Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAJIAN KURIKULUM DAN BUKU TEKS IPS

KOMPONEN KURIKULUM

Dosen Pengampu : Dr. Ibrahim, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh :

SUARDI (220604502011)

NUR AISYA (220604500023)

NADIRAH SYAHRIR (220604500005)

ENDANG SUSILA MAULANA (220604502010)

KHAERUNNISA ASY’ARI (220604502007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu,
Pemenuhan tugas ini memang tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik
langsung maupun tidak langsung baik materi maupun nonmateri. Tugas ini tidak hanya dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada penerjemah, tetapi juga untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks IPS. Penulis menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi persiapan maupun materi.

Terimakasih kepada bapak dosen Bapak Dr. Ibrahim, S.Ag, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kajian
Kurikulum dan Buku Teks IPS yang telah memberikan tugas kepada kami yang berjudul “komponen
kurikulum” sehingga kami dan teman teman kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Kami selaku penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah tersebut oleh karena
itu kami meminta saran dan masukan kepada pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
tersebut, akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 02 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................…...........................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................


Latar Belakang .......................................................................................................................................................

Rumusan Masalah ...................................................................................................................................................

Tujuan Penulisan ....................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................


A. Pengertian Komponen Kurikulum ............................................................................................................
B. Komponen-komponen Kurikulum ..................................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan
pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan,
maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian
secara mendalam.

Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-
komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat di identifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum
lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut dapat diketahui fungsi suatu komponen kurikulum
terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain.

Demikian strategisnya posisi dan peranan pendidikan, sehingga umat Islam senantiasa concern terhadap
masalah tersebut. Sehingga banyak sekali bermunculan lembaga-lembaga pendidikan dengan berbagai macam
program yang sampai hari ini masih berkibar, dalam rangka ikut serta mensukseskan pembangunan nasional di
bidang pendidikan yang bermuara pada terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.

Dalam rangka mencapai sebuah hasil yang dicita-citakan dalam dunia pendidikan yang dalam hal ini pendidikan
Islam, perlu sebuah kejelasan konsep yang dikonstruksi dari sumber-sumber ajaran Islam, dengan tanpa
meninggalkan rumusan para pakar pendidikan yang dianggap relevan yang kemudian konsep tersebut
dituangkan dan dikembangkan dalam kurikulum pendidikan (Muhaimin, 1991: 10). Kurikulum merupakan faktor
yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam suatu Lembaga Pendidikan Islam (Arifin, 2003: 77).
Dengan kurikulum akan tergambar secara jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi
dalam pendidikan.

Kurikulum sebagai sebuah bangunan atau sistem, tidak bisa lepas dari berbagai komponen yang saling
mendukung satu dengan lainnya. Dengan berbagai bagian tersebut akan menghasilkan sebuah bangunan dalam
rangka mencapai sebuah titik akhir berupa tujuan yang dalam hal ini adalah tujuan pendidikan Islam.

B.Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengertian Komponen Kurikulum?

2. Bagaimana Komponen-komponen Kurikulum?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Komponen Kurikulum.

2. Untuk mengetahui Komponen-komponen Kurikulum.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Komponen Kurikulum

Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena
komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem,
kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus
mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan
baik apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang kurikulum yang tidak
sempurna.

Suatu kurikum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama kesesuaian
antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar
komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan. Demikian juga
evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.

Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya, yakni tujuan, materi, metode, media, evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri
maupun bersama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Ada beberapa
pendapat yang menegaskan mengenai komponen kurikulum. Ralph W. Tyler menyatakan ada empat komponen
kurikulum yaitu tujuan, materi, organisasi dan evaluasi. Senada dengan pendapat tersebut adalah Hilda Taba
menulis bahwa komponen-komponen kurikulum itu antara lain tujuan, materi pelajaran, metode dan organisasi
serta evaluasi. Komponen-komponen kurikulum saling berhubungan. Setiap komponen bertalian erat dengan
komponen lainnya. Tujuan menetukan bahan apa yang dipelajari, bagaiamana proses belajarnya dan apa yang
harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen lainnya.

Tohari Musnamar telah mengidentifikasikan dan merinci komponen-komponen yang dipertimbangkan dalam
rangka pengembangan kurikulum yaitu: dasar dan tujuan pendidikan, pendidik, materi pendidikan, sistem
penjenjangan, sistem penyampaian, sistem evaluasi, peserta didik, proses pelaksanaan (belajar mengajar), tindak
lanjut, organisasi kurikulum, bimbingan dan konseling, administrasi pendidikan, sarana dan prasarana, usaha
pengembangan, biaya pendidikan, dan lingkungan. Sementara itu Hasan Langgulung membagi unsur kurikulum
menjadi empat yaitu: tujuan pendidikan, isi atau kandungan pendidikan, metode pengajaran, dan metode
penilaian. Kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama
kesesuaian kurikulum tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua, kesesuaian antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga dengan evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.

Jadi, Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya
kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama
lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen
yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada
atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.

B.Komponen-komponen Kurikulum

Kurikulum memiliki enam komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi atau bahan ajar; (3) strategi, mengajar;
(4) organisasi kurikulum; (5) evaluasi dan (6) penyempurnaan pengajaran. Ke enam komponen tersebut memiliki
keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing-
masing komponen tersebut.

1.Tujuan

Dalam kurikulum, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan
mewarnai komponen-komponen lainnya. Tujuan kurikulum berdasarkan dua hal. Pertama, perkembangan tujuan
kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik.
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan antara lain:

a. Institusional (Kompetensi Lulusan)

Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD, SMP, SMA

b. Tujuan Kurikuler (Standart Kompetensi)

Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang ada didalamnya.

c. Tujuan Instruksional (Kompetensi Dasar)

Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki
anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar mengajar.

d. Tujuan Instruksional Umum (Indikator Umum) : Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam.

e. Tujuan Instruksional Khusus (Indikator Khusus) : Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada
saat berlangsunganya proses belajar mengajar.

2. Materi atau Bahan Ajar

. Mata ajaran dikelompokan menjadi beberapa bidang studi, yakni:

1) Bidang studi Bahasa dan Seni

2) Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial

3) Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam

4) Bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

3. Strategi Mengajar

Topik-topik atau sub-sub topik tersebut tersusun dalam sekuens tertentu yang membentuk suatu sekuens bahan
ajar. Ada beberapa cara untuk menyusun sekuens bahan ajar, yaitu :

a) Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.

b) Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat.

c) Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi.

d) Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian
menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis
sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut
sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari
masalah bagaimana ke masalah mengapa.

e) Sekuens spiral; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer
dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.

f) Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur
kebelakang.

g) Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin
dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi
tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik,
berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.

Dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan
alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.

4. Organisasi Kurikulum

Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam
mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:

a. Mata pelajaran terpisah (isolated subject)

Tiap mata ajaran disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing-
masing diberikan waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa,
semua materi diberikan sama.

b. Mata pelajaran berkorelasi

Kolerasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
ajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkolerasi guna memudahkan
siswa memahami pelajaran tersebut.

c. studi (broad field)

Beberapa mata ajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama dikolerasikan dalam satu bidang pengajaran,
misalnya Bidang Studi Bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercaka-cakap, dan sebagainya.

d. Program yang berpusat pada anak (cild centered)

Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan
pada mata ajaran.

e. Inti masalah (core program)

Core program adalah suatu program inti berupa suatu inti atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata
ajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS. Beberapa mata ajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan
belajar dalam upaya memecahkan masalah tersebut.

f. Ecletic program

Ecletic program adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat
pada mata ajaran dan yang berpusat pada peserta didik.

5. Evaluasi Pengajaran

Ada pun beberapa model evaluasi kurikulum diantaranya:


1) Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang
akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.

2) Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti : dokumen kurikulum,
dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang
digunakan dan sebagainya.

3) Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar,
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.

4) Product, keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, yang mencakup ; jangka pendek dan jangka
lebih panjang.

Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan
program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan
program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi
model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah
kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan
program yang dievaluasi.

6. Penyempurnaan Pengajaran

Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar, maupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan
merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Sesuai dengan komponen-
komponen yang dievaluasi, pada dasarnya semua komponen mengajar mempunyai kemungkinan untuk
disempurnakan. Suatu komponen mendapatkan prioritas lebih dulu atau mendapatkan penyempurnaan lebih
banyak, dilihat dari peranannya dan tingkat kelemahannya (Rowntree, 1974 Rowntree, 1974: 150-151).
Penyempurnaan juga mungkin dilakukan secara langsung begitu didapatkan sesuatu informasi umpan balik, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu bergantung pada urgensinya dan kemungkinannya mengadakan
penyempurnaan. Penyempurnaan mungkin dilaksanakan sendiri oleh guru, tetapi dalam hal-hal tertentu
mungkin dibutuhkan bantuan atau saran-saran orang lain baik sesama personalia sekolah atau ahli pendidikan
dari luar sekolah. Penyempurnaan juga mungkin bersifat menyeluruh atau hanya menyangkut bagian-bagian
tertentu. Semua hal tersebut bergantung pada kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sebagai penutup, penulis mendapatkan beberapa simpulan, yaitu :

1. Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu sistem kurikulum
karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam pembentukan sistem kurikulum.

2. Kurikulum memiliki enam komponen utama, yaitu : (a) tujuan; (b) materi atau bahan ajar; (c) strategi,
mengajar; (d) organisasi kurikulum; (e) evaluasi dan (f) penyempurnaan pengajaran.

B. Saran

1. Dalam menyusun kurikulum sebaiknya mengikuti aturan dalam membuat kurikulum, seperti mengikuti kaidah
dalam komponen-komponen kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibun, Lian. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada.

Majid, Abdul, dan Diah Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosda
Karya.

Oemar, Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Praktik. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai