagai aliran psikologi pendidikan yaitu (1) psikologi behavoristik; (2) psikologi
kognitif; dan (3) psikologi humansitik. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi
tersebut, mulcullah teori-teori tentang belajar, yaitu:
• Teori belajar psikologi behavioristik, yang berendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan
reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa
segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh
ganjaran (reword) dan penguatan (reinforcement). Teori – teori ini dipelopori oleh Thorndike,
Pavlov, Watson dan Guthrie.
• Teori belajar psikologi kognitif, yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku
itu terjadi. Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm situasi itu dan memperoleh
“insight” untuk pemecahan masalah. Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan
spontan seperti “aha”, “oh”, “I see now”. Teori – teori ini dipelopori oleh Gestalt, Mex
Wertheimer, Lewin, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
• Teori belajar psikologi Humanistis, yang orientasinya utamanya tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang
mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk
membantu siswa mengembangkan dirinya, mengenal dirinya sendiri sebagai mausia yang unik
dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Tokoh
yang menonjol pada aliran ini adalah Combs Maslov, dan Rogers.
Bab IV : Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi fungsional
yang kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Peristiwa pertumbuhan pribadi
manusia berawal dari peristiwa awal herediter. Secara genetis manusia terbentuk dari satu
sperma dan satu telur. Keduanya mewakili sifat dari orang tuanya yang pada akhirnya akan
turun kepada anaknya sebagai individu baru.
Perkembangan pribadi diartikan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi
kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari
pertumbuhan. Kematangan pada fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan fungsi-
fungsi kejiwaan. Hukum-hukum dalam perkembangan adalah :
o Perkembangan adalah kualitatif;
o Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses hasil dari belajar;
o Usia ikut mempengaruhi perkembangan;
o Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan;
o Perkembangan yang lambat dapat dipercepat;
o Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi.
Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia meliputi perkembangan fisiologis,
perkembangan psikologis, perkembangan social dan perkembangan didaktis atau pedagogis.

7
Perkembangan fisiologis menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada
manusia yaitu :
 Tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun)
 Tahap anal (umur 1 sd 3 tahun)
 Tahap falish (umur 3 sd 5 tahun)
 Tahap latent (umur 5 sd 12/13 tahun)
 Tahap pubertas (umur 12/13 sd 20 tahun)
 Tahap genital (setelah umur 20 tahun
Perkembangan Psikologis menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi dan
kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam 5 tahap, yaitu:
 Perkembangan masa bayi (sejak lahir – 2 tahun)
 Perkembangan masa kanak-kanak (2 s.d 12 tahun)
 Perkembangan pada masa preadolesen (umur 12 s.d 15 tahun)
 Perkembangan pada masa adolesen (umur 15 s.d 20 tahun
 Masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
Tahap Perkembangan secara Pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari sudut
tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan. Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan perkembangan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu :
 Tahap enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak
mampu mengenal lingkungannya;
 Enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
sehingga mampu menganalisis lingkungan dengan kemampuan daya pikirnya;
 Enam tahun ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu
mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka hubungan antar variable di dalam
lingkungannya;
 Enam tahun keempat, tahap perkembangan berdikari, “ self direction” dan “self
controle”;
 Tahap kematangan pribadi, dimana intelek memimpin perkembangan semua aspek
kepribadian menuju kematangan pribadi.
Di dalam bab ini juga di jelaskan secara singkat tentang teori – teori yang mempunyai
pengaruh terhadap parktek-praktek pendidikan di sekolah antara lain teori nativisme, teori
konvergensi, teori naturalism, teori rekapitulasi dan teori empirisme.

Bab V : Pembawaan dan lingkungan


Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya dan selebihnya dari
nenek dan moyangnya. Para ahli meyakini bahwa hukum mendel mengenai pewarisan sifat
berlaku juga untuk manusia. Warisan atau pembawaan yang terpenting adalah:
o Bentuk tubuh dan warna kulit
o Sifat – sifat

8
Salah satunya dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu :
 Manusia ekonomi, yang memiliki sifat hemat, rajin bekerja;
 Manusia teori yang memiliki sifat suka berpikr, meneliti;
 Manusia politik yang suka menguasai dan memerintah;
 Manusia seni yang suka keindahan;
 Manusia agamis yang suka mengabdi dan taat ibadah
Secara fisiologis, lingkugan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh
seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, darah, kelenjar-kelenjer indoktrin dan
lain-lain. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima individu
mulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-sifat
gen, selera, keinginan, minat, emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas intelektual, dan lain-lain.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung
kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan (a) keluarga; (b) sekolah; (c) masyarakat; dan (d) keadaan alam sekitar.
Bab VI : Ciri - Ciri Kematangan
Pada bab ini penulis kembali menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori
perkembangan menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut Airstoteles,
Charlotte Buchler, Johan Amos Comenius, H.C Witherington dan Masrun, MA. Khusus
tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud dengan kematangan adalah kemampuan
seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki
intelegensi. Kecerdasan atau intelegensi seseorang member kemungkinan bergerak dan
berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Perubahan jasmani memerlukan
bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu mencapai kematangan. Kematangan atau
kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan sosial apabila individu yang bersangkutan
mengusahakan “social learning” ( belajar berinteraksi dengan orang lain atau kelompok serta
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-minat kelompok).
Kesadaran individu terhadap stimulus di alam sekitar maupun di dalam tubuh di pimpin
oleh aktivitas sel-sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptor”. Tingkah laku
manusia dapat terbagi atas dua macam, yaitu:
o “Responden behavior”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja, selalu
tergantung kepada stimulus.
o “Operan behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung
kepada stimulus.
Kematangan disebabkan karena perubahan “gen” yang menentukan perkembangan struktur
fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu
matang mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan. Menurut English &
English, kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap
atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat bahkan seringkali semua sifat.

9
Bab VII : Kemampuan dan Intelegensi
Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat menguntungkan bagi anak maupun
bagi masyarakat. Anak didik memandang sekolah sebagai tempat untuk mencari sumber
“bekal” yang akan membuka dunia bagi mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai tempat
dimana anaknya akan mengembangkan kemampuannya. Bimbingan merupakan sebagian dari
pendidikan yang menolong anak mengenal diri serta kemampuannya dan juga dunia di
sekitarnya. Agar dapat menolong anak dalam mengembangkan potensi kepribadian dan
kemampuannya, anak harus dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks (situasi)
hidupnya dimana ia hidup. Faktor-faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat anak;
(2) kebutuhan pokok anak; dan (3) langkah-langkah perkembangan anak.
Ada motto yang berbunyi “ makin kita mengenal diri sendiri, makin kita mengenal
orang lain. Makin kita terampil mengembangkan dan mengubah diri sendiri, makin kita
berhasil menolong orang mengembangkan diri.”
Dalam bab ini juga dijelaskan kembali tentang hukum-hukum perkembangan antara lain :
o Hukum konvergensi
o Hukum pertahanan dan pengembangan diri,
o Hukum masa peka,
o Hukum keperluan belajar,
o Hukum tempo perkembangan,
o Hukum irama perkembangan,
o Hukum rekapitulasi
Beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu :
o Teori “uni-factor”,
o Teori “two factor”,
o Teori “multi-factor”,
o Teori “ primary-mental-abilities”,
o Teori “sampling”,
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pembawaan,
kematangan, pembentukan, minta dan pembawaan yang khas serta kebebasan. Dan dari banyak
penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara
inteligensi pria dan wanita. Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan tentang
pewarisan intelegensi.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yaitu suatu proses kegitan belajar mengajar yang
subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga benar-benar berpartisipasi
aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Indicator untuk menilai cara belajar siswa aktif dalam
KBM adalah dapat dilihat dari sudut pandang (1) siswa, (2) guru, (3) program, (4) stuasi
belajar, dan (5) sarana belajar. Penerapan CBSA dalam KBM melalui tahap perencanaan dan
pelaksanaan termasuk penilaian. Agar pelaksanaannya menjadi optimal, maka dalam KBM
perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar antara lain: (1) stimulasi belajar, (2) perhatian dan
motivasi, (3) respon yang dipelajari, (4) penguatan dan (5) pemakaian dan pemindahan.

10
Bab VIII : Tipe-Tipe dan Kesulitan Belajar
Mengawali pembahasan pada bab ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan perubahan; dalam tingkah laku, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
relative mantap, dan perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/berpikir
keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap. Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan
perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah (1) sikap; (2) imbisi; (3) apresiasi; dan (4) tingkah laku afektif. Selain itu
juga dijelaskan tentang aktivitas belajar yang meliputi: (1) mendengarkan; (2) memandang; (3)
meraba; (4) membau dan mencicipi; (5) menulis dan mencatatnya; (6) membaca; (7) membuat
iktisar atau rangkuman; (8) mengamati table-tabel; (9) diagram dan bagan; (10) menyusun
kertas kerja, paper dan lain-lain.
Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan-kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Tipe-tipe belajar tersebut
antara lain: (1) belajar abstrak; (2) belajar keterampilan; (3) belajar sosial; (4) belajar
pemecahan masalah; (5) belajar rasional; (6) belajar kebisaan; (7) belajar apresiasi; dan (8)
belajar pengetahuan. Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya berlangsung secara
wajar. Dalam keadaan siswa tidak dapat belajar sebagimana mestinya disebut sebagai kesulitan
belajar. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh: (1) faktor dari diri manusia sendiri (fisiologi dan
psikologi); (2) faktor eksternal (factor nonsial); (3) faktor karena cacat tubuh; dan (4) faktor
keluarga.
Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
o Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rat-rata.
o Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilaukan.
o Lamban dalam melakukan tugas-tugas belajar.
o Menunjukkan sikap yang kurang wajar,
o Menunjukkan tingkah laku yang berlainan

Di samping gejala-gejala yang tampak tersebut, guru juga dapat melakukan


penyelidikan melalui : (1) observasi; (2) interview; (3) tes diagnostik; dan (4) dokumentasi.
Setelah itu dilakukan usaha untuk mengatasi masalah melalui langkah : (1) pengumpulan data;
(2) pengolahan data; (3) diagnosis; (4) prognosis; (5) treatment; dan (6) evaluasi.

11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perbandingan : Isi Buku Utama dan Pembanding

Dalam hal ini ada dua buku, dimana buku utama (buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8
karangan Drs. M. Dalyono) dan buku pembanding (buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-20
karangan Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D). Kedua buku ini membahas
tentang bagaimana proses guru memahami perkembangan psikologi peserta didik dan
bagaimana peran guru dalam membantu mengatasi permasalahan psikologi peserta didik.
Berdasarkan isi, kedua buku lebih banyak mengutarakan pendapat-pendapat para
ahli. Perbedaan kedua buku terletak dari materi yang dijabarkan dan bagaimana caranya
menjabarkan isi materi tersebut, dimana:
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono dijelaskan mulai
dari pengertian dan ruang lingkup ilmu jiwa pendidikan, peranan ilmu jiwa pendidikan dalam
dunia pendidikan, teori-teori psikologi belajar, pertumbuhan dan perkembangan manusia,
pengaruh pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan individu, ciri-ciri kematangan,
kemampuan dan inteligensi, hingga menjabarkan tentang tips-tips dan kesulitan belajar anak.
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-20 karangan Drs. Sumadi Suryabrata, B.A.,
M.A., Ed.S., Ph.D, dijelaskan mulai dari sifat-sifat umum aktifitas manusia, sifat-sifat khas
kepribadian manusia, sifat-sifat khas individu yang lain (masalah intelegensi), perbedaan-
perbedaan dalam bakat, perkembangan individu, perubahan individu karena belajar, hingga
menjabarkan tentang penilaian hasil-hasil pendidikan.

B. Kelebihan Buku
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, terdapat
beberapa kelebihan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
 Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat keterikatan yang
jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
 Materi yang dijabarkan dalam setiap bab merupakan materi yang cukup banyak
dan lengkap.
 Aspek-aspek pengetahuan psikologi pendidikan dijelaskan secara detail.
 Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehingga bagi siapa saja
yag membacanya akan mudah memahami maksudnya.
 Penulisan dalam buku sesuai dengan aturan EYD.
 Cover buku yang menarik, membuat adanya ketertarikan pembaca untuk membaca
buku tersebut.

C. Kelemahan Buku
Dalam buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, terdapat
beberapa kelemahan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
 Tidak disajikan contoh instrument penyelidikan dan menjelaskan materi tentang
sesuatu yang aplikatif sehingga tidak tampak efek dari pengetahuan psikologi itu.

12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, mengenai pembahasan isi dalam buku Psikologi Pendidikan
cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu
pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan tentang kejiwaan peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ilmu jiwa pendidikan menitikberatkan kepada proses
pendidikan yang efisien, dimana aspek-aspek psikologi di perhatikan. Pengetahuan tentang
teori-teori psikologi belajar akan sangat bermanfaat bagi guru dalam membantu anak didik
dalam menemukan cara yang terbaik bagi dirinya untuk melakukan pembelajaran yang lebih
baik.
Pertumbuhan pada manusia dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sebagai suatu akibat adanya pengaruh lingkungan. Sedangkan perkembangan merujuk pada
perubahan secara kualitatif pada segi fungsional. Pertumbuhan dan perkembangan anak didik
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini sangat tergantung oleh faktor-faktor yang
mempengaruhiya.
Pada dasarnya anak didik sering mengalami kesulitan dalam belajarnya. Kesulitan
belajar antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Hal ini sangat tergantung dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan optimal, guru
harus membantu anak didik keluar dari masalahnya dan bahkan dapat mengatasi masalahnya
sendiri jika terjadi kembali. Dengan pengetahuan psikologi, guru harus memberikan bantuan
yang terbaik bagi mereka melalui metode yang tepat dan penuh dengan cinta.

B. Saran
Buku Psikologi Pendidikan cetakan ke-8 karangan Drs. M. Dalyono ini sangat baik
dimiliki oleh calon guru, guru dan dosen untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang
jelas mengenai pentingnya psikologi pendidikan dalam upaya membantu siswa untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dari seluruh aspek psikologi. Dengan mempelajari buku
ini kita akan dapat memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar psikologi dalam pendidikan.
Dengan demikian segala upaya yang dilakukan terhadap siswa merupakan tindakan yang
didasari dengan penuh cinta.

13
DAFTAR PUSTAKA

Drs, M. Dalyono.2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta


Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A, Ed. S, Ph. D

14

Anda mungkin juga menyukai