MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN PKN MI
Disususun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kurikulum MI
Dosen Pengampu: Toifan Lutfi,M.Pd
Disusun Oleh :
M. Zainuddin Ikhsan Nugraha (202601940)
Pujiantoro (202601890)
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I...................................................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
3
B. Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran ba
gi peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.
Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan
suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu ne
gara. Pada tahun 2006 pemerintah menetapkan kurikulum KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) namun dilihat dari segi kurikulum masih banyak
kekurangan oleh karena itu pemerintah menetapkan kurikulum baru yang
kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal K 13. Oleh karena itu sebagai calon
pendidik maka kita harus mengetahui perbedaan di antara dua kurikulum tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum ?
2. Apa peran kurikulum dalam pendidikan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum?
4. Apa persamaan dan perbedaan KTSP dan K 13?
5. Apa kekurangan dan kelebihan dari KTSP dan K 13 ?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui peran kurikulum dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan KTSP dan K 13
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari KTSP dan K 13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum MI
Kurikulum merupakan jantung pendidikan. Kurikulum merupakan
panduan yang memberikan jawaban atas pernyataan: untuk apa pendidikan
dilakukan apa yang memberikan, bagaimana pendidikan dilaksanakan serta
bagaimana mengukur proses dan hasil pendidikan. (Buku materi Prepektif
Pendidikan SD)
Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau se
jumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu
program untuk memperoleh ijazah.
Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh
dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari
pelajaran yang telah ditentukan.
Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai a plan of
learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam
bukunya "Curriculum Development Theory and Pratice".
Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah sebuah
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan berkelompok
baik di luar maupun di dalam sekolah.
5
Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian kurikulum adalah
dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta
didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah
dalam kehidupan sehari-hari
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah konsep serta acuan dalam pendidikan yang di tetapkan oleh
pemerintah.
B. Fungsi Dan Peran Kurikulum Dalam Pendidikan
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting,
yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif.
Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan
kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan.
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu
peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan.
Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah,
termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program
belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis,diberikan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah
niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :
1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan ,
sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka
setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di
balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan,
disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu
yang well adjusted.
6
2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi
yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian
integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau
pengintegrasian masyarakat.
3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan- perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada
dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif,
dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar
mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh
atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu,
karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan
atau semua apa yang menarik minat mereka.
5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai
hubungan yang erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan dan
menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi
masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram
secara fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah
membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami
dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi
yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa.
Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat
mengembangkan potensi siswa secara optimal.
Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :
1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman
dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
7
2. Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya
pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan
3. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan
C. Prinsip-Prinsip Dalam Perkembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Dalam hal ini, Nana Syaodih
Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus :
prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip
berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry
Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan
kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki
relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan,
strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa
komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman
8
belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,
baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain
yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan
pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
9
dibanding Kurikulum
2013
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD
dan semua mata pelajaran di jenjang
Standar proses dalam
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran terdiri dari
5 ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses
Eksplorasi, Elaborasi, dan
dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Konfirmasi
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
TIK sebagai mata
6 bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
pelajaran
sebagai media pembelajaran
Standar penilaian menggunakan penilaian
Penilaiannya lebih
otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
7 dominan pada aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
Pramuka bukan
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
ekstrakurikuler wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk
9 Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA
BK lebih pada
BK lebih menekankan mengembangkan potensi
10 menyelesaikan masalah
siswa
siswa
10
· Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan
ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang
mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
E. Kekurangan Dan Kelebihan Dari KTSP Dan K13
• Kurikulum 2006 (KTSP)
1. Kelebihan Kurikulum 2006 (KTSP)
a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
c. KTSP sangat memungkinkan bagisetiap sekolah untuk
menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan
wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai
keterampilan hidup.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.
Karena beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa
anak.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, dan pengembang
kurikulum.
g. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa, dan kondisi daerahnya masing-masing.
2. Kelemahan Kurikulum 2006 (KTSP)
a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada serta minimnya kualitas guru dan
11
sekolah.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
komprehensif baik konsep, penyusunannya, maupun prakteknya di
lapangan.
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk
memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru
untuk mendapatkan tunjangan profesi.
12
c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena
rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis mengemban peran meliputi peran konservatif, peran kreatif serta
peran kritis dan evaluatif.
2. Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu
peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan.
3. Prinsip dalam mengembangkan kurikulum sebagai berikut : Prinsip
relevansi, Prinsip fleksibilitas, Prinsip kontinuitas, Prinsip efisiensi, Prinsip
efektivitas
B. Saran
Untuk dapat memahami kurikulum, kita perlu memperdalam pengetahuan
tentang konsep-konsep penting yang merupakan dasar pengembangan kurikulum.
Untuk benar-benar memahami kurikulum, sebaiknya kita membaca banyak
literatur yang berkaitan. Kiranya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
belajar bagi masyarakat terutama bagi penyelenggara pendidikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyana,2007,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Bandung: PT Remaja
Rusdakarya.
Hamid Hasan,2008, Evaluasi Kurikulum, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Hendyat Soetopo,dkk, 1986, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta:PT Bumi Aksara.
Heri Gunawan,2013, Kurikulum dan Pembelajran Pendidikan Agama Islam,
Bandung: Alfabeta.
Lias Hasibun,2010,Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan ,Jakarta:GP Press.
Masnur Muslich,2017,KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT
Bumi Grafindo.
Nana Syaodih Sukmadinata,2009,Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek,Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Suparta,2016,Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan kurikulum PAI,
Jakarta:PT Raja Grafindo.
Suparlan,2011, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi
Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia.
14
Zainal Arifin,2011, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
15