MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum
Disusun Oleh:
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul konsep, kedudukan fungsi
dan peran kurikulum. Adapun makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dan
agar berguna bagi siapapun kedepannya.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua yang telah diberikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini. secara khusus rasa
terimakasih tersebut kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Ferry Mustika, M.Pd.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajian. Untuk itu saran dan kritik yang dapat membuat makalah ini lebih sempurna sangat
diharapkan oleh penulis. Mudah mudahan Allah SWT memberikan limpahan rahmat serta
hidayah-Nya dan menjadikan karya tulis yang bermanfaat bagi semua kedepannya.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
A. kesimpulan ......................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam tubuh
manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap hidup dan
berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan. Apabila
kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen yang
berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
menghasilkan peserta didik yang baik pula.
Menurut Kurinasih dan Sani (2014), salah satu hal yang krusial dalam
implementasi Kurikulum adalah masalah kesiapan para pendidik atau guru. Persoalan
guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum
baru, maka kurikulum sebaik apapun tidak akan membawa perubahan apapun pada dunia
pendidikan nasional.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kurikulum dalam Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep kurikulum dalam Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep kurikulum
1. Pengertian kurikulum
Menurut johnson (1977) kurikulum adalah pengalaman yang muncul apabila terjadi
interaksi antara peserta didik dengan linkungannya. Interaksi tersebut disebut sebagai
pengajaran.
Menurut Zais (1976) menjelaskan bahwa kurikulum bukan hanya merupakan rencana
tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional, yang memberikan pedoman dan
mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Rencana tertulis
merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kegiatan yang berlangsung di kelas merupakan
keurikulum fungsional.
Dengan mengacu pandapat para ahli, sebagai mana di nyatakan di atas, pemerintah
kemudain mendefinisikan kurikulum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 angka 19 yang
3
menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengauran mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan kemana peserta didik akan dibawa dan di arahkan, juga berisi rumusan tentang
isi dan kegiatan belajar.
2. Pengembangan Kurikulum
b. Suatu program atau kegiatan yang di laksanakan di sekolah merupakan bagian kurikulum
yang di rancang selaras dengan prosedur pengenbangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik daapt menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik,
karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar- mengajar, seperti tujuan,
aktivitas, sumber, alat pengukur, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.
4
Desaian pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan validasi, implementasi,
dan evaluasi kurikulum. Saylor mengajukan delapan prinsip sebagai acuan dalam mendesain
kurikulum, prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua
jeni pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil
yang di harapkan.
3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan
prinip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan
belajar di sekolah.
a. Landasan filosofis
5
Filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikanKurikulum pada hakikatnya
berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan,
mengembangkan, dan hidup dalam. sistem nilai masyarakat. menurut bloom (1965), tujuan
pendidikan dapat di golongkan kedalam tiga domain, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif.
Domain kognitif berhubungan dengan pengembangan pengetahuan, psikomotor
berhubungan dengan pengembangan keterampilan, dan afektif berhubugan dengan
pengembangan sikap.
b. Landasan psikologis
Pada hakikatnya, setiap anak memiliki pribadi yang unik, khas, yang mempunyai
bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajaryang berbeda. Oleh karena itu kurikulum
harus memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak.
Prinsip dasar ini menegaskan bahwa tujuan atau kompetensi merupakan arah bagi
pengembangan kompone-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum, tujuan
kurikulum atau kompetensi yang di harapkan harus jelas dalam arti harus di dapat di pahami
dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk di jabarkan menjadi tujuan-tujuan atau
kompetensi dasar dan indikator yang lebih spesifik dan operasional.
b. Prinsip relevansi
Penidikan di pandang relevan bila hasil yang di per 17/41 pendidikan tersebut
berguna atau fungsional bagi kehidupan. Relevansi pendidikan degan kehidupan dapat di
tinjau dari tiga aspek:
6
c. Prinsip efektifitas dan efisiensi
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dan usaha efisiensi dalam kegiatan pendidikan, misalnya efisiensi waktu,
tenaga, peralatan, sarana. Biaya dan sebagainya.
Fleksibilitas yang dimaksud adalah tidak kaku, artinya memberi sedikit kebebasan
dan kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum.
e. Prinsip integrasi
B. Kedudukan kurikulum
Mutu lulusan, dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengaajar, sedangkan mutu
kegiatan belajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain peserta didik, kurikulum,
pendidik, dan tenaga pendidikan, sarana- prasarana, menejemen dan lingkungan, yang saling
terkait satu sama lain, yang merupakan subsitem dalam sistem pembelajaran. Apabila mutu
lulusanya baik, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya baik, input siswa,
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasana, pengolahan dana,
manejemen, dan lingkunganya memadai. Akan tetapi, dari berbagai faktor tersebut,
7
kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh pendidikan
(Widyastono, 2015).
C. Fungsi Kurikulum
Alwasilah (2008) dalam bukunya "Filsafat Bahasa dan Pendidikan" menjelaskan
bahwa kurikulum pendidikan dibuat agar anak didik berperilaku mulia. Karena melalui
kurikulum, seorang pengajar dapat membentuk karakter dan sikap seorang anak melalui
pelajaran yang diajarkannya. Kesuksesan seorang pengajar dapat dilihat melalui prestasi dan
sikap muridnya. Bila anak didiknya pada akhir kurikulum mendapatkan prestasi yang
memuaskan, memiliki karakter dan sikap sesuai dengan harapan pengajar, maka pengajar
tersebut sukses dalam mendidik.
Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah
dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus memiliki kemampuan
menyesuaikan diri secara dinamis pula. Di balik itu lingkungan pun harus disesuaikan dengan
kondisi perorangan. Disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga
individu bersifat well-adjusted. Dengan kata lain bahwa kurikulum harus dapat mengantarkan
siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
8
masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
4. Fungsi Persiapan
Bahwa kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak untuk dapat
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Persiapan kemampuan belajar tingkat
lanjut ini sangat diperlukan, karena mata pelajaran di sekolah tidak mungkin memberikan
semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian mereka.
Perbedaan (diferensiasi) dalam pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling
berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan perbedaan berarti memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan yang menarik minatnya.
Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis.
Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara
luas dan bersifat fleksibel. Fungsi kurikulum disini maksudnya harus dapat memberikan
kesempatan pada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan potensinya (bakat dan minatnya).
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk
mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya melalui proses Menurut Hendyat Soetopo Wasty Soemanto
(2006) kurikulum dapat dijelaskan ke dalam beberapa kepentingan dan fungsi
9
1). Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa yaitu sebagai organisasi belajar (learning
organitation) yang tersusun dengan cermat. Kurikulum selalu disiapkan dan dirancang bagi
siswa sebagai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa. Oleh karena itu, merancang
kurikulum akan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa
agar mereka mandiri dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
1). Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.
2). Pedoman untuk dipegang evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka
menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
1). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi
belajar yang menunjang situasi belajar siswa ke arah yang lebih baik.
2). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan pada
kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka.
D. Peran Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan. Terdapat tiga peranan yang
dinilai sangat penting yaitu:
a. Peran konservatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana utuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.
b. Peran kreatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-
nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada
masa sekarang.
11
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Keberadaan kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan karena
kedudukannya yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Berdasarkan
seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai pengertian kurikulum, maka pengertian
kurikulum dapat diorganisir menjadi dua. yaitu yang ppertama kurikulum adalah sejumlah
rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain untuk siswa dengan
petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi
yang harus dimiliki. Dan yang kedua kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah
bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.
Istilah kurikulum menunjuk pada beberapa dimensi pengertian, dimana setiap dimensi
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. keempat dimensi itu adalah :
3. Kurikulum sebagai suatu aktivitas, yang secara teoritis merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai rencana tertulis.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil merupakan konsukuensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan.
2. Kreatif
12
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Pemuda Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung PT
Remaja Rosdakarya.
Subandijah, 1993. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit. Bumi Aksara.
Jakarta Efendi, M. dkk. 2005. Pengantar Arah Pengembangan Kurikulum Dan Pengajaran.
Laboratorium Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM. Malang
Herry Wisyastono, Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah Dari Kurikulum 2004,
2006, Ke Kurikulum 2013 (Jakarta : Bumi Aksara, 2014)
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : Rosda Karya, 2009), 183-
185.
13