Anda di halaman 1dari 19

“KURIKULUM 2013 ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembang Kurikulum

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.
Yayuk Hartini, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Kelas 4D Pgsd
Sulistia Rahmah 1910125220039

Hela Mardiah 1910125220099

Dyah Ken Prameswari 1910125220114

Muhammad Ali Fikri 1910125310081

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“KURIKULIM 2013” dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah
Profesi Kependidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini:

1. Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.dan Yayuk Hartini, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan
2. Semua anggota kelompok 7 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Lambung Mangkurat, dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan kami
di masadepan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Banjarmasin, 11 April 2021

Penyusun,

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
A. Pengertian Kurikulum 2013...............................................................................................5
B. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013.......................................................................6
C. Prinsip- prinsip Pengembangan kurikulum........................................................................8
D. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013........................................................................9
E. Proses Pengembangan Kurikulum 2013..........................................................................10
F. Penilaian Kurikulum 2013...............................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Kurikulum
dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori pendidikan berbasis
kompetensi.

Pengembangan Kurikulum 2013 harus mampu membekali peserta didik dengan


berbagai kompetensi. . Kurikulum ini mempersiapkan anakanak untuk saat ini dan masa
depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan.
Kurikulum 2013 yang telah disusun sekolah diterapkan guru dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikukulum 2013?
2. Apa yang dimaksud landasan dan prinsip pengembangan kurikulum 2013?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013?
4. Bagaimana proses pengembangan kurikulum 2013?
5. Bagaimana penilaian dalam kurikulum 2013?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui landasan dan prinsip pengembangan kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013
4. Untuk mengetahui proses pengembangan kurikulum 2013.
5. Untuk mengetahui penilaian dalam kurikulum 2013.
6.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013


Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah
suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan keterampilan, tema, konsep, dan topik
baik dalam bentuk di dalam disiplin ilmu tunggal, lintas beberapa disiplin ilmu dan serta
lintas peserta didik.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum


berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian
pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam
dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan
sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu
atau mata pelajaran atau bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan
luas kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan
realistis. Dikatakan luas karena yang mereka perolah tidak hanya dalam satu ruang lingkup
saja melainkan semua lintas disiplin yang dipandang berkaitan antar satu sama lain. Inti dari
Kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-instegratif,
kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi. Titik berat Kurikulum 2013 adalah
bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan:
a. Observasi
b. Bertanya (wawancara)
c. Bernalar
d. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pelajaran.

Adapun obyek pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah: fenomena alam, sosial,
seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013


Dalam setiap pengemangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan. Berikut
ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.
1. Landasan Filosofis

a. Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan


pendidikan.
b. Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan
peserta didik, dan masyarakat. Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis
kurikulum 2013 sebagai berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan membangun landasan
kehidupan masa depan.
2) Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya.
3) Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi dalam membangun
kehidupan masa kini.

4) Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik


5) Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
6) Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar.

2. Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar
filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum
adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart
isi.
1. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metodologi Pembelajaran dan
Penataan Kurikulum.
2. PP. No.19 tahun 2005 tentang Standart Nasional pendidikan.
3. INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas pembangunan
Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai
budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa. Beberapa landasan yuridis
dari Undang-Undang sebagai berikut:
a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


c. UU no. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional, beserta
segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan
d. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan.

3. Landasan Konseptual
a. Relevansi pendidikan

b. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

c. Pembelajaran kontekstual

d. Pembelajaran aktif
e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.5

4. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori
pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan yang
menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk
setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai Standart Kompetensi
Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang
atau satuan pendidikan. SKL mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor
19 tahun 2005).

5. Landasan Empiris

Berbagai perubahan telah terjadi id Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di


Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan, Indonesia tetap
tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan
orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten, namun pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta dalam membangun
negara pada masa mendatang. Dalam satu sistem pendidikan, kurikulum itu bersifat dinamis
serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Namun demikian, perubahan dan pengembangan
kurikulum harus dilakukan secara terarah dan tidak asal-asalan.

C. Prinsip- prinsip Pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam
implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk menggunakan
prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga
akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum (Fitroh 2011, p. 1-
7).

Hal yang sama dinyatakan oleh Hernawan di Sudrajat menyarankan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Prinsip relevansi
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan,
strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki
relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi
siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat
(relevansi sosiologis), Maka dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan
lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi
siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang.

2. Prisnisp Fleksibilitas

Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi
regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan
anakanak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan
untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan
kurikulum masih bisa dilakukan.
3. Prinsip kontinuitas

Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital dalam
proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan pembelajaran agar lebih
optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri menawarkan berbagai macam
perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu
pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah
cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk
memilki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang luhur.

5. Prinsip efektivitas

Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam
mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan
kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain.
Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait
dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat tercapai
dengan metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran.

D. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15 – 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif
(anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia
produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.

E. Proses Pengembangan Kurikulum 2013


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahun, teknologi dan seni yang berlangsung
cepat dalam era global dewasa ini, maka pengembangan kurikulum merupakan sebuah
keharusan. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan
melibatkan semua komponen yang saling terkait dan mendukung antara komponen yang satu
dengan komponan yang lain.
Kurikulum sifatnya dinamis, harus selalu diadakan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Pengembangan kurikulum harus dilakukan
secara sistematis dan terarah, harus memiliki visi dan misi yang jelas, mau dibawa kemana
pendidikan nasional ke depan dengan pengembangan kurikulum tersebut.
Pengembangan Kurikulum 2013 harus mampu membekali peserta didik dengan
berbagai kompetensi. Mulyasa (2013) menjelaskan bahwa kompetensi yang diperlukan
dimasa depan adalah; kemampun berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis,
kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga
Negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki
minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.Dalam
pengembangan kurikulum proses yang dapat ditempuh sebagaimana bagan di bawah ini:
Konteks Pendidikan
Keban gkitan Islam, Clean and Good Govermance, Ototnomi Daerah, Milenium Goals
2015 ( Globalisasi), Demokratisasi, Pembangunan Berkelanjutan, Perkembangan IPTEKS,
serta Ekonomi Berbasis Spiritual, Moral dan Intelektual

Landasan : Tujuan Standar


Spiritual Pendidikan Pendidikan
Filosofis Nasional Nasional
Sosiologis
P sikologis

KURIKULUM NASIONAL

STANDAR STANDAR ISI :


KOMPETENSI KERANGKA DASAR
SKL STRUKTUR KURIKULUM
SK - KMP BEBAN BELAJAR
SK - MP KALENDER PENDIDIKAN
KD
KURIKULUM OPERASIONAL
KURTILAS
SILABUS
RENCANA PERSIAPAN
PEMBELAJARAN

KURIKULUM AKTUALPROSES PEMBELAJARAN

Gambar 1.1 Bagan Pengembangan Kurikulum


Dari gambar di atas tampak bahwa pengembangan kurikulum mencakup beberapa
tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, kurikulum 2013, Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara nyata diharapkan guru dalam
melaksanakan Kurikulum 2013 ikut berperan dalam mengembangkanya secara rinci sebagai
berikut:

1. Merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai

2. Merumuskan visi dan misi


3. Merumuskan tujuan program keahlian

4. Menetapkan standar kompetensi

a. Standar kompetensi lulusan

1) Standar kompetensi lulusan

2) Standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran

3) Standar kompetensi lulusan mata pelajaran

4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

b. Standar Kornpetensi

1) Standar kornpetensi mata pelajaran

2) Standar kompetensi mata pelajaran kompetensi kejuruan

c. Standar kompetensi dan kompetensi muatan lokal

6. Menyusun diagram pencapaian kompetensi

7. Menyusun Struktur kurikulum

8. Menetapkan beban belajar

9. Menetapkan kalender pendidikan

10. Menyusun silabus

11. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kurikulum 2013 yang telah disusun sekolah diterapkan guru dalam proses
pembelajaran. Pada proses pembelajaran banyak komponen yang saling terkait, diantaranya
kurikulum yang akan disampaikan berupa tujuan, materi atau bahan ajar, metode dan
evaluasi. Komponen tersebut dibuat oleh guru dalam bentuk silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Penyampaian proses pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh
guru sebagai pelaksana kegiatan. Selain itu juga siswa juga berpengaruh terhadap proses
pembelajaran. Maka dari itu gambaran komponen-komponen yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran sebagai berikut:
KEPSEK

KURTILAS GURU SISWA

INSTRUMEN
ENVIROMENT
PROSES
PEMBELAJARAN

LULUSAN
MANUSIA YANG
KAFFAH (Berilmu,
beriman, beramal)

Gambar 1.2 Komponen Proses Pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diiedintifikasikan masalah sebagai berikut:


1. Perubahan kurikulum merupakan penunjang terhadap peningkatan mutu pendidikan
sehingga muncul Kurikulum 2013.
2. Manajemen pengembangan Kurikulum 2013 perlu dilaksanakan oleh setiap guru
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
3. Partisipasi dan pemahaman guru memiliki peran penting dalam mengembangkan
Kurikulum.
4. Lingkungan serta potensi sekolah sangat berpengaruh terhadap pengembangan
Kurikulum.

F. Penilaian Kurikulum 2013


Penilaian merupakan salah satu aspek penting pada proses pendidikan. Penilaian
merupakan langkah untuk menghimpun berbagai informasi yang digunakan untuk penentuan
kebijakan proses pembelajaran (Uno & Koni, 2012, p. 2); (Custer & et al, 2000, p. 3) pada
skala kelas ataupun skala nasional. Mardapi (2008, p. 5) mengemukakan bahwa penilaian
merupakan suatu aspek penentu kualitas pendidikan. Mardapi (2008, p. 6) mengemukakan
penilaian sebaiknya mencakup proses penelusuran, pengecekan, pencarian, dan penyimpulan.
Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007, agar proses penilaian berjalan dengan baik maka
penilaian harus sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel.
Domain penilaian dalam Kurikulum 2013 meliputi domain spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Secara lebih umum dapat dikategorikan menjadi tiga domain
yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap sosial dan spiritual), dan psikomotor
(keterampilan). Doman kognitif mencakup hasil yang berhubungan dengan aspek
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir (Bloom, 1956, p. 12). Sikap menurut
(Fernandes, 1984, p. 57) merupakan kecenderungan seseorang terhadap objek yang berupa
orang, konsep, ide, dan kelompok. Dengan demikian maka domain afektif meliputi perasaan,
dan minat seseorang.
Kemampuan kognitif adalah penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil
kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Ranah kognitif
merupakan domain yang mencakup kegiatan mental. Dalam taksonomi Bloom ranah kognitif
merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan,
penyusunan tes, dan kurikulum di seluruh dunia (Chung, 1994; Postlethwaite, 1994). Enam
kategori pokok ranah kognitif dengan urutan mulai dari jenjang yang rendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi yakni: pengetahuan (knowledge); pemahaman (comprehension);
penerapan (application); analisis (analysis); sin-tesis (synthesis); dan evaluasi (evaluation).
(Anderson & Krathwohl, 2001)
Domain sikap merupakan domain yang banyak dikeluhkan dalam proses penilaian
Kurikulum 2013. Penilaian sikap (afektif) dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat
dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai objek sikap yang menurut Zakaria (2011)
sebagai berikut.
Pertama, sikap terhadap mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap
mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat
belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran
yang diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu menilai tentang sikap siswa terhadap mata
pelajaran yang diajarkannya.
Kedua, sikap terhadap guru mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif
terhadap guru, yang mengajar suatu mata pelajaran. Siswa yang tidak memiliki sikap positif
terhadap guru, akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa
yang memiliki sikap negatif terhadap guru pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru tersebut.
Ketiga, sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup:
suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Tidak
sedikit siswa yang merasa kecewa atau tidak puas dengan proses pembelajaran yang
berlangsung, namun mereka tidak mempunyai keberanian untuk menyatakan. Akibatnya,
mereka terpaksa mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung dengan perasaan yang
kurang nyaman. Hal ini dapat mempengaruhi terhadap penyerapan materi pelajarannya.
Keempat, sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada. Siswa juga perlu
memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran yang diajarkan, yang menjadi kunci
keberhasilan proses pembelajaran.
Kelima, sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam
diri siswa melalui materi suatu pokok bahasan. Misalnya, pengajaran pokok bahasan koperasi
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berhubungan dengan pokok bahasan ini, ada
nilai luhur tertentu yang relevan diajarkan dan diinternalisasikan dalam diri siswa. Misalnya:
kerja sama, kekeluargaan, hemat, dan sebagainya. Dengan demikian, hal itu dapat untuk
mengetahui hasil dari proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai tersebut dalam diri
siswa.
Domain psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Menurut Sudjana (2010, p. 30) ada enam tingkatan keterampilan yaitu:
(1) gerakan refleks atau gerakan yang tidak sadar, (2) keterampilan gerakan dasar, (3)
kemampuan perseptual untuk membedakan auditif dan motoris, (4) kemampuan di bidang
fisik (kekuatan, keharmonisan dan ketepatan), (5) gerakan skill mulai sederhana sampai
kompleks dan (6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi gerakan ekspresif dan
interprestatif . Teknik penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu (1)
penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat dan
jurnal; (2) penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penguasan; (3)
penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio. Penggunaan
teknik penilaian disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat menunjang program
pengajaran seperti kompetensi dasar yang akan dicapai. Perencanaan yang matang seperti
pembuatan kisi-kisi instrumen, diharapkan dapat memberi informasi yang akurat tentang
kompetensi-kompetensi siswa yang perlu diukur, mendorong peserta didik belajar untuk lebih
giat meningkatkan kompetesinya, memotivasi tenaga pendidik mengajar untuk meningkatkan
kompetensi siswa, meningkatkan kinerja lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan kata lain, penilaian dapat digunakan untuk mendorong peningkatan kualitas
pembelajaran, sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, evaluasi pelaksanaan penilaian
pendidikan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Penilaian Pendidikan
agar standar minimal ini selalu dapat ditingkatkan dari dari waktu ke waktu agar dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.

Dalam setiap pengembangan kurikulum terdapat landasan-landasan yang digunakan.


Adapun landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu landasan
filosofis, landasan landasan yuridis, landasan konseptual, landasan teoritis dan landasan
empiris. Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu,
dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk
menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Lima prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas,
prinsip kontinuitas, prinsip efisiensi, dan prinsip efektivitas.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekeliruan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kelancaran pembuatan makalah kami
selanjutnya. Namun, kami berharap makalahkami dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Asmariani, MA. 2014. “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Perspektif Islam.”
Jurnal AL-AFKARIII(II): 60.
Hamid Hasan, Workshop/ kurikulum 2013 di SMP 19/materi pelatihan IPS kur
2013/penyegaran narsum 2013/milenium 26-28 Juni 2013.

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013) h. 65.

Suniti. (2016). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial


& Ekonomi, 4 (1). [PDF] dari syekhnurjati.ac.id Diakses tanggal 10 April 2021

Setiadi, Hari. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, 20(2):166. journal.uny.ac.id › index.php › jpep › article › download
Diakses tanggal 10 April 2021

Anda mungkin juga menyukai