Anda di halaman 1dari 10

Pengantar Kurikulum

Organisasi Kurikulum

Disusun Oleh:

1. Ade Putri Ramadayanti (1652240002)


2. Ayu Herviana (1652240010)
3. Elvika (1612240018)
4. Fadiah Salsabil (1622240020)
5. Fitri Nisa (1622240022)
6. Putri Anggraini (1622240040)

Dosen Pembimbing: Herma Widiya, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2017

0
Daftar Isi

Daftar Isi..............................................................................................................1

BAB 1 Pendahuluan ............................................................................................2


A. Latar Belakang ........................................................................................2
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II Pembahasan ............................................................................................4
A. Pengertian Organisasi Kurikulum ...........................................................4
B. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum ...................................................5
C. Organisasi kurikulum ..............................................................................6
a. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum)...........7
1. Mata pelajaran terpisah (separate subject curriculum)...............7
2. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum) .....................11
b. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)....................................13
1. Kurikulum Inti (core curriculum) ...............................................16
2. Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi
kehidupan (social functions and persistens situations) ...............17
3. Ecxperience atau Activity Curriculum ........................................18
BAB III Penutup .................................................................................................22
A. Kesimpulan .............................................................................................22
B. Saran ........................................................................................................22

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan. Dari itu
kurikulum merupakan perangkat program pengajaran yang wajib disusun oleh
setiap lembaga satuan pendidikan. kurikulum juga bagian dari unsur
terpenting dalam pendidikan dan tiap lembaga pendidikan memiliki ciri dan
modelnya masing-masing sehingga penetapan kurikulum harus disesuaikan
dengan model satuan lembaga pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan dan
kurikulum pula sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di samping
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan kerangka
pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua tingkat dan jenjang
pendidikan. Untuk itu pendesainan kurikulum mesti ekstra hati-hati dan
mengarah pada ketercapaian tujuan pendidikan.
Menurut Deni kurniawan (2013), Pada hakikatnya kurikulum adalah
sebuah acuan kerja dalam proses pembelajaran. Inti dari semua kegiatan yang
terjadi di sekolah hendaknya berdasarkan pemetaan kurikulum yang jelas,
tepat dan akurat. Dengan demikian segenap komponen yang terdapat di
sekolah masing-masing berperan dengan skedul kerjanya dan kurikulum yang
berlaku.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Struktur Organisasi Kurikulum ?
2. Bagaimana Prosedur pengorganisasian kurikulum ?
3. Apa saja jenis-jenis struktur organisasi kurikulum ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum.

2
2. Untuk mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur organisasi kurikulum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Kurikulum


Menurut Soedijarto, kurikullum merupakan serangkaian pengalaman dan
kegiatan belajar yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa dalam rangka
mencapai tujuanpembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga
pendidikan yang berwenang. Sedangkan menurut Stephen P. Robbins bahwa
organisasi adalah kesatuan (untity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar,dengan sebua batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada
peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di
tetapkan.
Menurut deni Kurniawan (2014), organisasi kurikulum merupakan pola
atau desain bahan/isi kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam
melakukan kegiatan belajar, sehinga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif.
Jadi, organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi
proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara
penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang
akan di sajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan
terdidik dalam implementasi kurikulum.
Menurut Muhammad Zaini (2009), Organisasi kurikulum terdiri dari mata
pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan
kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus
diajarkan kepada anak-anak. Setiap organisasi kurikulum memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun
praktis. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada

4
beberapa factor terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua
murid.
Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu
metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-
pengalaman belajar yang di selaenggarakan oleh sekolah, organisasi
kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang
terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.
Burhan Nurgiyanto (1993) juga memaparkan bahwa, Struktur horizontal
berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan
pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan
dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di
dalamnya sistem pengalokasian waktu.

B. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum


Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini,
pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi:
1. Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di
dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh
sebuah panitia tertentu.
2. Prosedur survey pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan
jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai
pihak.
3. Prosedur studi kesalahan
Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap
kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau
pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
Prosedur ini dapatdisamakan dengan metode tambal sulam dengan
mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan
atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.

5
5. Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap
kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan
yang di perkirakan berguna untuk di pelajari oleh para siswa di sekolah.
Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau
jabatan.
6. Prosedur fungsi social
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat.
Masyarakat melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang
bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan
tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikan menjadi sejumlah
area of living.
7. Prosedur minat kebutuhan
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent
problem, tetapi scope dan sequence-nya di dasarkan atas siswa dan
berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.

C. Organisasi kurikulum
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum
adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi
kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pengajaran serta
mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang
dirumuskan dapat mempengaruhi pola atau desain kurikulum, karena tujuan
tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih, merencanakan
dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar disekolah.
Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang
ada dalam pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menajadi
sumber bahan pelajarn dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial,
aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

6
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum
diantaranya berkaitan dengan: ruang lingkup (scope), urutan bahan
(sequence), kontinutas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated). Ruang
lingkup (scope) dan urutan bahan pelajaran merupakan salah satu faktor yang
harus dipertimbangkan dalam suatu kurikulum. Setiap pola kurikulum
memiliki ruang lingkup materi pelajaran yang berbeda. Organisasi kurikulum
berdasarkan mata pelajaran lingkup materi pelajarannya cendrung menyajikan
bahan pelajaran yang bersumber dari kebudayaan dan informasi atau
pengetahuan hasil temuan masa lalu yang telah tersusun secara logis dan
sistematis. Sedangkan organisasi kurikulum integritas lingkup materi
pelajarannya diambil dari masyarakat maupun dari aspek siswa (minat,bakat,
dan kebutuhan). Tidak hanya lingkup materi pelajaran saja yang harus
diperhatikan dalam organisasi kurikulum, tetapi bagaimana urutan (sequence)
bahan tersebut harus disajikan dalam kurikulum.
Ada dua aspek yang harus selalu diperhatikan dalam keseimbangan pada
organisasi kurikulum:
1.) Keseimbangan terhadap substansi bahan atau isi kurikulum
2.) Keseimbangan yang berkaitan dengan cara atau proses belajar
Keseimbangan substansi isi kurikulum harus dilihat secara komperhensif
untuk kepentingan siswa sebagai individu, tuntutan masyarakat maupun
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek estetka,
intelektual, moral, sosial-emosional, personal, religius, seni-apresiasi dan
kinestik. Semuanya harus terakomodasi dalam isi kurikulum. Aloksi waktu
yang dibutuhkan dalam kurikulum harus menjadi bahan pertimbangan dalam
organisasi kurikulum. Bahan pelajaran yang dipelajari siswa perlu dikemas
dan diklasifikasi dalam bentuk desain kurikulum, secara umum ada 2 model
organisasi kurikulum diantaranya:
a. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum)
1. Mata pelajaran terpisah (separate subject curriculum)
Menurut Sulaiman (2013), separate subject curriculum dianggap
berasal dari zaman Yunani kuno, orang Yunani telah mengajarkan

7
berbagai bidang studi seperti kesusateraan, matematikam filsafat, dan
ilmu pengetahuan ditambah dengan musik.
Seiring berjalannya waktu baru pada abad ke-19 mulai berkembang
berbagai mata pelajaran dengan pesatnya. Setiap mata pelajaran harus
lebih dulu berjuang sebelum diakuinya dan diterima sebagai mata
pelajaran di sekolah seperti bahasa ibu, bahasa asing, fisika, biologi
dan sebagainya. Juga timbul sebagai mata pelajaran yang dianggap
non akademik seperti tata buku, pekerjaan tangan, pertanian,
pendidikan jasmani, pendidikan kesejahtran keluarga dan
sebagainya.2 Untuk sekarang telah mengalami perkembangan yang
sangat drastis di setiap satuan lembaga pendidikan, baik di tingkat
Perguruan Tinggi dan lembaga satuan pendidikan sekolah.
Demikianlah model kurikulum yang berkembang dan digunakan oleh
banyak negara dan Indonesia merupakan salah satu negara yang
menggunakan model kurukum seperti ini, baik di tingkat sekolah
dasar maupun sekolah tingkat menengah.
Apa dan bagaimanakah separate subject curriculum itu? Menurut
Hari Sunaryo (2013), kurikulum ini menekankan pada penyajian
bahan pengajaran dalam bentuk pelajaran dalam bentuk bidang studi
atau mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran ditetapkan
berdasarkan disiplin keilmuan. Isinya ialah pengetahuan yang telah
tersususun secara logis dan sistematis dari masing-masing bidang
keilmuan. Antarmata merupakan unsur yang terpisah-pisah. Tidak ada
pengaitan antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.
Menurut Sulaiman (2013) yang dimaksud dengan mata pelajaran
merupakan hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau
kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia
sejak dulu kala. Bahkan ini lalu disusun secara logis dan sistematis,
disederhanakan dan dibagikan kepada anak-anak di sekolah sebagai
mata pelajaran setelah disesuaikan dengan usia dan kematangan
peserta didik. Maka dari itu pembagian materi pelajaran yang
dibagikan disesuaikan dengan tinggi dan rendahnya kelas, jadi

8
pengaturan materi pelajaran harus diselaraskan dengan tingkat jenjang
sekolah. Karena dalam kurikulum ini menyajikan segala bahan
pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah
satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas lain.
Sebagaimana dijabarkan di atas, pada bentuk separated-subject
curriculum bahan pelajaran dikelompokkan berdasarkan mata
pelajaran, antara satu dengan yang lainnya tidak berkaitan. Berikut
contohnya:

IPA IPS SEJARAH BAHASA

AGAMA GEOGRAFI BIOLOGI

Bentuk kurikulum tersebut menggambarkan tiap mata pelajaran


dirangkai terpisah-pisah tanpa ada ohhubungan dengan mata pelajaran
lain.
Penyusunan separete-subject curriculum biasanya dilakukan tim
pengembangan yang telah ditunjuk di tingkat nasional. Tim ini
menentukan selluruh pengalaman edukatif, luas bhan pelajaran
(scope) yangharus disajikan dan dipelajari siswa, serta waktu
penyajian bahan pembelajaran. Hal ini penting dalam
pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan (sequence) bahan
pelajaran, agar benar-benar terjaga kesinambungan bahan dan
terhindar dari keterulangan bahan pelajaran juga keterlewatan bahan
pelajaran yang dipelajari siswa dikelas sebelumnya.
Menurut Sulaiman (2013), Secara fungional bentuk kurikulum ini
mempunyai kekurangan dan kelebihan, adapun kelebihan dari
separated subject curriculum adalah sebagai berikut:
1.) Bahan pelajran disajikan secara sistematis dan logis
2.) Organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun mudah
ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan
(mudah direorganisir).

Anda mungkin juga menyukai