Anda di halaman 1dari 19

KOMPONEN KURIKULUM

Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran

Program Studi : S1-PGSD

Dosen Pengampu : 1. Dra. Nelly Astuty, M.Pd.

2. Ujang Effendi, M.Pd. I.

Semester/Kelas : 1/1A

Disusun Oleh:

1. Salsabila Artika Putri (2313053023)

2. Intan gustiara (2313053028)

3. Putu Dhita Restu Anggreyani (2313053014)

4. Frida Rosanni Sihotang (2313053019)

5. Zahra Anastasya (2313053021)

6. Andini Wulansari (2313053020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang maha pengasih
lagi maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komponen
Kurikulum” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun oleh penulis untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Dalam
pembuatan tugas ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan banyak pihak yang mana dapat memperlancar proses pembuatan
tugas ini. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak dan tentunya kepada Allah SWT yang telah membantu penulis dalam
menyusun makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Metro, 12 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I.PENDAHULUAN.............................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................................5

2.1 Pengertian Komponen..........................................................................................5

2.2 Pengertian Kurikulum..........................................................................................5

2.3 Komponen-Komponen Kurikulum......................................................................5

2.4 Hubungan Komponen Kurikulum......................................................................12

2.5 Peranan Komponen Kurikulum.........................................................................13

2.6 Tingkatan Tujuan Pendidikan............................................................................15

BAB III. PENUTUP....................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................17

3.2 Saran..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memilliki peranan strategis dalam mencerdaskan generasi muda
sebagai harapan masa depan bangsa, akan tetapi pendidikan di negara kita ini
sangatlah memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang
sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada bidang pendidikan. Dalam
pendidikan, suatu program yang terencana dan proses pembelajaran sangatlah
diperlukan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Suatu proses,
pelaksanaan, sampai penilaian dikenal dengan istilah kurikulum.
Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata curir yang berarti pelari. Dalam
kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai
dengan finish. Jarak antara start dan finish ini yang disebut curere yang berarti
tempat berpacu. Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam
bidang pendidikan.
Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar, strategi dan
cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang
dirancang dalam bentuk nyata.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan
karena kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan itu
sendiri, bahkan pendidikan tidak akan mungkin berjalan dengan baik atau tidak
akan mencapai tujuan jika tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum.
Kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Komponen-
komponen tersebut baik secara sendiri maupun bersama menjadi dasar utama
dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Setiap komponen harus
saling berkaitan satu sama lain, apabila salah satu komponen tidak berkaitan,
maka sistem kurikulum pun akan terganggu.
Mengingat pentingnya kurikulum baik dalam pendidikan maupun kehidupan umat
manusia, maka penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan dan tidak akan bisa
mencapai kesempurnaan apabila penyusun kurikulum tidak memahami
komponen-komponen kurikulum. Maka dari itu, didalam makalah ini penulis
mencoba untuk membahas tentang komponen-komponen kurikulum.
Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas
menurut Syaodih Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi
tubuh kurikulum yang utama adalah terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan
media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu dengan
lainnya. Sedangkan Hamid Syarief menguraikan kurikulum secara
struktural terbagi menjadi beberapa Komponen diantaranya adalah

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian komponen dan kurikulum?
2. Apa saja komponen-komponen kurikulum ?
3. Bagaimana hubungan antar komponen
4. Apa peranan komponen kurikulum ?
5. Apa saja tingkatan-tingkatan tujuan pendidikan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian komponen dan kurikulum.
2. Mengetahui apa saja komponen-komponen kurikulum.
3. Mengetahui bagaimana hubungan antar komponen.
4. Mengetahui peranan komponen kurikulum.
5. Mengetahui apa saja tingkatan-tingkatan tujuan pendidikan.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komponen


Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari
suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Menurut salah satu ahli Aminuddin (2008)
disebutkan bahwa komponen adalah keseluruhan makna yang terdiri dari sejumlah
elemen, di mana antara elemen yang satu dengan yang lainnya memilki ciri
khusus yang berbeda-beda.

2.2 Pengertian Kurikulum


Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga,
dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar
sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam
segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil).

Arti kurikulum dapat didasarkan pada tiga teori pula, yaitu:

1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran.


2. Kurikulum diartikan sebagai pengalam belajar siswa dari sekolah.
3. Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar siswa.

2.3 Komponen-Komponen Kurikulum


A. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil yang
diharapan secara mikro maupun makro. Tujuan pendidikan memiliki
klasifikasi dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang
bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan dengan
kompetensi. Pembahasan lebih lanjut tujuan pendidikan nasional
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN); merupakan tujuan dan


arah pendidikan secara umum yang harus dijadikan patokan atau pedoman
bagi setiap lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Maka untuk
setiap madrasah di seluruh Indonesia tidak boleh membuat rumusan
tujuan sendiri yang keluar dari koridor Tujuan pendidikan Nasional.
Aturan main atau pedoman tujuan pendidikan nasional tertuang dalam
Undang-undang RI terbaru yang telah disahkan oleh anggota DPR RI.
Sebagaimana dalam UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
SISDIKNAS bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:“Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warg Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

2. Tujuan Intstitusional (TI) atau lembaga; tujuan kelembagaan


dirumuskan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan lembaga dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Ini berarti bahwa tujuan Insitusional tidak boleh keluar dari bingkai
tujuan pendidkan Nasional yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang.
Tujuan Isntitusional biasanya juga melihat dari jenjang masing-masing
lembaga atau sesuai dengan tingkat usia siswa, sehingga setiap
jenjang harus memiliki keterkaitan satu sama lain yang mana
jenjang yang paling dasar mendukung tujuan institusional secara
umum jenjang yang lebih tinggi.

3. Tujuan Kurikuler (TK); tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran merupakan bagian dari salah satu cakupan tujuan
lembaga. Tujuan kurikuler merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan
tujuan institusional. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
4. Tujuan Intruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP); tujuan
intruksional merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh guru dan siswa dalam
satu kali tatap muka atau satu kali pertemuan. Dalam setiap sesi
pertemuan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan
kurikuler. Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pertemuan harus
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Berdasarkan pemaparan di
atas tertuama berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam lembaga memiliki
kewenangan dan hak untuk mengembangkan, mengelaborasi, dan
menyusun atau memprogram komponen-komponen kurikulum yang
berlandaskan nilai-nilai yang menjadi ciri khas bagi masing-masing
sekolah.

B. Komponen Isi

Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai


komponen tujuan. Yang dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan
kajian yang terdiri dariilmu pengetahuan, nilai, pengalaman, dan
keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna
mencapai komponen tujuan. Komponen materi harus dikembangkan untuk
mencapai komponen tujuan, oleh karena itu komponen tujuan dengan
komponen materi atau dengan komponen-komponen yang lainnya haruslah
dilihat dari sudut hubungan yang fungsional.Pada hakekatnya materi
kurikulum adalah isi kurikulum. Dalam Undang-undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “Isi kurikulum merupakan bahan
kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut isi
kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan
kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan
pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target
tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi kurikulum.

Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan


kurikulum, yang meliputi :

1. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi


yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik
tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara
variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
2. Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan
kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam
penelitian.
4. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
6. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
7. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau prosesyang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.
9. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/suatu kata dalam garis besarnya.Preposisi, adalah suatu pernyataan
atau theorem, atau pendapat yang tidak diberi argumentasi.

C. Komponen Strategi

Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran


yang sangat penting, dikarenakan berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatanbelajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain strategi memiliki
dua hal yang penting yaitu rencana yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan
dan strategi disusun untuk mencapai tujuan terentu. Sedangkan metode adalah
upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan belajar nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar yang


digunakan dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja, tetapi menyangkut berbagai macam yang
diusahakan oleh guru dalam membelajarakan siswa tersebut. Dengan kata lain
mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjang dalam sistem
pengajaran. Subandijah, memasukkan komponen evaluasi kedalam komponen
strategi. Hal ini berbeda pula dengan pendapat para ahli lainnya yang
mengatakan bahwa komponen evaluasi adalah komponen yang berdiri sendiri.

D. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat


diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola,
memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang berhak
untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan, karena itu siswa
yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk diluluskan,sedangkan siswa
yang tidak mencapai target (prilaku yang diharapkan) tidak berhak untuk
diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni evaluasi yang demikian, Dari sudut
komponen evaluasi misalnya, berapa banyak guru yang mengerjakan suatu
matapelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan guru dan
ditunjang pula oleh media dan sarana belajaryang memedai serta murid yang
normal.

Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah


ditentukan serta menilai proses pelaksaan mengajar secara keseluruhan. Setiap
kegiatan akan memberikan umpan balik demikian juga dalam pencapaian
tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut
digunakan untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan baik bagi
penentuan dan perumusan tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar,
strategi, dan media mengajar.

E. Evaluasi hasil belajar mengajar

Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus


yang telah ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Evaluasi ini disebut juga
evaluasi hasil belajar mengajar. Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal
untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk
tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas
bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penugasan siswa terhadap tujuan-


tujan belajar dalam jangka waktu yang cukup pendek. Tujuan utama dari
evaluasi formatif sebenarnya lebih besar ditujukan untuk menilai proses
pengajaran. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah evaluasi
formatif digunakan untuk menilai penugasan siswa setelah selesai
mempelajari satu pokok bahasan. Hasil evaluasi formatif ini terutama
digunakan untuk memeprbaiki proses belajar-mengajar dan membantu
mengatassi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Dengan demikian evaluasi
formatif, selain sebagai fungsi menilai proses, juga merupakan evaluasi atau
tes diagnostic.

Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-


tujuan yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangkaa waktu yang
cukup lama, satu semester, satu tahun atau selama jenjang pendididkan. Evaluasi
sumatif mempunyai fungsi yang lebih luas dari pada evaluasi formatif.
Dalm kurikulum pendidikan dasar dan menengah, evaluasi sumatif
dimaksudkan untuk menilai kemajuan belajar siswa (kenaikan kelas,
Kelulusan ujian) serta menilai efektifitas program secara menyeluruh.

Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang telah


ditentukan atau bahan yang telah diajarkan ada dua macam, yaitu: Criterion
Referenced dan Norm Referenced.

Dalam Criterion Referenced, Yaitu penguasaan siswa yang diukur dengan


sesuatu tes hasil belajar dibandingkan dengan sesuatu kriteria tertentu umpamanya
80% dari tujuan atau bahan yang diberikan. Dengan demikian dalam
criterion referenced ada suatu kriteria standar. Dalam Norm Referenced,
tidak ada suatu kriteria sebagai standar, penguasaan siswa dibandingkan
tingkat penguasaan kawan-kawannya satu kelompok. Dengan demikian norma
yang digunakan adalah norma kelompok, yang lebih bersifat relatif.
Kelompok ini dapat berupa kelompok kelas, sekolah, daerah, ataupun
nasional,. Dalm implementasi kurikulum atau pelaksanaan pengajaran,
criterion referenced digunakan pada evaluasi formatif, sedangkan norm
referenced digunakan pad evaluasi sumatif.

F. Evaluasi pelaksanaan mengajar

Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya hasil belajar mengajar
tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran, yang meliputi evaluasi komponen
tujuan mengajar, bahan pengajaran (yang menyangkut sekuens bahan ajar),
strategi dan media pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar sendiri.
Dalam program mengajar komponen-komponen yang dievaluasi
meliputi: komponen tingkah laku yang meliputi aspek-aspek (subkomponen):
kognitif, afektif, dan psikomotor; komponen mengajar meliputi isi, metode,
organisasi, fasilitas, dan biaya; dan komponen populasi mencakup: siswa,
guru, administator, spesialis pendididkan, keluarga, dan masyarakat. Untuk
mengevaluasi komponen-komponen dan proses pelaksanaan mengajar bukan
hanya digunakan tes tetapi juga digunakan bentuk-bentuk nontes, seperti
observasi, studi dokumenter, analisis hasil pekerjaan, angket dan checklist.
Evaluasidapat digunakan oleh guru atau pihak-pihak lain yang berwenang
atau diberi tugas, seperti kepala sekolah dan pengawas, tim evaluasi kanwil
atau pusat. Sesuai dengan prinsip sistem, evalasi dan umpan balik diadakan
secara terus menerus, walaupun tidak semua komponen mendapat evaluasi
yang sama kedalaman dan keluasannya. Karena sifatnya menyeluruh dan terus
menerus tersebut maka evaluasi pelaksaan sistem mengajar dapat dipandang
sebagai monitoring.

2.4 Hubungan Komponen Kurikulum


Kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem pendidikan,
yaitu sebagai suatu pedoman atau acuan. Pada dasarnya, kurikulum terdiri dari
beberapa komponen, yaitu : tujuan; isi; metode; dan evaluasi. Sementara itu,
menurut Lunenburg (2011:1) komponen dari kurikulum adalah tujuan, isi dan
pengalaman belajar.

Komponen tujuan, berhubungan dengan arah atau hasil yang diinginkan.


Komponen kedua, yaitu isi berhubungan dengan semua pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa, baik dari materi ataupun aktivitas yang arahnya untuk
mencapai tujuan yang ditentukan. Komponen ketiga, strategi dan metode
merupakan komponen yang mempunyai peranan penting karena berhubungan
dengan implementasi kurikulum. Hal ini sejalan dengan pendapat Alonsabe
(2015), yang mengemukakan “Instructional strategies and methods are the core of
the curriculum”. Komponen keempat, evaluasi merupakan komponen untuk
melihat efektivitas pencapaian tujuan yang dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu
tes dan nontes.
Sebagai suatu sistem, keempat komponen tersebut harus saling berkaitan satu
sama lain. Apabila salah satu komponen terganggu atau tidak berkaitan maka
sistem kurikulum secara keseluruhan pun akan terganggu. Sehingga dalam proses
pengembangan kurikulum, semua komponen harus memperoleh perhatian yang
sama besarnya.Kurikulum tidak akan efektif jika isi dari kurikulum tersebut tidak
jelas. Tujuan, sebagai arah yang berfungsi sebagai jangkar dari proses
pembelajaran.

2.5 Peranan Komponen Kurikulum


Seberapa penting komponen kurikulum dalam pendidikan itu ?Kurikulum
merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan.
Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program,
organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan
harus ada.

Menurut Moh Yamin, Proses Pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam
kelas, akan bisa berjalan dengan lancer, kondusif, interaktif, dan lain sebagainya
apabila pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi
penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum mengandung sekian
banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran berjalan dengan optimal. Sejumlah
pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum.
Baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum.

Dan yang mendukung pentingnya kurikulum dalam pendidikan ialah


komponennya itu sendiri. Menurut Murray Print , “Curriculum is defined as all
the planned learning opportunities offered to learners by the educational
institution and the experiences learners encounter when the curriculum is
implemented. This includes those activities that educators have devised for
learners which are invariably represented in the form of a written document and
the process whereby teachers make decisions to implement those acyivities given
interaction with context variables such as learners, resources, teachers, and the
learning environment”.
Komponen-komponen kurikulum pada prinsifnya terdiri dari empat macam
komponen yang pertama Komponen Tujuan. Komponen tujuan adalah komponen
kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan
suatu kurikulum. komponen ini sangat penting, karena melalui tujuan, materi
proses dan evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan
kurikulum dimaksud.

Kedua, Komponen Isi, Komponen isi/materi adalah komponen yang didesain


untuk mencapai komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi
adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman
dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna
mencapai komponen tujuan.

Ketiga, Komponen Metode, Komponen ini merupakan komponen yang memiliki


peran sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak
hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.

Keempat, Komponen Evaluasi, Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum


yang dapat diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan
sepak bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang
berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan, karena itu siswa
yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk diluluskan,sedangkan siswa
yang tidak mencapai target (prilaku yang diharapkan) tidak berhak untuk
diluluskan.

2.6 Tingkatan Tujuan Pendidikan


Sesuai dengan tingkatanya, tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan ini tercantum pada undang-undang Republik Tndonesia nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
B. Tujuan Lembaga/ Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. yaitu kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu.
Tujuan Lembaga/ Institusional ini mendasar dari pengembangan Visi dan Misi
Sekolah yang tercantum dalam RKS dan RKAS
C. Tujuan Mata Pelajaran/ Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap mata pelajaran
yaitu kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
satu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan kurikuler/ Mata pelajaran ini tercantum pada Buku Kurikulum (KTSP)
dalam bentuk Standar kompetensi (SK) masing-masing mata pelajaran
Contoh Standar kompetensi Pada mata pelajaran IPS Kelas 7 “Memahami
kegiatan ekonomi masyarakat”
D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari pokok bahasan
tertentu dalam Mata pelajaran tertentu namun sifatnya masih umum
Tujuan Instruksional Umum ini tercantum pada Buku Kurikulum (KTSP)
dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD)
Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPS Kelas 7 pada SK
Memahami kegiatan ekonomi masyarakat adalah
1) Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,
dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
2) Mendiskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan
konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.
3) Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat
berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi.
E. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari pokok bahasan
tertentu dalam Mata pelajaran tertentu dalam satu kali pertemuan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini tercantum pada Silabus dan RPP dalam
bentuk Indikator Keberhasilan
Contoh Indikator Keberhasilan pada sebuah pembelajaran mata pelajaran IPS
Kelas 7 pada SK :Memahami kegiatan ekonomi masyarakat,
KD :Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,
dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi antara lain :
1) Mengidentifikasi Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi
fisik permukaan bumi.
2) Membedakan Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik
permukaan bumi.
3) Menentukan Pola Kegiatan ekonomi berdasarkan kondisi fisik permukaan
bumi.
4) Menyimpulkan perbedaan Pola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan
kondisi fisik permukaan bumi.
5) Menanggulangi bencana yang timbul dari Pola Kegiatan ekonomi
penduduk berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
MemutuskanPola Kegiatan ekonomi penduduk berdasarkan kondisi fisik
permukaan bumi
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kurikulum sebagai sistem yang
memiliki komponen-komponen yang saling berterkaitan untuk mencapai suatu
tujuan. Setiap komponen-komponen pula memiliki peranannya agar menciptakan
kurikulum yang lebih baik. Kurikulum yang terbentuk dari komponen-komponen
tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari:
komponen tujuan, komponen materi, komponen metode, dan komponen evaluasi.
Pada dasarnya semua komponen sangat berfungsi, juga bertujuan agar pendidikan
menjadi optimal. Hal ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca bisa lebih memahami dan
mendalami isi artikel dan dapat dilihat dalam website yangtertera di daftar
pustaka. Penulis menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca apabila
terdapat kesalahan baik itu dalam penulisan maupun kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik pembaca sangat
diharapkan untuk menyusun makalah ini dan semogamakalah ini bisa menambah
pengetahuan serta wawasan untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Alonsabe, Olga. (2011). The 4 Components of Curriculum. Diakses dari


http://www.olga-syscurriculum.blogspot.com/2011/05/4-components-of-
curriculum-cayadong.html pada tanggall 12 September 2023
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer,
R.E., Pintrich, P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. (2001). A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Pearson, Allyn & Bacon.
Bisri, M. (2020). Komponen-komponen dan model pengembangan
kurikulum. Prosiding Nasional, 3, 99-110.
Bloom, B.S. (Ed.). Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., Krathwohl, D.R.
(1956). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive
Domain. New York: David McKay Co Inc.
Diva Press, 2012
Lunenburg, FC. (2011). Key Component of a Curriculum Plan : Objectives,
Content, and Learning Experiences. 3(1), hlm. 1-4
Print, Murray.(1993). Curriculum Development and Design. Sydney :
Tim MKDK, 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo
Persoda: hal. 46-60
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada.
Yamin, Moh, Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta,
Zainal Arifin, 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai