Anda di halaman 1dari 19

KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN FUNGSINYA

OLEH :
IRFAN ARIFSAH BATUBARA NIM : 0331193002
NURUL FATIMAH HASIBUAN NIM : 0331193005

Dosen Pembimbing :
Dr. SITI HALIMAH, M.Pd

PROGRAM MAGISTER (S2) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan kepada makhluk
ciptaan-Nya, yang telah melebihkan manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan-
Nya yang lain.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad


saw. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena konstitusinya dan kepribadiannya
yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang telah diriwayatkan oleh banyak
sahabat.

Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Analisis


Kurikulum PAI di Sekolah dan Madrasah yang menjelaskan tentang “Komponen-
Komponen Utama Dalam Pengembangan Kurikulum dan Fungsinya”.

Dikarenakan tidak memungkinkannya penjabaran secara menyeluruh, oleh


karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Was salamu’alaikum wr. wb.

Medan, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan. ............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Komponen Utama Kurikulum..........................................................3
B. Macam-Macam Komponen dalam Pengembangan Kurikulum.....................4
C. Fungsi Masing-Masing Komponen dalam Pengembangan
Kurikulum……………………………………………………………….....11
D. Keterkaitan Masing-Masing Komponen
dalam Pengembangan Kurikulum………………………...…...…………...13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk pembelajaran
siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga
terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi
siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus
disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.1
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat,
nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. kurikulum didudun oleh para ahli
pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pendidikan, pejabat pendidikan,
pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan
maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses
pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa
sendiri, keluarga maupun masyarakat.2
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di sana
semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji
dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan
hidup. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan
kurikulum.3
Anatomi Kurikulum diibaratkan seperti anatomi tubuh terdiri dari komponen-
komponen yang berkesuaian dan berkaitan. Pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35 ayat 1 menjelaksan bahwa keempat
komponen tersebut menjadi 4 dari 8 Standar nasional pendidikan yaitu standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian berdasarkan
Peraturan. Keempat standar tersebut menjadi aspek utama pengembangan dalam proses

1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal. 17.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, cet. 15 (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 150.
3
Fristiana Irina, Pengembangan Kurikulum; Teori, Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Parama Ilmu,
2016), hal. 207-208.

1
perubahan kurikulum nasional. Seperti Perbedaan kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013 terletak pada pengembangan keempat komponen tersebut. Sehingga PP 13 Tahun
2015 menjelaskan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Artinya Kurikulum sebagai dokumen perencanaan berisi tentang tujuan, isi materi,
strategi dan evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian tujuan serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata. 4
Oleh sebab itu, perlu adanya penmahaman terhadap komponen kurikulum tersebut
dengan baik, sehingga guru mampu mengembangkan kurikulum dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman hakikat komponen utama kurikulum?
2. Apa saja macam-macam komponen dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana fungsi masing-masing komponen dalam pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana keterkaitan masing-masing komponen dalam pengembangan
kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami:
1. Bagaiman hakikat komponen utama kurikulum?
2. Apa saja macam-macam komponen dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana fungsi masing-masing komponen dalam pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana keterkaitan masing-masing komponen dalam pengembangan
kurikulum?

4
Yunadra, Empat Komponen Kurikulum, didapat dari http://yunandra.com/. [home page on-line]:
Internet, diakses tanggal 27 April 2017.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Komponen Utama Kurikulum


Dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), komponen diartikan sebagai suatu
bagian dari keseluruhan.5
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari
suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai
komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus
mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya
kurikulum tidak dikatakan baik apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak
lengkap. Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia atau pun
binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen
dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau
sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Komponen-komponen tersebut
berkaitan erat satu sama lain.6
Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki bagian komponen-komponen yang
menjadi keseluruhan sistem kurikulum dengan saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya, yakni tujuan, materi, metode, organisasi dan evaluasi. Komponen-komponen
inilah baik secara sendiri maupun bersama menjadi dasar utama dalam upaya
mengembangkan sistem pembelajaran.7
Sistem kurikulum merupakan rangkaian keseluruhan dalam satu kesatuan berbagai
komponen yang saling berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan.8
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki
bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya secara baik.
Bagian-bagian ini disebut komponen. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan

5
https://kbbi.web.id
6
Sarinah, Pengantar Kurikulum (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 30.
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan ......... hal. 23-34.
8
Mara Samin Lubis, Telaah Kurikulum; Pendidikan Menengah Umum/sederajat (Medan: Perdana
Publishing, 2016), hal. 10.

3
pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunujang yang saling
berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu.
Kurikulum adalah sebuah sistem, Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen
(objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb.) yang terkait dalam proses atau struktur dan
dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan organisasai dalam mencapai satu tujuan. Jika
pemahaman sistem tersebut dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah
komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, pandangan sistem terhadap kurikulum artinya kurikulum itu
dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai
kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.9

B. Macam-Macam Komponen dalam Pengembangan Kurikulum


Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lain, yaitu: 1) tujuan, 2) materi, 3) metode, 4)
organisasi, 5) evaluasi.10
1. Tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan
dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang
akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu
dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam
pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Tujuan pendidikan nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat
dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

9
Hamid  Syarif, Pengembangan kurikulum (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 1993), hal.  96.
10
Siti Halimah, Telaah Kurikulum, cet.2 (Medan: Perdana Publishing, 2011), hal. 147.

4
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b. Tujuan institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan sebagai berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
c. Tujuan kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran.
d. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik
setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kali pertemuan.11
Tujuan kurikulum mata pelajaran harus mengacu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional. Dalam skala yang lebih
luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas. Karenanya, kurikulum harus menyediakan
kesempatan yang luas bagi perkembangan peserta didik untuk mengalami proses

11
Deden Cahaya Kusuma, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada
Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, dalam Jurnal Analisis Komponen-Komponen Pengembangan
Kurikulum 2013. hal. 3-5.

5
pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mencapai target tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan institusional serta sumber daya manusia yang
berkualitas.12
Tujuan yang terdapat dalam kurikulum sekolah terbagi atas dua:
a. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan. Selaku lembaga
pendidikan, setiap sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-
tujuan tersebut bisa digambarkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Tujuan dari sekolah tersebut kita namakan tujuan
institusional atau tujuan lembaga, misalnya tujuan pendidikan dasar, tujuan
pendidikan menengah, dan seterusnya.
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi. Tujuan setiap bidang
studi ada yang kita sebut tujuan kurikuler dan ada pula yang kita sebut
tujuan pembelajaran, yang merupakan pelajaran dari tujuan kurikuler.13
2. Materi kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam undang-undang
pendidikan tentang sistem pendidikan nasional ditetapkan bahwa, isi kurikulum
merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional (Bab IX, ps. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut, isi
kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian
topik-topik pelajaran tentang informasi ilmu pengetahuan yang dikaji oleh
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan pembelajaran bidang
studi tertentu. Perbedaan ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran
disebabkan oleh perbedaan tujuan dari masing-masing mata pelajaran dan
tingkat satuan pendidikan.
c. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran mata
pelajaran dan pendidikan nasional. Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional
merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian
materi kurikulum.
12
Siti Halimah, Telaah Kurikulum ......... hal. 148.
13
Mara Samin Lubis, Telaah Kurikulum ........ hal. 17-18.

6
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan
kurikulum, yang meliputi:
a. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, defenisi dan preposisi yang
berhubungan, yang mengkaji pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasikan hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan
maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
b. Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan
kekhususan-kekhususan. Konsep adalah defenisi singkat dan sekelompok
fakta atau gejala.
c. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi pelajaran
yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur, adalah suatu langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
f. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
g. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang harus
dikenalkan kepada siswa.
h. Contoh dan ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i. Defenisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/suatu kata dalam garis besarnya.
j. Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak
perlu diargumentasi. Prseposisi hampir sama dengan asumsi dan pradigma
(Hamalik: 1989).
3. Metode
Metode adalah cara atau tehnik yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung
pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Saat paradigma
pembelajaran ditekankan untuk mengaktifkan belajar siswa, keaktifan siswa dalam

7
proses pembelajaran mendapatkan lebih diutamakan, sementara peran guru dalam
proses pembelajaran sebagai pasilitator dan pembimbing belajar siswa (student
centered).
Metode maupun strategi pembelajaran merupakan faktor dan menempati posisi
penting dalam kurikulum, karena tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dan
guru perlu dimuat. Proses perencanaan dan penyusunannya hendaknya didasarkan
pada analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku
awal siswa. Dalam hubungan ini, ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan
yaitu:
a. Pendekatan yang berpusat mata pelajaran. Dimana materi pembelajaran
terutama bersumber dari mata ajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui
komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau
komunikator siswa sebagai penerima pesan. Bahan pelajaran adalah pesan
itu sendiri. Dalam rangka yang komunikasi tersebut dapat digunakan
sebagia metode mengajar.
b. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini
lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisasi pembelajaran.
Seperti belajar mandiri, belajar modular, paket belajar dan sebagainya.
c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini
bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah dengan
mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat.
Metode yang digunakan terdiri dari: karya wisata, narasumber, kerja
pengalaman, survey, proyek pengamdian/pelayan masyarakat, berkemah
dan unit.
4. Organisasi
Organisasi kurikulum terdari dari beberapa bentuk, yang masing-masingnya
memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu:
a. Mata pelajaran terpisah-pisah (issolated subject)
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah seperti:
agama, bahasa, seni, matematika, IPS, IPA. Tiap mata pelajaran

8
disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata pelajaran
lainnya. Masing-masing diberi waktu tertentu, dan tidak mempertimbang-
kan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.
b. Mata ajaran berkorelasi (correlated)
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan
sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh ialah
menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan
siswa memahami materi pelajaran tersebut. Contohnya dalam mata
pelajaran fiqh dan matematika, masing-masing diberikan dalam waktu yang
berbeda tetapi isi/materi dihubungkan dengan hal-hal yang sama, atau
dengan pusat minat. Cara lain ialah ketika guru mengajarkan fiqh dengan
topik jual beli, guru tersebut mengkorelasikannya dengan masalah tertentu
dalam mata pelajaran matematika.
c. Bidang studi (broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama
dikorelasikan/difungsikan dalam satu bidang pengajaran, misalnya mata
pelajaran bahasa Arab, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, meliputi:
membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap dan sebagainya. Demikian
pula mata pelajaran lainnya. Salah satu mata ajaran dapat dijadikan core
subject sedangkan mata ajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
d. Program yang berpusat pada anak (childecentered program)
Program ini merupakan dimana kurikulum dititik beratkan pada kegiatan-
kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran. Guru menyiapkan
program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak
misalnya, diskusi, cerita, dengan cara memperkaya dan memperluas
macam-macam kegiatan, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Cara lain untuk melaksanakan kurikulum ini adalah
pengajaran dimulai dari kelompok siswa yang belajar, kemudian guru
bersama siswa menyusun program bagi mereka. Para siswa memperoleh
pengalaman melalui program ini.

9
e. Core program
Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu inti berupa suatu
unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata ajaran tertentu.
Misalnya bidang studi fiqh. Beberapa mata pelajaran lainnya diberikan
melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalah
tersebut. Mata ajaran tersebut tidak diberikan secara terpisah. Biasanya
dalam program itu telah disarankan pengalaman-pengalaman yang akan
diperoleh oleh siswa dalam garis besarnya. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang disarankan itu, guru dan siswa memilih, merencanakan
dan mengembangkan suatu unit kerja yang sesuai dengan minat,
kemampuan dan kebutuhan siswa.
f. Eclectic program
Eclectic program adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran dan yang berpusat
pada siswa. Caranya ialah memilih unsur-unsur yang dianggap baik yang
terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur itu
diintegrasikan menjadi satu program, program ini sesuai dengan minat,
kebutuhan dan kematangan siswa. Ruang lingkup urutan bahan pelajaran
telah ditentukan sebelumnya, dan kemudian perinciannya dikerjakan oleh
guru dan siswa. Sebagian waktu digunakan untuk pengajaran langsung,
misalnya pengajaran keterampilan dan sebagian waktu lainnya disediakan
untuk unit kerja. Program ini juga menyediakan kesempatan untuk bekerja
kreatif , mengembangkan apresiasi dan pemahaman. Pembagian waktu
disesuaikan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum ini bersifat
lues.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi dapat diperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum
itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.

10
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek yang hendak
dicapai, baik tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa.
Setiap aspek dinilai berpangkal pada kemampuan-kemampuan apa yang hendak
dikembangkan, sedangkan tiap kemampuan itu mengandung unsur-unsur
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai. Penetapan aspek yang dinilai
mengacu pada kriteria keberhasilan yang ditentukan dalam kurikulum tersebut.14
Untuk melihat keberhasilan pendidikan, maka komponen evaluasi tentu tidak
mungkin diabaikan. Evaluasi ini sangat penting untuk mengukur apakah tujuan
tercapai atau tidak. Apakah kurikulum itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan anak didik.15
Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil
pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua hal tersebut pada
gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Adapun manfaat dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil
pembelajaran ada beberapa hal diantaranya yang penting adalah:
a. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pemebelajaran yang telah
berlangsung/dilaksanakan pendidik.
b. Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya
meningkatkan kualitas keluaran. Sasaran evaluasi proses pembelajaran
adalah pelaksanaan dan pengelolahan pembelajaran untuk memperoleh
pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik,
cara mengajar dan media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik
dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan cara/kebiasaan belajar peserta
belajar.16

C. Fungsi Masing-Masing Komponen dalam Pengembangan Kurikulum


Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum adalah segala

14
Siti Halimah, Telaah Kurikulum ......... hal. 148-152.
15
Mara Samin Lubis, Telaah Kurikulum ........ hal. 25.
16
Ibid, hal. 27.

11
aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta
prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara
sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
fungsinya dapat difokuskan pada tiga aspek berikut:
1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk
mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman
dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
2. Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan
proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
3. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar
pelaksanaan program, pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi.17
Adapun fungsi dari komponen-komponen pengembangan kurikulum yaitu:
1. Fungsi Tujuan yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang
dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil
atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh
dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum
lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan
atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.18
2. Fungsi Materi yaitu  Sebagi bahan belajar utama dan apabila dirancang
sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebagai
bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan, sebagai media
utama dalam proses pembelajaran, sebagai alat yang digunakan untuk
menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi,
sebagi penunjang media pembelajran lainnya.19
3. Fungsi Metode yaitu untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum yang telah ditentukan. Metode atau strategi

17
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi (Ciputat:
Quantum Teaching, 2005), hal. 3.
18
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hal. 103.
19
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: Diva Press,
2014), hal. 25-27.

12
menempati fungsi paling penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas
yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru.20
4. Fungsi Organisasi yaitu untuk mewujudkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Dengan adanya
pengorganisasian dan perencanaan seorang guru dapat mengembangkan strategi
pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang
memungkinkan.
5. Fungsi Evaluasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana efektifitas belajar
mengajar, prestasi anak didik, perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh
anak didik. Selain itu evaluasi juga berfungsi sebagai umpan balik atau
feedback, dimana dengan evaluasi dapat dikatahui kekurangan-kekurangan
sehingga bisa dicarikan jalan keluar dimasa yang akan datang.21

D. Keterkaitan Masing-Masing Komponen dalam Pengembangan Kurikulum


Dalam pelaksanaannya, suatu kurikulum harus mempunyai relevansi atau
kesesuaian, efektifitas, efisiensi, fleksibilits, dan kesinambungan. Kesesuaian tersebut
paling tidak mencakup dua hal pokok. Pertama relevansi antara kurikulum dengan
tuntutan, kebutuhan, kondisi serta perkembangan masyarakat. Kedua relevansi antara
komponen-komponen kurikulum.22
Adapun keterkaitan dari masing-masing komponen dalam pengembangan
kurikulum adalah:
1. Tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa
yang ingin di capai akan menjadi tidak terarah. Dengan adanya tujuan
kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-
batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para
pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa
telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dari itu dengan adanya tujuan akan dapat
ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.

20
Zuhri, Convergentive Design Kurikulum Pendidikan Pesantren; Konsepsi dan Aplikasinya
(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal. 93.
21
M. Daryanto, Adminitsrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 103.
22
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ........... hal. 150-151.

13
2. Penentuan isi dan materi pelajaran di dasarkan atas pengalaman belajar yang di
alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik
dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar, hal ini bertujuan agar
terjadi hubungan atau kesinambungan antara pengalaman belajar dengan materi
ajar. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil yang maksimal.
3. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menyampaiakan isi atau materi
pelajaran kepada peserta didik. Dengan metode, materi pelajaran akan tersalur
dengan tepat kepada peserta didik dengan pendekatan yang berpusat mata
pelajaran, peserta didik, dan pendekatan yang berorientasi pada kehidupan
masyarakat.
4. Langkah pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan
pengorganisasian yang jelas akan memberikan kemudahan dalam menjalankan
strategi dan metode yang sudah direncanakan  dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
5. Setelah proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi.
Dalam proses pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap
yang sangat penting, hal itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat
memberikan informasi tentang ketercapaian daripada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh
para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan sistem
pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil
evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan
para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.23

23
Ibid, hal. 172.

14
BAB III
KESIMPULAN

Komponen masuk kedalam bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki
bagian komponen-komponen yang menjadi keseluruhan sistem kurikulum dengan
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi, metode,
organisasi dan evaluasi.
Komponen tujuan kurikulum dikembangkan dengan mengacu ke arah pencapaian
tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional.
Komponen materi kurikulum merupakan isi kurikulum atau bahan pelajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik.
Komponen metode merupakan komponen cara atau teknik yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Organisasi kurikulum memiliki beberapa ciri khusus dan bersifat asasi (dasar),
yaitu: organisasi kurikulum yang membuat mata pelajaran terpisah-pisah, mata
pelajaran saling berkorelasi, antar bidang studi, berpusat pada anak, core program, dan
electic program.
Komponen evaluasi merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi yang akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa guna membuat
suatu keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan
yang perlu dilakukan.24
Komponen-komponen inilah baik secara sendiri maupun bersama menjadi dasar
utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.

24
Siti Halimah, Telaah Kurikulum ........ hal. 153.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:


Diva Press, 2014.
Deden Cahaya Kusuma, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan
Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, dalam Jurnal Analisis
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013.
Fristiana Irina, Pengembangan Kurikulum; Teori, Konsep dan Aplikasi,
Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016.
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005.
Hamid  Syarif, Pengembangan kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah,
1993.
Mara Samin Lubis, Telaah Kurikulum
M. Daryanto, Adminitsrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, cet.
15, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Sarinah, Pengantar Kurikulum, Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Siti Halimah, Telaah Kurikulum, cet.2, Medan: Perdana Publishing, 2011.
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
Yunadra, Empat Komponen Kurikulum, didapat dari http://yunandra.com/.
[home page on-line]: Internet, diakses tanggal 27 April 2017.
Zuhri, Convergentive Design Kurikulum Pendidikan Pesantren; Konsepsi dan
Aplikasinya, Yogyakarta: Deepublish, 2016.
https://kbbi.web.id

Anda mungkin juga menyukai