Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ORGANISASI KURIKULUM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum
SD Dosen Pengampu: Dr. Siti Istiningsih, M. Pd dan Muhammad Erfan, S. Pd., M.
Pd.

Oleh : Kelompok 3

Qonita Al-Ishmah (E1E021035)


Yuyun Widiarti (E1E021045)
Aenaya Rahma Nurfadila (E1E021046)
Ahmad Abdul Hadi (E1E021048)
Aulia Izzatun Nafis (E1E021061)
Baiq Candra Qirana Ramadhani (E1E021064)

KELAS 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Kajian dan Analisis Kurikulum SD, dengan judul “Organisasi Kurikulum”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselsaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, 17 Februari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Organisasi Kurikulum....................................................................................3
B. Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah)..........4
C. Correlated Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Gabungan)...................5
D. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan akan sangat kacau apabila tidak ada kurikulum dalam
pelaksanaan proses belajar dan mengajar. Kurikulum sangat berperan penting
dalam dunia pendidikan karena berfungsi sebagai pengarah dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya arahan dari kurikulum guru akan
kesulitan dalam menjabarkan pembelajaran yang ditempuhnya, proses
pembelajaran akan sulit diselenggarakan termasuk dalam membuat perangkat
belajar dan proses penilaian.
Salah satu hal yang penting dari kurikulum adalah organisasi kurikulum.
Organisasi kurikulum berkaitan sekali dengan pengaturan bahan pelajaran,
yang akan berdampak terhadap masalah administratif pelaksanaan proses
pembelajaran yang ada pada kurikulum. Organisasi kurikulum juga terkait
dengan peran guru dan siswa dalam pembinaan kurikulum.
Melihat begitu pentingnya organisasi kurikulum maka dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai organisasi kurikulum dan model organisai
kurikulum yaitu separated subject curriculum, correlated curriculum, dan
integrated curriculum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi kurikumlum?
2. Apa perbedaan dari separated subject curriculum, correlated curriculum
dan integrated curriculum?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari separated subject curriculum
correlated curriculum dan integrated curriculum?

1
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui perbedaan separated subject curriculum, correlated
curriculum dan integrated curriculum.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari separated subject
curriculum correlated curriculum dan integrated curriculum.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah bahan pembelajaran yang diajarkan oleh guru
dikelas. Organisasi kurikulum menentukan aspek-aspek yang dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, dan merupakan kerangka umum pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Pengembangan kurikulum
terutama pada organisasinya sangat berperan penting karena digunakan
sebagai cara untuk memilih dan mengorganisasi pengalaman-pengalaman
belajar yang diterapkan oleh lembaga pendidikan (Aprilia, 2020).
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran
serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Menurut Nurgiyantoro
(1988) organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada
murid. Sedangkan menurut Nasution (1993) organisasi kurikulum adalah pola
atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid-
murid.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli terkait dengan
organisasi kurikulum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
kurikulum merupakan pola dan susunan komponen-komponen kurikulum
yang diorganisasi menjadi mata pelajaran, program, lessons, topik, unit yang
tujuannya untuk mempermudah siswa memahami apa yang diajarkan
sehingga menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Organisasi kurikulum
juga memiliki beberapa model yaitu Separated Subject Curriculum,
Correlated Subject Curriculum dan Integrated Subject Curriculum.

3
B. Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah)
1. Pengertian
Separated subject curriculum adalah kurikulum yang menekankan
penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata pelajaran
yang terpisah-pisah satu sama lain. Misalnya mata pelajaran berhitung,
sejarah, ekonomi, dan geografi. Meskipun guru mengajar untuk satu
kelas, tetapi dalam pengajarannya tidak ada korelasi antara mata
pelajaran satu dengan yang lainnya. Hal ini memudahkan guru dalam
melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
Mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan
pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-abad,
agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang
telah diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution, 1989).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disebutkan ciri-ciri organisasi
kurikulum ini sebagai berikut: (1) kurikulum ini terdiri atas sejumlah
mata pelajaran yang terpisah-pisah, tidak ada hubungan dan kaitannya
satu sama lain, (2) mata pelajaran-mata pelajaran tersebut berdiri sendiri
sebagi suatu disiplin ilmu, (3) tujuan kurikulum adalah untuk menguasai
pengetahuan, (4) mata pelajaran tidak disusun sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, (5) strategi pembelajaran banyak
menggunakan teknik penuangan, (6) guru berperan dan bertanggung
jawab sebagai guru mata pelajaran, (7) proses pembelajaran lebih
terpusat kepada guru, sementara peserta didik bersifat pasif, (8) teknik
penilaian lebih banyak menggunakan tes dengan fokus domain kognitf.
2. Kelebihan dan kekurangan
Secara fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah
(separated subject curriculum) antara lain:
a. Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan
mudah dipelajari.

4
b. Kurikulum dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan
budaya terdahulu.
c. Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
d. Bentuk keilmuan ini mudah dipola, dibentuk, didesain, bahkan
mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah
disesuaikan dengan waktu yang ada.

Sementara itu, kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah


(separated subject curriculum) antara lain:
a. Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah,
yang menggambarkan tidak adanya hubungan antara materi satu
dengan yang lainnya.
b. Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak
bersifat aktual
c. Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan siswa
cenderung pasif.
d. Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial
yang dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat, bahan
pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu
yang terlepas dengan kejadian sekarang dan yang akan datang.
e. proses dan bahan pelajaran sangat kurang memerhatikan bakat,
minat, dan kebutuhan siswa.

C. Correlated Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Gabungan)


1. Pengertian
Pada correlated curriculum ini, mata pelajaran tidak disajikan
secara terpisah-pisah. Akan tetapi, mata pelajaran yang memiliki
kedekatan atau sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang
studi (broadfield) (Rusman, 2009). Pola kurikulum correlated curriculum
ini menghendaki agar mata pelajaran berhubungan dan bersangkut paut
satu sama lain (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu

5
dengan yang lain (Razali M. Thaib & Irman Siswanto). Contohnya, mata
pelajaran biologi, kimia, fisika, dikelompokkan menjadi bidang studi
IPA. Demikian juga dengan mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi,
dikelompokkan dalam bidang studi IPS (Rusman, 2009).
Menurut Arifin (2011), kurikulum korelasi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu korelasi formal dan korelasi informal. Di dalam korelasi
formal, beberapa guru sengaja mengadakan pertemuan formal untuk
merencanakan secara bersama-sama tentang apa dan bagaimana
mengorelasikan materi pelajaran. Sedangkan dalam korelasi informal,
seorang guru mata pelajaran A (misalnya) meminta secara informal
kepada guru mata pelajaran B untuk mengorelasikan materi pelajarannya
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan guru mata pelajaran
Ciri-ciri kurikulum korelasi ini, antara lain: (a) adanya korelasi
antar mata pelajaran, (b) adanya upaya untuk menyesuaikan mata
pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari, termasuk kebutuhan
dan minat peserta didik, (c) tujuan kurikulum adalah untuk menguasai
pengetahuan, (d) pelayanan perbedaan individual masih sangat terbatas,
(e) dalam proses pembelajaran guru banyak berperan aktif, (f) peran
peserta didik mulai diaktifkan, dan (g) penilaian lebih difokuskan pada
domain kognitif kendati domain lain sudah mulai dikembangkan.
2. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan pola mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)
dalam (Rusman, 2009) adalah sebagai berikut:
a. Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran.
b. Memberikan wawasan yang luas dalam lingkup atau bidang studi.
c. Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajaran yang
sejenis.

Kekurangan kurikulum gabungan dalam (Rusman, 2009) adalah


sebagai berikut:

6
a. Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang
begitu mendalam.
b. Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual
yang langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa,.
c. Kurikulum ini kurang memerhatikan bakat, minat, dan kebutuhan
siswa.
d. Apabila prinsip penggabungan belum dipahami, kemungkinan
bahan pelajaran yang disampaikan masih terlampau abstrak.

D. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)


1. Pengertian
Integrated Curriculum adalah kurikulum yang menyajikan bahan
pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas
satu pelajaran dengan yang lainnya (Sukiman, 2013). Kurikulum tersebut
menghapus batasan antara berbagai mata pelajaran dan menyajikannya
dalam bentuk unit maupun keseluruhan. Sehingga diharapkan dapat
membentuk kepribadian peserta didik yang selaras dengan kehidupan di
lingkungannya. Oleh karena itu, kurikulum ini disebut juga sebagai
kurikulum unit. Dalam Correlated Subject Curriculum, masing-masing
mata pelajaran masih menampakkan eksistensinya, sedangkan di dalam
Integrated Curriculum, ciri dari setiap mata pelajaran hilang. Namun,
Integrated curriculum tidak sekedar berupa keterpaduan bentuk yang
melebur berbagai mata pelajaran, melainkan juga aspek tujuan yang akan
dicapai dalam belajar. Melalui keterpaduan tersebut diharapkan dapat
terbentuk keutuhan kepribadian anak didik yang sesuai dengan
lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, apa yang diajarkan di
sekolah harus benar-benar disesuaikan dengan situasi, masalah, dan
kebutuhan kehidupan di masyarakat.
Pembelajaran yang mungkin banyak digunakan seperti pemecahan
masalah, metode proyek, pengajaran unit (unit teaching), inkuiri,
diskoveri (discovery) dan pendekatan tematik yang dilakukan dalam

7
pembelajaran kelompok maupun secara perorangan. Pengembangan
program pembelajaran perlu dilakukan secara bersama-sama antara siswa
dengan guru, tetapi sebelumnya guru harus menyiapkan rancangan
program pembelajaran sebagai acuan yang perlu kembangkan bersama-
sama dengan siswa atau mungkin dengan masyarakat. Bahan pelajaran
yang dipelajari siswa dirumuskan dalam pokok bahasan berupa topik atau
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan
permasalahan yang diajukan. Proses pembelajaran lebih bersifat fleksibel
disesuaikan dengan kemampuan dan kompetensi siswa, sehingga tidak
mengharapkan hasil belajar yang sama dari semua siswa. Jika dilihat dari
prosesnya maka kurikulum ini dalam pengembangannya lebih banyak
dipercayakan pada guru, orang tua maupun siswa itu sendiri.
Ciri-ciri kurikulum terpadu ini, antara lain: (a) merupakan kesatuan
utuh bahan pelajaran, (b) unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik,
yang bersifat pribadi maupun sosial, baik yang menyangkut kejasmanian
maupun kerohanian, (c) dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai
situasi yang mengandung permasalahan yang berhubungan dengan
kebutuhan sehari-hari (life centered) yang dikaitkan dengan pelajaran di
sekolah, (d) unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnya pada
diri anak dengan melandaskan diri pada teori-teori belajar, (e)
pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dari pada
model pelajaran biasa.
2. Kelebihan dan kekurangan
kelebihan kurikulum terpadu dalam (Rusman, 2009) adalah sebagai
berikut:
a. Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan
cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh
dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan
bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.

8
c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk meyelesaikan
permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan
belajar secara bekerja sama (cooperative).
d. Mempraktikkan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara
maksimal.
f. Memberikan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada
pengalaman langsung
g. Dapat membantu meningkatkan hubungan anatara sekolah dengan
masyarakat.
h. Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola
kurikulum yang lain.

Kekurangan kurikulum terpadu dalam (Rusman, 2009) diantaranya


sebagai berikut:
a. Ditinjau dari ujian akhir atau tes masuk yang uniform, maka
kurikulum ini akan banyak menimbulkan keberatan.
b. Kurikulum ini tidak memiliki urutan yang logis dan sistematis.
c. Diperlukan waktu yang banyak dan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan siswa maupun kelompok.
d. Guru belum memiliki kemampuan untuk menerapkan kurikulum
bentuk ini.
e. Masyarakat, orang tua, dan siswa belum terbiasa dengan kurikulum
ini.
f. Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
g. Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana.
h. Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan
berbeda secara mencolok
i. Memungkinkan akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang
banyak.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi kurikulum merupakan pola dan susunan komponen-komponen
kurikulum yang diorganisasi menjadi mata pelajaran, program, lessons, topik,
unit. Ada banyak model kurikulum dalam organisasi kurikulum, salah satunya
terdapat Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, dan
Integrated Curriculum. Separated Subject Curriculum adalah kurikulum yang
menekankan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata
pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, dalam Correlated Curriculum
mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah akan tetapi mata pelajaran yang
memiliki kedekatan atau sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu
bidang studi, sedangkan di dalam Integrated Curriculum bahan pembelajaran
disajikan secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas satu
pelajaran dengan yang lainnya. Tujuan dari organisasi kurikulum ialah untuk
mempermudah siswa memahami apa yang diajarkan sehingga menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, W. (2020). Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum, Jurnal


Islamika, 2(2), 211-217.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Ermiana, I. (2015). Buku Ajar: Kajian dan Pengembangan Kurikulum SD.


Mataram: Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. h.
18-31.

Nasution, S. (1989). Azas-Azas Kurikulum. Bandung: Jemmars.

Nasution, S. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Nurgiyantoro, B. (1988). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah;


Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE.

Purba, P. B., dkk. (2021). Kurikulum Dan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiana, A. (2018). Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum Dalam


Meningkatkan Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Pedagogik, 5(2), 257-273.

Sukiman. (2013). Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik Pada Perguruan


Tinggi). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga.

Thaib, R. M. dan Irman S. (2015). Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan


Pendidikan (Suatu Analisis Implementatif), Jurnal Edukasi, 1(2), 216-228.

Triwiyanto, T. (2015). Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara.

1
Yuniasih, N. dan Yulianti. (2016). Buku Ajar Telaah Kurikulum Dan Aplikasinya
Dalam Proses Belajar Mengajar. Malang: Media Sutra Atiga.

Anda mungkin juga menyukai