Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013

KELOMPOK :3

NAMA ANGGOTA : 1. APRILLIA FITRIANA

2. LINGGA MARSELENO

3. NABILLA DWI AMALIAH

PRODI/SEMESTER : PGMI/III

MATKUL : TELAAH KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU : IGIT SETIONO, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’ANIYAH (STIT-Q)


MANNA BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul
“Menelaah kerangka dasar kurikulum 2013”.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW
serta keluarga, sahabat, dan para penerus risalahnya yang telah berjuang keras untuk umatnya
membangun dan mencapai zaman yang terang benderang.

Terimakasih kepada beliau bapak Igit setiono, M.Pd yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sehingga kami bisa menambah pengetahuan.

Terimakasih kepada kedua orang tua kami yang telah banyak mendukung kami, baik
secara moral maupun materi.

Terimakasih kepada teman-teman pula atas kerjasamanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca guna mendapatkan wawasan
dan pengetahuan terlebih untuk diri sendiri. Dari hati yang terdalam penulis mengutarakan
permintaan maaf atas kekurangan makalah ini. Karena penulis tahu bahwa makalah ini masih
banyak kurangnya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan, saran, dan masukan yang membangun
dari pembaca guna penyempurnaan kedepan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan
semoga makalah ini bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Aamiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Manna, Oktober 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………………………

Kata pengantar…………………………………………………………………………..

Daftar isi……………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan …………………………………………………………………………………..

Bab ii pembahasan
A. Pengertian kerangka dasar………………………………………………………….
B. Landasan kurikulum 2013………………………………………………………….
C. Hakikat Kurikulum 2013…………………………………………………………..
D. Prinsip pengembangan kurikulum 2013……………………………………………
E. Struktur kurikulum………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………..

Daftar pustaka…………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan


kualitas pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum
merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang
berkelanjutan dan terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman dan
perubahan yang terjadi didalam masyarakat.
Tidak dipungkiri dengan silih bergantinya kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di
Indonesia membuat anak menjadi bingung dan terbebani tanpa ada arah pengembangan yang
betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum
tersebut. Tidak bisa dipungkiri perubahan kurikulum selalu mengarah kepada usaha perbaikan
sistem yang ada.
Banyak wacana yang berkembang tentang kurikulum 2013. Ada berbagai persepsi dan
kritik yang beredar dalam masyarakat. Perubahan kurikulum dari KBK tahun 2004, KTSP 2006,
dan sekarang kurikulum 2013 sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Namun, semua memang selalu mengakibatkan pro dan kontra. Dalam
mengembangkan kurikulum 2013 juga terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana
kerangka dasar dalam pembentukan kurikulum tersebut, maka dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “kerangka dasar kurikulum 2013”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerangka dasar?
2. Bagaimanakah landasan kurikulum 2013?
3. Apa saja prinsip dalam kurikulum 2013?
4. Bagaimanakah proses pembelajaran kurikulum 2013?
5. Bagaimanakah struktur kerja kurikulum 2013?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari kerangka dasar.
2. Mengetahui landasan kurikulum 2013.
3. Mengetahui prinsip dalam kurikulum 2013.
4. Mengetahui proses pembelajaran kurikulum 2013.
5. Mengetahui struktur kurikulum 2013.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerangka Dasar


Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen
kurikulum, implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum. Kerangka dasar juga digunakan
sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah dan KTSP.
Kerangka dasar kurikulum ini digunakan sebagai:
1) Acuan dalam pengembangan Struktur Kurikulum tingkat nasional;
2) Acuan dalam pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan
3) Pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  

B. Landasan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya
pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis
merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulumdan yang
mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan
mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritis
memeberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.

1) Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik


yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi
pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisi-kan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan
nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam


mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2) Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsa. Secara pedagogis, kurikulum
adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan
potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan
dirinya, untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,
kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan
keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, UU nomor
20 tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Lebih lanjut, pengembangan kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan
Menengah Nasional (RJPMN). Dalam ketetapan pasal 3 RJPMN menentukan adanya
pengembangan pembelajaran yang bukan teaching to test yang mengandung makna bahwa ada
komponen dokunen kurikulum yang harus diubah yaitu berkenaan dengan standar penilaian.
Perubahan dalam salah satu komponen akan mengubah desain dokumen kurikulum dan
perubahan mengandung makna pengembangan kurikulum baru. Selanjutnya, pasal 5 RPJMN
secara ekplisit menetapkan adanya penataan kurikulum atau dengan perkataan lain adanya
perubahan kurikulum.
Landasan yurudis pengembangan kurikulum 2013 lainnya adalah Intruksi Presiden
Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan
Kewirausahaan.

3) Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based-education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau diatasnya.
Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi
Lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan dimana
yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasisi kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL.
Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan
manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003) untuk satu-satuan atau
jenjang pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik
dalam bentuk dokumen, proses dan penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan
bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Evalausi kurikulum adalah kegiatan yang dilakukan selama proses pengembangan
dokumen, proses implementasi, dan terhadap hasil kurikulum. Evaluasi kurikulum terhadap
dokumen dan proses dilakukan untuk memberikan masukkan bagi penyempurnaan dokumen
kurikulum dan proses pelaksanaan implementasi. Evaluasi terhadap hasil kurikulum untuk
menentukan ketercapaian tujuan kurikulum dalam mengembangkan kualitas generasi muda
bangsa sebagaimana yang dinyatakan dalam tujuan.

4) Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah baying-bayang resesi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%,
6,3%, 2008: 6,4% (www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomiNegara-negara
ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,
31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi
muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif,ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan untuk
memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Sebagai negara bangsa yang
besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan
pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih
tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian
dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi
muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang
terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya
dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu
direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat
menjawab kebutuhan ini. Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan
saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini
bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.
Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat
sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan
3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.
Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk
masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya upaya
menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan
pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran
pada peserta didik. Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan
menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-
isu lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus
ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA menunjukkan peringkat Indonesia baru
bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat
rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan
pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan
investigasi.
C. Hakikat Kurikulum 2013
Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif.
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam menghadapi masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Ini bertujuan
untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melaksanakan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
pembelajaran 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui
pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan
jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, ketrampilan
sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji
publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari
masyarakat.
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian
pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran
melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di
sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses
pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
berbasis output menjadi berbasis proses dan output) membutuhkan penambahan jam pelajaran.
Dibanyak negara seperti AS dan Korea Selatan, akhir-akhir ini ada kecenderungan dilakukan
menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain
menunjukkan jam pelajaran di indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran
di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negar yang tingkat pendidikannya berada
diperingkat satu dunia,singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang
baik.
Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-
integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya;
1) Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya pelajaran
dan materi dan keluasan dan tingkat kesulitannya melampaui tingkat perkembangan usia
anak;
2) Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional;
3) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
4) Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional maupun global;
5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru;
6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala;
7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.

D.   PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:


1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis
kompetensi. 

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar
yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

D. PROSES PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan


pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:
a) Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
b) Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA,
dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
guru.
c) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti  pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan  konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), ketrampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang
bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan
melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e) Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmentaldilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya,  dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f) Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang
terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung
bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan
dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis),
menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep),
mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
h) Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas
setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau
kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.

2. Pembelajaran ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu.
Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai
unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.
6. STRUKTUR KURIKULUM
  Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. 
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan
datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum


mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang
pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai  posisi belajar
seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum
dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan
berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar pada
setiap satuan pendidikan.

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan
untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35
menit.

Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU BELAJAR PER


MINGGU

MATA PELAJARAN I II III IV V VI

Kelompok A    
       
1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2.Pendidikan Pancasila dan5 6 6 4 4 4


Kewarganegaraan

3.Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

4.Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam – – – 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial – – – 3 3 3

Kelompok B
           
1.Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan


2.Kesehatan 4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Integratif

Keterangan:

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat Bahasa Daerah.

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan
oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta
didik pada satuan pendidikan tersebut.

Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan
VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-
tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a) Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen


kurikulum, implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum. Kerangka dasar juga
digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah
dan KTSP.
b) Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan-landasan. Landasan tersebut antara
lain: landasan filosofis, yuridis, konseptual dan empiris.
c) Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi
adalah outcomes-based-curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum
diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
d) Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler, yaitu
proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum
dan dilakukan di kelas, sekolah dan masyarakat. Dan pembelajaran ekstra-kurikuler, yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu.
e) Kurikulum 2013 dikembangkan dengan beberapa prinsip yang sudah ditulis di atas
dengan jumlah prinsip 11 point.
f) Kerangka kurikulum 2013 disusun berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat indonesia,
Analisis tujuan Pendidikan Nasional, Analisis kesiapan peserta didik, pengembangan
Standar Kompetensi Lulusan baru, kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi
dasar dari KTSP dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2005 tentang
Standar Isi, dikembangkanlah kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup
Kerangka Filosofis, yuridis, dan konseptual, penetapan struktur kurikulum, dirumuskan
kopetensi inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai kopetensi dasar, dan
mengembangkan silabus.
DAFTAR PUSTAKA

https://emtha1110.blogspot.com/2014/05/kerangka-dasar-kurikulum-2013.html

http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/kerangka-dasar-kurikulum-2013.html

https://ojaoji2013.wordpress.com/2013/11/19/kerangka-dasar-kurikulum-2013/

Anda mungkin juga menyukai