Anda di halaman 1dari 16

KONSEP, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN PERAN KURIKULUM

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum

Dosen: Muh Fery Mustika, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Ahmad Jalaludin PAI/IVA 021.011.0018

Dita Ma’rifah Soraya PAI/IVA 021.011.0019

Dhiya Sauqi Sobari PAI/IVA 021.011.0046

Gia Ayu Lestari PAI/IVA 021.011.0008

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul konsep, kedudukan fungsi
dan peran kurikulum. Adapun makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dan
agar berguna bagi siapapun kedepannya.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua yang telah diberikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini. secara khusus rasa
terimakasih tersebut kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Ferry Mustika, M.Pd.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajian. Untuk itu saran dan kritik yang dapat membuat makalah ini lebih sempurna sangat
diharapkan oleh penulis. Mudah mudahan Allah SWT memberikan limpahan rahmat serta
hidayah-Nya dan menjadikan karya tulis yang bermanfaat bagi semua kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

A. Konsep kurikulum ................................................................................................................ 3

B. Kedudukan kurikulum ......................................................................................................... 7

C. Fungsi Kurikulum ................................................................................................................ 8

D. Peran Kurikulum ................................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12

A. kesimpulan ......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam tubuh
manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap hidup dan
berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan. Apabila
kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen yang
berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
menghasilkan peserta didik yang baik pula.

Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan


kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga diikuti dengan
kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di
Indonesia karena kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika kurikulum bersifat statis,
maka kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang tidak baik karena tidak
menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Di sinilah
peran guru sangat diperlukan.

Menurut Kurinasih dan Sani (2014), salah satu hal yang krusial dalam
implementasi Kurikulum adalah masalah kesiapan para pendidik atau guru. Persoalan
guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum
baru, maka kurikulum sebaik apapun tidak akan membawa perubahan apapun pada dunia
pendidikan nasional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kurikulum dalam Pendidikan?

2. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam Pendidikan?

3. Bagaimana fungsi kurikulum dalam Pendidikan?

4. Bagaimana peran kurikulum dalam Pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep kurikulum dalam Pendidikan.

2. Untuk mengetahui kedudukan kurikulum dalam Pendidikan.

3. Untuk mengetahui fungsi kurikulum dalam Pendidikan.

4. Untuk mengetahui peran kurikulum dalam Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep kurikulum
1. Pengertian kurikulum

Terdapat banyak pengertian tentang kurikulum, yang berkembang sejalan dengan


perkembangan teori dan praktik pemdidikan, di bawah ini beberapa pendapat mengenai
kurikulum:

Menurut johnson (1977) kurikulum adalah pengalaman yang muncul apabila terjadi
interaksi antara peserta didik dengan linkungannya. Interaksi tersebut disebut sebagai
pengajaran.

Menurut Zais (1976) menjelaskan bahwa kurikulum bukan hanya merupakan rencana
tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional, yang memberikan pedoman dan
mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Rencana tertulis
merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kegiatan yang berlangsung di kelas merupakan
keurikulum fungsional.

Menurut schubert (1986) menyatakan bahwa kurikulu memuat sejumlah mata


pelajaran, program kegiatan pembelajaran yang direncanakan, hasil belajar yang di harapkan,
reproduksi kebudayaan, dan pengembangan kecakapan hidup.

Menurut Layton (1989) mengemukakan bahwa kurikulum di pengarui oleh sistem


sosial politik, ekonomi, teknologi, moral, keagamaan dan keindahan.

Mengacu pada berbagai pengertian kurikulum di atas, selanjutnya Hasan (2011)


mengelompokkan pengertian kurikulum kedalam empat dimensi yang saling berhubungan
satu sama lain, yaitu: (1) kurikulum sebagai suatu ide/gagasan, (2) kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, yang sebenarnya merupakan suatu perwudan dari kurikulum sebagai suatu
ide, (3) kurikulum sebagai sauatu kegiatan/aktivitas, yang sering di sebut pula dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum, yang sebenarnya merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis, (4) kurikuluum sebagai suatu hasil, yang
merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai sutau kegiatan.

Sementara itu, Sukmadianata (2006) menyatakan bahwa kurikulum dapat dilihat


dalam tiga di mensi, yaitu sebagai ilmu (curriculum as a body of knowledge), sebagai sistem
(curriculum as a system), dan sebagai rencana (curriculum as a plan).

Dengan mengacu pandapat para ahli, sebagai mana di nyatakan di atas, pemerintah
kemudain mendefinisikan kurikulum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 angka 19 yang
3
menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengauran mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan kemana peserta didik akan dibawa dan di arahkan, juga berisi rumusan tentang
isi dan kegiatan belajar.

2. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan


rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan
pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar antara lain menetapkan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang di sarankan, mata pelajaran, kegiatan,
sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum untuk memudahkan proses belajar-
mengajar. Berikut ini adalah 8/41 karakteristik dalam pengembangan kurikulum:

a. rencan kurikulum harus di kembangkan dengan tujuan yang jelas.

b. Suatu program atau kegiatan yang di laksanakan di sekolah merupakan bagian kurikulum
yang di rancang selaras dengan prosedur pengenbangan kurikulum.

c. Rencana kurikulum yang baik daapt menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik,
karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.

d. Rencana kurikulum menyediakan berbagai kesempatan yang memungkinkan mereka


mengembangkan potensi pribadi, melakukan berbagai kegiatan, dan memanfaatkan
berbagai sumber di sekolah.

e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar- mengajar, seperti tujuan,
aktivitas, sumber, alat pengukur, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.

f. Rencana kurikulum harus di kembangkan sesuai sengan karakteristik siswa pengguna.

g. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya


perencanaan guru-siswa.

h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide


spontan selama terjadinya interaksi anatara guru dan siswa.

i. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan anatara kogintif, efektif, dan


psikomotorik.

3. Desain Pengembangan kurikulum

4
Desaian pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan validasi, implementasi,
dan evaluasi kurikulum. Saylor mengajukan delapan prinsip sebagai acuan dalam mendesain
kurikulum, prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua
jeni pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil
yang di harapkan.

2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka


merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan, kususnya bagi kelompok siswa yang belajar
dengan bimbingan guru.

3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan
prinip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan
belajar di sekolah.

4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,


kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.harus mendorong guru mempertimbangkan
berbagai pengalaman belajar anak yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya dengan
kegitan belajar di sekolah.

5. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan


belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada
pengalaman berikutnya.

6. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,


kepribadian, pengalaman, dan niali-nilai demokrasi.

7. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat di terima.

4. Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendidika, terdapat


beberapa landasan utama dalam pengembangan kurikulum yang mana dapat di kelompokkan
seperti di bawah ini.

a. Landasan filosofis

Filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan yang terkait, seperti apa yang harus di pelajari peserta didik?, Mengapa harus
mempelajari hal itu?, Bagaimana cara mempelajari hal iti?, filsafat memegang peranan
penting dalam proses pengembangan kurikulum, beberapa alasan filsafat harus menjadi
dasar dalam menentukan tujuan pendidikan.

5
Filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikanKurikulum pada hakikatnya
berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan,
mengembangkan, dan hidup dalam. sistem nilai masyarakat. menurut bloom (1965), tujuan
pendidikan dapat di golongkan kedalam tiga domain, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif.
Domain kognitif berhubungan dengan pengembangan pengetahuan, psikomotor
berhubungan dengan pengembangan keterampilan, dan afektif berhubugan dengan
pengembangan sikap.

b. Landasan psikologis

Pada hakikatnya, setiap anak memiliki pribadi yang unik, khas, yang mempunyai
bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajaryang berbeda. Oleh karena itu kurikulum
harus memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak.

5. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dijadikan


sebagai acuan agar =kurikulum yang diharapkan memenuhi harapn pendidikan yang
meliputi siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna lulusan, dan pemerintah,
prinsip-prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Prinsip berorientasi pada tujuan

Prinsip dasar ini menegaskan bahwa tujuan atau kompetensi merupakan arah bagi
pengembangan kompone-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum, tujuan
kurikulum atau kompetensi yang di harapkan harus jelas dalam arti harus di dapat di pahami
dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk di jabarkan menjadi tujuan-tujuan atau
kompetensi dasar dan indikator yang lebih spesifik dan operasional.

b. Prinsip relevansi

Penidikan di pandang relevan bila hasil yang di per 17/41 pendidikan tersebut
berguna atau fungsional bagi kehidupan. Relevansi pendidikan degan kehidupan dapat di
tinjau dari tiga aspek:

1. Relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup siswa

2. Relevans i pendidikan dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa


yang akan dating

3. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia pekerjaan

6
c. Prinsip efektifitas dan efisiensi

Efektivitas kurikulum dapat di tinjau dari dua aspek. 1. Efektivitas pembelajaran


yang menyangkut sejauhmana jenis-jenis kegiatan pembelajaran yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik. 2. Efektivitas belajar siswamenyangkut seberapa jauh tujuan-
tujuan pembelajaran siswa atau kompetensi dasar yang diinginkan dapat dicapai melalui
kegiatan pembeajaran yang ditempuh.

Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dan usaha efisiensi dalam kegiatan pendidikan, misalnya efisiensi waktu,
tenaga, peralatan, sarana. Biaya dan sebagainya.

d. Prinsip kontinuitas dan fleksibilitas

Kontinuitas atau kesinambungan di maksudkan saling berhubungan antara berbagai


tingkat, artinya dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan hendaknya
memperhatikan materi-materi ajar yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat
berikutnya hendaknya sudah dibelajarkan pada tingkat sekolah atau madrasah sebelumnya.
Materi-meteri ajar yang sudah di belajarkan pada tingkat sekolah atau madrasah sebelumnya
tidak perlu lagi dibelajarkan pada tingkat sekolah berikutnya, kecuali atas dasar
pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Fleksibilitas yang dimaksud adalah tidak kaku, artinya memberi sedikit kebebasan
dan kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum.

e. Prinsip integrasi

Integrasi atau keterpaduan adalah pengembangan yang menunjukkan adanya


hubungan horzontal pengalaman belajar, sehingga dapat membantu siswa memperoleh
pangalaman itu dalam suatu kesatuan. Artinya, pengalaman belajar itu tidak berdiri sendiri,
melainkan dapat diterapkan dalam bidang lain.

B. Kedudukan kurikulum
Mutu lulusan, dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengaajar, sedangkan mutu
kegiatan belajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain peserta didik, kurikulum,
pendidik, dan tenaga pendidikan, sarana- prasarana, menejemen dan lingkungan, yang saling
terkait satu sama lain, yang merupakan subsitem dalam sistem pembelajaran. Apabila mutu
lulusanya baik, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya baik, input siswa,
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasana, pengolahan dana,
manejemen, dan lingkunganya memadai. Akan tetapi, dari berbagai faktor tersebut,
7
kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh pendidikan
(Widyastono, 2015).

Adapun Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah sebagai konstruk yang


dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya
untuk dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan, jawaban untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan dan untuk membangun kehidupan masa
depan dimana masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan serta
pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan, serta
sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU No, 20 Tahun 2003) (Widyastono, 2015).

C. Fungsi Kurikulum
Alwasilah (2008) dalam bukunya "Filsafat Bahasa dan Pendidikan" menjelaskan
bahwa kurikulum pendidikan dibuat agar anak didik berperilaku mulia. Karena melalui
kurikulum, seorang pengajar dapat membentuk karakter dan sikap seorang anak melalui
pelajaran yang diajarkannya. Kesuksesan seorang pengajar dapat dilihat melalui prestasi dan
sikap muridnya. Bila anak didiknya pada akhir kurikulum mendapatkan prestasi yang
memuaskan, memiliki karakter dan sikap sesuai dengan harapan pengajar, maka pengajar
tersebut sukses dalam mendidik.

Menurut Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) dalam bukunya Principle of


Secondary Education (1918), mengemukakan 6 fungsi kurikulum yaitu fungsi penyesuaian,
fungsi pengintergrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan. fungsi pemilihan, dan fungsi
diagnostik.

1. Fungsi penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)

Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah
dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus memiliki kemampuan
menyesuaikan diri secara dinamis pula. Di balik itu lingkungan pun harus disesuaikan dengan
kondisi perorangan. Disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga
individu bersifat well-adjusted. Dengan kata lain bahwa kurikulum harus dapat mengantarkan
siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.

2. Fungsi Intergrasi (The Integrating Function)

Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Kurikulum harus


dapat mengembangkan pribadi siswa secara utuh (terintegrasi) baik dalam kemampuan
kognitif, afektif maupun psikomotor. Oleh karena individu sendiri merupakan bagian dari

8
masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.

3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)

Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan di antara setiap orang


dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berfikir kreatif dan
kritis, sehingga akan mendorong pada kemajuan dalam masyarakat. Akan tetapi dengan
adanya diferensiasi tidak serta merta mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena
diferensiasi juga bisa menghindarkan terjadinya stagnasi sosial. Dalam fungsi ini intinya
kurikulum harus dapat melayani setiap siswa dengan segala keunikannya.

4. Fungsi Persiapan

Bahwa kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak untuk dapat
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Persiapan kemampuan belajar tingkat
lanjut ini sangat diperlukan, karena mata pelajaran di sekolah tidak mungkin memberikan
semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian mereka.

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Perbedaan (diferensiasi) dalam pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling
berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan perbedaan berarti memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan yang menarik minatnya.
Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis.
Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara
luas dan bersifat fleksibel. Fungsi kurikulum disini maksudnya harus dapat memberikan
kesempatan pada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan potensinya (bakat dan minatnya).

6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)

Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk
mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya melalui proses Menurut Hendyat Soetopo Wasty Soemanto
(2006) kurikulum dapat dijelaskan ke dalam beberapa kepentingan dan fungsi

a. Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan

Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang


ingin dicapai. Oleh karena itu, fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau media untuk
mencapai tujuan pendidikan.

9
1). Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa yaitu sebagai organisasi belajar (learning
organitation) yang tersusun dengan cermat. Kurikulum selalu disiapkan dan dirancang bagi
siswa sebagai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa. Oleh karena itu, merancang
kurikulum akan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa
agar mereka mandiri dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

b. Fungsi kurikulum bagi para pendidik

Bagi pendidik, kurikulum memainkan peran fungsional yang penting sebagai:

1). Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.

2). Pedoman untuk dipegang evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka
menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.

3). Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

c. Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan Pembina sekolah

Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yakni memperbaiki situasi


belajar agar lebih kondusif.

1). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi
belajar yang menunjang situasi belajar siswa ke arah yang lebih baik.

2). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan pada
kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka.

D. Peran Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan. Terdapat tiga peranan yang
dinilai sangat penting yaitu:

a. Peran konservatif

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana utuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.

b. Peran kreatif

Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan


sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan- kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
10
c. Peranan kritis dan evaluatif

Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-
nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada
masa sekarang.

11
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan
Keberadaan kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan karena
kedudukannya yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Berdasarkan
seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai pengertian kurikulum, maka pengertian
kurikulum dapat diorganisir menjadi dua. yaitu yang ppertama kurikulum adalah sejumlah
rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain untuk siswa dengan
petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi
yang harus dimiliki. Dan yang kedua kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah
bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.

Konsep kurikulum meliputi: sebagai substansi yang dipandang sebagai rencana


pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai. Sebagai sistem
merupakan bagian dari sistem persekolahan, pendidikan dan masyarakat. Dan sebagian
bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan untuk mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

Istilah kurikulum menunjuk pada beberapa dimensi pengertian, dimana setiap dimensi
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. keempat dimensi itu adalah :

1. Kurikulum sebagai suatu ide.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana.

3. Kurikulum sebagai suatu aktivitas, yang secara teoritis merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai rencana tertulis.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil merupakan konsukuensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan.

Kurikulum juga memiliki peran dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni:

1. Memiliki peran konservatif.

2. Kreatif

3. Kritis dan evaluatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Pemuda Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2007. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI

S.Nasution. 2006. Azas-Azas Kurikulum. Universitas Michigan: Tarate.

Nasution, S. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung PT
Remaja Rosdakarya.

Subandijah, 1993. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit. Bumi Aksara.

Jakarta Efendi, M. dkk. 2005. Pengantar Arah Pengembangan Kurikulum Dan Pengajaran.
Laboratorium Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM. Malang

Herry Wisyastono, Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah Dari Kurikulum 2004,
2006, Ke Kurikulum 2013 (Jakarta : Bumi Aksara, 2014)

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : Rosda Karya, 2009), 183-
185.

13

Anda mungkin juga menyukai