Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Prosedur Pengembangan Kurikulum


“Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan
Lokal”

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Yulia Darniyanti, M.Pd

Disusun Oleh
1. Anisatul Fitri ( 2103011110 )
2. Anindea Berliana ( 2103011109 )
3. Putri Erlini ( 2103011139 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Prosedur
Pengembangan Kurikulum dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum ”. Kami
menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari
berbaai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu dan tenaga demi membantu
kami dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dengan setulus hati.

Dharmasraya, September 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum.........................................................2
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum...............................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejatinya, kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi pelajaran. Lebih dari itu,
kurikulum merupakan sebuah progam terencana dan menyeluruh, yang menggambarkan kualitas
pendidikan suatu lembaga, mulai dari lembaga tingkat sekolah, tingkat wilayah kecamatan, kabupaten,
propinsi dan bangsa. Dengan sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan lembaga
tersebut.
Kurikulum tidah seharusnya bersifat statis, karena dengan seiring dengan perkembangan zaman dan
tuntutan kehidupan dalam masyarakat menjadikan kurikulum senantiasa berkembng dan menyelaraskan
dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum berupa proses dinamis dan integratif
perlu diupayakan, melalui langkah-langkah pengembangan kurikulum yang sistematis, profesional dan
melibatkan seluruh aspek-aspek kurikulum yang terkait yang berguna untuk tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Pemakalah mencoba untuk mendiskusikan langkah-langkah pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kriteria dinamis dan integratif serta tepat dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah dalam mengembangan kurikulum?
2. Apa prinsip-prinsip yang terdapat dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan penulisan
1. Siswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam mengembangan kurikulum.
2. Siswa dapat mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat dalam pengembangan kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM


Langkah-langkah dapat disebutkan sebagai tahapan-tahapan atau tingkatan-
tingkatan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
pengembangan adalah menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat
atau cara yang ataupun merevisi sesuatu yang telah ada menjadi baik.
Jadi, langkah-langkah pengembangan kurikulum adalah merupakan suatu usaha
untuk merevisi, memperluas, dan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap
kurikulum yang telah ada, dengan menggunakan tahapan-tahapan dan tingkatan-tingkatan
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.Oleh karena itu hendaknya
pengembngan kurikulum harus bersifat adaptif, antisipatif dan aplikatif.Adaptif disini
yaitu pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan peserta
didik.Antisipasi bermakna kurikulum harus dapat selalu siap untuk tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek.
Secara umum langkah-langkah pengembangan kurikulum itu terdiri atas diagnosis
kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi.

1. Analisis dan Diagnosis Kebutuhan

Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan


mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga
hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari
pemerintah (kebijakan pendidikan). Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek-aspek
perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat dan dunia kerja dapat dianalisis
dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan
masyarakat di masa yang akan datang, sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis
dari kebijakankebijakan, khususnya kebijakan-kebijakan bidang pendidikan yang

2
dikeluarkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hasil analisis dari
ketiga aspek tersebut kemudian didiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian
kebutuhan sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan ada tiga, yaitu
survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas. Survei kebutuhan merupakan
cara yang relafif sederhana dalam menganalisis kebutuhan. Seorang pengembang
kurikulum dapat melakukan wawancara dengan sejumlah orang, tokoh masyarakat,
pejabat pemerintah, dan para ahli terkait tentang apa yang dibutuhkan oleh siswa,
masyarakat, dan pemerintah berkaitan dengan kurikulum sebagai suatu program
pendidikan. Studi kompetensi dilakukan dengan analisis terhadap kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan oleh lulusan suatu jenis dan jenjang program pendidikan.
Pendekatan-ketiga, analisis tugas merupakan cara yang lebih rumit dibandingkan
dengan dua pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
menganalisis setiap jenis tugas yang harus diselesaikan. Tugas-tugas itu bisa berkaitan
dengan aspek kognitif, afektif, dan atau psikomotor. Hasil akhir kegiatan analisis dan
diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan
masukan bagi langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu perumusan
tujuan.

2. Perumusan Tujuan

Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan.


Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum
(kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Hierarki tujuan
tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, serta
tujuan instruksional: tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan
juga dapat dibagi ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dalam
Taxonomy of Educational Objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga.domain ini masing-masing terdiri atas
beberapa aspek yang disusun secara hierarkis, Domain kognitif berkenaan dengan
penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir, domain afektif berkenaan
dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai- nilai, sedangkan

3
domain psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-
keterampilan motorik. Menurut Davies (1976), ketiga domain tujuan tersebut dirinci
gambar sebagai berikut:

3. Pengorganisasian Materi

Secara makro materi kurikulum disusun berdasarkan prosedur- prosedur tertentu


yang merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan.
Hal ini berkaitan. dengan keaiatan memilih, menilai, dan menentukan jenis bidang studi
apa yang harus diajarkan pada suatu jenis dan jenjang persekolahan, kemudian pokok-
pokok dan subpokok bahasan serta uraian materi secara garis besar, juga termasuk
scope (ruang lingkup) dan sequence (urutan)-nya..Adapun patokan kegiatan tersebut
ditentukan oleh tujuan-tujuan dari jenis dan jenjang sekolah yang bersangkutan.

Handbook for Evaluating and Selecting Curriculum Materials, M.D. Gall (1981)
mengemukakan sembilan tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu :
identifikasi kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya,
membentuk tim, mendapatkan susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan.

4
membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor
penggunaan bahan. Secara spesifik, yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah
segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari
kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi atau bahan tersebut
disusun dalam berbagai program pendidikan berdasarkan jenis dan jenjang sekolah,
kemudian dikemas dalam berbagai bidang studi yang kemudian dijabarkan dalam pokok
dan subpokok bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran
dalam berbagai bentuknya. Tugas guru adalah mengembangkan bahan pelajaran
tersebut berdasarkan tujuan instruksional yang telah disusun dan dirumuskan
sebelumnya. Dalam hal penyusunan bahan pelajaran ini dikenal ada istilah scope dan
sequence. Scope atau ruang lingkup menyangkut keluasan dan kedalaman materi
kurikulum. Scope materi kurikulum sebenarnya agak sulit untuk disusun, karena
setidaknya.ada dua hall, yaitu:

1. Materi suatu ilmu berkembang dan bertambah setiap waktu


2. Belum ada kriteria yang pasti tentang materi apa yang perlu diajarkan dan
pengorganisasian bahan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Namun demikan ada sejumlah kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam


pemilihan materi kurikulum ini, antara lain:

1. Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai; Materi
kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagaiwarisan budaya (positif) dari
generasi masa lalu;
2. Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu;
3. Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia, untuk bekal hidup di masa kini dan masa yang akan datang;
4. Materi kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik
(siswa) dan kebutuhan masyarakat.

Sequence menyangkut urutan susunan bahan kurikulum. Sequence materi


kurikulum dapat disusun dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu struktur disiplin

5
ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi kurikulum berdasarkan
tingkatan kelas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menyusun sekuens
bahan ajar, yaitu sekuens kronologis (urutan kejadian), sekuens kausal (sebab-akibat),
sekuens struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, dan lain-lain. Untuk itu
dalam penyusunan sequence, perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum;


2. Apersepsi atau pengalaman masa yang lalu;
3. Kematangan dan perkembangan siswa;
4. Minat dan kebutuhan siswa.

4. Pengorganisasian Pengalaman Belajar

Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan, langkah selanjutnya adalah


memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan. strategi, metode serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat
materi yangakan diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman
visual, pengalaman suara, pengalaman perabaan, pengalaman penciuman, atau variasi
dari visual, suara, perabaan, dan penciuman. Semua pengalaman belajar tersebut dapat
diorganisasikan sedemikian rupa dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti siswa,
guru, bahan, tujuan, waktu, sumber, fasilitas, dan masyarakat. Pengalaman belajar yang
dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental- fisik yang menarik minat siswa,
sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan
kreatif.

5. Penggunaan Alat Evaluasi

Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah


kegiatan yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mc. Neil

6
(1977) mengungkapkan ada dua hal yang perlu mendapatkan jawaban dari penilaian
kurikulum, yaitu

(1) Apakah kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dan diorganisasikan itu


memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan dan

(2) Apakah kurikulum yang telah dikembangkan itu dapat diperbaiki dan bagaimana
cara memperbaikinya.

Setelah informasi/jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut diperoleh, langkah


selanjutnya adalah memutuskan dan menetapkan bahwa kurikulum itu diberlakukan
dan dilaksanakan. Ada orang yang beranggapan bahwa penilaian sama artinya
dengan pengukuran, tes atau pemberian nilai. Ketiganya memang merupakan bagian
dari proses penilaian. Penilaian pada dasarnyamerupakan suatu proses pembuatan
pertimbangan terhadap suatu hal.

Scriven dalam Nurgiyantoro (1988) mengemukakan bahwa penilaian itu terdiri


atas tiga komponen, yaitu, pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan, dan
pernbuatan keputusan. Informasi merupakan bagian dari penilaian yang penting karena
berkaitan dengan data-data awal yang berguna dalam pembuatan keputusan selanjutnya.
Informasi ini bisa berupa kualitatif atau kuantitatif. Pertimbangan adalah taksiran atau
estimasi dari kondisi yang ada sekarang atau merupakan prediksi penampilan di masa
yang akan datang. Sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu pilihan tindakan
yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dan pertimbangan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-
komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan
evaluasi terhadap hasil yang dicapai.

7
B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam
kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga
memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang karakteristik bangsa. Dalam makalah
ini juga disebutkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang harus dijadikan acuan
oleh pendidik dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum pada pendidikan anak usia dini.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum
 Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.
 Prinsip-prinsip umum meliputi :
 Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi,
dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan
masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.
 Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan
yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus
berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.

 Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung
secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum

8
juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya,
antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang
pendidikan dengan pekerjaan.

 Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu
dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya,
alat, maupun personalia.

 Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam
pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu
tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan.

 Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

 Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan
sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi
orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan
para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower,
pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.

9
 Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar


Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan
metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani
perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga memberikan urutan
kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat
mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih
menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan
belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar
di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan
learning by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran


Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-
alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal
berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa
penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana
pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam
keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik
akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

10
 Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian
meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa
prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk
tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal yang
perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana
kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu
pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid.
Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan
beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes,
apakah digunakan formula guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor
masak, skor standar apa yang digunakan, serta untuk apa hasil tes digunakan.

 Menurut Drs. Subandijah


prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1. Prinsip relevansi
Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakan invested of man power
resources. Untuk itu diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang
terjadi pada masa yang akan dating. Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian
pendidikan dengan tuntutan masyarakat (Subandijah, 1993; 48). Relevansi
pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:
 Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan
kehidupan nyata di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa
asing dengan kehidupan di sekitarnya.
 Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan
datang.

11
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa
yang diajarkan kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk
menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang, atau dengan kata lain
kurikulum harus bersifat anticipatory.

 Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja


Hasil pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam
hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi
belajar dan pengalaman belajar.
 Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang berjalan sangat cepat dan dapat memberi sumbangan
terhadap perkembangan tersebut. Pendidikan harus menyiapkan peserta didik
baik sebagai produsen ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai konsumen iptek.

2. Prinsip efektitifas dan efisiensi


 Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait
dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas
mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan
dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat
ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun
penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauhmana
tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-
mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan
peserta didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang
memadai serta metode yang tepat.

12
 Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan
biaya yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat
merealisasikan hasil yang optimal.

3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk
mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :
 Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus
sudah diajarkan di sekolah sebelumnya.
 Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu
diajarkan lagi di sekolah yang lebih tinggi.
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam
mengembangkan kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti
yang satu dengan bidang studi lainnya.

4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru
dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas
dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik
dan kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi
kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat,
kebutuhan dan lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan
misalnya jurusan, program spesialisasi, atau program keterampilan.

13
5. Prinsip berorientasi pada tujuan
Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini
berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran
dan evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

6. Prinsip pendidikan seumur hidup


Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal
kemampuan untuk dapat menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.

7. Prinsip dan model pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dengan
mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk
melakukan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih lanjut.

 Menurut Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto


mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan,
yaitu meliputi;
1. Relevansi
Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan
hidup murid, relevansi dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan
datang, serta relevansi dengan tuntutan dunia kerja.

2. Efektifitas
Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas
belajar murid.

3. Efisiensi
Prinsip efisiensi perlu diperhatikan utamanya terkait dengan efisiensi waktu,
tenaga, peralatan yang akan menghasilkan efisiensi biaya.

14
4. Kesinambungan dan fleksibilitas
Kesinambungan terkait dengan dua hal yaitu adanya kesinambungan antara
berbagai tingkat sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang studi.
Sedangkan fleksibilitas terkait dengan pemilihan program pendidikan, dan dalam
pengembangan program pendidikan.

 Menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd


mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi.
Prinsip-prinsip tersebut, meliputi:
 Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai budaya
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan filsafat bangsa

 Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika


Keseimbangan ini terkait dengan tujuan utama pendidikan untuk membentuk
manusia yang utuh yaitu manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap
dan moral, serta keterampilan.

 Penguatan integritas nasional


Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang
budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan
penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk.

 Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu cepat,
anak diharapkan memilik kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses,
memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan
penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan pengetahuan dan
teknologi informasi

15
 Pengembangan kecakapan hidup
Kecakapan hidup terdiri dari personal skill, social skill, academic skill, dan
vocational skill. Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan
membaca, menulis, berhitung, sikap dan perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan
kompetitif.

 Pilar pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar dalam empat pilar pendidikan yaitu
1. belajar untuk memahami.
2. belajar untuk berbuat kreatif.
3. belajar hidup dalam kebersamaan.
4. belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi oleh
ketiga pilar sebelumnya.
 Komprehensif dan berkesinambunga
Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang
disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga
pendidikan menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap, pola pikir dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta
fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

 Belajar sepanjang hayat


Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat.

 Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

16
 Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
menetapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
meliputi :
 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.

 Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

 Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha

17
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berfikir, sosial, akademik dan vokasioanl merupakan keniscayaan.

 Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

 Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Menurut Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya


Pada pendidikan anak usia dini, dalam Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa kurikulum pada pendidikan anak usia dini
dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip :

 Relevansi
Kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan
anak secara individual.

18
 Adaptasi
Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan
psikososial, IPTEK, dan seni.
 Kontinuitas

Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu
tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka
mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya

 Fleksibilitas
Kurkulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan
secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi
lembaga penyelenggara.

 Kepraktisan dan akseptabilitas


Kurikulum anak usia dini harus memberi kemudahan bagi praktisi dan
masyarakat dalam melaksanakan pendidikan pada anak usia dini.

 Kelayakan (feasibility)
Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakkan
pada anak usia dini.

 Akuntabilitas
Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggung jawabkan pada
masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum harus memiliki prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum serta memperhatikan langkah-langkah pengembangan kurikulum. Prinsip
pengembangan kurikulum adalah dasar pendirian dalam mengembangkan isi, dan bahan
pelajaran pada penyelenggaraan kegiatan pendidikan tertentu. Sedangkan langkah-langkah
pengembangan kurilkulum adalah proses dimana pengevaluasian kurikulum yang
dilaksanakan oleh semua pihak.
B. Saran
Dalam pembahasan yang telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah-mudahan
setelah kami mempelajari langkah-langkah pengembangan kurikulum, agar bisa menambah
wawasa kita mengenai pendidikan yang ada di Indonesia. Kemudian kami selaku pemakalah
berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus
kepada materi langkah-langkah pengembangan kurikulum yang telah kami sajikan dalam
makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama-sama aktif dalam mencari buku-buku dan sumber
lainnya yang membahas masalah ini secara mendalam, sehingga lebih memantapkan
pengetahuan kita mengenai pembahasan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://educhannel.id/blog/artikel/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html
https://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html?m=1

ARIFIN, Z. (2011). Konsep dan


Model Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya.
MUJAHIDA. (2015).
Pengembangan Kurikulum.
Pengembangan Kurikulum , 1-
6.
ARIFIN, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
MUJAHIDA. (2015). Pengembangan Kurikulum. Pengembangan Kurikulum , 1-6.

21

Anda mungkin juga menyukai