KURIKULUM PEMBELAJARAN SD
“Komponen-Komponen Kurikulum”
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Adirah 11308505210002
Novania 11308505210083
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Komponen-
Komponen Kurikulum” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Tak lupa pula
shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Dan penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu “Rini Setyowati,
S.Pd., M.Pd.” selaku dosen yang membimbing mata kuliah Kurikulum Pembelajaran SD yang
dengan sabar memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan
makalah ini.
Sebagai manusia biasa tentu tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan
baik, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk memperbaiki
makalah ini dimasa akan datang yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun
pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan, terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memilliki peranan strategis dalam mencerdaskan generasi muda
sebagai harapan masa depan bangsa, akan tetapi pendidikan di negara kita ini sangatlah
memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah mengalami
kemajuan yang sangat pesat pada bidang pendidikan. Dalam pendidikan, suatu program
yang terencana dan proses pembelajaran sangatlah diperlukan agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Suatu proses, pelaksanaan, sampai penilaian dikenal dengan istilah
kurikulum. Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang
mulamula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curir yang berarti pelari. Dalam
kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan
finish. Jarak antara start dan finish ini yang disebut curere yang berarti tempat berpacu.
Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan
karena kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan itu sendiri,
bahkan pendidikan tidak akan mungkin berjalan dengan baik atau tidak akan mencapai
tujuan jika tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum. Kurikulum memiliki komponen-
komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri maupun
bersama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Setiap
komponen harus saling berkaitan satu sama lain, apabila salah satu komponen tidak
berkaitan, maka sistem kurikulum pun akan terganggu. Mengingat pentingnya kurikulum
baik dalam pendidikan maupun kehidupan umat manusia, maka penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan dan tidak akan bisa mencapai kesempurnaan apabila penyusun
kurikulum tidak memahami komponenkomponen kurikulum. Maka dari itu, didalam
makalah ini penulis mencoba untuk membahas tentang komponen-komponen kurikulum.
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di
bahas dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian komponen kurikulum?
2. Apa saja macam-macam komponen kurikulum?
3. Bagaimana komponen kurikulum dalam perspektif pendidikan?
4. Bagaimana keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya?
C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu
makalah bertjuan untuk:
1. Mengetahui pengertian komponen kurikulum.
2. Mengetahui macam-macam komponen kurikulum.
3. Mengetahui komponen kurikulum dalam perspektif pendidikan.
4. Mengetahui keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau
sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini
sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat
dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan
kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajaran umum yaitu
berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran
khusus yang menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam konteks kurikulum
berbasis kompetensi tujuan pembelajaran umum disebut dengan istilah standar
kompetensi dan tujuan pembelajaran khusus disebut dengan istilah kompetensi
dasar.
Tujuan dari kurikulum subyek akademik adalah melatih para siswa untuk
menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. Dengan menjadikan para siswa
ber- pengathuan di dalam berbagai disiplin ilmu, para siswa diharapkan memiliki
konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat
yang lebih luas setelah selesai. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk merealisasikan kemampuan me- nguasai warisan budaya dan
jika mungkin memperkaya- nya (nana Syaodih, 1988:90 dalam Sabda).
Menurut Bloom dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives
tahun 1995, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu:
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain
kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengeahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya
(recall). Kemampuan bidang ini dapat berupa: Pertama
pengetahuan tentang sesuatu yang khusus, misalnya mengetahui
6
3) Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian
atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4) Mengorganisasi
Hal ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem
organisasi tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat
prioritas nilai-nilai itu. Tujuan ini terdiri dari mengonseptualisasi
nilai, serta mengorganisasi suatu sistem nilai.
5) Karakerisasi Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem
nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai
yang di bangunnya itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta
dijadikan pedoman dalam bertindak dan berprilaku.
c. Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan
kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Berikut terdapat tujuh
tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:
1) Presepsi (preception)
Presepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang
sesuatu yang dipermasalahkan.
2) Kesiapan (set)
Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih
diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan
perilaku-perilaku khusus.
3) Meniru (imitation)
Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan
gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.
4) Membiasakan (habitual)
Membiasakan adalah kemampuan seseorang untuk mempraktikkan
gerakangerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.
5) Menyesuaikan (adaptation)
9
Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan
yang melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan
tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula
terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila
yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-
intelektual, sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung
filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi
pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru.
Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan
dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik
hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi
dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya
bersifat penyajian (ekspositori) secara massal, seperti ceramah atau seminar.
Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat
reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang
seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.
Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling
sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan
rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui
dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi
lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok
(kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role
playing, diskusi, dan sejenisnya. Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran
berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi
membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski
masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan
13
a.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai pemdidikan yang optimal. Penulis
menyarankan bahwasannya sarana terbaik dalam pencapaian pendidikan yang maksimal
yakni dengan membenahi kurikulum dalam sekolah. Kurikulum bukan hanya dipahami
oleh guru saja namun siswa berperan penting dalam pencapaian kurikulum tersebut.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York:
Pearson, Allyn & Bacon.
Bloom, B.S. (Ed.). Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., Krathwohl, D.R. (1956). Taxonomy
of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David
McKay Co Inc.
Susilo, Muhammad Joko. (2018). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.