Skor nilai :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Erwita Ika Violina,M.Pd
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
DISUSUN OLEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat.
rahmat dan karunia sehingga saya dapat menyususun tugas Critical Book Review ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya.
Didalam tugas ini terdapat ringkasan atas buku yang telah saya baca mengenai Psikologi
Pendidikan Tugas ini dilakukan sebagai pemenuhan tugas Critical Book Review mata kuliah
Psikologi pendidikan yang diberikan oleh Erwita Ika Violina,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah psikologi pendidikan. Critical Book Review ini telah saya buat berdasarkan buku yang telah
saya baca. Serta mendapat bantuan dari beberapa pihak untuk menyelesaikan tugas ini. Banyak
hambatan serta rintangan yang saya alami dalam menyelesaikan tugas Critical Book Review ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar besarnya pada semua
pihak yang telah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar di dalam tugas saya ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga tugas yang saya buat ini dapat memberikan
manfaat dan pembelajaran di dalam mata kuliah psikologi pendidikan.
Medan,
Penulis
Khezia Ayu Lestari
i
DAFTAR ISI
ii
Bab XI. Pengukuran dan Evaluasi dalam pembelajaran ................................................................... 30
BAB III ................................................................................................................................................. 33
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 33
Perbedaan ......................................................................................................................................... 33
Kelebihan .......................................................................................................................................... 33
Buku I ............................................................................................................................................ 33
Buku II ........................................................................................................................................... 34
Kekurangan ....................................................................................................................................... 34
Buku I ............................................................................................................................................ 34
Buku II ........................................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
D. Identitas Buku yang di Review
Buku I
Judul buku : Pengantar Psikologi Pendidikan
Nama pengarang : Dr. Heny Perbowosar, S.AG., M.Pd dan kawan-kawan
Penerbit : CV. Penerbit Quira Media
Tahun terbit 2019
Jumlah halaman : 258 Halaman
ISBN : 978-623-7925-39-2
Buku II
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
BUKU 1
Bab I. Pendahuluan
1. DEFENISI PSIKOLOGI
Secara etimologis Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos yang
berarti ilmu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu jiwa
atau ilmu yang mempelajari kejiwaan.
Berdasarkan dengan objek psikologi tidak terlepas dari manifestasi dari jiwa itu sendiri,
yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi memiliki kaitan yang erat dalam ilmu kedokteran dan filsafat. Dalam ilmu
kedokteran psikologi memiliki peran menjelaskan hal-hal yang terpikir dan terasa oleh organ
biologis. Sedangkan dalam dunia filsafat psikologi memiliki peran dalam pemecahan masalah-
masalah yang berkaitan erat dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.
Psikologi juga dapat diartikan menjadi beberapa peran yaitu :
1. Psikologi merupakan ilmu mengenai mental
2. Psikologi merupakan studi tentang pikiran manusia dan fungsinya
3. Psikologi mengenai ilmu mengenai pikiran
4. Psiklogi merupakan ilmu mengenai tingkah laku
5. Psikologi merupakan karakterisktik atau perilaku seseorang atau kelompok
Berdasarkan hal tersebut, psikologi berkaitan dengan banyak bidang kehidupan organisme,
baik manusia maupun hewan.
2. DEFENISI PENDIDIKAN
Pendidikan didefinisikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, serta
proes, cara, dan perbuatan mendidik. Masyarakat atau suatu bangsa menjelaskan usaha pendidikan
menurut pandangan hidup dan harapannya terhadap individu dan masyarakat.
Tuntutan diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk memajukan kehidupannya.
Pendidikan bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati peserta didik untuk mencapai
keselamata dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
3. DEFENISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara
khusus mengkasi perilaku individu, dengan tujuan menemukan berbagai fakta, generalisasi, daan
teori-teori psikologi yang berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh dari berbagai metode
ilmiah tertentu, dalam rangka mencaapai efektivitas proses pendidikan.
3
4. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
Psikologi pendidikan merupakan sebuah disiplin psikologis yang khusus mempelajari,
meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang trlibat dalam suatu pendidikan. Ilmu
psikologi ini berkaitan dengan bagaimana cara siswa dapat be;ajar dan berkembang dalam sebuah
kelompok.
Dalam ruang lingkup pendidikan yang lebih luas biasanya akan membahasa banyak hal,
tidak hanya mengenai proses belajar namun juga membahas teori psikologi perkembangan,
kesehatan mental, hereditasdan lingkungan, evaluasi belajar, dan masih banyak lagi.
5. OBJEK KAJIAN PSIKILOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan memiliki tujuan untuk dapat menunjukkan tindakan psikologis
seperti apa yang tepat dalam interaksi yang terjadi pada setiap faktor-faktor pendidikan. Banyak
ahli psikologi yang membatasi objek kajian dari psikologi pendidikan. Dibatasi sebanyak 3 butir
yaitu:
1. Mengenai belajar, biasanya meliputi teori-teori, ciri khas perilaku nelajar seorang pseserta
didik, dan prinsip-prinsip di dalam pendidikan itu sendiri
2. Mengenai proses belajar. Seperti tahapan peristiwa dan perbuatan yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar peserta didik itu sendiri
3. Mengena situasi belajar. Didalamnya terdapat bagaimana situasi dan kondisi lingkungan
dalam pembelajaran bat u bersifat fisik dan non fisik yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar peserta didik.
4
i. Memperlanjar integrase antar ilmu
j. Membedakan antara ilmu pengetahuan
k. Menilai secara kritis
l. Memberikan solusi dari permasalahan
m. Memberikan pandangan ilmu alam dan supranatural
n. Berkatan dengan pikiran dan kognisi
o. Saling melengkapi
2. PENDIDIKAN
Secara umum ilmu pendidikan memiliki dua pengertian. Pertama ilmu pendidikan
dipahami sebagai ilmu mendidik, atau seni mengajar. Kedua, ilmu pendidikan dipahami sebagai
disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-prinsip ilmiah. Berdasarkan
itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suasan dan proses
pendidikan yangberusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga
mampu menawarkan pilihan-pilihan tindakan mendidik atau yang efektif sehinggan anak menjadi
anak yang beriman dan beriptek untuk bekal anak di masa yang akan datang.
3. PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesame manusia dengan
tujuan untuk dapat memperlakukannya lebih tepat. Psikologi pendidikan pada dasarnya adalah
sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahasa seluruh tingkah laku
manusia yang erlibat dalam proses pendidikan tingkah laku belajar oleh siswa, tingkah laku
mengajar oleh guru, tingkah laku belajar mengajar oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi.
Bab III. Manfaat dan Metode Psikolgi Pendidikan
1. MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Para praktisi pendidikan dan ahli psikologi berkeyakinan bahwa tidak ada seorang pun
manusia di dunia ini memiliki sifat yang sama, meskipun dua orang kembar sekalipun, tidak ada
yang memilikki respon yang sama terhadap situasi belajar mengajar di sekolah. Dengan
mempelajari psikologi, kita berusaha mengetahui aspek-aspek kepribadian, contohnya seperti
keterbukaan terhadap dunia luar dan bersedia memahami sifat dan perasaan orang lain.
Terdapat peran penting dari psikologi pendidikan untuk peserta didik, manfaat dari
psikologi pendidikan tersebut adalah:
1. Merumuskan proses pembelajaran dengan cepat
2. Memilih starategi atau proses pembelajaran yang sesuai
3. Memberikan bimbingan atau konseling
4. Memfasilitasi atau memotivasi belajar siswa
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil
5
2. METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan mengguanakan metode-metode penelitian sebaga berikut:
1. Metode Observasi
Metode ini digunakan dengan mengamati tingkah laku peserta didik atau objek lainnya di
dalam situasi yang wajar. Metode ini biasanya dilaksanakan dengan penuh persencanaan,
sistematis, dan diikuti dengan bukti pencatatan atau perekaman yang lengkap.
2. Metode Observasi Naturalistik
Naturalistic Observation merupakan jenis observasi yang dilakukan secara alamiah, karena
peniliti biasanya berada di luar objek yang diteliti atu tudak menapakan diri sebagai orang yang
sedang melakukan penelitian.
3. Metode Eksperimen
Merupakan metode yang banyak melakukan percobaan. Biasanya dilakukan oleh orang
yang biasa disebu eksperimenter atau orang yang melakukan percobaan. Secara tidak langsung
tujuab metode ini adalah untuk menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan yang ditrik dari
hasil temuan peneliti dengan menggunakan metode lain, kemudian akan menimbulkan keragu-
raguan masalah baru, maka dari itu eksperimen atau percobaan dapat dialkkukan.
4. Metode Tes
Metode ini dilakukan dengan memberikan tugas yang harus dilakukan oleh subjek atau
informen, tugas yang biberikan dapat berupa tulisan maupun lisan.
5. Metode Kuisioner
Metode ini disebut juga dengan metode:
1. Metode surat menyurat, sebab pelaksanaan penyebaran dan pengambilan data sering
dikirimkan dari responden menggunakan pos atau yang lannya
2. Metode angket, Biasaanya berupa daftar yang memuat responden unutk dikerjakan atau
dijawab. Biasanya jawaban pada anket sudah tersedia, sehingga responden/subjek tinggal
memilih jawaban atau memberi tambahan jawaban manakala jawaban yang sudah tersedia
kurang memenuhi jawaban.
6. Metode Interview
Metode ini memiliki kesamaan dengan metode kuisioner, diamana memiliki kesamaan
sama-sama memberi pertanyaan pada sbjeka atau responden, hanya saja interview mencari data
mengguankan wawancara atau dialog secara lisan. Netode ini cocok digunakan apabila jumlah
resonden sedikit, wilayah atau tempat responden dapat dijangkau oleh peneliti, serta adanya
hubungan personal antara responden dan peneliti.
6
7. Metpde Studi Kasus
Merupakan sebuah metode penelitian yang digunkan untuk memperoleh gambarn yang
rinci mengenai aspek-aspek psikologi peserta didik atau sekelompok masyarakat (umumnya
masyarakat kecil) tertentu. Metode ini digunakan pada kasus yang memungkinkan untuk
melakukan investigasi dan penafsiran yang luas dan mendalam.
8. Metode Penyelidikan Klinis
Metode ini pada umumnya digunakan pada psikiater atau ahli psikologi klinis. Maka dari
untuk untuk menggunakan metode ini haruslah memenuhi prosedur diagnosis dan penggolongan
penyakit kelanan kejiawaan serta bagaimana perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut.
Metode ini hanya diperlakukan pada peserta didik atau responden yang mengalami penyimpangan
perilaku
9. Metode Sosiometris
Metode ini digunakan sebagai suatu usaha untuk mempelajari hubungan sosial peserta
didik atau pendidik atau sekelompok masyarakat dalam skala kecil, sehingga dapat diketahui
popular dan terisolernya salah satu dari mereka.
1. Pokok Permasalahan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai 4 masalah pokok pendidikan yang telah menjadi
kesepakatan nasional yang perlu diperioritaskna penanggulangannya. Masalah yang dimaksud
disini adalah:
1. Masalah pemerataan pendidikan
Pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya bagi
seluruh warna negara Indonesia dalam memperoleh pendiidkan. Masalah pemerataan pendidikan
itu sendiri merupakan persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan
seluas-luasnya kepada warga negara untuk memperoleh penidikan, sehingga pendidikan itu
menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjukkan pembangunan.
Biasanya masalah pemertaan itu yimbul dikarenakan masih banyak warga negara
khususnya usia anak sekolah yang belum ditampung di dalam sistem ataupun lembaha pendidikan
itu sendiri, umumnya masalah ini dikarenakan kurangnya fasilitas pendidikan yang belum tersedia.
Pemecahan masalah pemerataan pendidkanPemerintah sudah melakukan banya cara dalam
upaya memecahkan masalah mengenai pemerataan pendidikan ini. Sudah banyak langkah-langkah
yang telah dilakukan, langkah-langkah yang dimaksud adalah:
7
Cara Konvensional
a. Membangun gedung sekolah
b. Penggunakan gedung sekolaj untuk double shift (sistem pergantin pagi dan sore)
Cara Inovatif
a. Sistem pamong (pendidkan oleh masyarakat, orangtua, dan guru)
b. SD kecil pada daerah terpencil
c. Sistem guru kunjung
d. Kejar paket Adan B
e. Belajar jarak jauh, seperti Universitas terbuka
Mutu pendidikan dipermasalahkan apabila hasil pendidikan itu belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Maka dari itu
mutu pendidikan dilihat dari kualitas keluarannya.
2. Masalah efesiensi pendidikan
Masalah ini pada dasarnya mempersoalkan bagamana suatu sistem pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. beberapa masalah
efisiensi pendidikan yang penting adalah:
8
Guru merupakan profesi palinh penting dalam pendidikan, profesi ini tidak bisa dilakukan
oleh sembarangan orang, guru harus memiiki kecakapan dalam mengajar. Terdapat beberapa aspek
utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuam dasar bagi guru, yaitu :
B. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi secara sederhana memiliki arti luapan perasaan ketika anak
berinteraksi dengan orang lain. Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
Emosi Sensoris. Merupakan emosi yang ditibulkan oleh ransangan dari luar terhadap
tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kekanyang, dan lapar.
Emosi Psikis. Emosi yang memiliki alasan-alasan kejiwaan, yang termasuk ke dalam emosi
ini antara lain:
1. Rasa yakin dan tidak yakin
2. Perasaan sosial
3. Perasaan susila
4. Perasaan keindahan
5. Perasaan ketuhanan
Dalam perkembangan emosi peserta didik terdapat fase-fase berikut:
a. Perkembangan emosi peserta didik usia Pra sekolah
b. Perkembangan emosi peserta didik usia Sekolah Dasar
c. Perkembangan emosi peserta didik usia Remaja
9
C. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaian diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling
komunikasi dan bekerja sama.
Perkembangan sosial anak juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dalam mengenalkan
berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong
dan memberikan contoh bagaimana seharisnya menerapkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Proses sosialisasi dari orang tau merupakan hal penting
bagi perkembangan sosial anak, karena mereka belum memiliki pengalaman, oleh karena itu perlu
adanya bimbingan.
D. Perkembangan moral
Moral merupakan semangat atau dorongan batini diri seseorang untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dan dilandasi oleh nilai-niai tertentu. Ada enam prinsip moral,antara lain
:
1. Keindahaan
2. Persamaan
3. Kebaikan
4. Keadilan
5. Kebebasan
6. Kebenaran
E. Perkembangan Agama
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama turut dipengaruhi
perkembangan itu. Perkembangan seseorang terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang
tampak pada seseorang banyak berkitan dengan faktor perkembang tersebut.
F. Perkembangan Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan untuk memperoleh informasi berfikir abstrak, menalar
serta bertindak secara efesien dan efektif. Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1. Faktor pembawaan (genetic)
2. Faktor gizi
3. Faktor kematangan
4. Faktor pembentukan
5. Faktor pikologi
G. Perkembangan Bahasa
10
Bahasa merupakan salah satu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dnegan orang
lain, setiap individu mempunyai perkembangan Bahasa yang berbeda-beda, hal ini karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kesehatan
2. Intelegensi
3. Status sosial ekonomi keluarga
4. Jenis kelamin
5. Hubungan keluarga
H. Perkembangan Kepribadian
Hal yang dapat mempengaruhi proses perkembangan kepribadiaan adalah adanya emosi
kepribadian yang berhubungan dengan kejiawaan seseorang. Selain itu adanya pengalaman yang
berasal dari lingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
2. MASALAH-MASALAH PERKEMBANGAN
1. Permasalahan fisik
Beberapa permasalah fisik yang dimaksud seperti:
a. Masalah motoric
b. Masalah pengelihatan
c. Masalah pendengaran
d. Masalah berbahasan
3. Permasalahan belajar
Berkaitan dengan kesuitan belajarr, ketidak mampuaan anak untuk mengikuti proses
pembelajaran
11
A. PERKEMBANGAN ANAK SELAMA MASA PRA SEKOLAH
Masa Pra sekolah merupakan dasar bagi perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,
daya cipta, dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya. Maka dari itu pemerintah
mengoptimalkan bahwa setiap masyaraka dapat menikmati hal tersebut.
B. PENDIDIKAN PRA SEKOLAH
Pendidikan pada masa Pra sekolah adalah pendidikan yang digunakan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani anak di luar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar. Pendidikan Pra sekolah antara lain: Pendidikan taman
kanak-kanak (TK), Kelompok bermain, serta tempat penitipan anak.
Dalam pelaksanaannya pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan peinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Berorientasi kepada kebutuhan anak
2. Belajar melalui bermain
3. Lingkungan yang kondesif
4. Menggunakan pembelajaran yang terpadu
5. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
6. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
7. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang ulang
Tujuan pendidikan Pra sekolah berdasarkan pasal 33 PP No.27 tahun1990 adalah
meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang
diperlukan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkngannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tahap selanjutnya.
C. PERKEMBANGAN ANAK SELAMA MASA SEKOLAH DASAR
Berkembang merupakan salah satu perubahan organism eke arah kedewasaan dan biasnya
todak bisa diukur oleh alat ukur.
a. Perkembangan Fisik
Secara fisik anak sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri berbeda dengan kondisi fisik,
sebelum dan sesudahnya. Perkembangan fisik anak SD mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Tinngi dan berat badan
2. Proporsi dan bentuk tubuh
b. Perkembangan Intelektual
Menurut Pieget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berfikir usia
(7-12 tahun). Pieget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan
kognitif anak, diantaranya:
1. Anak adalah pembelajaran yang aktif
12
2. Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya
3. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asmilasi dan akomodasi
4. Peroses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan kea rah bentuk-bentuk pemikiran
yang lebih komplek
c. Perkembangan Bahasa
1. Perkembangam bicara, anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
2. Minat membaca
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kemmbang anak antara lain:
a. Faktor dalam
Faktor dalam terdiri dari:
1. Ras/Etnik atau bangsa
2. Keluarga
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Genetic
6. Kelahiran kromoson
b. Faktor luar
Faktor luar terdiri dari:
13
1. Gizi
2. Mekanis
3. Toksi/zat kimia
4. Adiasi paparan radium dan sinar rontogen daapat kelainan pada janin seperti deformitas
anggota gerak
5. Infeksi
6. Kelainan imunologi
7. Psikologi ibu
d. Psikologi
e. Sosial ekonomi
f. Lingkungan pengasuhan
g. Stimulasi
h. Obat-obatan
i. Faktor teman sebaya
j. Keragaman budaya
k. Media massa
Buku II
14
Gage dan Berliner 1992 mengatakan bahwa ada lima permasalahan dalam proses belajar
mengajar, yaitu:
Ada beberapa bentuk penelitian yang dapat dilakukan dalam psikologi pendidikan, yaitu
sebagai berikut.
1. Descriptive research
Yaitu riset yang menggambarkan opini, sikap atau kejadian/peristiwa tertentu yang
menggunakan metode intertiu, observasi, dan survey.
2. Correlation research
Penelitian korelasi merupakan suatu proses penelitian yang bertujuan mencari hubungan,
baik positif atau negatif antara dua atau lebih variabel
3. Experimental research
Riset ini dilakukan bila peneliti ingin mencari hubungan-hubungan dalam situasi yang ada,
secara sistematis memanipulasi variabel dalam usahanya menentukan sebab dan akibat.
4. Action research
Action research merupakan penelitian terapan yang didesain untuk mencari solusi atas
masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah dan kelas.
15
3. Pendidikan itu sendiri merupakan proses perkembangan
C. Prinsip-prinsip perkembangan
Eggen dan kouchack (2004) mengatakan prinsip-prinsip perkembangan adalah sebagai
berikut;
1. Learning contributes to development.
2. Experience enchances development
3. Social interaction is esensial for development
4. Development strongly depends on language
16
5. Development is continuous and relatively orderly
6. Individuals develop at different rates
7. Development is influenced by maturation, genetically controlled, age-related changes in
individuals.
Menurut Gazaniga, Ivry dan Mangun (dalam Santrock, 2014) pada diri individu dengan
otak yang utuh, ada spesialisasi fungsi dibeberapa area, yaitu sebagai berikut
a. Pemrosesan verbal. Dalam kebanyakan individu ucapan dan tata bahasa berada di belahan
kiri otak. Akan tetapo, ini bukan berarti semua pemrosesan bahasa dilakukan dibelahan kiri.
17
b. Pemrosesan nonverbal. Belahan kanan biasanya lebih dominan dalam pemrosesan
nonverbal seperti ruang, (spasial), pengenalan visual, dan emosi. Bagi kebanyakan orang,
belahan otak kanan bekerja terutama saat mereka memprosesan informasi tentang wajah
seseorang (O’Toole dalam santrock, 2008). Belahan otak kanan juga aktif saat
mengekspresikan emosi dan mengenal emosi orang lain (Heller, dkk., dalam santrock,
2014).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang otak (bruer, 1997, 1998, 1998 dalam Eggen
dan Kauchack, 2004) didapatkan hasil, bahwa:
a. Pertumbuhan otak yang cepat terjadi pada tahun-tahun awal perkembangan anak
b. Pertumbuhan otak yang cepat menghasilkan periode kritis pada perkembangan seperti
bahasa dan persepsi. Periode krisis adadlah rentang waktu yang optimal untuk
perkembangan kapasitass tertentu dalam otak (Berk, dalam Kouchack dan Eggen, 2004)
c. Lingkungan yang kaya stimulasi dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
kognitif
2. Perkembangan kognitif
Kognisi merupakan aktivitas dan tingkah laku mental sebagai sarana yang digunakan
manusia untuk mendapatkan dan memproses segala pengetahuan tentang dunia. Yang termasuk
dengan proses kognisi antara lain proses belajar, persepsi, ingatan dan berpikir. Faktor biologis,
lingkungan, faktor pengalaman, faktor sosial dan motivasi turut berperam dalam memengaruhi
perkembangan kognitif.
Diantara faktor psikologis anak didik yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran antara
lain inteligensi, emosi, motivasi, minat dan gaya belajar
a. Inteligensi
Inteligensi atau kecerdasan intelektual adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional. Ormrod (2008) mengemukakan bahwa inteligensi merupakan
18
kemampuan untuk mengaplikasikan secara fleksibel pengetahuan dan pengalaman yang telah
diperoleh untuk menghadapi tugas-tugas baru yang menantang
b. Emosi
Emosi merupakan kondisi psikologis yang dirasakan sebagai perasaan positif atau negatif
yang dapat memengaruhi aspek-aspek psikologis lainnya. emosi positif seperti rasa senang,
bahagia, aman, diketahui sebgai emosi yang berdampak positif terhadap belajar. Sebaliknya emosi
negatif seperti cemas, takut, marah, kecewa dan sedih dapat berpengaruh negatif yang
menghambat proses berpikir dan belajar.
Peter Salovey dan Jhon Mayer (1990) mengemukakan konsep kecerdasan emosional
sebagai kemampuan merasakan dan mengungkapkan emosi secara akurat dan adaptif, memahami
perpektif orang lain, menggunakan perasaan untuk menfasilitasi pikiran seperti berada dalam
suasana hati yang positif yang berkaitan dengan pemikiran kreatif , serta untuk menguukur
emosi dalam diri sendiri dan orang lain seperti kemampuan untuk mengendalikan kemarahan.
c. Motivasi
d. Minat
Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang
mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat dibedakan menjadi minat
situasional dan minat pribadi.
19
e. Gaya Belajar
Kemampuan setiap anak untuk menyerap dan memahami pelajaran tentu berbeda; demikian
pula dengan cara mereka belajar, yang bisa disebut dengan gaya belajar. Ada anak yang lebih suka
apabila guru mereka mengajar dengan cara menulis materi dipapan tulis atau menayangkan materi
dalam bentuk power point; mereka ini memiliki gaya belajar visual. Sedangkan sebagian siswa
lebih suka bila gurunya menjelaskan materi secara lisan, mendengarkan rekaman, atau berdiskusi,
sehingga siswa bisa mendengar untuk memahami materi yang dipelajari; mereka memiliki gaya
belajar auditif (auditory learners). Ada juga siswa yang suka belajar sambil melakukan sesuatu
seperti menggambar, membuat ringkasan dalam bentuk mindmap atau infografis, membuat
laporan observasi, melakukan percobaan/eksperimen, dan lain sebagainya. Tipe belajar seperti ini
disebut gaya taktil (tactual learner).
Selain perbedaan individu dari aspek-aspek psikologis seperti telah dikemukakan , terdapat
faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan proses belajar individu yaitu aspek
budaya, bahasa, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin.
A. Pengertian Belajar
Skinner (1956) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang
relatif menetap, yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Sementara ormrod (2020)
mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan jangka panjang dalam representasi mental
atau asosiasi sebagai hasil dari pengalaman. Jenis belajar bisa dibedakan antara lain sebagai berikut
1. Belajar pengetahuan. Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara memproses informasi
dan melakukan penyelidikan terhadap objek pengetahuan tertentu
2. Belajar abstrak. Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahann masalah yang
tidak nyata.
3. Belajar keterampilan. Belajar jenis ini menggunakan gerakan-gerakan motorik, yang
berhubungan dengan fungsi otot, fungsi bagian tubuh seperti tangan atau kaki.
4. Belajar sosial. Belajar sosial adalah belajar untuk memahami hubungan antar individu,
bagaimana individu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain serta memahami dan
20
mampu memecahkan masalah-masalah dalam hubungan sosialnya dengan keluarga, teman
atau lainnya.
5. Belajar sikap. Belajar sikap bisa diperoleh melalui keteladanan dan pembiasaan; dengan
membentuk kebiasaan-kebiasaan baru atau memperbaiki kebiasaan yang tidak diinginkan.
6. Belajar apresiasi. Belajar apresiasi adalah mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu
objek. Tujuannya adalah agar anak didik memperoleh dan mengembangkan kecakapan
ranah rasa, dapat menghargai secara tepat objek tertentu, seperti apresiasi sastra, musik,
lukis, tarian, film dan berbagai hasil karya kreatif lainnya.
B. Memori
Sebagian psikolog kognitif percaya bahwa pemahaman tentanng dunia yang telah dimiliki
pengaruh besar pada apa yang dpelajari dan seberapa efektif orang dapat belajar dari pengalaman-
pengalaman mereka.
Ketika seseorang belajar menerima stimulus tentang suatu informasi, ia akan memberi
makna terhadap informasi itu. Pembelajar mengambil sejumlah potongan informasi yang terpisah
dan menggunakannya untuk menciptakan pemahaman atau tafsiran atas dunia sekelilingnya.
Memori atau ingatan manusia dapat dibedakan atas memori jangka pendek (short term
memory), yang disebut juga sebagai memori kerja (working memory), dan memori jangka panjang
(long term memory) (ormrod 2020)
Rumpun teori behaviorisme sangat menekankan pada perilaku atau tingkah laku yang dapat
diamati, bukan dengan proses mental (Santrock, 2011). Menurut kaum behavioris, perilaku adalah
segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung,
Beberapa ciri umum yang nampak dalam rumpun teori belajar behavioris, yaitu;
1. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil;
2. Bersifat mekanistis;
3. Menekankan peranan lingkungan;
4. Mementingkan pembentukan reaksi dan respons;
5. Menekankan pentingnya latihan.
21
A. Pandangan Behavioris tentang Belajar
Menurut pandangan behavioris, belajar berarti perubahan yang relatif menetap pada
perilaku yang bisa diamati yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman (a relatively enduring change
in observable behavior that occurs as a result of experience (Eggen dan kouchack, 2004)).
Defenisi di atas juga menekankan pada perilaku yang kelihatan (observable behavior),
sedangkan apa yang ada “di kepala” orang yang belajar seperti insight, goals (tujuan) atau
kebutuhan tidak menjadi perhatian.
Menurut teori belajar behavioris tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran
(reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dalam tingkah laku belajar terdapat
jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya
Bandura (1997) menjelaskan bahwa ketika murid belajar, mereka dapat merepresentasikan
atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Teori ini juga terkenal dengan sebutan
teori observational learning, atau belajar mengubah perilakunya sendiri melalui pengamatan
terhadap caara orang atau sekelompok orang mereaksi atau merespons sebuah stimulus tertentu.
Pembelajaran ini juga disebut sebagai istilah imitasi atau modellling.
A. Prinsip-Prinsip Dasar Teori Belajar Sosial Kognitif
Ormrod (2008) mengemukakann beberapa asusmsi atau prinsip yang mendasari teori
belajar sosial kognitif sebagai berikut;
1. Siswa belajar dengan memperhatikan orang lain
2. Belajar merupakan proses internal.
3. Perilaku diarahkan pada suatu tujuan
4. Reinforment dan punishment mempunyai efek-efek tidak langsung pada belajar dan perilaku.
Bandura (1977), menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku , lingkungan dan kejadian
internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan hubungan yang saling
berpengaruh (interlocking).
22
Contoh model Bandura dalam pengembangan model determinisme resiprokal, yaitu
sebagai berikut
1. Kognisi mempengaruhi perilaku
2. Perilaku mempengaruhi kognisi
3. Lingkungan mempengaruhi tingkah laku
4. Perilaku mempengaruhi lingkungan
5. Kognisi mempengaruhi lingkungan
6. Lingkungan mempengaruhi kognisi
23
dipandang dapat memengaruhi motivasi peserta didik untuk melakukan sesuatu. Menurut
bandura (dalam Santrock, 2008) bahwa penguatan tidak selalu dibutuhkan agar pembelajaran
observasional terjadi. Tetapi jika anak meniru atau mereproduksi perilaku yang diinginkan,
ada tiga jenis penguat yang bisa menolong, yaitu a) mdmberi imbalan pada model. b) memberi
imbalan pada anak, atau c) memerintahkan anak untuk membuat pernyataan untuk
memperkuat diri, seperti “bagus, aku melalukannya dengan baik!”
Teori belajar kognitif menjelaskan dengan memfokuskan pada perubahan proses mental
yang digunakan individu dalam usahanya untuk memaknai dunia (Egen dan Kouchack, 2004,
woolfolk, 2004 dan Ormrod, 2008). Dalam perpektif kognitif, belajar berarti perubahan dalam
struktur mental seseorang yang menyediakan kapasitas untuk mendemonstrasikan perilaku-
perilaku yang berbeda. Struktur mental ini termasuk schema, beliefs, goal, ekspektasi dan
komponen-komponen lain.
24
B. Teori-Teori Belajar dalam Rumpun Psikologi Kognitif
Beberapa teori belajar yang termasuk dalam rumpun psikologi kognitif, serta implikasinya
dalam prosess pembelajaran antara lain sebagai berikut
1. Teori belajar, cognitive field dari kurt lewin
Berdasarkan psikologi gestalt, kurt lewin (1892-1947) mengembangkan teori belajar
cognitive field. Menurutnya, setiap individu berapa di dalam suatu medan kekuatan yang
disebut dengan life space yang mencakup perwujudan lingkungan dimana individu
bereaksi, misalnya: orang-orang yang dijumpai, atau fungsi-fungsi kejiwaan yang
dimilikinya.
2. Teori belajar cognitive development dari jean piaget
Menurut Jean Piaget, seorang psikolog developmental. Bahwa proses berpikir merupakan
aktivitas gradual fungsi intelektual dan berpikir konkret menuju abstrak. Sebagaimana
dijelaskan dalam Soemanto (2006) menurut Piaget, inteligensi terdiri dari tiga aspek, yaitu;
a. Struktur (schema), adalah suatu pola tingkah laku yang dapat diulang
b. Isi (content), yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu
masalah;
c. Fungsi (function), yaitu yang berhubungan dengan ccara seseorang mencapai kemajuan
intelektual. Aspek ketiga ini terdiri dari dua macam invariant, yaitu; organisasi dan
adaptasi
25
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya.
Ellis dan Meriam (1980) mengatakan bahwa setiiap individu mempunyai kemampuan
personal untuk memilih dan menentukan aktivitas hidupnya. Prinsip-prinsip humanis (dalam
Hamachek, 1990) menekankan pada pentingnya kebutuhan individual manusia. Beberapa asumsi
teori ini antara lain:
1. Secara nature manusia dilahirkan sebagai pribadi yang baik
2. Setiap individu bebas dan otonom, dimana mereka bisa membubat pilihan-pilihan sendiri;
3. Setiap individu mempunyao potensi untuk berkembanng tanpa batas;
4. Self concept mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
5. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk mengaktualisasikan diri;
6. Masing-masing individu mendefenisikan realitas
7. Setiap individu mempunyai tanggung jawab untuk dirinya dan orang lain.
Patterson, dan Maslow (dalam Hiemsstre & Sisco, 1990) mengatakan bahwa tujuan dari
pendidikan adalah membangun aktualisasi diri. Individu mempunyai potensi untuk berkembang
menurut kapasitasnya, dan berhak menentukan jalan hidupnya, tidak terikat oleh lingkungan, oleh
karena itu, proses belajar dianggap berhasil jika sipelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar secara bertahap ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Jadi teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
26
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hierarkis. Pada diri masing-masing orang bisa timbul berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya,
tetaoi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah
kekutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah
kepercayaan diri menghadai dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri
sendiri (self)
3. Carl Rogers
Rogers membedakam dua tipe belajar, yaitu;
a. Kognitif (kebermaknaan)
b. Experiential (pengalaman atau signifikansi)
27
Motivasi dalam perspektif psikologi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang
berbeda. Dalam tulisan ini akan dibahas motivasi menurut perspektif behavioral. Kognitif maupun
humanis.
1. Motivasi dalam perspektif behavioral
Dalam perpektif behavioral motivasi ditekankan pada imbalan dan hukuman eksternal
sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
2. Motivasi dalam perspekti kognitif
Menurut perpektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif
kognitif juga menekankan arti penting dari penetapan tujuan, perencanaan dan monitoring
kemajuan suatu tujuan (Schunk & Zimmerman, 2008).
3. Motivasi dalam perspektif humanis
Dalam perspektif humanis, motivasi direkankan pada kapasitas siswa untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih. Salah satu tokoh yang terkenal
adalah Abraham Maslow dengan teori kebutuhan dasarnya (hierarchy of needs)
28
Cita-cita atau aspirasi yang dimaksud disini adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (Winkel, 1989). Aspirasi ini dapat
bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Siswa yang memounyai aspirasi positif adalah
siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa
yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat
menghindari kegagalan.
2. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya
pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi.
3. Kondisi siswa
Siswa adalah mahkluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi, kondisi siswa yang
mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis.
4. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa, sebagaimana
juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses
belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, lemah dan bahkan hilang sama sekali, khusunya
kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
6. Upaya guru membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa dan mengevaluasi belajar siswa.
29
2. Mereka mengetahui emosi-emosinya dan mempunyai strategi-strategi untuk mengatur
emosi mereka
3. Pada waktu tertentu, mereka mengawasi perkembangannya terhadap suatu tujuan
4. Memperbaiki strategi-strategi mereka berdasarkan kemajuan yang sedang mereka lakukan
5. Mengevaluasi rintangan yang dapat muncuk dan melakukan penyesuaian yang diperlukan
E. Goal Orentation
Goal orientation merupakan salah satu pengembangan dari teori motivasi belajar. Goal
adalah suatu hasil atau keadaan ideal yang diinginkan seorang individu di mana seorang individu
akan bekerja dan berusaha demi terwujudnya hasil tersebut, dan memiliki nilai (Imawati, dkk.,
2014). Goal orientation menurut Dweck merupakan kemampuan individu dalam mengembangkan
dan menguasai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian, yang disebut sebagai orientasi belajar,
dan kemampuan individu dalam menunjukkan dan menvalidasi kompetensi yang disebut sebagai
orientasi kinerja.
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
30
Pada dasarnya ada tiga prinsip evaluasi pendidikan dan pembelajaran yang perlu diperhatikan,
yaitu prinsip objektiivitas, kontinuitas, dan keseluruhan (komprehensif).
1. Prinsip objektivitas
Evaluasi pembelajaran dapat dikatakan objektif apabila dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya tentang hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada suatu proses belajar
mengajar tertentu.
2. Prinsip kontinuitas
Pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, tahap demi tahap untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk dapat
mengetahui pencapaian tujuan-tujuan tersebut, perlu dilakukan penilaian yang
berkesinambungan, yaitu terus menerus sejak proses pembelajaran yang pertama pada
suatu program dan atau tingkat pendidikan tertentu sampai program itu berakhir.
3. Prinsip keseluruhan (komprehensif)
Sasaran yang akan dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran tidak hanya
berkaitan dengan aspek pengetahuan (kognitif) saja, melainkan seluruh aspek
perkembangan siswa yang meliputi perkembangan fisik (psikomotorik), pengetahuan
(kognitif) serta sikap dan perilaku (afektif); karena itu evaluasi pembelajaran yang baik
seharusnya menilai pencapaian keseluruhan aspek hasil belajar tertentu.
31
D. Alat Evaluasi Pembelajaran
Alat evaluasi pembelajaran pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tes dan
bukan tes. Alat evaluasi sering disebut sebagai teknik evaluasi atau teknik tes dan nontes
1. Tes
Pengertian tes seperti tercantum pada encyclopedia of edcational evaluation (dalam
Suragala, dkk, 2005) adalah: “any series of questions or exercises or other means of
measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of attitudes of an individual or
group”, yang berarti serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur, keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok..
2. Nontes
Alat evaluasi nontes biasanya digunakan untuk menilai hasil belajar siswa yang
berkaitan dengan pandangan, sikap atau perbuatan.
Yang tergolong alat nontes antara lain, observasi (pengamatan), wawancara
(interview), angket (questionair), riwayat hidup (biography) dan sosimetri.
32
BAB III
PEMBAHASAN
Perbedaan
Perbedaan dari buku utama dan buku pembanding apa dilihat dari sampul buku. Pada buku
utama memiliki sampul bergambarkan kepala manusia dengan banyak cabangnya. Sedangkan
pada buku kedua terdapat gambar pohon dengan akar yangbercabang. Menurut saya walaupun
gambar sampul dari kedua buku ini berbeda tetapi memiliki arti yang sama dimana
menggambarkan bahwa pikiran manusia tidak hanya mengenai hal-hal yang umum dipikirkan
tetapi ada hal-hal lain juga.
Buku pertama dengan judul Pengantar Psikologi Pendidikan lebih banyak membahas
mengenai dasar dari psikologi pendidikan. Dimulai dari definisi psikologi, pendidikan, dan
psikologi pendidikan. Dalam buku ini juga terdapat sub bab yang membahas mengenai filsafat
yang menjadi dasar psikologi tersebut. Bebrapa bab dibuku ini juga membahas mengenai
bagaimana manfaat psikologi di dalam pendidikan, dan apa saja yang menjadi ruang lingkup
psikologi di bidang pendidikan itu sendiri.
Sedangkan pada buku kedua yang berjudul Psikologi Pendidikan hanya memberikan
defenisi rinci mengenai psikologi saja. Bab dalam buku ini lebih banyak membahas mengenai
pertumbuhan dan perkembangan manusia, Serta beberapa teori perkembangan pada individu. Di
dalam buku ini membahas secara detail mengenai perbedaan setiap individu (terutama murid)
mengenai seperti apa cara dan gaya belajar serta mengajar untuk setiap murid yang tepat. Di dalam
buku ini juga terdapat banyak sekali pandangan psikologi mengenai teori belajar yang tepat
Kelebihan
Buku I
Pada buku pertama banyak menggunakan kutipan dari banyak buku, sehingga penulis
memberikan tanda pada kutipan buku setiap lembarnya dengan angka. Lalu dibagian paling bawah
buku tersebut terdapat nama buku yang dijadikan sumber dari penulis serta halaman pada buku
tersebut.
33
Buku ini juga menggunakan banyak sumber dalam daftar pustakanya. Dimulai dari buku,
jurnal nasional maunpun internasional, karya ilmiah, dan penelitian lainnya. Buku juga
menggunakan sumber dari tahun yang paling lama, hinggan yang terbaru.
Buku II
Pada buku pembanding penulis banyak mengambil sumber dari para ahli psikolog dari
berbagai sumber. Sehingga para pembaca dapat menambah wawasan mereka dikarenakan
banyaknya sumber yang ditampilkan penulis pada bukunya.
Buku ini juga menggunakan banyak sumber dalam daftar pustakanya. Dimulai dari buku,
jurnal nasional maunpun internasional, karya ilmiah, dan penelitian lainnya. Buku juga
menggunakan sumber dari tahun yang paling lama, hinggan yang terbaru.
Kekurangan
Buku I
Buku ini memiliki kekuranganyang terdapat pada bagian penulisan, masih tedapat
beberapa kata-kata yang di singkat seperti dll, yg, dan masih banyak lagi.
Buku II
Buku ini memiliki kekurangan di bagian isi. Berdasarkan judul dalam buku ini yaitu
Psikologi Pendidikan, seharusnya buku ini membahas secara mendetail mengenai psikologi
pendidikan, akan tetapi buku membahas mengenai perkembangan dan pertumbuhanmanusia serta
bagaimana pandangan psikolog mengenai teori-toeri perkembangan dan pertumbuhan anak.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/4352957
4/PENGANTAR_PSIKOLOGI_PENDIDIKAN&ved=2qhUKEwj-
vqfJ0Iv2AhXVzTgGHSrmClIqfnoECAMQAQ&usg=AOvVav12w9nGTJ27hY-DSbC2Pnq5
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
bitstream/123456789/55466/1/PSIKOLOGI%2520PENDIDIKAN.pdf&ved=2ahUKEwiJ-
OWz0ov2AhUqS2wGHbJICCAQFnoECBoQAQ&usg=AOvVaw2tdS6TKTOXBSjWXc9HvbF
h
35