2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kajian Kurikulum IPA
dengan judul “JENIS DAN MODEL KURIKULUM”
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Maria Barus S.Pd, M.Pd. selaku dosen
pengampuh mata kuliah ini karena membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari masih adanya kekurangan makalah ini baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
menyempurnakan makalah ini di lain waktu. Akhir kata semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi pembaca.
Kelompok 4
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................................................II
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Jenis - Jenis Kurikulum..............................................................................................................3
2.2 Pengertian Model Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum............................................5
2.3 Model Konsep Kurikulum.........................................................................................................7
2.4 Model Pengembangan Kurikulum...........................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
II
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya,
seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses
pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program
pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu
pengembangan kurikulum, Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur
dalam rangka mendesain (designing). menerapkan (implementation), dan mengevaluasi
(evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena model pengembangan kurikulum harus dapat
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan.
Berbagai macam model kurikulum telah dikembangkan oleh para ahli kurikulum, pendidikan
dan psikologi. Sudut pandang ahli yang satu terkadang berbeda dengan sudut pandang ahli yang
lain. Ada yang memandang dari sudut isinya dan ada juga yang memandang dari sisi
pengelolaannya. Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum dari sisi proses
penggunaan kurikulum tersebut. Namun demikian, jika diteliti lebih lanjut, para ahli tersebut
mempunyai satu tujuan/arah yaitu mengoptimalkan kurikulum.
Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi masyarakat adalah menyiapkan peserta
didik untuk kehidupan di kemudian hari. Oleh karena itu ada beberapa ciri dasar yang dapat
disimpulkan atas penyelenggaraan kurikulum dan pendidikan yaitu sadar akan tujuan, orientasi
ke hari depan, dan sadar akan penyesuaian.
Pemahaman tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi paedagogik
yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran pada peserta didik yang salah satunya kemampuan pengembangan
kurikulum.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Yakni jenis kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran yang terpisah – pisah. Data
- data yang ada dalam mata pelajaran terpisah atau masing – masing. Pembentukan
separated curriculum ini berlandaskan pada pengalaman dan juga budaya manusia
sepanjang masa yang kemudian disederhanakan dan disusun secara logis. Kemudian
dilakukan sesuai dengan usia peserta didik.
Kurang mengacu pada masalah – masalah yang dijumpai oleh peserta didik
dalam kehidupan sehari – hari
3
Yakni kurikulum yang menghubungkan antara satu pelajaran dengan pelajaran
yang lain. Dalam jenis kurikulum ini mata pelajaran dikaitkan dan disusun dengan
sedemikian rupa serta diperkuat antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri
sendiri.
Ada beberapa cara yang harus ditempuh untuk memadukan mata pelajaran
tersebut, diantaranya adalah dengan menggunakan korelasi sebagai berikut:
Korelasi okasional atau insidental yakni korelasi yang diadakan sewaktu-waktu jika
terdapat hubungannya.
Korelasi etis yakni korelasi yang tujuannya untuk mendidik budi pekerti sebagai
pusat pembelajaran kemudian diserap dari pendidikan agama atau budi pekerti
Korelasi sistematis yakni korelasi yang disusun langsung oleh pengajar atau guru
Korelasi informal yakni kurikulum yang disusun dengan cara kerjasama antara
beberapa guru dan menghubungkan pelajaran yang diampu oleh satu guru dengan
guru lainnya
Korelasi formal yakni kurikulum yang terlebih dahulu sudah direncanakan oleh
guru atau tim.
Korelasi meluas yakni korelasi yang memadukan beberapa bidang studi dan
memiliki ciri khas yaitu saling mendekati.
Yakni kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu, seperti contoh IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial) yang merupakan perpaduan dari mata pelajaran ekonomi,
sosiologi, geografi, sejarah.
4
Kurikulum sesuai dengan teori belajar berdasarkan pengalaman, kesanggupan
dan juga minat dari peserta didik.
Terdapat 3 jenis kurikulum berdasarkan sifat dan cara penerapannya. Ketiga jenis
tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi, yaitu sebagai berikut :
1. Kurikulum Terbuka
Jenis kurikulum terbuka atau open curriculum adalah kurikulum yang bersifat
terbuka. Artinya, pengembangan yang dilakukan terhadap kurikulum bisa disesuaikan
dengan kemampuan dan keinginan tenaga pengajar.
2. Kurikulum Tertutup
Sifat dari kurikulum tertutup adalah mutlak. Dengan kata lain, rancangan yang
terdiri atas tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, materi, evaluasi, dan hal
lainnya sudah tidak bisa diubah. Konsekuensinya, tenaga pendidik harus menerapkan
kurikulum ters kuebut sesuai yang tercantum.
3. Kurikulum Terbimbing
Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis diri konsep. Kurikulum merupakan
seperangkat susunan rencana kegiatan pendidikan mengenai tujuan, pokok, isi, bahan,
5
metode, dan strategi pembelajaran sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan proses
pembelajaran. Jadi, model konsep kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan
kurikulum. atau dengan kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan atas
konsep-konsep kurikulum yang ada.
Pengembangan kurikulum tidak dapat jelas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, kegamaaan, politik,
budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat
maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum
merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan
(implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan
pembelajaran yang memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam
pendidikan.
Dalam praktik pengembangan kurikulum sering terjadi cenderung hanya menekankan
pada pemenuhan mata pelajaran. Artinya, isi atau materi yang harus dipelajari peserta didik
hanya berpusat pada disiplin ilmu yang terstruktur, sistematis, dan logis, sehingga
mengabaikan pengetahuan dan kemampuan aktual yang dibutuhkan sejalan perkembangan
masyarakat.
Agar dapat mengembangkan kurikulum secara baik, pengembangan kurikulum
semestinya memahami berbagai jenis model pengembangan kurikulum. Yang dimaksud
dengan model pengembangan kurikulum dalam tulisan ini yaitu langkah atau prosedur
sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Dengan memahami esensi model
pengembangan kurikulum dan sejumlah alternatif model pengembangan, para pengembang
kurikulum diharapkan akan bisa bekerja secara lebih sistematis, sistemik dan optimal.
Sehingga harapan ideal terwujudnya suatu kurikulum yang akomodatif dengan berbagai
kepentingan, teori dan praktik, bisa diwujudkan.
6
2.3 Model Konsep Kurikulum
Model konsep kurikulum yang berasal dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum
subjek akademis, kurikulum humanistik berasal dari pendidikan pribadi, kurikulum yang
berasal dari teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis dan yang terakhir
kurikulum rekonstruksi sosial yang bersal dari pendidikan instraksionis.
7
Pola organisasi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam
kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampian yang diperoleh dari
berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu
8
yang perlu didekati dari bidang-bidang lain, seperti ekonomi, sosialogi, spikologi, estetika,
bahkan pengetahuan alam dan matematika. Masalah-masalah masyarakat bersifat universal
dan hal ini dapat dikaji dalam kurikulum.
Dalam pembelajaran rekonstruksi social, para pengembangan kurikulum berusaha
mencari keselarasan antara tujuan nasional dengan tujuan peserta didik. Guru-guru
berusaha membantu para peserta didik menemukan minat dan kebutuhannya. Para peserta
didik sesuai dengan minatnya masing-masing, berusaha memecahkan masalah social yang
dihadapinya. Kerja sama yang terbentuk baik antara individu dalam kegiatan kelompok,
maupun antarkelompok dalam kegiatan pleno, sangat mewarnai metode rekonstruksi
social. Kerja sama ini juga terjadi antara peserta didik dengan tokoh masyarakat. Bagi
rekontruksi social, belajar merupakan kegiatan bersama, ada ketergantungan antara seorang
dengan yang lainnya. Dalam kegiatan belajar mereka tidak ada kompetesi, yang ada adalah
kerja sama, saling pengertian dan consensus. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran
yang cocok adalah pendekatan pembelajaran kooperatif, bukan kompetitif (Widyastono,
2000).
9
diuraikan menjadi kompetensi yang lebih spesifik dan menjadi perilaku yang dapat diamati
atau diukur. Penerapan tekonologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum ada
dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat keras (teknologi alat) dan perangkat (teknologi
system).
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek,
sistem, atau konsep, yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model
pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain
(designing), menerapkan (implementation) , dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan
suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan
dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74). Sehubungan dengan hal-
hal tersebut, dalam bab ini akan diuraikan beberapa model pengembangan kurikulum,
model-model pengembangan yang akan dibahas, yaitu model Ralph Tyler, Administratif,
Grass Root, Demonstrasi, Miller-Seller, Taba dan Beuchamp1
10
2) Menentukan proses pelajaran yang harus dilakukan
3) Menentukan organisasi pengalaman belajar
4) Menentukan evaluasi pembelajaran
11
3. Model Grass Roots
Pengembangan model ini kebalikan dari model administrative. Model Grass Roots
merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam
prosesnya pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan guru-guru
sebagai pelaksana pendidikan disekolah. Model Grass Roots lebih demokratis karena
pengembangan dilakukan oleh para pelaksana dilapangan, sehingga perbaikan dan
peningkatan dapat dimulai dari unit-unit terkecil dan spesifik menuju pada bagian-bagian
yang lebih besar.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum model
Grass Roots, diantaranya :
1) Guru harus memiliki kemampuan yang professional.
2) Guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian permasalahan
kurikulum.
3) Guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan
evaluasi
4) Seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum yang akan berdampak
terhadap pemahaman guru dan akan menghasilkan consensus tujuan, prinsip, maupun
rencana-rencana.
12
ini biasanya diprakarsai oleh pihak Depertemen Pendidikan dan dilaksanakan oleh
kelompok guru dalam rangka inovasi dan perbaikan suatu kurikulum.
Kedua, dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang
telah ada, kemudian mereka melukakan ekperemen, uji coba, dan mengadakan
pengembangan secara mandiri. Pada dasarnya guru-guru tersebut mencobakan yang
dianggap belum ada, dan merupakan suatu inovasi terhadap kurikulum, sehingga berbeda
dengan pengembangan kurikulum yang berlaku, dengan harapan akan ditemukan
pengembangan kurikulum yang lebih baik dari yang ada.
Secara rincinya langkah-langkah dalam pengembangan model ini yaitu :
a) Staf pengajar pada suatu sekolah menemukan suatu ide pengembangan dan ternyata
hasilnya dinilai baik.
b) Kemudian hasilnya disebarluaskan disekolah sekitar.
Ada beberapa kebaikan dalam penerapan model pengembangan ini, diantaranya adalah
:
1) Kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis, karena dihasilkan melalui proses yang
telah diuji dan diteliti secara ilmiah.
2) Perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus
kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan
perubahan kurikulum yang sangat luas dan kompleks.
3) Hakikat model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen
dan pelaksanaan dilapangan.
4) Model ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas guru-guru serta memberdayakan
sumber-sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program yang baru.
13
1) Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Langkah pertama yang dianggap sangat penting adalah menguji dan mengklarifikasi
orientasi. Orientasi ini mereflekasikan pandangan filosofis, psikologis, dan sosiologis
terhadap kurikulum yang seharusnya dikembangkan. Menurut Miller dan Seller, ada
tiga jenis orientasi kurikulum yaitu tranmisi, transaksi, dan tranformasi
2) Pengembangan Tujuan
Setelah klarifikasi orientasi kurikulum, langkah berikutnya adalah mengembangkan
tujuan umum (aims) dan mengembangkan tujuan khusus berdasarkan orientasi
kurikulum yang bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini adalah merefleksikan
pandangan orang (image person) dan pandangan (image) kemasyarakatan. Tujuan
pengembangan merupakan tujuan yang masih relative umum. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan tujuan-tujuan yang lebih khusus hingga pada tujuan intruksional.
3) Identifikasi Model Mengajar
Identifikasi model mengajar (startegi mengajar) harus sesuai dengan tujuan dan
oreintasi kurikulum. Pada tahap ini pelaksanaan kurikulum harus mengidentifikasi
strategi mengajar yang akan digunakan yang disesuiakan dengan tujuan dan oreintasi
kurikulum.
4) Implementasi
Langkah ini merupakan langkah penerapan kurikulum berdasarkan langkah-langkah
sebelumnya. Implementasi sebaiknya dilaksanakan dengan memperhatikan komponen-
komponen program studi, identifikasi sumber, peranan, pengembangan professional,
penetapan waktu, komunikasi, dan system monitoring. Langkah ini merupakan
langkah akhir dalam pengembangan kurikulum.
14
a) Mengadakan unit-unit eksperemen bersama dengan guru-guru
Dalam kegiatan ini perlu disiapkan 1) perencanaan berdasarkan teori-teori yang kuat,
2) eksperemen harus dilakukan di dalam kelas agar menghasilkan data emperik dan
teruji. Unit eksperemen ini harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut :
1. Mendiagnosis kebutuhan
2. Merumuskan tujuan-tujuan khusus
3. Memilih isi
4. Mengorganisasi isi
5. Memilih pengalaman belajar
6. Mengorganisasi pengalaman belajar
7. mengevaluasi
8. melihat sekuens dan keseimbangan (Taba, 1962: 347)
b) Menguji unit eksperemen
Unit yang sudah dihasilkan pada langkah pertama diujicobakan dikelas-kelas
eksperemen pada berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui tingkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data untuk
penyempurnaan.
c) Mengadakan revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan revisi dan
konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan berdasarkan pada data yang
dihimpun sebelumnya. Selain perbaikan dan penyempurnaan, dilakukan juga
konsolidasi, yaitu penarikan kesimpulan pada hal-hal yang bersifat umum dan
konsestensi teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan
coordinator kurikulum maupun ahli kurikulum. Produk dari langkah ini adalah berupa
teaching learning unit yang telah teruji dilapangan.
d) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang
lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para ahli kurikulum,
ada beberapa pertannyaan yang harus dijawab dalam langkah ini :
1. Apakah lingkup isi telah memadai ?
2. Apakah isi telah tersusun secara sistematis ?
15
3. Apakah pembelajaran telah memberikan peluang terhadap pengembangan
intelektual, keterampla, dan sikap ?
4. Apakah konsep dasar sudah terakomodasi ?
e) Implementasi dan desiminasi
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyelebarluasan program ke daerah dan
sekolah-sekolah, dan dilakukan pendataan tentang kesulitan serta permasalahan yang
dihadapi guru-guru dilapangan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan tentang persiapan
dilapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
H. Dakir. 2010. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Cet.2. Jakarta: Reneka Cipta,
Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Ed 3-1. Jakarta: Rajawali Pers,
Sukmadinata, Nana Syaodih . 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung.
Remaja Rosdakarya. cet. ke-7.
18