Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun Oleh :

Nova Anjelin Hutagaol (2001010131)

Kelas PGA3

Dosen Pengampu :

Maria Barus S.Pd,.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN

PEMATANGSIANTAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Book
Review Ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Adapun
penulisan Critical Book Review ini untuk pemenuhan tugas mata kuliah Kajian Kurikulum
IPA yang diampu oleh Ibu Dosen Maria Barus S.Pd,.M.Pd.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada Seluruh pihak yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Book Review ini.
Sehingga saya memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan
menyelesaikan Critical Book Review ini. Saya berharap semoga Critical Book Review ini
berguna bagi pembaca meskipun terdapat banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir
kata saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika
terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan
di hati pembaca maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar.
Oleh karena itu saya memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.

Pematang Siantar, Mei 2023

Nova Anjelin Hutagaol

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I .......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan CBR ...................................................................................................... 1

1.3 Manfaat CBR .................................................................................................................... 2

1.4 Identitas Buku ................................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 4

RINGKASAN ISI BUKU .......................................................................................................... 4

2.1 Buku Utama ...................................................................................................................... 4

2.2 Buku Pembanding ........................................................................................................... 20

BAB III ..................................................................................................................................... 22

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 22

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku ................................................................................... 22

3.2 Perbandingan Buku Utama dan Buku Pembanding ........................................................ 23

BAB IV ..................................................................................................................................... 24

PENUTUP ................................................................................................................................ 24

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 24

4.2 Saran ............................................................................................................................... 24

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan.
Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan terlihat tidak teratur. Hal ini akan
menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis
dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin fal-safah pandangan hidup suatu
bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan,
semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum
haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang
terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.

Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical book ini pada
dasarnya adalah untuk membandingkan 2 buku yang akan dijadikan sumber referensi. Setiap
buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku
itu dengan perbandingan terhadap buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih
dominan dibandingkan dengan kekurangan nya artinya buku ini sudah layak untuk dipakai
dan dijadikan sumber referensi bagi khalayak ramai. Dengan begitu para pembaca akan
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai pengembangan kurikulum, sehingga dapat
menentukan kurikulum mana yang lebih efektif untuk diterapkan.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah yaitu Kajian Kurikulum IPA

1
2. Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang Pengembangan Kurikulum
Terori dan Praktik
3. Menambah wawasan dan pengalaman dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
dalam mengkritik buku dan membandingkan dengan buku yang lain

1.3 Manfaat CBR


1. Untuk menambah wawasan tentang Pengembangan Kurikulum
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku yang dianalisis tersebut.

1.4 Identitas Buku


A. Buku Utama

Judul : Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek

Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata

Penerbit : PT Remaja Rosdakarya

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 220 Halaman

ISBN : 979-514-601-7

B. Buku Pembanding

Judul : Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik

2
Pengarang : Dr. H. Hasan Baharun, M. Pd. Dkk.

Penerbit : Pustaka Nurja

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 372 Halaman

ISBN : 978-602-61794-0-1

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku Utama

BAB 1 KONSEP KURIKULUM

A. Kedudukan Kkurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.


Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hlm. 130) kurikulum "prescribes (or at least
anticipates) the result of in- struction". Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan. Di samping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang
ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsepkonsep atau
memberikan landasan-landasan teoretis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan..

B. Konsep Kurikulum

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik


pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan matamata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani
Kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai
sekarang, yaitu kurikulum sebagai "a racecourse of subject matters to be mastered" (Robert S.
Zais, 1976, hlm. 7). Banyak orang tua bahkan juga guru-guru, kalau ditanya tentang
kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi atau mata-mata pelajaran. Lebih
khusus mungkin kurikulum diartikan hanya sebagai isi pelajaran.

C. Kurikulum dan Teori-Teori Pendidikan

4
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu
kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum, dan suatu teori
kurikulum diturunkan atau dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Kurikulum dapat
dipandang sebagai rencana konkret penerapan dari suatu teori pendidikan.

Ada empat teori pendidikan yang banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan
dipandang mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan klasik
Pendidikan klasik atau classical education dapat dipandang sebagai konsep
pendidikan tertua. Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi seluruh warisan
budaya, yaitu pengetahuan, ide-ide, atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir
terdahulu.
2. Pendidikan Probadi
Pendidikan pribadi (personalized education) lebih mengutamakan peranan
siswa. Konsep pendidikan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa, sejak dilahirkan,
anak telah memiliki potensi-potensi, baik potensi untuk berpikir, berbuat, memecahkan
masalah, maupun untuk belajar dan berkembang sendiri.
3. Teknologi Pendidikan
Perkembangan teknologi pendidikari dipengaruhi clan sangat diwarnai oleh
perkembangan ilmu dan teknologi. Hal itu memang sangat masuk akal, sebab
teknologi pendidikan bertolak dari dan merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu dan
teknologi dalam pendidikan.
4. Pendidikan Interaksional
Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih dari sekadar mempelajari fakta-
fakta. Siswa mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut,
memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks
kehidupannya.

BAB II TEORI KURIKULUM

A. Apakah Teori Itu?

5
Teori menjelaskan suatu kejadian. Kejadian ini bisa sangat luas atau sangat sempit.
Suatu kejadian yang dijelaskan oleh suatu teori menunjukkan suatu set yang universal. Set
universal ini terbentuk oleh tiga bagian. Bagian pertama, kejadian yang diketahui, yang
dinyatakan sebagai fakta, hukum, atau prinsip. Bagian kedua yang dinyatakan sebagai asumsi,
proposisi, dan postulat. Bagman ketiga adalah bagian dari set universal atau bagian dari
keseluruhan yang belum diketahui.

B. Teori Pendidikan

Teori pendidikan bukan saja berkembang melalui pemikiran p.mikiran filosofis atau
teori preskriptif, juga dikembangkan melalui ponglojfisn pengkajian ilmiah (teori deskriptif).
Harry S. Broudy menyatakan perlunya suatu teori pendidikan yang utuh yang membentuk satu
kesatuan. Teori pendidikan yang demikian sangat diperlukan mengingat hal-hal sebagai
berikut.

a. The present and projected kinds of knowledge and personality traits required for
citizenship, vocation, and self development.
b. A unified theory must be judicious about the latest development in learning theory and
teaching technology.
c. A unified theory has to provide for general and special education, for differences in
ability and bent (Broudy, 1960, hlm. 24).

C. teori Kurikulum

Kalau konsep-konsep itu diterapkan dalam kurikulum, maka dapatlah dirumuskan


tentang teori kurikulum, yaitu sebagai suatu perangkat pernyataan yang rnemberikan makna
terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut Irryndi karena adanya penegasan hubungan
antara unsur-unsur kurikulum, karena allanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan
evaluasi kurikulum. Bahan kajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan
renentuan keputusan, penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kurikulum, dan lain-
lain.

BAB III LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN


KURIKULUM

6
A, Landasan Filosofis

Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti "cinta akan kebijakan" (love of wisdom).
Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk
dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus tahu atau berpengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara sistematis, logis,
dan mendalam.

B. Landasan Psikologis

Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu antara peserta
didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Manusia berbeda
dengan benda atau tonaman, karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis.

BAB IV LANDASAN SOSIAL-BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU DAN


TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Pendidikan dan Masyarakat

Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda


menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Hal itu merefleksikan
konsep adanya tuntutan individual (pribadi) dan sosial dari orang dewasa kepada generasi
muda. Tuntutan individual merupakan harapan orang dewasa agar generasi muda dapat
mengembangkan pribadinya sendiri, mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang
dimilikinya. Tuntutan sosial adalah harapan orang dewasa agar anak mampu bertingkah laku,
berbuat dan hidup dengan baik dalam berbagai situasi dan lingkungan masyarakat.

B. Perkembangan Masyarakat

Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Mungkin pada masyarakat
tertentu perkembangannya sangat cepat, tetapi pada masyarakat lainnya agak lambat bahkan
lambat sekali. Karena adanya pengaruh dari perkembangan teknologi, terutama teknologi
industri transportasi, komunikasi, telekomunikasi dan elektronika, masyarakat kita dewasa ini
berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka, masyarakat informasi dan global.

7
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Masa setelah
abad pertengahan sering disebut zaman modern. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
ini banyak didasari oleh penemuan dan basil pemikiran para filsuf purba, seperti Thales,
Phythagoras, Leucipos, Demokritos, Socrates, Plato, Aristoteles, Euclid, Archimides,
Aristarhus yang hidup sebelum Masehi, sampai kepada A1-Khawarizmi yang hidup pada abad
ke-9.

D. Perkembangan Teknologi

Teknologi lain yang perkembangannya sangat cepat pada beberapa dekade terakhir
adalah teknologi komunikasi dan informatika. Teknologi ini berkembang sangat pesat berkat
temuan-temuan di bidang eletronika. Perkembangan radio dan televisi telah membuka bagian-
bagian dunia yang terbelakang menjadi daerah terbuka karena arus informasi. Apa yang
terjadi di suatu daerah atau negara, dalam waktu beberapa menit, sudah dapat diketahui oleh
orang-orang di bagian dunia lainnya.

E. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh yang baik secara
langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan masyarakat. Bidang-bidang tersebut
adalah komunikasi, transportasi, mekanisasi industri dan pertanian, serta persenjataan.

Komunikasi cukup berkembang pesat di Indonesia dan berpengaruh besarterhadap


kehidupan masyarakat. Dewasa ini di Indonesia terdapat sejumlah media komunikasi massa
yang perkembangannya sudah cukup maju dan dapat menjangkau hampir seluruh pelosok
tanah air. Media komunikasi massa tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Di
antara keempat media komunikasi massa tersebut yang paling luas jangkauannya adalah radio.
Dengan adanya teknologi transistor yang diproduksi secara massal dengan harga yang relatif
murah, maka radio transistor telah dapat dimiliki oleh rakyat kecil yang tinggal di daerah
terpencil sekalipun. Urutan kedua yang juga cukup luas jangkauannya adalah televisi. Setelah
diluncurkannya SKSD Palapa, seluruh kota di Nusantara dapat dijangkau oleh televisi.
Sebagian besar ibu kota propinsi telah mempunyai stasiun siaran TV sendiri. Tempat ketiga

8
dan keempat diduduki oleh surat kabar dan majalah. Surat kabar dan majalah belum dapat
terserap oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Hal itu disebabkan
karena kemampuan ekonomi serta motif membaca yang masih kurang, di samping masih
kurangnya kemampuan membaca serta adanya kendala geografis karena banyak pulau-pulau
terpencil.

BAB V MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM

A. Kurikulum Subjek Akademis

Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak sekolah yang pertama
berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Sampai sekarang, %valaupun telah berkembang
tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat welepaskan tipe ini. Mengapa demikian?
Kurikulum ini sangat praktis, imidah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya.

1. Ciri-ciri kurikulum subjek akademis

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan tujuan,


metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
"penelitian". Dengan berpengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu, para siswa diharapkan
memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang dapatMterus dikembangkan dalam masyarakat
yang lebih luas.

2. Pemilihan disiplin ilmu

Ada beberapa saran untuk mengatasi masa lah tersebut, yaitu:

a. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh (comprehensive- ness) dengan


menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan
pengetahuan.
b. Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih dan menentukan
aspek-aspek dari dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan
masyarakat.
c. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi
dasar (prerequisite) bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.

9
3. Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak

Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan


bahan secara logis dan sistematis daripada menyelaraskan urutan bahan dengan
kemampuan berpikir anak. Mereka umumnya kurang memperhatikan bagaimana siswa
belajar dan lebih mengutamakan susunan isi, yaitu apa yang akan diajarkan. Proses belajar
yang ditempuh oleh siswa sama pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip,
dan generalisasi. Para ahli kurikulum subjek akademis juga memandang materi yang akan
diajarkan bersifat universal, mereka mengabaikan karakteristik siswa dan kebutuhan
masyarakatsetempat.

B. Kurikulum Humanistik

1. Konsep dasar

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik.


Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu
John Dewey (Progressive Education) dan Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih
memberikan tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa
adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. la adalah subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, punyakemampuan,
dan kekuatan untuk berkembang.

2. Kurikulurn konfluen

Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen, yang ingin
menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, nilai) dengan segi-segi kognitif (kemampuan
intelektual). Pendidikan konfluen kurang menekankan pengetahuan yang mengandung segi
afektif). Menurut mereka kurikulum tidak menyiapkan pendidikan tentang sikap, perasaan,
dan nilai yang harus dimiliki murid-murid.

3. Beberapa ciri kurikulum konfluen

Kurikulum konfluen mempunyai beberapa ciri utama yaitu:

10
a. Partisipasi. Melalui partisipasi dalam kegiatan bersama, murid-murid dapat
mengadakan perundingan, persetujuan, pertukaran kemampuan, bertanggung jawab
bersama, dan lain-lain. Ini menunjukkan ciri yang nonotoriter dari pendidikan
konfluen.
b. Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi interaksi,
interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
c. Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, mina t dan kehidupan murid
karena diambil dari dunia murid oleh murid sendiri. Hal demikian sudah tentu akan
lebih berarti bagi murid baik secara intelektual maupun emosioanal.
d. Pribadi anak. Pendidikan ini memberi tempat utama pada pribadi anak. Pendidikan
adalah pengembangan pribadi, pengaktualisasian segala potensi pribadi anak secara
utuh
e. Tujuan. Pendidikan ini bertujuan mengembangkan pribadi yang utuh, yang serasi baik
di dalam dirinya maupun dengan lingkungan secara menyeluruh.

4. Metode-metode belajar konfluen

Dalam memilih kegiatan belajar beberapa cara dapat ditempuh. Pertama,


mengidentifikasi tema-tema atau topik-topik yang mengandung self judgment. Untuk setiap
tema atau topik hendaknya dipilih prosedur atau bentuk-bentuk kegiatan atau teknik yang
sesuai. Kedua, materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai (open ended), tema atau
issue-iswre diharapkan muncul secara spontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran
yang ada. Cara yang kedua ini menuntut keterbukaan dari peristiwa tetapi juga guru perlu
mengusahakan kerahasiaan.

5. Karakteristik kurikulum humanistik

Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan
murid. Guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat dengan murid, juga
mampu menjadi sumber. Ia harus mampu memberikan materi yang menarik dan mampu
menciptakan situasi yang memperlancar proses belajar. Guru harus memberikan dorongan
kepada murid atas dasar saling percaya. Peran mengajar bukan saja dilakukan oleh guru tetapi
juga oleh murid. Guru tidak memaksakan sesuatu yang tidak disengani murid.

11
C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka


pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerja sama. Kerja
sama atau interaksi bukan hanya terjadi antara sisvva dengan guru, tetapi juga antara siswa
dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungan- nya, dan dengan sumber belajar
lainnya. Melalui interaksi dan kerja sama ini siswa berusaha memecahkan problema-problema
yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik

D. Teknologi dan Kurikulum

Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan
alat-alat teknologis untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan. Kurikulumnya
berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-model pengajaran
yang banyak melibatkan penggunaan alat. Contoh-contoh model pengajaran tersebut adalah:
pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran berprogram, mesin pengajaran,
pengajaran modul. Pengajaran dengan bantuan komputer, dan lain-lain.

BAB VI ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM

A. Komponen-Komponen Kurikulum

1. Tujuan
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama perkembangan
tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-
pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara.
Kita mengenal beberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus,
jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
2. Bahan Ajar
Kegiatan dan lingkungan demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar,
yang mencakup komponenkomponen: tujuan khusus, sekuens bahan ajaran, strategi
mengajar, media dan sumber belajar, serta evaluasi hasil mengajar. Karena perumusan
tujuan khusus strategi, dan evaluasi hasil mengajar dibahas secara tersendiri, maka
dalam bagian ini yang akan diuraikan hanya sekuens bahan ajar.

12
3. Strategi Mengajar
Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi atau metode
mengajar. Pada waktu guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, is juga harus
memikirkan strategi mengajar mana yang sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan
urutan seperti itu.
4. Media Mengajar
Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Perumusan di atas menggambarkan
pengertian media yang cukup luas, mencakup berbagai bentuk perangsang belajar yang
sering disebut sebagai audio visual aid, serta berbagai bentuk alat penyaji perangsang
belajar, berupa alat-alat elektronika seperti mesin pengajaran, film, audio cassette,
video cassette, televisi, dan komputer.
5. Evaluasi Pengejaran
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap
kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-
tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar.
6. Penyempurnaan Pengajaran
Penyempurnaan mungkin dilaksanakan sendiri oleh guru, tetapi dalam hal-hal
tertentu mungkin dibutuhkan bantuan atau saran-saran orang lain baik sesama
personalia sekolah atau ahli pendidikan dari luar sekolah. Penyempurnaan juga
mungkin bersifat menyeluruh atau hanya menyangkut bagian-bagian tertentu. Semua
hal tersebut bergantung pada kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.

B. Desain Kurikulum

Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen


kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya.
Dimensi vertikal

13
menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun
mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar
diteruskan dengan yang lanjutan. Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran,
sekurangkurangnya dikenal tiga pola desain kurikulum, yaitu:

1) Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
2) Learner centered design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
3) Problems centered design, desain kurikulum yang berpusat pada masalahmasalah yang
dihadapi dalam masyarakat.

BAB VII PROSES PENGAJARAN

A. Keseimbangan Antara Isi dan Proses

Telah kita ketahui dalam uraian-uraian yang terdahulu bahwa ada konsepkonsep
kurikulum yang lebih mengutamakan isi dan ada pula yang mengutamakan proses. Keduanya
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mengingat kelebihan dan kekurangan masing-masing
maka keseimbangan ataupun keserasian antara keduanya merupakan pemecahan yang paling
praktis, walaupun bukan berarti tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan, Kedua komponen
kurikulum tersebut dapat saling menghambat, yang satu mengurangi kualitas yang lainnya.

B. Isi Kurikulum

Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau
kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan,
baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.

C. Proses Belajar

Kegiatan mengajar tidak dapat dilepaskan dari belajar, sebab keduanya merupakan dua
sisi dari sebuah mata uang. Mengajar merupakan suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa
belajar.Apabila kita mengkaji teoriteori mengajar yang ada, hampir seluruhnya dikembangkan
atau bertolak dari teori belajar.

D. Kesiapan Belajar

14
Tiap bahan pelajaran dapat diajarkan kepada anak secara efektif bila sesuai dengan
tingkat perkembangan anak tersebut. Ada tiga masalah penting berkenaan dengan penyesuaian
bahan ajar dengan perkembangan anak :

1) Perkernbangan intelek
2) Kegiatan Belajar
3) Spiral Kurikulum

E. Minat dan Motif Belajar

Beberapa hal dapat diusahakan untuk membangkitkan motif belajar pada anak yaitu
pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat
membangkitkan dorongan untuk menemukan (discovery), menerjemahkan apa yang akan
diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Sesuatu
bahan pengajaran yang berarti bagi anak yang disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan
tingkat kemampuan berpikir anak, dan disampaikan dalam bentuk anak lebih aktif, anak
banyak terlibat dalam proses belajar dapat membangkitkan motif belajar yang lebih berjangka
panjang.

BAB VIII PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

1) Prinsip-prinsip Umum

Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Pertama,


prinsipreigansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar
maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya
relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.

2) Prinsip-prinsip Khusus
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan

15
pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

B. Pengembangan Kurikulum

Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turutberpartisipasi, yaitu:


administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan,
guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang
secara terusmenerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah: administrator, guru,
dan orang tua.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

1. Perguruan Tinggi
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan
keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.
2. Masyarakat
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan
kurikulum sebt sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga
untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat
menuntut persiapannya di sekolah.
3. Sistem Nilai
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai: (1)
guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam
masyarakat, (2) guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan moral, (3)
guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru, (4) guru
menghargai nilai-nilai kelompok lain, (5) memahami dan menerima keragaman
kebudayaan sendiri.

D. Artikulasi dan Hambatan

16
Dalam mengusahakan artikulasi kurikulum tersebut murid pun perlu dimintakan
pendapatnya tentang hubungan pelajaran yang satu dengan yang lainnya, hubungan antara
satu tingkat dengan tingkat berikutnya. Salah satu hal yang

sering dipandang menghambat artikulasi adalah pembagian menurut tingkat belajarnya. Hal
itu menyebabkan tersusunnya organisasi mata pelajaran yang kaku. Untuk menjamin
kesinambungan pengalaman belajar beberapa sekolah menggunakan sistem pendidikan tidak
berkelas.

Hambatan-hambatan pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum


terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama
kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan
kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.

E. Model-Model Pengembangan Kurikulum

a. The administrative model


b. The grass roots model
c. Beauchamp's system
d. The demonstration model
e. Taba's inverted model
f. Roger's interpersonal relations model
g. The systematic action-research model
h. Emerging technical models

BAB IX EVALUASI KURIKULUM

A. Evaluasi dan Kurikulum

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan


pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil
hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan
para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan
sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.

17
B. Konsep Kurikulum

Kurikulum yang menekankan pada organisasi menolak pendapat bahwa penguasaan


pengetahuan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Kurikulum yang menekankan organisasi
juga sesungguhnya sukar untuk diukur.

C. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum

Macam-macarn model evaluasi yang digunakan bertumpu pada aspekaspek tertentu


yang diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum. Model evaluasi yang bersifat
komparatif berkaitan erat dengan tingkahtingkah laku individu, evaluasi yang menekankan
tujuan berkaitan erat dengan kurikulum yang menekankan pada bahan ajaran atau isi
kurikulum, model (pendekatan) antropologis dalam evaluasi ditujukan untuk mengevaluasi
tingkah-tingkah laku dalam suatu lembaga sosial. Dengan demikian sesungguhnya terdapat
hubungan yang sangat erat antara evaluasi dengan kurikulum sebab teori kurikulum juga
merupakan teori dari evaluasi kurikulum.

D. Peranan Evaluasi Kurikulum

Evaluasi dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau
khususnya dalam pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan
pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu: guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para
inspektur, pengembang kurikulum, dan sebagainya. Siapa di antara mereka yang memegang
peranan paling besar dalam penentuan keputusan.

E. Ujian sebagai Evaluasi Sosial

Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara sosial, tetapi
juga telah merupakan peraturan dari sekolah. Dalam dua dekade pertama dari abad 20
sejumlah ahli psikologi dikumpulkan dalam satu komisi untuk menyusun tes kecerdasan.
Hasilnya digunakan untuk menyeleksi anak-anak yang akan masuk ke sekolah menengah yang
tidak mampu membayar uang sekolah.

F. Model-Model Evaluasi Kurikulum

a. Evaluasi model penelitian

18
b. Evaluasi model objektif
c. Model campuran multivariasi

BAB X GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Guru sebagai Pendidik Profesional

Mendidik adalah pekerjaan profesional, oleh karena itu guru sebagai pelaku utama
pendidikan merupakan pendidik profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja
dituntut melaksanakan tugasnya secara pagesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan
dan kemampuan profesional. Dalam diskusi pengembangan model pendidikan profesional
tenaga kependidikan.

B. Guru sebagai Pembimbing Belajar

Dalam konsep pendidikan klasik, guru berperan sebagai penerus dan penyampai ilmu,
sedangkan dalam konsep teknologi pendidikan, guru adalah pelatih kemampuan. Dalam
Konsep interaksional guru berperan sebagai mitra belajar, sedangkan dalam konsep
pendidikan pribadi, guru lebih berperan sebagai pengarah, pendorong dan pembimbing.

C. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi


2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi

D. Pendidikan Guru

Masalah pendidikan guru tidak dapat dilepaskan dari masalah pendidikan secara
keseluruhan. Dalam pendidikan di Indonesia kita menghadapi dua masalah besar, yaitu
masalah kuantitas dan kualitas pendidikan. Masalah pertama kuantitas pendidikan, berkenaan
dengan penyediaan fasilitas belajar bagi semua anak usia sekolah. Hal itu berkenaan dengan
penyediaan ruang kelas, gedung dan peralatan sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.

19
2.2 Buku Pembanding
Buku ini di awali dengan daftar isi,kata pengantar kemudian lanjut kepada
pembahasan buku yang terdiri dari lima belas sub judul. Setiap bab memuat pendahuluan dan
penutup.

Bab pertama membahas tentang konsep dasar kurikulum pendidikan agama islam yang
membahas pengertian kurikulum, tujuan dan fungsi kurikulum, serta peran kurikulum.
Kemudian bagaimana pelaksanaan pendidikan agama islam yakni kritik terhadap pelaksanaan
pendidikan agama islam, peranan guru pai disekolah/madrasah dan model evaluasi
pembelajaran PAI.

Bab tiga komponen-komponen kurikulum di sekolah dan madrasah. Lalu kurikulum


2013 yakni pengertian landasan pengembangan, prinsip-prinsip pengembangan
acuanoperasional penyusunan kurikulum 2013, struktur dan muatan kurikulum 2013,
pendekatan saintifik dan contextual teaching and learning dalam kurikulum 2013, dan sistem
auntentic assasement dalam kurikulum 2013.

Bab selanjutnya tentang pengembangan kurikulum PAI yang membahas hakikat


pendidikan agama islam, pengertian pengembangan kurikulum PAI, motif pengembangan
kurikulum PAI, arah dan tujuan pengembangan kurikulum PAI, asas pengembangan
kurikulum PAI, dan prinsip pengembangan kurikulum PAI.

Bab enam yaitu problematika pengembangan kurikulum PAI yang membahas kendala-
kendala pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya peran filsafat dalam pengembangan kurikulum yangterdiri dari urgensi


filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran PAI, tipologi pemikiran filsafat pendidikan islam,
dan implikasi filsafat pendidikan islamterhadap pengembangan kurikulum PAI.

Kemudian pembahasan selanjutnya adalah landasan Pengembangan Kurikulum PAI


secara filosofis, psikologis,sosiologis, religious, dan teknologi.

Selanjutnya prinsip pengembangan kurikulumPAI dan macam-macam prinsip


pengembangan kurikulum PAI serta jenis danmodel pengembangan kurikulum PAI.

20
Bab selanjutnya pendekatan dalam pengembangan kurikulum PAI, yakni pendekatan
subjek akademis, humanistis,teknologis, dan rekonstruksi sosial. Selanjutnya pengembangan
kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah umum TK, SD, SMP, SMU, SMK,
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU),
dan pengembangan kurikulum Ma'had Aly yang ditutup dengan daftar pustaka dan biodata
penulis

21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku

A. Buku Utama

Kelebihan Kekurangan

a. Susunan penulisan materi sangat teratur dan a. Tidak adanya rangkaian soal ataupun uji
saling berkaitan, meteri yang di paparkan kompetensi diakhir bab untuk menguji
sangat jelas dengan banyak mencantumkan seberapa banyak pengetahuan pembaca
teori dari pendapat-pendapat ahli. Kajian dalam memahami materi.
pada materi buku ini juga sangat lengkap b. Terdapat kalimat-kalimat asing yang
dan sistematik meskipun cakupannya luas. tidak diterjemahkan dalam Bahasa
b. Tata letak pada buku utama baik karena Indonesia sehingga menyulitkan
susunan materi dengan submateri pembaca untuk mengetahui pengertian
menggambarkan keterkaitan, submateri kalimat yang dipaparkan.
diberi nomor sehingga dapat memudahkan
pembaca untuk mengetahui point-point
penting dalam materi tersebut, dan juga
pada setiap bab nya diberi pengantar dari
materi tersebut.
c. Terdapat pendapat ahli yang termuat dalam
buku.
d. Terdapat bagan-bagan yang melengkapi
materi yang dipaparkan dalam buku
sehingga memudahkan untuk menarik
informasi dalam materi buku yang
dipaparkan.
e. Adanya rangkuman singkat serta catatan

22
pada setiap bab dan menyertakan penjelasan
mengenai sumber dari materi

B. Buku Pembanding

Kelebihan Kekurangan

a. Setiap teori yang dikemukakan penulis a. Terdapat penggunaan literature asing


memiliki referensi. yang tidak diterjemahkan ke dalam
b. Gambar pada sampul buku relevan dengan bahasa Indonesia.
judul. b. Tidak membuat daftar pustaka di setiap
c. Isi buku sesuai dengan judul buku. akhir bab.
d. Informasi yang disajikan pada paragraf
yang satu berkaitan dengan paragraf yang
selanjutnya.
e. Kalimat yang mudah dipahami Penggunaan
tanda baca yang sesuai.

3.2 Perbandingan Buku Utama dan Buku Pembanding

 Buku Utama ini memaparkan materi sangat jelas dengan banyak mencantumkan teori
dari pendapat-pendapat ahli. Kajian pada materi buku ini juga sangat lengkap dan
dengan cakupan yang lebih luas.
 Buku Pembanding lebih membahas kurikulum secara filsafat dan memaparkan banyak
pendapat para ahli. Buku ini juga lebih mengarah kepada kurikulum Pendidikan
Agama Islam (PAI).

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintregasi filsafat, nilai-
nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli
pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta
unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman
kepada para pelaksana siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri,
keluarga, maupun masyarakat.

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai
dengan kebutuhan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi
dan dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.
Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang
memerlukan pada generasi muda dan peserta didik yang memiliki kompetensi, pengembangan
kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan yang terjadi masa sekarang dan
masa yang akan datang.

4.2 Saran
Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengantuntutan dan perubahan
kurikulum harus mengacu pada sumber hukum yaitu pancasila dan undang-undang dasar
1945.

Saya juga menyarankan setiap buku pelajaran dapat dikemas dengan sangat
menyenangkan dan tidak membosankan. Desain buku lebih menarik dengan warna sehingga
tidak jenuh. Dan menampilkan lebih banyak contoh-contoh. Serta penjelasan yang ringkas
danefektif. Jika membuat kata-kata asing harap dibuat daftar index agar pembaca dapat
mengetahui maksud dari kata-kata tersebut.
24
DAFTAR ISI

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2017). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung :
Remaja Rosda Karya.

Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik, Probolinggo: Pustaka Nurja,
2017.

Hamalik, Oemar. (2007) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

25

Anda mungkin juga menyukai