MAKALAH
Akhsanul Kholqi
Abdul Gofur
Dwi Septia
Muhammad Ikhsan G
Raida Kustiani
i
STAI ALMASTHURIYAH
SUKABUMI 2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan karunia nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Kemudian Shalawat dan salam kita panjatkan Kepada Nabi Muhammad SAW.
yang mana beliau telah membawa umat manusia dari zaman jahiliah kepada
zaman ilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang kekurangan dan kesalahan
dalam menyelesaikan makalah ini, karena kami sangat menyadari banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan kemampuan. Semoga Makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan kemampuannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb
ii
Penyusun
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu
proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan
kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan
perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum
menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan
diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa
depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum
pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk
menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia
dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
1
B. Rumusan Masalah
Bertumpu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan yang berkaiatan dengan kurikulum pendidkan yaitu:
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
2
3. Ronald C. Doll mengatakan bahwa kurikulum adalah all the experince which
are offered to learners under the auspices or direction of the school (Kurikulum
meliputi semua pengalaman yang disajikan kepada peserta didik di bawah
bantunan atau bimbingan sekolah)
Definisi Doll tidak hanya menunjukkan adanya perubahan penekanan dari isi
kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan lingkup, dari konsep
yang sangat sempit kepada yang lebih luas. Jadi, pengalaman tersebut dapat
berlangsung di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat, bersama guru atau tanpa
guru, berkenaan langsung dengan pelajaran ataupun tidak. Definisi tersebut juga
mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut
serta sebagai fasilitas yang mendukungnya.[4]
Terlepas dari pro dan kontra terhadap pendapat Muaritz Johnson, Mac Donald
memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Menurut dia,
sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu:
b) Belajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respon
terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru.
3
c) Pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang memungkinkan dan
berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar.
B. Fungsi-fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum dapat dilihat dari tiga sudut: 1. Bagi sekolah yang bersangkutan,
2. Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya, 3. Bagi masyarakat/pemakai lulusan
sekolah tersebut.
4
2) Fungsi pengintegrasian. Kurikulum harus mampu mengentegrasikan
perbedaan-perbedaan yang ada untuk kemudian diarahkan pada satu tujuan, yaitu
kedewasaan mental, intelektual, dan spritual masing-masing individu masyarakat.
Dalam kurikulum ini, berlaku pula ketentuan satu orang tenaga pendidik hanya
bisa mengajar satu mata pelajaran saja.
Selain itu pemerintah menetapkan hari Sabtu sebagai hari bagi siswa untuk
berlatih berbagai kegiatan sesuai minat dengan bakatnya.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini memiliki ciri materi dari jenjang pendidikan rendah memiliki
korelasi dengan jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan utama kurikulum ini
adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama.
Pada Kurikulum 1968 ini pula, sistem penjurusan dimulai pada kelas 2 SMU atau
kelas 11.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum ini mulai digunakan setelah program Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) tahap pertama di masa pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini
menekankan pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
Kurikulum 1975 juga lebih merinci metode, materi, dan tujuan pengajaran dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sehingga memunculkan
istilah satuan pelajaran (rencana pelajaran setiap satuan bahasan).
Namun penerapan kurikulum ini ramai dikritik, karena guru menjadi lebih sibuk
untuk menuliskan rincian tiap kegiatan pembelajaran.
Mata pelajaran PSPB dihapuskan pada penerapan kuriulum ini dan penjurusan
SMA dibagi menjadi tiga program, yakni IPA, IPS, dan Bahasa.
Dalam Kurikulum 2004 ini, pemerintah mengubah kembali nama SLTP menjadi
SMP dan SMU menjadi SMA kembali.
Ada 4 aspek penilaian dalam K-13 ini antara lain, aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilaku.
Kurikulum ini berfokus untuk mengasah minat dan bakat anak sedini mungkin.
Sehingga peserta didik memiliki waktu untuk memahami konsep dan menguatkan
kompetensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
menjadi kunci untuk menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas dan
berdaya saing.
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya dengan do’a dan usaha, kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami harap supaya makalah ini dapat berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh kalangan banyak. Dan kami berharap kritik dan saran
dari dosen pebimbing dan teman – teman sekalian. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
10