Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TELAAH KURIKULUM

UJIAN AKHIR SEMESTER

Oleh :

Nur Salma Sapitri 2014010085

Dosen pengampu :

Dr. Asmaiwaty Arief, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL


PADANG

TAHUN 2022/1444
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga UAS ini dapat diselesaikan.

Shalawat dan salam pada junjungan nabi kita Muhammad saw beserta
keluarga dan para sahabat yang telah memperjuangkan agama Islam. Kemudian
dengan segala hormat penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibuk Dr.
Asmaiwaty Arief, M. Pdselaku dosen pengampu pada mata kuliah Telaah Kurikulum

Dalam penulisan UAS ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada rekan-
rekan yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Padang, 20 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar belakang..................................................................................................3
B. Rumusan masalah ............................................................................................5
C. Tujuan ..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

A. Pengertian Telaah Kurikulum ..........................................................................6


B. Komponen Kurikulum......................................................................................8
C. Evaluasi Kurikulum........................................................................................12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................15

A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan sebuah kebutuhan dan kewajiban.
Pernyataan tersebut didasarkan pada perubahan iklim masyarakat yang pasti terjadi
dan terus menerus mengalami dinamisasi, sehingga kebutuhan masyarakat juga
berubah. Oleh karena itu kurikulum juga harus dikembangkan untuk menjawab
tantangan zaman yang semakin berkembang. Jika tidak diadakan pengembangan
maka bisa dipastikan kurikulum tersebut tidak lagi relevan, mandek, ketinggalan
jaman, sehingga menyebabkan lembaga ditinggalkan oleh masyarakat. Jika kurikulum
diibaratkan organisme (manusia) maka jika organisme tersebut tidak menyesuikan diri
terhadap lingkungan atau keadaan habibat yang ada maka secara hukum alam
organisme tersebut akan mati atau bisa tersengkir dari komunitasnya.

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme yang memiliki


susunan organ-organ tertentu seperti otak, jantung, paru-paru yang merupakan organ
vital adanya kehidupan. Kemudian kaki serta tangan yang merupakan organ gerak dan
organ panca indera. Organ-organ tersebut memiliki fungsi satu sama lain yang saling
bergantung. Jika organ-organ seluruh tubuh berjalan dengan normal maka bisa
dipastikan fungsinya akan berajalan lancar sehingga bisa menbentuk organisme
(manusia) secara utuh yang sehat dan berdaya guna. Setelah organ-organ tersebut
berjalan dengan lancer, apakah langkah selanjutnya yang dilakukan? ingin ke mana
manusia tersebut beraktivitas, dan seberapa efektif dan efisienkah manusia tersebut
bisa memanfaatkan organ-organ tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
pengembangan diri pada diri organisme tersebut agar bisa menyesuaikan diri pada
lingkungan luar.

Dari penjelasan di atas sesungguhnya kurikulum bisa diibaratkan dengan


organisme, salah satu alasannya adalah karena keduanya sama-sama merupakan
sistem yang memiliki tujuan. Sistem tersebut bisa saja terbangun dari organ-orang
yang bekerja baik secara sadar maupun tidak sadar. Maka komponen kurikulum bisa

3
diartikan bagian dari keseluruah yang ada, atau bisa berarti unsur dari sesuatu yang
utuh. Seperti organism, maka kurikulum juga perlu mengadakan pengembangan diri
untuk menjaga eksistensinya agar bisa tetap berguna dan bisa mendapat legitimasi
dari lingkungan. Dalam mengembangkan kurikulum perlu memperhatikan komponen-
komponen dan model pengembangan kurikulum. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendiagnosis dari sudut mana dan arah pengembangannya ke
mana pengembangan tersebut dilakukan.

Sudah menjadi pengetahuan jamak bahwa komponen atau Organ dari anatomi
organanisme kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media serta evaluasi. Organ-organ tersebut harus memiliki
keterkaitan, kesinambungan, dan saling membangun satu sama lain sehingga bisa
menjadi sebuah sistem yang utuh dan bisa berjalan dengan normal. Inilah yang
kemudian disebut sebagai organisme kurikulum. Oleh karena itulah, sangat penting
dalam mengembangkan kurikulum perlu mengkaji tentang komponen-komponen
(organ) yang terbangun di dalamnya.

Selain menekankan pada komponen dalam mengembangkan kurikukulum juga


perlu mengkaji tentang model atau pola pengembangan kurikulum. Model
pengembangan kurikulum merupakan cara untuk mendeskirpsikan, menganalisis, dan
membuat skema dari organisme kurikulum. Seperti halnya manusia untuk
menemukan penyakit yang ada di dalam tubuhnya perlu adanya pemeriksaan atau
penelitian secara mendalam. Ataupun karena adanya tekanan psikologi maka perlu
cara-cara khusus. Karena setiap manusia mempunya latar belakang yang berbeda bisa
jadi penyakitnya juga berbeda, oleh karena itu penangananya juga harus
menggunakan model pengembangan yang berbeda. Dengan demikian maka
pengguanaan model-model pengembangan kurikulum di setiap tingkat satuan
pendidikan juga harus berbeda karena setiap sekolah tersebut memiliki ciri khas,
kurikulum, gejala penyakit, dan sumber daya yang berbeda.

Mengacu dari uraian di atas, untuk lebih fokusnya pembahasan penulis akan
memaparkan komponen-komponen kurikulum yang meliputi: tujuan, isi,/bahan ajar,
metode/strategi mengajar dan evaluasi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan telaah kurikulum ?
2. Apa saja komponen kurikulum ?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian telaah kurikulum
2. Untuk mengetahui komponen kurikulum
3. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Telaah Kurikulum
Telaah adalah penyelidikan, kajian, pemeriksaan, dan penelitian. Kurikulum
adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar
nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani
untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk
menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat
peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.

Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri


sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan
berbagai hal seperti: konsep, prinsip kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan.
Dengan kata lain perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Demikian pula individu jangan makhluk sosial yang selalu berinteraksi
dengan lingkungan sesamanya.

Jadi, telaah kurikulum adalah suatu kajian terhadap kompetensi, materi,


evaluasi serta perencanaan pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman bagi guru di
sekolah.

Pengertian kurikulum menurut pendapat - pendapat para ahli yang telah


diungkapkan, diantaranya yaitu :

a) UU No. 20 Tahun 2003 :  Kurikulum merupakan seperangkat rencana &


sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang
digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.

b) Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) : Kurikulum merupakan niat & harapan
yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang
6
dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat &
rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Yang
terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.

c) Crow and Crow : Kurikulum ialah suatu rancangan dalam pengajaran yang
tersusun secara sistematis untuk menyelesaikan program dalam memperoleh
ijazah.

d) Drs. Cece Wijaya, dkk : Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni
meliputi keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah.

e) Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan : Kurikulum ialah suatu formulasi


pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses
belajar mengajar.

f) Harsono (2005) : Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan


pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini
semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak
hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran
yang terencana dari institusi pendidikan nasional.

g) Hamid Hasan (1988) : Berpendapat bahwa konsep kurikulum bisa ditinjau dari
4 sudut yakni : (1) kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-
teori dan penelitian , (2) sebagai suatu rencana tertulis, yaitu sebagai
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, didalamnya berisi tentang
tujuan, bahan ajar, aktifitas belajar, alat-alat atau media, dan waktu
pembelajaran, (3) sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yakni dalam bentuk praktek
pembelajaran , (4) sebagai suatu hasil, yaitu konsekwensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan, melalui ketercapaiannya tujuan kurikulum terhadap
peserta didik.

h) Kerr, J.F (1968) : Kurikulum merupakan seluruh pembelajaran yang dirancang


dan dilakukakan secara individu maupun kelompok, baik didalam sekolah
maupun diluar sekolah.

7
B. Komponen Kurikulum

Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas


menurut Syaodih Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi tubuh
kurikulum yang utama adalah terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut yaitu tujuan,
isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, dan evaluasi, yang mana
keempatnya berkaitan erat satu dengan lainnya. Sedangkan Hamid Syarief
menguraikan kurikulum secara struktural terbagi menjadi beberapa Komponen
diantaranya adalah :

1) Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil yang diharapan
secara mikro maupun makro. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dari mulai
tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur, yang kemudian dinamakan dengan kompetensi. Pembahasan lebih lanjut
tujuan pendidikan nasional diklasifikasikan menjadi empat yaitu :

a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) merupakan tujuan dan arah pendidikan


secara umum yang harus dijadikan patokan atau pedoman bagi setiap lembaga
pendidikan di seluruh Indonesia. Maka untuk setiap madrasah di seluruh Indonesia
tidak boleh membuat rumusan tujuan sendiri yang keluar dari koridor Tujuan
pendidikan Nasional. Aturan main atau pedoman tujuan pendidikan nasional tertuang
dalam Undang-undang RI terbaru yang telah disahkan oleh anggota DPR RI.
Sebagaimana dalam UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang SISDIKNAS bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah: “Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warg Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

8
b) Tujuan Intstitusional (TI) atau lembaga; tujuan kelembagaan dirumuskan
oleh masing-masing lembaga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti bahwa tujuan Insitusional
tidak boleh keluar dari bingkai tujuan pendidkan Nasional yang telah ditetapkan oleh
Undang-Undang. Tujuan Isntitusional biasanya juga melihat dari jenjang masing-
masing lembaga atau sesuai dengan tingkat usia siswa, sehingga setiap jenjang harus
memiliki keterkaitan satu sama lain yang mana jenjang yang paling dasar mendukung
tujuan institusional secara umum jenjang yang lebih tinggi.

c) Tujuan Kurikuler (TK); tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran merupakan bagian dari salah satu cakupan tujuan lembaga. Tujuan
kurikuler merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan institusional. Dengan
demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk
mencapai tujuan institusional.

d) Tujuan Intruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP); tujuan intruksional merupakan


bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai
oleh guru dan siswa dalam satu kali tatap muka atau satu kali pertemuan. Dalam
setiap sesi pertemuan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan kurikuler.
Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pertemuan harus memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai.

Berdasarkan pemaparan di atas tertuama berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003


tentang Sisdiknas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam lembaga memiliki
kewenangan dan hak untuk mengembangkan, mengelaborasi, dan menyusun atau
memprogram komponen-komponen kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai yang
menjadi ciri khas bagi masing-masing sekolah.

2) Komponen Isi

Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen


tujuan. Yang dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari
ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam
proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan. Komponen materi harus
9
dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan, oleh karena itu komponen tujuan
dengan komponen materi atau dengan komponen-komponen yang lainnya haruslah
dilihat dari sudut hubungan yang fungsional.Pada hakekatnya materi kurikulum
adalah isi kurikulum. Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
telah ditetapkan bahwa “Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka
upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional”. Sesuai dengan rumusan tersebut isi
kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran.

b) Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan


pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan
oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.

c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai
melalui pencapaian materi kurikulum.Materi kurikulum mengandung aspek-aspek
tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang meliputi :

a) Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan-hubungan antara variablevariabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

b) Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan kekhususan-
kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

c) Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,


bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam penelitian.

d) Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

10
e) Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan oleh siswa.

f) Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.

g) Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus yang


diperkenalkan dalam materi.

h) Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan
untuk memperjelas suatu uraian.

i) Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/suatu
kata dalam garis besarnya.Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau
pendapat yang tidak diberi argumentasi.

3) Komponen Strategi

Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, dikarenakan berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi
pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dengan kata lain strategi memiliki dua hal yang penting yaitu rencana yang
diwujudkan dalam bentuk kegiatan dan strategi disusun untuk mencapai tujuan
terentu. Sedangkan metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan belajar nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar
yang digunakan dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja, tetapi menyangkut berbagai macam yang diusahakan oleh
guru dalam membelajarakan siswa tersebut. Dengan kata lain mengatur seluruh
komponen, baik pokok maupun penunjang dalam sistem pengajaran. Subandijah,
memasukkan komponen evaluasi kedalam komponen strategi. Hal ini berbeda pula
dengan pendapat para ahli lainnya yang mengatakan bahwa komponen evaluasi
adalah komponen yang berdiri sendiri.

11
4) Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat diperbandingkan


seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola, memfungsikan evaluasi
berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang
belum berhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak
untuk diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang
diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni evaluasi
yang demikian, Dari sudut komponen evaluasi misalnya, berapa banyak guru yang
mengerjakan suatu mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan guru
dan ditunjang pula oleh media dan sarana belajar yang memedai serta murid yang
normal. Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan serta menilai proses pelaksaan mengajar secara keseluruhan. Setiap
kegiatan akan memberikan umpan balik demikian juga dalam pencapaian tujuan-
tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut digunakan
untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan
perumusan tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media
mengajar.

C.Evaluasi Kurikulum

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilaidari
sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatuproses dalam usaha
untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakansebagai bahan pertimbangan
untuk membuat keputusan akan perlu tidaknyamemperbaiki sistem pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang akan ditetapkan . Tyler seperti yang dikutip Sukmadinata
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah tercapai atauterealisasikan.Sedangkan pengertian kurikulum,
menurut Glatthorn dalam buku Zaini adalah sebagai rencana yang dibuat untuk
membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah
ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan
dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan dan dapat membawa
perubahan tingkah laku . Menurut Micheal Scriven dalam buku Nurgiantoro,
12
mengemukakan bahwa proses penilaian terdiri dari tiga komponen, yaitu
pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan, dan pembuatan keputusan. Ia
mengartikan evaluasi sebagai “proses memperoleh informasi, mempergunakannya
sebagai bahan pembuatan pertimbangan, dan selanjutnya sebagai dasar pembuatan
keputusan”. Tyler dalam buku Hamalik, berpendapat bahwa evaluasi kurikulum pada
dasarnya adalah suatu proses untuk mengecek keberlakuan kurikulum yang harus
diberlakukan ke dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:

1. Evaluasi tehadap tujuan pembelajaran.

2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum atau proses pembelajaran yang


meliputi metode, media dan evaluasi pembelajaran.

3. Evaluasi terhadap efektifitas, baik efektifitas waktu, tenaga dan biaya.

4. Evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai

Kegiatan evaluasi kebutuhan dan kelayakan terhadap kurikulum adalah suatu


keharusan yang esensial dalam rangka pengembangan program kegiatan pendidikan
pada umumnya dan peningkatan kualitas siswa pada khususnya. Hal ini terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia sebagai unsur utama pelaksanaan dan
keberhasilan program pendidikan yang pada gilirannya membutuhkan pengelola dan
pelaksana yang mampu menjalankan kegiatan pendidikan yang lebih berdaya.
Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai
suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari
kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Evaluasi kurikulum dapat mencakup
keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi,
atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana,
evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode
penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi
bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan
penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan ada revisi atau diganti.
Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat

13
teori baru . Evaluasi kurikulum memegang peran sangat penting baik dalam
penentuan kebijakansanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh
para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam
memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga
dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan
lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian, serta fasilitas
pendidikan lainnya . Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan keputusan. Pihak pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan
dan kurikulum adalah guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur,
pengembang kurikulum dan lain-lain. Namun demikian pada prinsipnya tiap
pengambil keputusan dalam proses evaluasi memegang peran yang berbeda, sesuai
dengan posisinya. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil
evaluasi bagi pengambilan keputusan adalah hasil evaluasi yang diterima oleh
berbagai pihak pengambil keputusan adalah sama. Masalah yang timbul adalah
apakah hasil evaluasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jawabannya belum
tentu, karena suatu informasi mungkin lebih bermanfaat bagi pihak tertentu tetapi
kurang bermanfaat bagi pihak yang lain . Kesatuan penilaian hanya dapat dicapai
melalui suatu konsensus. Konsensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian yang
dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran prestasi belajar yang bersifat
behavioral, analisis statistik dari prestasi tes dan post tes. Secara umum, langkah-
langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan utama yaitu persiapan,
pelaksanaan dan pengolahan hasil .

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Telaah kurikulum adalah telaah kurikulum adalah suatu kajian terhadap


kompetensi, materi, evaluasi serta perencanaan pembelajaran yang dapat dijadikan
pedoman bagi guru di sekolah.
2. Komponen kurkulum adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu
dengan lainnya.
3. Evaluasi kurikulum adalah Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menetukan nilaidari sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan
sebagai suatuproses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu
tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan
15
ditetapkan . Tyler seperti yang dikutip Sukmadinata menyatakan bahwa evaluasi
adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau
terealisasikan.Sedangkan pengertian kurikulum, menurut Glatthorn dalam buku
Zaini adalah sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar di
sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan, disusun
berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat
diamati oleh pihak yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah
laku .
B. Saran
Dalam penyusunan UAS ini, penulis sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup
kemungkinan adanya keliruan dalam penyusunannya. Olah karena itu penulis
mengharapkan para pembaca untuk menyempurnakan tugas UAS ini . Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran.

16

Anda mungkin juga menyukai