Anda di halaman 1dari 17

TELAAH DAN ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu:

Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag

Disusun Oleh:

Khalishah Dyah Capriatin (230101210062)

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, penyusunan
makalah dengan judul “Telaah dan Analisis Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran PAI di
SMP” dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari
zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang, dan semoga di hari akhir nanti
kita mendapat syafaat dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Terima kasih yang tak terhingga
disampaikan kepada Bapak Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah,
dan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap agar makalah ini dapat memperluas wawasan bagi para pembaca. Penulis
sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 25 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
A. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka ........................................................ 3
B. Perbedaan Komponen Buku Ajar PAI dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
di SMP ............................................................................................................................................. 7
C. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka pada Mata Pelajaran PAI di SMP ................................................................................. 8
1. Pentingnya Kurikulum dalam Islam ................................................................................. 8
2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI SMP ............. 9
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran PAI SMP .... 10
BAB III .............................................................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
B. Saran ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan tonggak sejarah bagi pemerintah dalam membangun bangsa
dan negara. UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa pemerintah Indonesia didirikan
untuk berbagai tujuan, salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat. Pasal
3 Tahun 2003 Undang-Undang Nomor 20 tentang Pendidikan Nasional membantu
mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
berharga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Tuhan Yang Maha Esa,
berkepribadian, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, tuntutan terhadap berbagai perbaikan
di bidang pendidikan juga semakin meningkat.

Secara umum diketahui bahwa kurikulum merupakan suatu perangkat atau suatu
sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat menjadi
pedoman bagi pendidik untuk kegiatan belajar mengajar. Murray Print (dalam Sarinah,
2015) menjelaskan bahwa kurikulum merupakan pembelajaran yang terencana, dan
diberikan langsung kepada siswa oleh lembaga pendidikan, yang dapat dinikmati sesuai
dengan penerapannya.

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud
dan tujuan dari system pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa,


perubahan ini secara umum didasarkan atas kebutuhan dan mengakomodir kebutuhan
dan perkembangan yang ada (Priantini, 2022). Perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka bukan disebabkan karena ketidak berhasilan dari implementasi kurikulum 2013
disekolah, namun kurikulum merdeka adalah suatu kebijakan yang dikeluarkan

1
pemerintah dalam rangka pemulihan pendidikan pada saat Pandemi Covid-19 di
Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi fenomena krisis belajar dan
menurunnya kompetensi peserta didik yang diakibatnya oleh terhentinya proses
pembelajaran tatap muka (learning loss) (Qomariyah dkk., 2022). Landasan hukum
kurikulum merdeka tertuang dalam Kemendikbudristek No. 56 tahun 2022 tentang
pedoman penerapan kurikulum Merdeka yang saat ini masih diuji coba oleh sekolah-
sekolah sesuai tahapan pembelajaran yang dimaksud.

Menurut Muhaimin (2003), bahwa Pendidikan agama islam merupakan salah satu
bagian dari Pendidikan Islam. Pendidikan islam merupakan system Pendidikan yang
diselenggarakan atau didirikan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-
nilai islam dalam kegiatan pendidikannya. Kata niat mengandung pengertian suatu usaha
yang direncanakan dengan sungguh-sungguh, yang muncul dari hati yang bersih.

Setiap kurikulum memiliki ciri khas masing-masing, untuk itu peneliti akan
menganalisis perbedaan serta kekurangan dan kelebihan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam tingkat SMP, agar dapat
dijadikan acuan guru PAI dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam
ditingkat SMP.

B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka?
2. Bagaimana perbedaan komponen buku ajar mata Pelajaran PAI dalam kurikulum
2013 dan kurikulum Merdeka di SMP?
3. Apa kelebihan dan kekurangan implementasi antara kurikulum 2013 dan kurikulum
pada mata Pelajaran PAI di SMP?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka?
2. Untuk mengetahui perbedaan komponen buku ajar mata Pelajaran PAI dalam
kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka di SMP?
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan implementasi antara kurikulum 2013
dan kurikulum merdeka pada mata pelajaran PAI di SMP?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum ialah sesuatu yang di rancang dan disusun guna untuk melancarkan
kegiatan belajar serta mengajar dengan di pandu dan dipertanggung jawabkan oleh
sekolah maupun lembaga pendidikan serta para guru (Faradilla, dkk., 2013). Sehingga
untuk penerapanya kurikulum sangat perlu adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah, Lembaga Pendidikan serta masyarakat. Adanya kerja sama ini supaya tidak
terjadinya rendahnya mutu dalam proses belajar mengajar.

Kurikulum pada negara Indonesia tidak bisa dipungkiri lagi bahwa begitu sering
terjadi perubahan yang selalu di arahkan dalam upaya keseimbangan untuk memperbaiki
sistem pendidikan nasional. Perubahan tersebut dilandasi karena belum adanya suatu
perubahan pada segi pendidikan yang dirasa belum mencapai harapan yang diinginkan.
Karena itu adanya revisi serta perubahan maupun perbaikan kurikulum pendidikan secara
teratur harus dilaksanakan untuk terbentuknya suatu generasi unggul serta berkarakter
dimasa yang akan datang (Santika, dkk., 2022).

Berdasarkan keputusan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang


Implementasi Kurikulum 2013 bisa dipaparkan melalui suatu langkah belajar dengan
memakai suatu pendekatan ilmiah yaitu ada lima. Diawali dengan mengamati, kemudian
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar atau menghubungkan serta
mengkomunikasikan (Slameto, 2014). Memahami 5 bagian dalam proses belajar siswa
serta aktifitas kegiatan belajarnya, maka dibutuhkan suatu perubahan mindset serta
keputusan yang kuat dari para guru untuk melaksanakanya. Pada proses belajar mengajar
memerlukan suatu perubahan dari kebiasaan lama seperti berceramah (transfer of
knowladge) kemudian di ubah menjadi suatu strategi baru yang lebih menekankan
kepada murid untuk bisa memahami sendiri akan sesuatu yang di ajarkan. Pada
kurikulum 13 memakai penilaian otentik.

Analisis data pada penelitian menunjukan bahwa perubahan kurikulum yang terjadi
antara kurikulum 2013 sampai dengan kurikulum merdeka begitu banyak perubahan
yang terjadi. Kurikulum 13 berbasis kompetensi berfokus pada perolehan kompetensi
tertentu bagi para siswa. Maka dari itu, kurikulum ini berisikan beberapa kompetensi
serta berbagai tujuan pembelajaran yang dibuat dengan berbagai macam bentuk,
sehingga hal yang dicapai bisa dilihat dalam bentuk sifat ataupun keterampilan siswa
3
sebagai acuan keberhasilannya. Proses belajar mengajar memerlukan suatu arah supaya
bisa membantu siswa dalam memahami sedikitnya level kompetensi minimal, supaya
siswa bisa mengapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kurikulum Merdeka Belajar Menurut BSNP atau Badan Standar Nasional


Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum pembelajaran yang
berkaitan dengan pendekatan bakat dan minat. Di sini, siswa (baik laki-laki maupun
perempuan) dapat memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan
minatnya. Kurikulum atau Program merdeka belajar didirikan oleh Nadiem Makarim,
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Risetdan Teknologi (Mendikbud Ristek) sebagai
bentuk penilaian perbaikan kurikulum 2013. Silabus prototipe merupakan
penyederhanaan dari silabus 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis proyek. Sejak
tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19, telah diupayakan penerapan kurikulum
pembelajaran mandiri atau kurikulum prototipe.

Kurikulum Merdeka menyempurnakan penanaman pendidikan karakter siswa


dengan profil pelajar Pancasila, yang terdiri dari 6 dimensi, tiap dimensi yang dijabarkan
secara detail ke dalam masing-masing elemen, yang terdiri dari beriman bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis,
Kreatif (Rahmadayanti, dkk. 2022). Dijelaskan dalam peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan keagamaan
Bab 1, pasal 2, ayat (1) dan (2) yang berbunyi; (1). Pendidikan agama adalah pendidikan
yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah padasemua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan;
(2). Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama dan diharapkan mampu mengamalkan ajaran
agamanya

Fokus daripada merdeka belajar adalah kebebasan berpikir kreatif dan mandiri.
Guru diharapkan menjadi motor penggerak di balik tindakan-tindakan yang membawa
hal-hal positif bagi siswa. Kesimpulan atas konsep pembelajaran tersebut merupakan
bentuk usulan dalam penataan kembali sistem pendidikan nasional. Reorganisasi
dilakukan untuk merespon perubahan dan kemajuan dalam negeri dan beradaptasi

4
dengan perubahan zaman (M. Amin dan Syahrir, 2020). Dengan demikian, siswa dapat
berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pembelajaran mandiri dicirikan
sebagai pembelajaran yang kritis, berkualitas tinggi, cepat, aplikatif, ekspresif, progresif,
dan beragam. Siswa belajar atas inisiatif sendiri dapat dilihat dari sikap dan cara
berpikirnya. Salah satunya energik, optimis, positif, kreatif dan tidak khawatir mencoba
hal baru (Frank Herbert, 2022)

Profil pelajar Pancasila merupakan cerminan siswa Indonesia unggul dengan


belajar sepanjang hayat, berkarakter, memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai
dengan nilai Pancasila, berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan guru dalam membangun karakter serta kompetensi
siswa. Untuk mengembangkan karakter profil pelajar Pancasila, Kepala Badan Standar
Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, (2022) mengeluarkan Surat Keputusan Nomor
009/H/KR/2022 untuk membantu pemahaman lebih intensif dimensi, elemen, dan
subelemen profil pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar dijelaskan oleh Kemdikbud (2021)


berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa pada fasenya
sehingga siswa dapat belajar lebih mendalam, bermakna dan menyenangkan, tidak
terburu-buru. Pembelajaran jauh lebih relevan dan interaktif melalui kegiatan projek
memberikan peluang lebih luas pada siswa untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
seperti isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter
dan kompetensi profil Pelajar Pancasila. Kurikulum merdeka menekankan belajar yang
berkualitas demi terwujudnya siswa berkualitas, berkarakter profil pelajar Pancasila,
memiliki kompetensi sebagai sumber daya manusia Indonesia yang siap menghadapi
tantangan global.

Tabel 1

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Aspek Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka


Kerangka Rancangan landasan utama -Rancangan landasan utama Kurikulum
Dasar Kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Merdeka adalah tujuan Sistem Pendidikan
Pendidikan Nasional dan Standar Nasional dan Standar Nasional Pendidikan.
Nasional Pendidikan.

5
-Mengembangkan profil pelajar Pancasila pada
peserta didik
Kompetensi -Kompetensi Dasar (KD) yang berupa -Capaian pembelajaran yang disusun per fase
yang Dituju lingkup dan urutan (scope and -Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam
sequence) yang dikelompokkan pada paragraph yang merangkaikan pengetahuan,
empat Kompetensi Inti (KI) yaitu: sikap, dan keterampilan untuk mencapai,
Sikap Spiritual, Sikap Sosial, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi
Pengetahuan, dan Keterampilan
-KD dinyatakan dalam bentuk point-
point dan diurutkan untuk mencapai
KI yang diorganisasikan pertahun
Struktur -Jam Pelajaran (JP) diatur perminggu. -Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua)
Kurikulum Satuan mengatur alokasi waktu kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
pembelajaran secara rutin setiap a. pembelajaran regular atau rutin yang
minggu dalam setiap semester, merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
sehingga pada setiap semester peserta b. projek penguatan profil pelajar
didik akan mendapatkan nilai hasil Pancasila.
belajar setiap mata pelajaran. -Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan
-Satuan Pendidikan diarahkan Pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
menggunakan pendekatan peng- pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai
organisasian pembelajaran berbasis JP yang ditetapkan
tematik integratif. -Satuan Pendidikan dapat menggunakan
pendekatan pengorganisasian pembelajaran
berbasis mata pelajaran, tematik, atau
terintegrasi.
Pembelajaran -Pendekatan pembelajaran meng- -Menguatkan pembelajaran terdiferensiasi
gunakan satu pendekatan yaitu sesuai tahap capaian peserta didik
pendekatan saintifik untuk semua -Paduan antara pembelajaran intrakurikuler
mata Pelajaran (sekitar 70-80% dari jam pelajaran) dan
-Pada umumnya, pembelajaran kokurikuler melalui projek penguatan profil
terfokus hanya pada intrakurikuler pelajar Pancasila (sekitar 20-30% jam pelajaran)
(tatap muka), untuk kokurikuler
dialokasikan beban belajar

6
maksimum 50% diluar jam tatap
muka, tetapi tidak diwajibkan dalam
bentuk kegiatan yang direncanakan
secara khusus, sehingga pada
umumnya diserahkan kepada
kreativitas guru pengampu.
Penilaian -Penilaian formatif dan sumatif oleh -Penguatan pada asesmen formatif dan
pendidik berfungsi untuk memantau penggunaan hasil asesmen untuk merancang
kemajuan belajar, memantau hasil pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik
belajar, dan mendeteksi kebutuhan -Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik
perbaikan hasil belajar peserta didik terutama dalam projek penguatan profil pelajar
secara berkesinambungan Pancasila
-Menguatkan pelaksanaan penilaian -Tidak ada pemisahan antara penilaian sikap,
autentik pada setiap mata Pelajaran pengetahuan, dan keterampilan
Penilaian dibagi menjadi penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Perangkat Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Pembelajaran dan Asesmen, panduan
Kurikulum Panduan Penilaian, dan Panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah,
Pembelajaran setiap jenjang panduan pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
Pendidikan inklusif, panduan penyusunan
program pembelajaran individual, modul
layanan bimbingan konseling
Sumber: Dokumen Kemendikbud, 2022

B. Perbedaan Komponen Buku Ajar PAI dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka di SMP
Dalam menjalankan kurikulum, tentunya ada fungsi yang dipertimbangkan dalam
pembelajaran. Hal ini ada kaitannya dengan buku ajar yang digunakan sebagai penunjang
berjalannya kurikulum yang diterapkan. Adapun fungsi kurikulum PAI (menurut
Muhaimin: 2005) antara lain:

1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan Pendidikan agama islam yang diinginkan
2. Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan Pendidikan agama islam di sekolah/
madrasah

7
Table 2
Perbedaan Buku Ajar Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Contoh Materi Kelas VII Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
Akhlaq terpuji dalam ke- Materi awal langsung pada Terdapat AKM awal sebelum
hidupan sehari-hari: men- pembahasan pembahasan secara perinci dijelas-
jaga sikap jujur, amanah dan kan
istiqomah
Terdapat kisah yang ber- Setiap point pembahasan terdapat
sangkutan dengan pembahas- tcontoh permasalahan dan peserta
an, dan tidak ada tugas meng- didik diminta untuk menganalisis
analisis contoh permasalahan tersebut
Tidak terdapat tugas meng- Terdapat tugas identifikasi setiap
identifikasi akhlaq terpuji sesuai pembahasan
Tidak ada tugas kelompok Terdapat tugas berbasis proyek/
riset yang harus melibatkan
kelompok
Pada Tugas akhir bab, soal Pada bagian Uji Capaian Pem-
ditulis secara ringkas belajaran (AKM), terdapat lebih
banyak soal HOTS (literasi dan
mumerasi)
Tidak ada Terdapat kolom pernyataan
karakter pelajar Pancasila sesuai
pembahasan
Sumber: Buku ajar PAI kelas VII Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

C. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi antara Kurikulum 2013 dan


Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran PAI di SMP
1. Pentingnya Kurikulum dalam Islam
Pendidikan agama islam sebagai mata Pelajaran yang wajib ditempuh oleh peserta
didik mulai dari sejak lahir sampai meninggal menjadi bahan kajian berkelanjutan
dalam kehidupan. Oleh karena itu, perlu untuk memahami hakikat kurikulum
Pendidikan, khususnya kurikulum PAI.

8
Prosesi perumusan kurikulum tentunya tidak serta merta memunculkan produk
yang sesuai sebagai alat yang dapat mencerdaskan manusia. Tetapi perlu usaha untuk
memanifestasikan epistemology keislaman menjadi aksiologi rahmatan lil’alamin.

Finc dan Crunkitton (dalam Farid Hasyim 2015), menyatakan bahwa beberapa
factor yang perlu diperhatikan dalam perumusan isi kurikulum Pendidikan, yaitu (1)
waktu dan biaya yang tersedia; (2) tekanan internal dan eksternal; (3) persyaratan
tentang isi kurikulum dari pusat maupun daerah; (4) tingkat dari isi kurikulum yang
akan disajikan. Disamping itu, isi kurikulum harus memenuhi kriteria-kriteria
pencapaiannya, misalnya adanya signifikasi, berhubungan dengan kebutuhan social,
melihat aspek pragmatisnya, disesuaikan dengan minat dan mengikuti perkembangan
manusia, serta melihat struktur disiplin ilmu yang disepakati.

Maka kurikulum Pendidikan agama islam juga harus memiliki syarat-syarat


tersebut. Karena hal mendasar itulah, yakni kebutuhan Masyarakat yang berubah
seiring perkembangan arus modernitas menurut structural Pendidikan bergegas
menuju pemberdayaan manusia. Sehingga adanya dalih-dalih konkret dan fakta
lapangan mengharuskan pemangku kebijakan dan masyakat umum paham akan
tantangan dan peluang transformasi kurikulum 2013 kepada kurikulum Merdeka.

2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI SMP
Farid Hasyim, 2015 mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan
kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:
a) Kelebihan
1. Satuan Pendidikan dalam melaksanakan kurikulum lebih terkendali dan
memudahkan
2. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual
3. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
serta penilaian test dan portofolio saling melegkapi
4. Adanya ekstrakurikuler wajib pramuka guna meningkatkan karakter siswa
terutama dalam kedisiplinan, kerjasama dan saling menghargai
b) Kekurangan
1. Adanya kemungkinan kurag sesuainya buku teks dengan kebutuhan
pembelajaran
2. KBM umunya masih berjalan secara konvensional

9
3. Menambah beban kerja guru karena membutuhkan perangkat portofolio
yang lengkap dan waktu pengamatan
4. Adanya ekstrakurikuler wajib pramuka dapat menjadi beban bagi siswa
yang tidak menyukai pramuka, sehingga ada unsur keterpaksaan

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran PAI


SMP
Kurikulum merdeka belajar yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim
memiliki kekuatan mentransformasi yang dibuat lebih canggih. Kurikulum merdeka
belajar ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut;

a) Kelebihan

Fadriati, 2022 mengungkapkan beberapa kelebihan kurikulum Merdeka, antara


lain sebagai berikut:

1. Materi yang esensial menjadi fokus pada Kurikulum Merdeka.


Pembelajaran yang sederhana dan mendalam tanpa tergesa-gesa akan lebih
diserap peserta didik. Pembelajaran mendalam dengan rancangan yang
menyenangkan akan membuat peserta didik lebih fokus dan tertarik dalam
belajar.
2. Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia menjadi tolak ukur dalam merancang
pembelajaran. Konsep merdeka yang diberikan memberikan kemerdekaan
kepada guru dalam merancang proses pembelajaran sesuai kebutuhan dan
capaian pembelajaran. Proses pembelajaran yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan akan menjadi baik bila diterapkan, dibandingkan dengan
merancang dengan tidak melihat kebutuhan peserta didik.
3. Kegiatan proses pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif akan
memberikan dampak yang baik bila diterapkan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang interaktif akan membuat peserta didik lebih tertarik dan
bisa mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Pembelajaran
interaktif dengan membuat suatu proyek akan membuat peserta didik
menjadi aktif dalam mengembangkan isu-isu yang beredar di lingkungan.

10
b) Kekurangan

Anwar (dalam Moch. Apip, dkk., 2023) mengungkapkan beberapa kekurangan


kurikulum Merdeka, antara lain sebagai berikut:

1. Kurikulum merdeka cukup padat waktu dan finansial. Karena


pengetahuan setiap siswa adalah unik selama proses pembelajaran, jelas
dibutuhkan banyak waktu dan uang untuk mengakomodasi kebebasan
ekspresi siswa
2. Tidak adanya kemerdekan belajar guru; tentunya guru harus dibebaskan
sebelum membentuk siswa yang merdeka belajar. Hanya dari pengalaman
kuliah sebelumnya seseorang dapat menentukan pengalaman seorang
guru merdeka belajar. Kurikulum merdeka baru saja dirilis ketika ini
terjadi.
3. Selain itu, program merdeka belajar kurang referensi. Buku diperlukan
untuk menyelesaikan studi lebih cepat dan melaksanakan program
merdeka belajar ini karena peringkat buku yang ada rendah.

Merdeka Berajar adalah salah satu inisiatif sosialisasi Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), dan diberikan kepada
Dewan Pendidikan Tinggi Indonesia oleh Kementerian. Nadiem menekankan, guru
harus mengutamakan konten kesempatan berpikir sebelum mengajarkannya kepada
siswa. Menurut Nadiem, tidak akan pernah mungkin untuk menentukan kompetensi
pendidik di level mana pun tanpa interaksi interpretasi keterampilan dasar dan
program pendidikan kontemporer (As'ad Muzammil, 2016).

Selain membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, dengan lebih


banyak berdiskusi dengan guru dan memperhatikan penjelasan mereka membuat
siswa menjadi berani, merdeka belajar, dan bersemangat belajar bersama. Kepribadian
anak-anak dapat dibentuk lebih lanjut. didorong, penyayang, terampil, dan, seperti
yang ditunjukkan oleh banyak ulasan.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara Pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Pendidikan agama islam sebagai mata Pelajaran yang wajib ditempuh oleh peserta
didik mulai dari sejak lahir sampai meninggal menjadi bahan kajian berkelanjutan dalam
kehidupan. Oleh karena itu, perlu untuk memahami hakikat kurikulum Pendidikan,
khususnya kurikulum PAI. Dalam implementasinya PAI mengikuti perkembangan
kurikulum yang berlaku, dan tentunya dalam praktik di lapangan setiap kurikulum
terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Meski demikian, diharapkan
kurikulum yang dikembangkan dapat berjalan sengan baik agar peserta didik dapat
memahami dan mengembangkan materi PAI yang disampaikan oleh pendidik.

B. Saran
Demikian makalah “Telaah dan Analisis Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran
PAI di SMP” ini disusun. Mengingat keterbatasan penulis terkait dengan wawasan dan
pengetahuan, tentu makalah ini memiliki kekurangan dalam pembahasan materinya.
Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk menggali lebih banyak informasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Penulis juga memberikan saran kepada penulis-penulis selanjutnya untuk


memberikan perbaikan dalam segi penulisan jika ditemukan. Baik itu dari segi tanda
baca, kata dan sebagainya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. N. (2021). Pelaksanaan kampus mengajar angkatan 1 program merdeka belajar
kampus merdeka di sekolah dasar. Jurnal pendidikan dan kewirausahaan, 9(1), 210-219.
Https://Journalstkippgrisitubondo.Ac.Id/Index.Php/Pkwu/Article/View/221
Apip, Moch., dkk. (2023) Kurikulum Merdeka Belajar: Analisis, implementasi, pengelolaan
dan evaluasi. Purbalingga: CV. Eureka Media Aksara
Fedriati, dkk. (2022). Pengembangan Kurikulum Merdeka. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
Hasyim, F. (2015). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Malang: Madani.
Herbert, F. (2019). Merdeka Belajar. online. Tersedia: https://www. kom-pasiana.
com/syekhmuhammad/5df20d25d541df6ca8471992/merdeka-belajar-atau-belajar-
merdeka.
“JDIH BPK RI,” Undang-undang RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Diakses pada 05 September 2022,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-
2003#:~:text=Dalam%20UU%20ini%20diatur%20mengenai,bahasa%20pengantar%3B
%20dan%20wajib%20belajar.
“JDIH BPK RI.” Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan Bab I, pasal 2, ayat (1) dan (2), Diakses pada 05 September
2022, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4777/pp-no-55-tahun-2007.
Muhaimin. (2003). Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Muzammil, A. A. (2016). KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN
DARI ORDE LAMA SAMPAI ORDE BARU (Suatu Tinjauan Historis). POTENSIA:
Jurnal Kependidikan Islam, 2(2).
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Kebijakan+Pemerintah+d
alam+Bidang+Pendidikan+&btnG=
Priantini, dkk. 2022. “Analisis Kurikulum Merdeka Dan Platform Merdeka Belajar Untuk
Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas.” Jurnal Penjaminan Mutu 8:238–44
http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/JPM/article/view/1386/1005
Qomariyah, N., & Maghfiroh, M. (2022, December). Transisi kurikulum 2013 menjadi
kurikulum merdeka: peran dan tantangan dalam lembaga pendidikan. In Gunung Djati
Conference Series (Vol. 10, pp. 105-115).
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Transisi+Kurikulum+201
3+Menjadi+Kurikulum+Merdeka&btnG=
Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar
di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174-7187.
Santika, I. G. N., Suarni, N. K., & Lasmawan, I. W. (2022). Analisis perubahan kurikulum
ditinjau dari kurikulum sebagai suatu ide. Jurnal Education and development, 10(3), 694-
700.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+perubahan+kurik
ulum+ditinjau+dari+kurikulum+sebagai+suatu+ide&btnG=

13
Sari, F. I., Sunendar, D., & Anshori, D. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 Dan
Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(1), 146-151.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/10843/8381
Sarinah. (2015) Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish.
Slameto, S. (2015). Rasional dan elemen perubahan kurikulum 2013. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 5(1), 1-9. https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/2
Standar, B. Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. (2022). Panduan Penngembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Jakarta: Kemendikbudristek
Yamin, M., & Syahrir, S. (2020). Pembangunan pendidikan merdeka belajar (telaah metode
pembelajaran). Jurnal ilmiah mandala education, 6(1).
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index.

14

Anda mungkin juga menyukai