Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ORGANISASI ATAU DESAIN KURIKULUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan


Kurikulum PAI
Dosen Pengampu: Dr. Suwari M. Pd. I

Disusun Oleh:
FIKRI ALWIYAH
NIM : 2021100012218
ZULFATUL MUKARRAMAH
NIM : 2021100012220

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO LUMAJANG
2022
KATA PENGANTAR

Kupanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SAW, yang telah memberikan


rahmat serta taufiq-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun banyak rintangan dan hambatan yang menghinggapinya, tetapi itu
semua penulis hadapi dengan kesabaran dan ketabahan. Dan berkat rahmat dan
rohim-Nyalah tugas ini bisa terselesaikan walaupun terkesan banyak kekurangan
dan sebagainya, dengan demikian saran dan kritik konstruktif sangat kami
harapkan.

Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah limpahkan atas junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Karena berkat beliaulah yang membawa kita dari
peradaban jahiliyah menuju peradaban yang sarat dengan cahaya keilmuan yakni
dengan adanya Ad-Dinul Islam.

Di dalam makalah ini akan yang berjudul ”ORGANISASI ATAU


DESAIN KURIKULUM” akan menjawab dan menjelaskan secara sestematis
akan beberapa hal yang meliputi; Pengertian Organisasi Kurikulum, Desain
Organisasi Kurikulum, dan Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.

Lumajang, 17 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................. 2
C. TUJUAN MASALAH................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Organisasi Kurikulum ............................................................... 3
2. Dimensi Organisasi Kurikulum .................................................................. 6
3. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum ............................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan formal di sekolah merupakan tempat siswa mendapatkan
ilmu pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
kependidikan, kurikulum bukanlah suatu hal yang statis. Konsep
kurikulum dapat diubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta orientasi masyarakat (Razali M. Thaib & Irman
Siswanto, 2015). Dengan perkembangan tersebut, maka lahirlah
organisasi-organisasi kurikulum yang selalu berubah-ubah yang
menerapkan beberapa komponen di dalamnya.
Organisasi kurikulum ini berperan penting dalam menentukan urutan
materi yang diajarkan dan cara menyajikannya. Selanjutnya istilah
pengorganisasian dalam konteks penulisan ini diartikan sebagai pola
pengorganisasian dari komponen kurikulum dalam perspektif penyusunan
lingkup isi kurikulum dan sekuensi materi pendidikan berdasarkan urutan
tingkat kesukaran (Mustofa, 2014).
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum
yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memperlajari bahan
pelajaran dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan
dapat mempengaruhi pola atau desain kurikulum karena tujuan tersebut
dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih, merencanakan, dan
melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di sekolah
(Rusman, 2009). Organisasi kurikulum tertentu sangat mempengaruhi
bentuk-bentuk pengalaman apakah yang akan disajikan kepada anak-anak,
dan tentunya akan mempermudah dalam mencapai tujuan pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Organisasi Kurikulum?
2. Apa yang dimaksud Dimensi Organisasi Kurikulum?
3. Apa saja jenis-jenis Organisasi Kurikulum?

1
C. TUJUAN MASALAH
Agar mengetahui pengertian Organisasi Kurikulum dan Dimensi
kurikulum serta model atau jenis-jenis kurikulum yang dapat dipelajari
dan diterapkan dalam sebuah pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah bahan pelajaran yang akan diajarkan
pada peserta didik. Organisasi kurikulum termasuk dasar yang penting
dalam pembinaan kurikulum. Organisasi kurikulum memiliki ikatan kuat
dengan tujuan pendidikan yang ingin diraih. Hal ini dikarenakan
organisasi kurikulum ikut menentukan aspek-aspek yang diperlukan dalam
proses pembelajaran.1 Kerangka-kerangka umum program pembelajaran
yang hendak disampaikan pada peserta didik merupakan organisasi
kurikulum. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, organisasi
memiliki peran sebagai cara atau langkah untuk menentukan pemilahan
dan pengorganisasian berbagai pengalaman belajar yang diadakan oleh
lembaga pendidikan.2
Organisasi merupakan suatu kelompok sosial yang sifatnya
tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang berada di bawah aturan
tertentu, dipimpin oleh seorang pimpinan/staf administratif, yang dapat
melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan. Suatu organisasi
sangat diperlukan untuk memulai proses manajemen, yaitu:3
1. Organisasi perencanaan dilaksanakan oleh lembaga pengembang
kurikulum atau suatu tim pengembang kurikulum.
2. Organisasi dalam rangka pelaksanaan.
3. Organisasi dalam evaluasi kurikulum.
Setiap organisasi kurikulum memiliki ciri khusus sendiri, memiliki
tuntutan sendiri seperti tuntutan terhadap pendidik, media, administrasi

1
Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 176.

2
Sukiman, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik Pada Perpendidikan Tinggi (Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan UIN Sunan Kalijaga, 2013), 75-76.

3
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 136-137.

3
sekolah, dan tuntutan lain untuk melaksanakan kurikulum itu.4 Organisasi
kurikulum begitu berhubungan dengan pengelolaan bahan pelajaran dalam
kurikulum, sedangkan sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah
nilai budaya, nilai sosial, aspek peserta didik dan masyarakat, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sejumlah faktor yang mesti dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum, yang pertama, ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran.
Ruang lingkup dan sistematika bahan pelajaran merupakan salah satu
faktor yang perlu diperhatiakan dalam suatu kurikulum. Setiap pola
kurikulum memiliki ruang lingkup materi pelajaran yang tidak sama.
Selain lingkup materi pelajaran, bagaimana urutan bahan tersebut harus
disajikan dalam kurikulum juga perlu diperhatikan dalam organisasi
kurikulum. Kedua, organisasi kurikulum, kontinuitas kurikulum terutama
yang berkaitan dengan substansi bahan yang dipelajari peserta didik perlu
untuk diperhatikan. Pendekatan spiral termasuk salah satu upaya
penerapan dari faktor ini. Artinya, materi yang diterima peserta didik
semakin lama semakin mendalam yang dikembangkan berdasarkan
keluasan kajian. Ketiga, dalam organisasi kurikulum, keseimbangan bahan
pelajaran perlu dipertimbangkan juga. Semakin dinamis perubahan dan
perkembangan dalam ilmu pengetahuan, sosial budaya, maupun ekonomi
mempengaruhi dimensi kurikulum. Keempat, alokasi waktu yang
dibutuhkan dalam kurikulum harus menjadi bahan pertimbangan dalam
proses pengorganisasian kurikulum.5
Dalam pemilihan dan pengorganisasian kurikulum diperlukan suatu
prosedur seperti:
1. Employee. Peran pendidik sangat penting, hal ini disebabkan pemilihan
dan pengorganisasian kurikulum ditentukan berdasarkan penguasaan isi
kurikulum tersebut di kalangan pendidik, baik secara individu maupun
kelompok.

4
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep, Implementasi, Evaluasi, Dan Inovasi. (Yogyakarta:
Teras, 2009), 63.

5
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 60-61.

4
2. Buku mata pelajaran. Dalam prosedur ini untuk menentukan isi dari
kurikulum didasarkan pada materi yang terdapat di buku pelaajran yang
dipilih oleh panitia tertentu.
3. Survei pendapat. Dalam prosedur ini pemilihan, pengorganisasian, atau
pengorganisasisan kembali isi kurikulum dimulai dengan
mengidentifikasi pendapat beberapa pihak dengan survei.
4. Studi kesalahan. Prosedur ini adalah menganalisis kesalahan dan
lelemahan dari pengalaman belajar, misalnya dengan memerhatikan
tingkah laku yang didibentukmelalui kurikulum tersebut.
5. Mempelajari kurikulum lainnya. Bisa dikatakan sebagai metode tambal
sulam. Yaitu mempelajari bagaimana kurikulum di sekolah lain,
pendidik atau sekolah dapat melaksanakan dan menentukan isi
kurikulum bagi lembaganya, yang sejalan dengan tujuan yang
diharapkan.
6. Analisis kegiatan orang dewasa. Langkah pertama adalah mempelajari
berbagai kegiatan atau aktivitas yang ada dalam kehidupan. Hal tersebut
memiliki tujuan untuk menemukan kegiatan apa yang nantinya dapat
berguna bagi peserta didik di lingkungan sekolahnya.
7. Fungsi-fungsi sosial. Prosedur ini berhubungan dengan analisis
kegiatan, tetapi memiliki pandangan yang sedikit lebih luas. Masyarakat
dewasa melakukan banyak fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai macam fungsi, dan pada dasarnya berada dalam daerah
kehidupan tertentu yang tidak terlepas dari situasi kehidupan secara
total. Oleh karena itu, fungsi yang telah ditemukan kemudian
diklasifikasikan menjadi areas of living.
8. Minat dan kebutuhan remaja. Scope prosedur ini ditentukan
berdasarkan berbagai fungsi kehidupan orang dewasa yang
diklasifikasikan menjadi ―areas of persistent life problems‖. Adapun
sequence dari prosedur ini didasarkan pada latar belakang, kematangan, minat
dan kebutuhan para peserta didik secara kronologis dan logis. Dalam
menjalankan prosedur atau langkah ini, perlu melibatkan persistent problems,
dengan scope dan urutannya didasarkan pada para peserta didik itu sendiri dan
berkaitan juga dengan kegunaan secara personal dan sosial, selain untuk
menyusun kesiapan menjalani kehidupan berikutnya.6
B. Dimensi Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum mempunyai dua dimensi pokok, yaitu
dimensi isi dan dimensi pengalaman. Bagi pengembang kurikulum dua hal
ini sering membingungkan karena tidak ada batasan yang tegas. Validitas
kriteria kenyataannya seringkali hanya digunakan untuk salah satu dimensi
saja. Padahal sifat dari setiap mata pelajaran berbeda. Misalnya organisasi
6
Rusman.

5
kurikulum yang bersifat logis tentunya berbeda dengan organisasi
kurikulum yang bersifat psikologis.7
Ralph Tyler dalam Arifin (2014:96) melihat dimensi kurikulum
dari dua bentuk dimensi, yaitu hubungan vertikal dan hubungan horisontal.
Hubungan organisasi vertikal adalah hubungan kesempatan belajar untuk
minggu pertama dan kedua, sedangkan hubungan organisasi horisontal
adalah hubungan kesempatan belajar yang terdapat dalam kelas yang
setingkat, mata pelajaran, dan situasi, baik yang terdapat dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Kedua dimensi tersebut memungkinkan
diperolehnya kurikulum yang mempunyai pengaruh kuat secara kumulatif.
Jika kedua hubungan tersebut berkesinambungan maka kesempatan belajar
dapat ditingkatkan dan diperluas karena kedua dimensi tersebut saling
mengisi. Peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih
luas dan mendalam dalam berbagai unsur dalam organisasi kurikulum.
Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses
belajar dan mengajarnya. Dimensi vertikal menyangkut penyusunan
sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun
mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau
mulai yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan.8
Selain dimensi, organisasi kurikulum juga memiliki unsur-unsur di
dalamnya antara lain:
1. Konsep, yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta ataau
gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep
menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan
adanya hubungan empiris. Hampir setiap bentuk organisasi kurikulum
dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik, masyarakat, kebudayaan,
kuantitas dan kualitas, ruangan, dan evolusi.
2. Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi
dari suatu analisis. Kita harus bedakan antara kesimpulan dan
rangkuman. Banyak orang keliru membuat kesimpulan yaang ternyata
yang dia buat adalah rangkuman.
3. Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi
kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang
berkesinambungan.
4. Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu
yang bersifat absolut untuk mengendalikan perilaku.
C. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
7
Zainal Arifin. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2014)

8
Sudjendro & Daryanto. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2014),

6
Menurut Zais dalam bukunya Curriculum: Principles and
Foundation setidaknya ada 6 model kurikulum yang di kembangkan dari
kategori desain kurikulum, yaitu:9
1. Subject-Centered Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
Model ini terdiri atas berbagai mata pelajaran yang saling terpisah
satu sama lain. Organisasi kurikulum ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: (a)kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah
dan tidak ada hubungan serta kaitan satu sama lain, (b)mata pelajaran
tersebut berdiri sebagai suatu disiplin ilmu sendiri, (c)tujuan kurikulum
adalah untuk menguasai pengetahuan, (d)mata pelajaran tidak disusun
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
(e)pembelajarannya banyak mengguankan teknik penuangan .
2. Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan)
Model ini mengorelasikan antara mata pelajaran satu dengan mata
pelajaran yang lain. Model ini dibuat guna menyempurnakan model
organisasi kurikulum sebelumnya. Ciri-ciri organisasi kurikulum ini
antara lain: (a)Adanya korelasi dalam mata pelajaran, (b)Adanya upaya
menyesuaikan mata pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari,
(c)Tujuannya untuk menguasai pengetahuan, (d)Peran peserta didik
mulai diaktifkan, (e)Penilaian difokuskan pada domain kognitif.
3. Broad Fild Curriculum (Cakupan Luas)
Model ini merupakan bentuk korelasi antar mata pelajaran yang
lebih luas. Biasanya merupakan fusi antar beberapa mata pelajaran yang
serumpun dan memiliki cirri-ciri yang sama. Menurut Oemar Hamalik
(1993) bentuk organisasi kurikulum ini terdiri atas 3 jenis pendekatan
yaitu : Pendekatan struktural, Pendekatan fungsional, Pendekatan
daerah.
4. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Organisasi ini disusun berdasarkan analisis kehidupan atau
kegiatan utama manusia. Integrasi ini dapat tercapai dengan
memusatkan pelajaran pada permasalahan tertentu yang pemecahannya
memerlukan berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran.
5. Core Curriculum (Kurikulum Inti)
Pada dasarnya kurikulum ini merupakan bagian dari kurikulum
terpadu. Karena kurikulum ini menggunakan bahan dari segala disiplin
ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi peserta didik. Tujuan kurikulum ini adalah membentuk
pribadi yang terintegrasi baik secara fisik, mental maupun intelektual.
6. Activity Curriculum

9
Zainal Arifin. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),

7
Kurikulum ini juga sering disebut sebagai kurikulum pengalaman
karena tidak memiliki struktur informal dan tidak dirancang
sebelumnya. Isi kurikulum berdasarkan kebutuhan dan minat peserta
didik sehingga wajar kalau kurikulum ini lebih menonjolkan aktifitas
atau kegiatan dan pengalaman peserta didik.10

10
Oemar Hamalik. Dasar-Dasar PENGEMBANGAN KURIKULUM. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organisasi kurikulum adalah salah satu cara untuk menyusun
bahan atau pengalaman belajar yang ingin dicapai. Untuk itu perlu dipilih
organisasi kurikulum yang efektif dengan kriteria berkesinambungan,
berurutan dan terpadu. Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan
pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum,
antara lain: a) Konsep, b) Generalisasi, c.) Keterampilan, d) Nilai-nilai.
Ada enam jenis organisasi kurikulum, yaitu: a) Subject Curriculum
(Mata Pelajaran), b) Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabaungan),
c) Broad Field Curriculum (Cakupan luas), d) Integrated Curriculum
(Kurikulum Terpadu), e) Core Curriculum, f) Activity Curriculum.
B. SARAN
Demikianlah makalah dari kami yang berjudul “Organisasi dan
Desain Kurikulum” ini, saya penyusun membuat berdasarkan sumber
yang ada sehingga perulah bagi para pembaca untuk memberikan
saran.

DAFTAR PUSTAKA

1
Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Arifin, Z. (2014). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Daryanto, S. &. (2014). Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Hamalik, O. (2012). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Nasution. (1995). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum . Jakarta: Rajawali Pers.

Sukiman. (2013). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik pada Perpendidikan


Tinggi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan UIN Sunan Kalijaga.

Zaini, M. (2009). Pengembangan Kurikulum Konsep, Implementasi, Evaluasi, dan Inovasi.


Yogyakarta: Teras.

Anda mungkin juga menyukai