Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KURIKULUM PEMBELAJARAN SD

“Komponen-Komponen Kurikulum”

Dosen Pengampu: Rini Setyowati, S.Pd., M.Pd.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Adirah 11308505210002

Novania 11308505210083

Nur Romadhani 11308505210085

Pitri Handayani 11308505210093

Riski Nadiya Putri 11308505210107

Sepsepania Rosmalita 11308505210185

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SINGKAWANG

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Komponen-
Komponen Kurikulum” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Tak lupa pula
shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Dan penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu “Rini Setyowati,
S.Pd., M.Pd.” selaku dosen yang membimbing mata kuliah Kurikulum Pembelajaran SD yang
dengan sabar memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan
makalah ini.

Sebagai manusia biasa tentu tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan
baik, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk memperbaiki
makalah ini dimasa akan datang yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun
pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan, terima kasih.

Singkawang, 23 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen Kurikulum.......................................................................................3


B. Macam-Macam Komponen Kurikulum...............................................................................4
C. Komponen Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan.......................................................14
D. Keterkaitan Antara Komponen Satu Dengan Lainnya......................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memilliki peranan strategis dalam mencerdaskan generasi muda
sebagai harapan masa depan bangsa, akan tetapi pendidikan di negara kita ini sangatlah
memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah mengalami
kemajuan yang sangat pesat pada bidang pendidikan. Dalam pendidikan, suatu program
yang terencana dan proses pembelajaran sangatlah diperlukan agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Suatu proses, pelaksanaan, sampai penilaian dikenal dengan istilah
kurikulum. Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang
mulamula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curir yang berarti pelari. Dalam
kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan
finish. Jarak antara start dan finish ini yang disebut curere yang berarti tempat berpacu.
Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan
karena kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan itu sendiri,
bahkan pendidikan tidak akan mungkin berjalan dengan baik atau tidak akan mencapai
tujuan jika tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum. Kurikulum memiliki komponen-
komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri maupun
bersama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Setiap
komponen harus saling berkaitan satu sama lain, apabila salah satu komponen tidak
berkaitan, maka sistem kurikulum pun akan terganggu. Mengingat pentingnya kurikulum
baik dalam pendidikan maupun kehidupan umat manusia, maka penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan dan tidak akan bisa mencapai kesempurnaan apabila penyusun
kurikulum tidak memahami komponenkomponen kurikulum. Maka dari itu, didalam
makalah ini penulis mencoba untuk membahas tentang komponen-komponen kurikulum.

1
2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di
bahas dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian komponen kurikulum?
2. Apa saja macam-macam komponen kurikulum?
3. Bagaimana komponen kurikulum dalam perspektif pendidikan?
4. Bagaimana keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu
makalah bertjuan untuk:
1. Mengetahui pengertian komponen kurikulum.
2. Mengetahui macam-macam komponen kurikulum.
3. Mengetahui komponen kurikulum dalam perspektif pendidikan.
4. Mengetahui keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen Kurikulum


1. Pengertian Komponen
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai
peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Menurut salah satu ahli
Aminuddin (2008) disebutkan bahwa komponen adalah keseluruhan makna yang
terdiri dari sejumlah elemen, di mana antara elemen yang satu dengan yang
lainnya memilki ciri khusus yang berbeda-beda. Sebagai sebuah sistem,
kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem
manapun, kurikulum harus mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru
bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik apabila
didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang
kurikulum yang tidak sempurna.
2. Pengertian komponen kurikulum
Suatu kurikum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini
meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan,
kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar
komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan tujuan, proses sesuai
dengan isi dan tujuan. Demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan
kurikulum.
Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi, metode,
media, evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri maupun
bersama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
Ada beberapa pendapat yang menegaskan mengenai komponen kurikulum. Ralph
W. Tyler menyatakan ada empat komponen kurikulum yaitu tujuan, materi,
organisasi dan evaluasi. Senada dengan pendapat tersebut adalah Hilda Taba

3
4

menulis bahwa komponen-komponen kurikulum itu antara lain tujuan, materi


pelajaran, metode dan organisasi serta evaluasi. Komponen-komponen kurikulum
saling berhubungan. Setiap komponen bertalian erat dengan komponen lainnya.
Tujuan menetukan bahan apa yang dipelajari, bagaiamana proses belajarnya dan
apa yang harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen
lainnya.
Tohari Musnamar telah mengidentifikasikan dan merinci komponen-
komponen yang dipertimbangkan dalam rangka pengembangan kurikulum yaitu:
dasar dan tujuan pendidikan, pendidik, materi pendidikan, sistem penjenjangan,
sistem penyampaian, sistem evaluasi, peserta didik, proses pelaksanaan (belajar
mengajar), tindak lanjut, organisasi kurikulum, bimbingan dan konseling,
administrasi pendidikan, sarana dan prasarana, usaha pengembangan, biaya
pendidikan, dan lingkungan. Sementara itu Hasan Langgulung membagi unsur
kurikulum menjadi empat yaitu: tujuan pendidikan, isi atau kandungan
pendidikan, metode pengajaran, dan metode penilaian. Kurikulum harus memiliki
kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama kesesuaian
kurikulum tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua,
kesesuaan antara komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan
tujuan, demikian juga dengan evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan
kurikulum.
Jadi, Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan
komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

B. Macam-Macam komponen kurikulum


Komponen-komponen kurikulum pada prinsifnya terdiri dari empat macam
komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan evaluasi.
5

1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau
sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini
sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat
dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan
kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajaran umum yaitu
berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran
khusus yang menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam konteks kurikulum
berbasis kompetensi tujuan pembelajaran umum disebut dengan istilah standar
kompetensi dan tujuan pembelajaran khusus disebut dengan istilah kompetensi
dasar.
Tujuan dari kurikulum subyek akademik adalah melatih para siswa untuk
menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. Dengan menjadikan para siswa
ber- pengathuan di dalam berbagai disiplin ilmu, para siswa diharapkan memiliki
konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat
yang lebih luas setelah selesai. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk merealisasikan kemampuan me- nguasai warisan budaya dan
jika mungkin memperkaya- nya (nana Syaodih, 1988:90 dalam Sabda).
Menurut Bloom dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives
tahun 1995, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu:
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain
kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengeahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya
(recall). Kemampuan bidang ini dapat berupa: Pertama
pengetahuan tentang sesuatu yang khusus, misalnya mengetahui
6

tentang terminologi atau istilah-istilah yang dinyatakan dalam


bentuk simbol-simbol terbentuk baik verbal maupun nonverbal.
Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat bermanfaat
untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kedua pengatahuan
tentang cara/prosedur atau cara suatu proses tertentu. Misalnya
kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan, mengurutkan
langkah-langkah tertentu, dll.
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau
subjek pembelajaran. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari
pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta,
tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan,
menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu
konsep. Pemahaman menafsirkan sesuatu contohnya menafsirkan
grafik, bagan atau gambar. Sedangkan pemahaman ekstrapolasi
yakni kemampuan untuk melihat dibalik yang tersirat atau tersurat,
melanjutkan atau memprediksi sesuatu berdasarkan pola yang
sudah ada.
3) Penerapan (aplication)
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan
konsep,prinsip,prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan
menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan
ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan
pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil,
hukum, konsep, ide, dll ke dalam situasi baru yang konkret.
4) Analisis
Analisis adalah kemempuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antar bagian bahan itu. Analisis berhubungan dengan
kemampuan nalar. Oleh karena itu biasanya analisis diperutukkan
7

bagi pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat


atas.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke
dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan
tema,rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai
informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari
analisis.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi. Tujuan ini berkenaan
dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. Terkandung pula
kemampuan untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai
pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu.
b. Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap,nilai-nilai dan apresiasi.
Menurut Krathwohl dan kawan-kawan (1964) dalam bukunya Taxonomy
of Education Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki 3
tingkatan, yaitu:
1) Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang
terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Seseorang
memiliki perhatian yang positif terhadap gejala-gejala tertentu
manakala mereka memiliki kesadaran tentang gejala, kondisi atau
objek yang ada.
2) Merespons
Merespons atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk membantu orang
lain dll. respons biasanya diawali dengan diam-diam,kemudian
dilakukan dengan sungguh-sungguh.
8

3) Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian
atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4) Mengorganisasi
Hal ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem
organisasi tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat
prioritas nilai-nilai itu. Tujuan ini terdiri dari mengonseptualisasi
nilai, serta mengorganisasi suatu sistem nilai.
5) Karakerisasi Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem
nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai
yang di bangunnya itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta
dijadikan pedoman dalam bertindak dan berprilaku.
c. Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan
kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Berikut terdapat tujuh
tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:
1) Presepsi (preception)
Presepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang
sesuatu yang dipermasalahkan.
2) Kesiapan (set)
Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih
diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan
perilaku-perilaku khusus.
3) Meniru (imitation)
Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan
gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.
4) Membiasakan (habitual)
Membiasakan adalah kemampuan seseorang untuk mempraktikkan
gerakangerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.
5) Menyesuaikan (adaptation)
9

Menyesuaikan atau beradaptasi adalah gerakan atau kemampuan


itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
6) Menciptakan (organization)
Menciptkan atau mengorganisasikan, yakni kemampuan seseorang
untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-bahan
kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan
yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen
tujuan.
Dalam Winarso (2015) Mata pelajaran sebagai bagian dari kebudayaan
manusia merupakan pengetahuan bagi manusia untuk memperoleh kehidupan.
Bagian terpenting dalam struktur kurikulum adalah memilih mata pelajaran agar
memperoleh isi kurikulum yang sesuai kemampuan anak, tuntutan masyarakat
dan kepentingan mata pelajaran. Tidak semua mata pelajaran dan kebudayaan
manusia harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sekalipun penting bagi
kehidupan. Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam memilih mata
pelajaran sebagai isi kurikulum diantaranya adalah pentingnya mata pelajaran
dalam kerangka pengetahuan keilmuan, mata pelajaran harus tahan ujidan mata
pelajaran memiliki kegunaan bagi anak didik dan masyarakat pada umumnya.
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya, lingkungan
orang-orang, alat-alat, dan ide-ide. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan
lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif
dan memberikan dirancang dalam suatu rencana mengajar. Materi pembelajaran
disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
a. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala
dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
10

b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-


kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Kriteria yang dapat
membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum.
Kriteria itu antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
11

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang


dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau
topiktopik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
c. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi merujuk
pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam
pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh
dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan
dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat
khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana
kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide,
harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu
mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak
akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu
yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi
pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan
sekolah.
Strategi meliputi rencana, metoda dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode.
12

Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan
yang melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan
tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula
terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila
yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-
intelektual, sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung
filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi
pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru.
Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan
dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik
hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi
dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya
bersifat penyajian (ekspositori) secara massal, seperti ceramah atau seminar.
Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat
reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang
seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.
Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling
sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan
rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui
dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi
lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok
(kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role
playing, diskusi, dan sejenisnya. Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran
berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi
membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski
masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan
13

klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta


didik untuk belajar secara individual.
Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar
tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media
elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung
sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta
didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah
didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan
untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran
memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum karena melalui evaluasi, dapat
ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana
yang harus disempurnakan.
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evaluation” yang berarti
“penilaian terhadap sesuatu”. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Wright bahwa : “curriculum evaluation may be defined as the
estimation of growth and progress of students toward objectives or values of the
curriculum” (Wright, 1966:173).
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi
yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan
adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk
mengevaluasi diemensi kuantitaif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen
yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes
prestasi belajar, tes diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk
mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan kuisioner, inventori, interview
dan sebagainya.
14

C. Komponen Kurikulum Dalam Perspektif Pendidikan


Ralfh W. Tyler dalam Muhammad Joko Susilo mengajukan 4 (empat) pertanyaan
pokok yang mendasari ditemukannya komponen kurikulum, yakni:
1. Tujuan apa yang harus dicapai sekolah?
2. Bagaimana memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu?
3. Bagaimanakah bahan disajikan agar efektif diajarkan?
4. Bagaimana efektivitas belajar dapat dinilai?
Berdasarkan pertanyaan itu, maka diperoleh keempat komponen kurikulum yakni;
pertama, tujuan; kedua, bahan pelajaran; ketiga, proses belajar mengajar; keempat,
evaluasi dan penilaian. Pola kurikulum yang dikemukakan oleh Tyler ini nampaknya
sangat sederhana, namun dalam kenyataannya lebih kompleks dari pada yang diduga.
Tak mudah menentukan pendidikan dan pengajaran, tak mudah pula menentukan bahan
untuk mendidik anak agar menjadi manusia pembangunan, jujur, kerja keras, dan
sebagainya. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang efektif tak kurang sulitnya,
karena keberhasilannya harus diketahui setelah nilai.
Tiap komponen saling bertalian erat dengan semua komponennya lainnya, jadi
tujuan bertalian erat dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian.
Tanda panah dua arah melambangkan interelasi antara komponen-komponen kurikulum.
Kita lihat tiap komponen yang mana pun ada hubungannya dengan semua komponen
lainnya. Apa yang tampak gambang pada bagan sebenarnya tidak mudah dalam
pelaksanaan pengembangan kurikulum, apalagi dalam mencapai tujuan-tujuan yang
bersifat umum, terutama dalam bidang afektif. Bahan apa yang paling serasi untuk
membentuk manusia yang jujur, bertanggung jawab, takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang paling setia kepada janji, cermat, bersih, bijaksana, sopan, dan sebagainya,
tidak mudah menentukannya. Juga tidak mudah menentukan proses belajar mengajarnya
yang tepat. Apakah seorang akan lebih bertanggung jawab bila ia disuruh menghafal
peraturan-peraturan atau mendiskusikannya? Bagaimana menilai seseorang bahwa ia
telah bertanggung jawab dalam segala perbuatannya. Kalau dikaitkan dengan tujuan
nasional yang dirumuskan dalam falsafat bangsa dan negara yaitu Pancasila, maka dapat
kita rasakan betapa sukar dan peliknya pekerjaan mengembang kurikulum.
15

D. Keterkaitan Antara Komponen Satu Dengan yang Lainnya


Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam
skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai
yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua
aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya
tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan
kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai
pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa
dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat
tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang diterapkan.

a.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari


suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Karena kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu
organisme manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Jadi,
komponen kurikulum merupakan bagian-bagian atau unsur-unsur kurikulum yang telah
direncanakan untuk mencapai  tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun
binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari
anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media, serta evaluasi. Komponen-komponen tersebut berkaitan erat
satu sama lain.

B. Saran
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai pemdidikan yang optimal. Penulis
menyarankan bahwasannya sarana terbaik dalam pencapaian pendidikan yang maksimal
yakni dengan membenahi kurikulum dalam sekolah. Kurikulum bukan hanya dipahami
oleh guru saja namun siswa berperan penting dalam pencapaian kurikulum tersebut.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York:
Pearson, Allyn & Bacon.

Bloom, B.S. (Ed.). Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., Krathwohl, D.R. (1956). Taxonomy
of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David
McKay Co Inc.

Sabda, Syaifuddin. (2015). Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.


http://idr.uin-antasari.ac.id/6835/1/PENGEMBANGANKURIKULU.pdf. Diakses
tanggal 24 September 2022.

Susilo, Muhammad Joko. (2018). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Winarso, Widodo. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon.


https://bunker2.zlibcdn.com/dtoken/a9a4e0fa83b6f76e96dd84f59c5548a0. Diakses
tanggal 24 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai