Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

MONITORING DAN EVALUASI PADA PROSES RPS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Dan Pengembangan


Program Sekolah

Dosen Pengampu :
Dr. Suhaimi, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELAS 7 D PGSD
KELOMPOK 12
09. Helwa Ayuni 1910125120049
11. Husnul Khatimah 1910125120057
42. M. Ali Fikri 1910125310081
52. St. Rahmatul Hidayah 1910125320096

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya jualah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Monitoring Dan Evaluasi Pada Proses
RPS”. Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Suhaimi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Inovasi dan
Pengembangan Program Sekolah.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 7D S1 PGSD Universitas Lambung
Mangkurat.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang
membacanya dan dapat menambah ilmu kita khususnya pada mata kuliah Inovasi
dan Pengembangan Program Sekolah.

Banjarmasin, 20 Oktober 2022

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Monitoring Dan Evaluasi........................................................3

B. Tujuan Dan Manfaat Dari Monitoring Dan Evaluasi..............................13

C. Prinsip Dasar Monitoring Dan Evaluasi..................................................17

D. Metode Monitoring Dan Evaluasi...........................................................20

E. Laporan Monitoring Dan Evaluasi..........................................................25

F. Tindak Turun Tangan..................................................................................28

G. Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)..............................30

H. Langkah-Langkah Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)...................36

BAB III PENUTUP..............................................................................................39

A. KESIMPULAN.......................................................................................39

B. SARAN...................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu bagian dari siklus
manajemen, termasuk manajemen pembangunan. Hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan pembangunan diperlukan sebagai
umpan balik dalam proses perencanaan program/kegiatan, perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan. Evaluasi kegiatan program dan
anggaran kinerja menggunakan format dengan pendekatan indikator kinerja
dengan menggunakan alat ukur kerangka logis (input, output, outcome,
benefit dan impact). Indikator kinerja ini digunakan untuk meyakinkan bahwa
kinerja yang dilakukan menunjukkan kemajuan dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan Pengendalian dan Evaluasi terhadap
pelaksanaan rencana pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan
mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga
perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau
informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan
adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula.
Tujuan Monitoring untuk mengamati/mengetahui perkembangan dan
kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya/upaya
pemecahannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari monitoring dan evaluasi?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari monitoring dan evaluasi?
3. Bagaimana prinsip dasar dari monitoring dan evaluasi?

1
4. Apa saja metode dari monitoring dan evaluasi?
5. Bagaimana laporan monitoring dan evaluasi?
6. Bagaimana tindak turun tangan itu?
7. Mengapa pentingnya rencana pengembangan sekolah (RPS)?
8. Bagaimana langkah-langkah rencana pengembangan sekolah (RPS)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari monitoring dan evaluasi.
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari monitoring dan evaluasi.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar dari monitoring dan evaluasi.
4. Untuk mengetahui metode dari monitoring dan evaluasi.
5. Untuk mengetahui laporan monitoring dan evaluasi.
6. Untuk mengetahui tindak turun tangan.
7. Untuk mengetahui pentingnya rencana pengembangan sekolah (RPS).
8. Untuk mengetahui langkah-langkah rencana pengembangan sekolah
(RPS).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring Dan Evaluasi


1. Pengertian Monitoring
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi
perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam
mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah
ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau monitoring.
Pada umumnya, manajemen menekankan pentingnya kedua fungsi ini,
yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring). Kegiatan monitoring
dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang
dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan
pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana,
mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin.
Berdasarkan kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan
monitoring menjadi delapan macam, sebagai berikut:
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan
pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan
menekan biaya pelaksanaan program.
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan
organisasi atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian,
pemborosan, dan penyalahgunaan.
3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan
antara kualitas suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil
dengan kemampuan tenaga pelaksana.

3
4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan
pendelegasian tugas dan wewenang yang harus dilakukan oleh staf
atau bawahan.
5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas
pelaksana.
6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara
pelaksanaan dengan perencanaan program.
7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana
dan kesesuaiannya dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh
organisasi atau lembaga.
8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para
pelaksana.
Monitoring pada umumnya dilakukan baik pada waktu sebelum
kegiatan dan bersamaan waktunya dengan pelaksanaan kegiatan
(pengawasan atau supervisi). Monitoring, pengawasan, dan supervisi
memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Pengawasan
dilakukan terhadap orang-orang yang mengelola program. Supervisi
dilakukan terhadap pelaksanaan program, sedangkan monitoring dilakukan
terhadap komponen-komponen program. Monitoring selain berkaitan
dengan pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat dengan
penilaian program. Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur
dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati, serta
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Dalam seri monograf 3, UNESCO Regional Office for Education
in Asia and the Pasific, dijelaskan bahwa monitoring adalah upaya yang
dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai
komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagai mana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai
tujuan program. Suherman dkk (1988) menjelaskan bahwa monitoring
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, untuk mengikuti perkembangan
suatu program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus

4
menerus. Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan
program yang sedang berjalan, untuk mengetahui kesenjangan antara
perencanaan dan terget. Dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan
program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan umpan balik
tersebut. Kesenjangan yang menjadi kebutuhan itu bisa jadi mencakup
faktor biaya, waktu, personel, dan alat, dan sebagainya. Dengan demikian,
dapat diketahui misalnya berapa jumlah tenaga yang perlu ditambahkan
atau dikurangi, alat atau fasilitas apa yang perlu disiapkan untuk
melaksanakan program tersebut, berapa lama tambahan waktu dibutuhkan,
dan seterusnya. Pengumpulan data atau informasi dalam monitoring
dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya dalam
pelaksanaan program yang dipantau. Sasaran monitoring adalah
kelangsungan program dan komponen-komponen program yang mencakup
input, proses, output dan outcome. Pihak yang melakukan monitoring
adalah pengelola program dan/atau tenaga profesional yang diberi tugas
khusus untuk memantau pelaksanaan program. Hasil monitoring
digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki program. Perbaikan
program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan supervisi, bukan dalam
kegiatan monitoring.
Monitoring selain berkaitan dengan supervisi, juga mempunyai
hubungan erat dengan evaluasi program. UNESCO (1982)
mengidentifikasi lima kaitan dan perbedaan antara monitoring dan
evaluasi.
1. Pertama, fokus monitoring adalah pada program yang sedang
dilaksanakan. Bukan pada konteks kegiatan yang harus dilakukan oleh
pelaksana program. Sedangkan evaluasi sering dilakukan sejak
perencanaan program.
2. Kedua, monitoring menitikberatkan pada aspek kuantitatif dalam
pelaksanaan program yang dapat menjadi bahan untuk kegiatan
evaluasi. Evaluasi dapat melengkapi hasil monitoring dengan data
tambahan yang diperlukan sesuai dengan tujuan evaluasi yang
mengarah pada aspek kualitatif. Monitoring berhubungan dengan

5
dimensi kuantitatif tentang efektivitas program seperti banyaknya
output program. Sedangkan evaluasi lebih berkaitan dengan dimensi
kualitatif tentang efektivitas program, seperti sejauhmana output
dikaitkan dengan norma atau standar yang telah ditentukan.
3. Ketiga, monitoring mencakup usaha untuk mengidentifikasi faktor-
faktor pendukung program, seperti faktor logistik, yang dapat
membantu atau mempengaruhi penampilan program, sedangkan
evaluasi mengarah pada upaya menyiapkan bahan masukan untuk
pengambilan keputusan tentang ketepatan perbaikan peluasan atau
pengembangan program.
4. Keempat, kontribusi yang dapat dimanfaatkan dengan segera dari hasil
monitoring adalah untuk kepentingan pengelolaan program, sedangkan
kontribusi evaluasi lebih terkait dengan pengambilan keputusan
tentang penyusunan rancangan dan isi program.
5. Kelima, monitoring dan evaluasi merupakan proses yang saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Walaupun penekanannya
berbeda, keduanya mempunyai arah yang sama yaitu untuk
meningkatkan efektivitas program.
Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi
tentang pelaksanaan program sebagai umpan balik bagi para pengelola dan
pelaksana program. Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi
pihak yang berwenang untuk memeriksa kembali strategi pelaksanaan
program sebagaimana sudah direncanakan setelah membandingkan dengan
kenyataan di lapangan, menemukan permasalahan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan program, serta mengetahui faktor-faktor pendungkung
dan penghambat penyelenggaraan program.
Sebagaimana halnya dengan supervisi, monitoring dapat
menggunakan pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan
langsung dilakukan apabila pihak yang memantau melakukan kegiatannya
pada lokasi program yang sedang dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering
digunakan dalam pendekatan ini adalah wawancara dan observasi. Kedua
teknik ini digunakan untuk memantau kegiatan, peristiwa, komponen,

6
proses, hasil dan pengaruh program yang dilaksanakan. Pendekatan tidak
langsung digunakan apabila pihak yang memantau tidak terjun langsung
ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang disampaikan
oleh pada penyelenggara program, atau dengan mengirimkan kuesioner
secara berkala kepada para penyelenggaranya atau pelaksana program.
Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai
berikut:
1. Pertama, menyusun rancangan monitoring, seperti :
- untuk menghimpun data atau informasi tentang pelaksanaan
program yang hasilnya akan dibagikan dan diserahkan kepada
pengelola untuk memperbaiki pelaksanaan program,
- sasaran atau aspek-aspek yang akan dimonitor,
- faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program,
- pendekatan metode, teknik dan instrumen monitoring,
- waktu dan jadwal kegiatan monitoring, dan
- biaya monitoring.
- Rancangan ini didiskusikan dengan pengelola dan penyelenggara
program untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaannya.
Hasil penyempurnaan ini dapat disebut program monitoring.
2. Kedua, melaksanakan kegiatan monitoring dengan menggunakan
metode, teknik dan instrumen yang telah ditetapkan dalam langkah
pertama.
3. Ketiga, menyusun dan menyerahkan laporan monitoring kepada pihak
pengelola atau penyelenggara program untuk digunakan bagi
perbaikan atau pengembangan program.
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan, yang fokus pada
proses dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang
kita lakukan. Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan
yang kita berian. Kegiatan monitoring lebih berpusat (terfokus) pada
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara
menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan

7
indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang
sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah
disepakati.
Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang
ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan
dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan
tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga
memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan
dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.
Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang
berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai
rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka
segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan
targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses
selanjutnya. Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui
hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi
bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan
tempat lainnya.
Seperti terlihat pada gambar Siklus Majamen Monev, fungsi
monitoring (dan evaluasi) merupakan satu diantara tiga komponen penting
lainnya dalam system manajemen program, yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan dan Tindakan korektif (melalui umpan balik). Sebagai siklus,
dia berlangsung secara intens keaarah pencapaian target-target antara dan
akhirnya tujuan program.
2. Pengertian Evaluasi
Evaluasi program merupakan salah satu fungsi dari manajemen
program, evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian
unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi
program harus dan dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala,
dan atau sewaktu-waktu. Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat
sebelum, sedang, atau setelah program dilaksanakan, evaluasi merupakan
kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

8
ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan
rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.
Evaluasi program berguna bagi pengambil keputusan untuk menetapkan
apakah program akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas atau
ditingkatkan.
Evaluasi adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen,
evaluasi dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program
serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi dapat dilakukan secara terus
menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang dan
atau setelah program dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai,
apakah program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi adalah: “Evaluation
is the process of determining the value or worth of a program, course, or
other initiative, toward the ultimate goal of making decisions about
adopting, rejecting, or revising the innovation. It should not be confused
with assessment, which encompasses methods for measuring or testing
performance on a set of competencies. Evaluation is the more inclusive
term, often making use of assessment data in addition to many other data
sources”.
Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau harga dari
sebuah program, kursus, atau prakarsa lainnya menuju pada tujuan akhir
yaitu menghasilkan keputusan mengenai penerimaan, penolakan atau
perbaikan inovasi. Berbeda dengan assessment atau penilaian, yang
meliputi metode untuk mengukur atau menguji kinerja dalam suatu
kompetensi. Evaluasi adalah istilah yang lebih menyeluruh, sering
menggunakan data penilaian sebagai tambahan terhadap jenis data lainnya
yang dijadikan sumber.
Tujuan evaluasi program berfungsi sebagai pengarah kegiatan
evaluasi dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas
kegiatan evaluasi program. Evaluasi pada umumnya berkaitan dengan

9
upaya pengumpulan, pengolahan, analisis, deskripsi dan penyajian data
atau informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan (decision
making). Berkaitan dengan tujuan evaluasi, Anderson (1978) merumuskan
tujuan penilaian sebagai berikut:
a. Memberi masukan untuk perencanaan program
b. Memberi masukan untuk keputusan tentang kelanjutan, perluasan dan
penghentian program
c. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat
d. Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi
penilaian
Ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif menyediakan informasi untuk meningkatkan atau
memperbaiki produk atau proses, sedangkan evaluasi sumatif
menyediakan efektivitas jangka pendek atau informasi dampak jangka
penjang untuk menentukan apakah akan mengadopsi atau tidak suatu
produk atau proses. Evaluasi sumatif akan muncul jika suatu cara baru
telah dilakukan atau diimplementasikan secara penuh dalam beberapa
waktu bahkan tahun. Scriven (1967) adalah orang pertama yang
membedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Kemudian
Stufflebeam juga membedakan sesuai di atas yaitu Proactive Evaluation
untuk melayani pemegang keputusan dan Retroactive Evaluation untuk
keperluan pertanggung jawaban. Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi
yaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan
pengembangan kegiatan yang sedang berjalan. Fungsi sumatif, evaluasi
dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi
evaluasi hendaknya membantu pengembangan implementasi, kebutuhan
suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang
terlibat.
Kriteria yang akan dipakai untuk menilai objek evaluasi
merupakan tujuan yang paling sulit dalam evaluasi. Apabila yang diacu
hanya pencapaian tujuan, maka ini memang pekerjaan yang mudah,

10
namun ini baru pada sebagian dari pada isu kriteria evaluasi. Pencapaian
tujuan-tujuan yang penting memang merupakan salah satu kriteria yang
penting. Kriteria lainnya yaitu identifikasi kebutuhan dari klien yang
potensial, nilai-nilai sosial, mutu dan efisiensi dibandingkan dengan
objek-objek alternatif lainnya. Tampaknya ada persetujuan diantara ahli
evaluasi bahwa kriteria yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu
hendaknya ditentukan dalam konteks objek tertentu dan fungsi
evaluasinya. Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan
kriteria-kriteria penilaian suatu objek adalah:
• Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai.
• Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan.
• Ketepatan efektivitas program.
• Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya.
Dalam Handbook on Planning, Monitoring and Evaluating for
Development Results UNDP, 2002), jenis evaluasi dapat dibagi
berdasarkan waktu menjadi lebih rinci, yaitu :
1. Evaluasi ex-ante adalah penilaian terhadap kemungkinan pengaruh
yang terjadi di masa depan. Ini dilakukan sebelum kegiatan atau
program dilakukan. Salah satu tipe dari evaluasi ex-ante adalah
evaluasi prospektif. Evaluasi Prospektif adalah evaluasi yang menilai
outcome dari tujuan kegiatan, program, atau kebijakan. Evaluasi
prospektif sering berupa rekonstruksi atau penilaian program.
2. Evaluasi midterm adalah tipe dari evaluasi formatif. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pada saat fase
implementasi dari program atau kegiatan. Evaluasi formatif
merupakan evaluasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja,
sering dilakukan selama fase implementasi dari kegiatan atau
program. Evaluasi formatif juga dilakukan untuk alasan lain seperti
kepatuhan (compliance), legal requirements atau sebagai bagian dari
evaluation initiative. Evaluasi formatif menilai program, kebijakan,
atau kegiatan yang diimplementasikan. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan selama fase implementasi dari program atau kegiatan.

11
Evaluasi formatif sering disebut sebagai evaluasi proses, karena
difokuskan pada operasional. Evaluasi ini memfokuskan pada
relevansi, efektifitas, dan efisiensi. Hal ini penting untuk menuntun
ke tahapan selanjutannya dan meningkatkan kegiatan yang akan
dilakukan (Imas, 2009).
3. Evaluasi final or terminal. Evaluasi final or terminal merupakan tipe
dari evaluasi sumatif karena dilakukan menjelang akhir dari fase
pelaksanaan kegiatan atau program. Ini digunakan untuk menilai
hasil yang didapat. Hal ini digunakan untuk memberikan informasi
tentang nilai program. Evaluasi sumatif merupakan fase terakhir.
Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang
kesalahan dari sebuah program (OECD, 2002). Evaluasi sumatif
sering disebut sebagai evaluasi outcome atau impact. Evaluasi ini
dilakukan di fase akhir untuk antisipasi terhadap hasil yang akan
diperoleh. Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menyediakan
informasi mengenai dampak dari program. Evaluasi sumatif
termasuk penilaian impact, keefektifan biaya, quasi-experiments,
randomized experiments, dan studi kasus. Evaluasi sumatif
dilakukan di akhir untuk menjawab pertanyaan dari relevansi,
kinerja, dampak, keberlanjutan, external utility, dan lessons learned
(Imas, 2009).
4. Evaluasi ex-post, yaitu evaluasi yang dilakukan ketika program atau
kegiatan telah selesai dilakukan, bahkan biasanya dilakukan setelah 2
tahun atau lebih program atau kegiatan tersebut selesai. Ini bertujuan
untuk menilai kesesuaian antara hasil dari program atau kegiatan
dengan tujuannya, menilai keberlanjutan dari hasil dan dampaknya,
dan untuk pertimbangan dalam keputusan kedepannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan perbedaan
antara evaluasi formatif dan sumatif, yaitu sebagai berikut :
- Evaluasi formatif fokus pada implementasi dan peningkatan dari
kebijakan, program, atau kegiatan.
- Evaluasi sumatif fokus pada hasil.

12
 Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang
dilaksanakan ketika program masih berlangsung. Tujuan evaluasi
formatif tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh program
yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus dapat mengidentifikasi
hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal yang
menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini
dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran
pencapaian tujuan program.
 Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari
evaluasi sumatif adalah untuk mengukur ketercapaian program.
Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program pembelajaran
dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau
kedudukan individu didalam kelompoknya. Mengingat bahwa objek
sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan
sumatif, maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat penulis simpulkan
bahwa Formatif Sumatif Evaluation Model adalah model evaluasi
yang dilaksanakan dalam waktu yang berbeda, jika melaksanakan
evaluasi ketika kegiatan atau program sedang berlangsung ini
disebut evaluasi formatif. Sedangkan melaksanakan evaluasi di akhir
kegiatan atau program ini disebut evaluasi sumatif.
Kedua tipe evaluasi tersebut dibutuhkan dan digunakan walaupun
penerapannya dilakukan dalam waktu yang berbeda di dalam siklus dari
kebijakan, program, atau kegiatan. Untuk jenis evaluasi yang
berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Evaluasi Proses.
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program
berjalan dengan fokus pada masalah penyampaian pelayanan (service
delivery).
2. Evaluasi Biaya-Manfaat (benefit-cost)

13
Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program
relatif terhadap alternatif penggunaan sumberdaya dan manfaat dari
program.
3. Evaluasi dampak.
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program
memberikan pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah
tangga, masyarakat, dan kelembagaan.

B. Tujuan Dan Manfaat Dari Monitoring Dan Evaluasi


1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam
perbaikan dan penyesuaian komponen-komponen yang tidak maksimal
dalam pelaksanaan program. Bila memungkinkan perubahan scenario dan
konsolidasi sumberdaya (proses manajemen) dapat dilakukan dalam
pelaksanaan program sehingga lebih menjamin keberhasilan program.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pihak internal dan
pihak eksternal cara melakukan monitoring dan evaluasi :
1. mendiskusikan dengan pihak terkait.
2. merumuskan tujuan monitoring dan evaluasi
3. membuat kisi-kisi monitoring dan evaluasi
4. merumuskan kriteria keberhasilan
5. mengembangkan alat ukur dalam kurung instrumen yang sesuai dengan
tujuan dan kriteria dalam kurung indikator\
6. melakukan pengumpulan data penggunaan angket penggunaan
wawancara, penggunaan observasi, penggunaan dokumentasi
7. menganalisis data
8. menginterpretasikan data
9. mengembangkan usulan atau rekomendasi
Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang
berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai
rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka
segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan

14
targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses
selanjutnya. Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui
hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi
bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan
tempat lainnya. Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi
kebutuhan program yang sedang berjalan, untuk mengetahui kesenjangan
antara perencanaan dan terget. Dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan
umpan balik tersebut. Kesenjangan yang menjadi kebutuhan itu bisa jadi
mencakup faktor biaya, waktu, personel, dan alat, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat diketahui misalnya berapa jumlah tenaga
yang perlu ditambahkan atau dikurangi, alat atau fasilitas apa yang perlu
disiapkan untuk melaksanakan program tersebut, berapa lama tambahan
waktu dibutuhkan, dan seterusnya. Sementara itu, Evaluasi bertujuan
memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan tentang perencanaan program, keputusan tentang
komponen input pada program, implementasi program yang mengarah
kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan
dampak dari program kegiatan, dan terutama apa yang dapat diperbaiki
pada program yang sama yang akan dilaksanakan di waktu dan tempat
lain.
Secara umum tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah;
a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai
dengan rencana.
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
c. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang
digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.
d. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh
ukuran kemajuan.
e. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa
menyimpang dari tujuan.
Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:

15
a. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan.
b. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan
program.
c. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan.
d. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan.
e. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan selama kegiatan.
f. Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program.
g. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan
nilai.

2. Manfaat Monitoring dan Evaluasi


Secara umum manfaat dari penerapan sistem monitoring dan
evaluasi dalam suatu program adalah sebagai berikut:
a. Monitoring dan Evaluasi sebagai alat untuk mendukung perencanaan:
 Penerapan sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan
penggunaan indikator akan memperjelas tujuan serta arah kegiatan
untuk pencapaian tujuan tersebut.
 Pemilihan indikator program yang melibatkan berbagai pihak
secara partisipatif tidak saja berguna untuk mendapatkan indikator
yang tepat tetapi juga akan mendorong pemilik proyek dan
berbagai pihak yang berkepentingan untuk mendukung suksesnya
program.
b. Monitoring dan Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan
program:
 Adanya sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan
pelaksana program mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-
hal yang tidak diduga yang secara potensial dapat menghambat
jalannya program secara dini. Hal terakhir bermanfaat bagi
pelaksana program untuk melakukan tindakan secara tepat waktu
dalam mengatasi masalah.

16
 Informasi hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada
pelaksana program tentang hasil capaian program, dalam arti sesuai
atau tidak sesuai dengan yang diharapkan
 Bilamana hasil program belum sesuai dengan harapan maka
pelaksana program dapat melakukan tindakan penyesuaian atau
koreksi secara tepat dan cepat sebelum program terlanjur berjalan
tidak pada jalurnya. Dengan demikian informasi hasil M&E
bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi program.
c. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program
dan advokasi:
 Monitoring dan evaluasi tidak hanya memantau aktivitas program
tetapi juga hasil dari aktivitas tersebut. Informasi pemantauan
terhadap luaran dan hasil (output dan outcome) program yang
dipublikasikan dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan
akan meningkatkan akuntabilitas program.
 Informasi hasil monitoring dan evaluasi dapat dipakai sebagai
bahan masukan untuk advokasi program kepada para pemangku
kepentingan.
 Informasi tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta
memacu keikutsertaan.

Manfaat monitoring dan evaluasi dapat dilihat dari 2 (dua) sisi,


yaitu manfaat bagi pihak Penanggung Jawab Program dan manfaat bagi
Pengelola Proyek, yaitu:
a. Bagi pihak Penanggung Jawab dan Pengelola Program :
 Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.
 Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
 Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
 Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan
kegiatan proyek selanjutnya.
 Sebagai dasar untuk melakukan M&E selanjutnya.

17
 Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang
singkat
 Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan
menjaga kinerja yang sudah baik.
 Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan
evaluasi proyek.
b. Bagi pihak penerima dana BOSDA:
 Meringankan beban biaya operasional sekolah
 Memacu diri untuk meningkatkan prestasi
 Memacu semangat untuk meraih cita-cita

C. Prinsip Dasar Monitoring Dan Evaluasi


Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
adalah acuan kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati
dan diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam
pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan dan orientasi utamanya
adalah pada tujuan program itu sendiri.

Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:


a. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus.
b. Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan program
organisasi.
c. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun
terhadap pengguna produk atau layanan.
d. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi.
e. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku.
f. Monitoring harus obyektif.
g. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996)
mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:
a. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.

18
b. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program
harus dievaluasi.
c. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
d. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur
yang seharusnya diukur.
e. Prinsip penggunaan kritis.
f. Prinsip kegunaan atau manfaat
Prinsip dasar lainnya:
a. Sistem monitoring dan evaluasi dibuat sederhana; disesuaikan dengan
kapasitas dan sumber daya yang tersedia. Hal ini untuk menghindari
kesulitan implementasi di lapangan.
b. Tujuan yang jelas. Kegiatan monitoring dan evaluasi difokuskan pada hal-
hal yang relevan dengan tujuan dari monitoring itu sendiri yang dikaitkan
dengan aktivitas dan tujuan program. Jangan mengumpulkan data yang
tidak relevan dengan kebutuhan program. Perlu dibuat logframe,
intervention logic model, dan rencana kerja monitoring dan evaluasi yang
antara lain mencakup rincian indicator kinerja yang akan dipantau.
c. Dilakukan tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena
ketersediaan data on-time diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna
data untuk penyelesaian masalah secara tepat waktu. Selain itu ketepatan
waktu monitoring juga penting untuk mendapatkan data akurat dalam
memantau obyek tertentu pada saat yang tepat.
d. Informasi hasil monitoring dan evaluasi harus akurat dan objektif;
informasi tidak akurat dan objektif bisa menyebabkan false alarm. Perlu
mekanisme untuk check konsistensi dan akurasi data.
e. Sistem monitoring dan evaluasi bersifat partisipatif dan transparan; perlu
pelibatan semua stakeholders dalam penyusunan design dan
implementasinya, serta hasilnya dapat diakses oleh semua pihak.
f. Sistem monitoring dan evaluasi dibuat flexible; dalam artian tidak kaku
tapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam
batas koridor SOP.

19
g. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam
pengambilan keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu
dilakukan analisa kebutuhan informasi untuk menjamin bahwa data
monitoring akan digunakan untuk melakukan tindakan.
h. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara cost-effective. Cost
Effectiveness atau efektivitas-biaya adalah metode manajemen guna
menilai efektifitas dari suatu program atau intervensi dengan
membandingkan nilai biaya (cost) dengan outcome yang dihasilkan.
Kaitan antara Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil
dari monitoring dan digunakan untuk kontribusi program. Monitoring
bersifat spesifik program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya dipengaruhi
oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Inputs,
Process dan output merupakan suatu monitoring. Dalam menentukan
Input, Process dan Output sangat tergantung dari program, sehingga dapat
berpindah-pindah. Sedangkan Outcomes dan Impact merupakan suatu
evaluasi. Monitoring dimaksudkan sebagai kegiatan untuk untuk menilai
apakah sumber kegiatan (input) benar-benar akan dilaksanakan dan
digunakan dalam menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan. Oleh
karenanya sebelum melaksanakan proses monitoring harus ditetapkan
indikator-indikator proses kinerjanya terlebih dahulu. Sedangkan Evaluasi
merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah
kinerja kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas
kinerja kegiatan. Jadi evaluasi utamanya merupakan upaya menilai apakah
hasil (outcome) yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara cost-effective


maksudnya perlunya mengetahui sejauh mana kefektifan biaya yang
digunakan (cost-effectiveness) dari kegiatan monitoring dan evaluasi yang
dilaksanakan, khususnya jika dibandingkan dengan alternatif/pilihan lain
yang memungkinkan, perlu dikaji apakah biaya kegiatan monitoring dan
evaluasi efektif untuk mencapai capaian atau sasaran yang sudah ditetapkan.
Contoh dalam Kualitas pendidikan meliputi input, proses, output, dan impact
dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses, dan proses sangat

20
dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input, misalnya pengembangan pendidik
dan tenaga kependidikan, pengembangan bahan ajar, pengembangan model
pembelajaran.penerimaan di pendidikan lebih lanjut, prestasi, dan kesempatan
kerja
i. Unit monitoring dan evaluasi terdiri dari para specialists yang tidak hanya
bertugas mengumpulkan data tetapi juga melakukan analisa masalah dan
memberikan rekomendasi pemecahan masalah secara praktis.

D. Metode Monitoring Dan Evaluasi


1. Metode Monitoring
Ada empat cara untuk melakukan monitoring keluaran dan dampak.
Keempat cara atau pendekatan itu adalah pelaporan sistem sosial (social
accounting), eksperimentasi sosial (social experimentation), pemeriksaan
sosial (social auditing) dan pengumpulan bahan untuk penelitian sosial
(social research cumulation). Pendekatan ini masing-masing mempunyai
dua aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan jenis informasi yang
diperlukan (Dunn, 1981).
Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa
keempatnya:
• Terpusat kepada keluaran kebijaksanaan, sehingga dalam monitoring
ini sangat diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik
yang tidak dapat dikontrol oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya
kondisi sekarang yang sudah ada), dan variabel yang dapat
dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;
• Berpusat pada tujuan, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan,
nilai atau kesempatan kepada klien atau target.
• Berorientasi pada perubahan. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk
memantau perubahan dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan
menganalisis perubahan unjuk kerja antara beberapa program yang
berbeda atau yang sama beberapa variabelnya, atau kombinasi antara
keduanya;
• Memungkinkan klasifikasi silang keluaran dan dampak berdasarkan
variabel-variabel lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk

21
memantau masukan kebijaksanaan (waktu, uang, tenaga,
perlengkapan) dan proses kebijaksanaan (aktivitas, dan sikap
administratif, organisasi dan politis yang diperlukan untuk
transformasi masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan
• Berhubungan dengan aspek pelaksanaan kebijaksanaan secara obyektif
maupun subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang
diperoleh melalui survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi atau yang sering dikenal dengan
istilah monev mencakup mulai dari proses pengumpulan data realisasi
program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga penilaian dan evaluasi
capaian kinerja. Monev bertujuan untuk membuktikan dan
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang dikelola
(prinsip akuntabilitas) dan untuk menginventarisir faktor – faktor
pendukung dan penghambat sebagai bahan evaluasi agar
program/kegiatan selanjutnya dapat lebih berdayaguna dan berhasil-
guna (prinsip efektivitas dan efisiensi). Salah satu bentuk kegiatan
monev adalah monev lapangan.
Untuk arti dari subjektif itu biasanya memiliki sudut pandang
secara pribadi tentang sebuah peristiwa yang diinformasikan, sehingga
keakurasiannya terkadang tidak terjamin. Sementara objektif biasanya
memiliki sudut pandang melalui kondisi asli yang terjadi atas
peristiwa, sehingga hal tersebut sudah pasti bisa dipertanggung
jawabkan.
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program, memantau perubahan yang fokus
pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa
yang kita lakukan, monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas
dari layanan yang kita berikan.
Contoh kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan di kawasan
strategis, yang mencakup antara lain: tim pelaksana, proses dan
prosedur pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan monitoring
dan evaluasi itu sendiri. Berdasarkan hasil laporan monitoring dan

22
evaluasi, diperoleh identifikasi permasalahan/kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan program/kegiatan pengembangan infrastruktur
terpadu pada kawasan strategis. Selanjutnya dapat dirumuskan
rekomendasi tindak turun tangan yang perlu dilakukan.
2. Metode Evaluasi
Terdapat 2 (dua) jenis metode evaluasi, yaitu:
a) Metode Kuantitatif
 Desain eksperimental, yaitu alokasi intervensi secara acak
(Random)
 Desain kuasi-eksperimental, dengan menggunakan berbagai
metode ekonometrik seperti pencocokan (Matching), selisih ganda
(Double difference), variabel instrumen (Instrumental variable),
dll.
 Analisis kontra fakta (Counterfactual analysis)
b) Metode Kualitatif, biasanya berfokus pada pemahaman proses.
Beberapa metode kualitatif antara lain termasuk: Wawancara
mendalam (Indepth interview), Diskusi kelompok terarah (FGD),
Pengamatan (Observation, Sejarah hidup (Life history), Ranking
kesejahteraan (Wealth ranking), dan Pemetaan masyarakat
(Community mapping)
Terdapat 2 (dua) jenis metode evaluasi, yaitu kualitatif dan
kuantitatif
Jadi metode evaluasi kualitatif dilakukan guna memperoleh
pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan
realitas dan kompleksitas sosial. Metode Kualitatif, biasanya berfokus
pada pemahaman proses. Beberapa metode kualitatif antara lain
termasuk: Wawancara mendalam (Indepth interview), Diskusi
kelompok terarah (FGD), Pengamatan (Observation, Sejarah hidup
(Life history), Ranking kesejahteraan (Wealth ranking), dan Pemetaan
masyarakat (Community mapping)

23
Sedangkan metode evaluasi kuantitatif dilakukan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan
generalisasi fenomena sosial yang diteliti.
Metode Kuantitatif, terdiri atas
-Desain eksperimental, yaitu alokasi intervensi secara acak (Random)
-Desain kuasi-eksperimental, dengan menggunakan berbagai metode
ekonometrik seperti pencocokan (Matching), selisih ganda (Double
difference), variabel instrumen (Instrumental variable), dll.
Analisis kontra fakta (Counterfactual analysis)
Dari segi teknik: Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
maka yang bersangkutan akan menggunakan teknik observasi terlibat
langsung atau riset partisipatori. Jika pendekatan kuantitatif digunakan
maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei
dengan menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Kedua pendekatan
tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabiltasnya
dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur
dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada
akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas
peneliti. Pendekatan kuantitatif memunculkan kesulitan dalam
mengontrol variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap
proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk
menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam
proses penentuan sampel, pengambilan data dan penentuan alat
analisisnya.
Nampaknya tidak mudah untuk memadu dua metode yang bersifat
kontradiksi tersebut. Namun didalam jurnal yang saya baca, memang
ada yang namanya metode campuran sebagai gabungan dua metode
yang berbeda, tetapi kita membutuhkan keahlian dan pengetahuan
kedua pendekatan tersebut jika memang ingin menerapkannya dalam
evaluasi. Apabila kita ingin menggabung metode kuantitatif dan
kualitatif, hal pertama yang harus dilakukan ialah mengenal masing-

24
masing pendekatan terlebih dahulu dan harus bersiap-siap untuk lebih
lama lagi berurusan dengan data, teori, dan model analisis yang
digunakan dalam kedua model tersebut. Contoh metode evaluasi yang
menggunakan metode gabungan yang memerlukan
informasi/deskripsi kuantitatif (misalnya skor tes hasil pengukuran)
dan informasi/deskripsi kualitatif (misalnya catatan tentang perilaku
peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran)
Menurut waktu pelaksanaan, terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu:
a) Evaluasi formatif: Dilaksanakan pada waktu pelaksanaan, Prioritas,
Fokus Prioritas/Program Prioritas atau Kegiatan Prioritas, dengan
tujuan memperbaiki pelaksanaannya. Temuan utama berupa masalah-
masalah dalam pelaksanaannya.
b) Evaluasi sumatif: Dilaksanakan pada saat Prioritas, Fokus
Prioritas/Program Prioritas atau Kegiatan Prioritas sudah selesai
diselenggarakan, dan bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan.
Temuan utama berupa capaian-capaian dari pelaksanaan Prioritas,
Fokus Prioritas/Program Prioritas atau Kegiatan Prioritas.
Menurut tujuan, dapat dilakukan 4 (empat) jenis evaluasi yaitu:
a) Evaluasi Formulasi: Mengkaji apakah formulasi desain Kebijakan atau
Program yang dilakukan pada saat penyusunan awal telah
menggunakan metode yang benar (Misal: Logic Model)
b) Evaluasi Proses: Mengkaji apakah pelaksanaan Fokus
Prioritas/Program atau Kegiatan Prioritas berjalan kearah pencapaian
sasaran.
c) Evaluasi Biaya-Manfaat/Efektifitas (Cost-Benefit): Mengkaji apakah
biaya Prioritas, Fokus Prioritas/Program atau Kegiatan Prioritas efektif
untuk mencapai capaian atau sasaran yang sudah ditetapkan.
d) Evaluasi Dampak: Mengkaji apakah Prioritas, Fokus Prioritas/Program
atau Kegiatan Prioritas memberikan pengaruh/manfaat yang telah
ditetapkan terhadap penerima manfaat (Perorangan, Rumah Tangga,
atau Masyarakat umum).

25
E. Laporan Monitoring Dan Evaluasi
Penyusunan suatu laporan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan
berkaitan dengan kegiatan monitoring dan/atau evaluasi. Hasilnya perlu
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuannya antara
lain untuk perbaikan program, pertanggungjawaban, pembuktian,
penyelidikan, pendokumentasian, perolehan dukungan, dan promosi pada
masyarakat. Bentuk laporan (out line) sangat beragam tergantung
peran/keperluan, obyek atau konteks yang dievaluasi.

Tujuannya antara lain untuk perbaikan program, pertanggungjawaban,


pembuktian, penyelidikan, pendokumentasian, perolehan dukungan, dan
promosi pada masyarakat. Bentuk laporan (out line) sangat beragam
tergantung peran/keperluan, obyek atau konteks yang dievaluasi.
Tujuan penyusunan Laporan Monitoring dan Evaluasi ini adalah sebagai
acuan dalam pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik pada
periode selanjutnya agar dapat terlaksana dengan baik. Laporan Monitoring
dan Evaluasi ini merupakan hasil dari pelaksanaan kebijakan keterbukaan
informasi publik.
Contoh umum bentuk laporan hasil monitoring dan evaluasi, paling
tidak memuat hal-hal berikut:

1. Pengantar
Bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil
monitoring dan evaluasi oleh pimpinan instansi.
2. Ringkasan Eksekutif
Bagian ini memuat rangkuman kegiatan dan hasil pelaksanaan
monitoring dan evaluasi secara keseluruhan.
3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Pada bagian ini dijelaskan bagaimana kegiatan monitoring dan
evaluasi dilaksanakan di kawasan strategis, yang mencakup antara lain:
tim pelaksana, proses dan prosedur pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaan
kegiatan monitoring dan evaluasi.
4. Lingkup kegiatan

26
Jelaskan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi yang telah
dilaksanakan, mencakup seluruh program pengembangan infrastruktur
pada kawasan strategis.
5. Hasil evaluasi
Dengan mengacu pada tujuan program pengembangan infrastruktur
yang dievaluasi, dan sesuai dengan tujuan monitoring dan evaluasi yang
telah ditetapkan, jelaskan dengan rinci hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan. Disarankan agar hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup
aspek-aspek berikut:
- Overall achievement program
- Pencapaian indikator kinerja program
- Pelaksanaan aktivitas (termasuk kendala pelaksanaan)
- Pelaksanaan komponen investasi (expenditure components) termasuk
mencakup procurement,
- Keuangan (administrasi, efisiensi dan efektivitas anggaran)
- Best practices selama pelaksanaan program, dan
- Permasalahan serius (bila ada) dan langkah penyelesaiannya

Tim monitoring dan evaluasi kawasan strategis diharapkan


mengisi check list dalam panduan monitoring dan evaluasi.
6. Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, jelaskan rekomendasi yang
perlu mendapat perhatian atau tindak lanjut baik oleh pimpinan instansi
maupun oleh unit-unit lain yang terkait dengan program pengembangan
infrastruktur di kawasan strategis.
- Untuk monitoring tahunan: Keberlangsungan kegiatan untuk tahun t
(tahun yang dimonitor): Tim monitoring dan evaluasi dapat
merekomendasikan untuk menghentikan seluruh atau sebagian
kegiatan jika dipandang pelaksanaan program/kegiatan tidak sesuai
dengan aturan yang ada.

27
- Untuk monitoring akhir: Penilaian overall pelaksanaan
program/kegiatan dalam pelaksanaan program pengembangan
infrastruktur terpadu pada kawasan strategis secara keseluruhan.
- Rencana program/kegiatan yang perlu dialokasikan pada tahun
anggaran berikutnya.
7. Lampiran
Bagian ini dapat memuat hal-hal yang dipandang akan terlalu
mengganggu bila disampaikan dalam batang tubuh laporan, misalnya
hasil-hasil kerja individu anggota tim monitoring dan evaluasi, data
temuan di lapangan, dll.
Contoh bentuk laporan hasil monev :
1. Pengantar
Bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil monitoring dan
evaluasi oleh pimpinan instansi.
2. Ringkasan Eksekutif
Bagian ini memuat rangkuman kegiatan dan hasil pelaksanaan monitoring dan
evaluasi secara keseluruhan.
3. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Pada bagian ini dijelaskan bagaimana kegiatan monitoring dan evaluasi
dilaksanakan di kawasan strategis, yang mencakup antara lain: tim pelaksana,
proses dan prosedur pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan monitoring
dan evaluasi.
4. Lingkup kegiatan
Jelaskan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan,
mencakup seluruh program pengembangan infrastruktur pada kawasan
strategis.
5. Hasil evaluasi
Dengan mengacu pada tujuan program pengembangan infrastruktur yang
dievaluasi, dan sesuai dengan tujuan monitoring dan evaluasi yang telah
ditetapkan, jelaskan dengan rinci hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
Disarankan agar hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup aspek-aspek
berikut:

28
- Overall achievement program
- Pencapaian indikator kinerja program
- Pelaksanaan aktivitas (termasuk kendala pelaksanaan)
- Pelaksanaan komponen investasi (expenditure components) termasuk
mencakup procurement,
- Keuangan (administrasi, efisiensi dan efektivitas anggaran)
- Best practices selama pelaksanaan program, dan
- Permasalahan serius (bila ada) dan langkah penyelesaian
F. Tindak Turun Tangan
Berdasarkan hasil laporan monitoring dan evaluasi, diperoleh
identifikasi permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program/kegiatan pengembangan infrastruktur terpadu pada kawasan
strategis. Selanjutnya dapat dirumuskan rekomendasi tindak turun tangan
yang perlu dilakukan. Contoh permasalahan/kendala dan tindak turun tangan
dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 2. Contoh Permasalahan/Kendala Program Pembangunan


Infrastruktur Terpadu pada Kawasan Strategis dan Rencana Tindak Lanjut

Rencana Tindak Turun


No. Permasalahan/Kendala
Tangan
1. Tahap Perencanaan
- Optimalisasi anggaran
- Anggaran belum tersedia - Perubahan jadwal
atau tersedia sebagian - Koordinasi dengan sector
terkait
- Perencanaan (RAB dan Percepatan penyusunan RAB
DED) belum selesai dan DED
- AMDAL belum disusun Penyusunan AMDAL
- Program belum sinkron
Koordinasi dengan sector
dengan sektor terkait
terkait lainnya
lainnya
- Perencanaan yang tidak Perubahan perencanaan

29
Rencana Tindak Turun
No. Permasalahan/Kendala
Tangan
sesuai
Melakukan koordinasi di setiap
- Lemahnya koordinasi
tahap pembangunan
Tahap Persiapan
- Penyediaan anggaran
pembebasan tanah
- Tanah belum bebas
- Percepatan proses
pembebasan tanah
2.
- Percepatan proses perizinan
- Perizinan belum keluar - Koordinasi dengan Pemda
terkait
- Masyarakat tidak
Sosialisasi kepada masyarakat
mendukung
Tahap Pelaksanaan
- Pelelangan gagal - Pelelangan ulang
- Ada pemotongan anggaran - Penyesuaian jadwal
- Pemutusan kontrak - Pelelangan ulang
- Keterlambatan pelaksanaan
- Peningkatan supervisi
proyek
3. - Perencanaan ulang
- Terjadi bencana alam - Pelelangan ulang
- Perubahan jadwal
- Penyusunan rencana
- Perubahan rencana
kembali
- Penyesuaian jadwal
- Keterlambatan material
- Supervisi diperketat
4. Tahap Pasca Pembangunan
- Proyek belum berfungsi - Koordinasi dengan sector
terkait agar proyek bias

30
Rencana Tindak Turun
No. Permasalahan/Kendala
Tangan
berfungsi
- Proyek belum
- Percepatan serah terima
diserahterimakan
- Ada complain dari - Sosialisasi kepada
masyarakat masyarakat
- Penyediaan alokasi
- Pemda belum siap
anggaran operasional
mengoperasikan
- Koordinasi dengan Pemda

G. Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi dan tujuan
yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh
karena itu, mutlak di perlukan adanya sustu pengembangan program sekolah.
Rohiat (2012 : 86). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan perencanaan program bagi sekolah potensial, dalam Rohiat
(2012 : 87) adalah : Secara ideal. RPS memiliki dua jenis, yaitu RPS untuk
jangka panjang (diatas lima tahun) dan menengah (lima tahun) disebut
dengan rencana strategis dan RPS jangka pendek (satu tahun) disebut rencana
operasional. Prosedur pembuatan RPS mengacu pada langkah-langkah yang
digunakan dalam pembuatan RPS, demikian juga dalam proses
pembuatannya. Tujuan RPS adalah agar setiap dosen melakukan proses
pembelajaran secara lebih bertanggung jawab dalam rangka mencapai standar
proses pembelajaran sebagaimana telah diamanatkan dalam standar nasional
pendidikan dengan menyusun rps ini, mahasiswa mengetahui apa yang harus
disiapkan dan dilakukan dalam mengikuti mata kuliah yang bersangkutan
serta dapat mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. rps disusun
dengan tujuan untuk menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil, mendukung koordinasi antar pelaku sekolah, menjamin terciptanya

31
integrase sinkronisasi dan sinergi baik antar pelaki sekolah, antar sekolah dan
dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antar waktu.
Secara substansi, isi perencanaan program yang dikembangkan dalam
RPS disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing,
tetapi tetap mengacu pada aspek-aspek SNP, Rohiat (2012 : 87).
1. Pengembangan program sekolah
Pengembangan aspek-aspek pendidikan yang disusun dalam RPS,
akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengatasi kesenjangan
antara fakta yang ada di sekolah dan apa hasil yang diharapkan dapat
dicapai. Adapun aspek-aspek yang harus dikembangkan dan disusun
dalam RPS minimal harus berisi sebagai berikut : Pengembangan Sumber
Daya Manusia Sekolah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, aspek-aspek
SDM sekolah yang harus dikembangkan terdiri atas aspek pengembangan
intake sekolah (calon peserta didik), tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
dan tim pengembang sekolah. Sasaran/program pengembangan
pengelolaan calon peserta didik baru. Sasaran (tujuan jangka pendek atau
tujuan situasional) dan program yang dapat dikembangkan antara lain :
pertama, penerimaan calon peserta didik baru, sasarannya adalah
terwujudnya rekrutmen atau penerimaan calon peserta didik baru.
Selanjutnya, sekolah mengembangkan berbagai program yang akan
dilaksanakan diantaranya : (a). Menentukan kriteria calon peserta didik
baru; (b). Menentukan persyaratan masuk sebagai calon peserta didik baru;
(c). Menentukan prosedur atau mekanisme penerimaan calon peserta didik
baru; (d). Melaksanakan penerimaan calon peserta didik baru; (e).
Menentukan dan menetapkan calon peseta didik baru; (f) melaksanakan
evaluasi penyelenggaraan penerimaan calon peserta didik baru; (g)
membuat laporan kepada berbagai pihak terkait. Untuk kelancaran
pelaksanaan sasaran tersebut, terlebih dahulu sekolah harus membentuk
panitia khusus yang menangani penerimaan calon peserta didik baru ini
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini adalah

32
terwujudnya KTSP din sekolah sesuai kondisi dan kemampuan sekolah
sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain : (1)
Sosialisasi dan pemantapan permendiknas nomor 22,23, dan 24 tahun
2006, pengumpulan dokumen dan referensi untuk bahan penyusunsn
KTSP, (2) Pembentukan tim khusus pengembang KTSP, (3) Pelaksanaan
penyusunan KTSP, Dan sebagainya.
3. Pengembangan Proses Belajar Mengajar (PBM)
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan PBM adalah terwujudnya PBM di sekolah yang sesuai
SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :
(1) Sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran, (2)
Peningkatan perencanaan proses pembelajaran, (3) Peningkatan
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi
pembelajaran (CTL, pembelajaran tuntas, moving class,dll), (4)
Peningkatan pembuatan modul pembelajaran, (5) Peningkatan
pengembangan penilaian hasil pembelajaran, (6) Peningkatan
pengembangan pengawasan pembelajaran, Dan sebagainya.
4. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan sarana dan prasarana adalah terwujudnya sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah yang sesuai SNP sehingga program-
program panduan sekolahpotensial menjadi SSN dikembangkan adalah
memanfaatkann dana yang ada dan atau mencari terobosan lain dalam
penambahan dana, yaitu : (1) Perbaikan/pengadaan/pembangunan gedung,
laboratorium, dan ruang-ruang sesuai kebutuhan sekolah, (2)
Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium IPA, (3)
Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik laboratorium
komputer, (4) Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan praktik
laboratorium bahasa, (5) Pengadaan/perbaikan/penambahan peralatan OR,
kesenian, ketrampilan,dll
5. Pengembangan Manajemen

33
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan manajemen sekolah adalah terwujudnya manajemen
sekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : Penyosialisasian dan pemantapan manajemen
berbasis sekolah dan manajemen mutu pendidikan, Pembuatan RPS,
Peningkatan pemanfaatan ICT sekolah, Peningkatan kerjasama
dengan stakeholders, Dan sebagainya.
6. Pengembangan Sumber Dana Dan Pendanaan Pendidikan
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan sumber dana dan pendanaan atau pembiyaan pendidikan
adalah terpenuhinya suber dana dan pendanaan pendidikan yang sesuai
SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :
Sosialisasi pendanaan pendidikan, Penggalian sumber dana dari lur
sekolah, Penggalian dana pendidikan, Penyusunan angaran pendidikan,
Pengembangan unit-unit usaha sekolah, Dan sebagainya
7. Pengembangan Sistem Penilaian
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan sistem penilaian adalah terwujudnya sistem penilaian yang
sesuai SNP sehingga yang dapat dikembangkan antara lain : (1)
Penyosialisasian sistem penilaian pendidikan, (2) Peningkatan
perencanaan penilaian berbasis kelas, (3) Peningkatan pelaksanaan
penilaian oleh guru, (4) Penigkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi
dalam pelaksanaan penilaian (5) Peningkatan manajemen penialaian
dengan pemanfaatan ICT, Dan sebagainya

8. Pengembangan Lingkungan Sekolah


Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan lingkungan sekolah adalah terwujudnya lingkungan
sekolah yang kondusif, sehat, dan nyaman guna mendukung proses
pembelajaran di sekolah sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : (1) Penyosialisasian lingkungan sekolah, (2)
Peningkatan perencanaan program pemberdayaan lingkungan sekolah, (3)

34
Peningkatan penataan lingkungan sekolah, (4) Peningkatan supervisi,
monitoring, dan evaluasi dalam penataan lingkungan sekolah, (5)
Peningkatan manajemen penataan lingkungan sekolah, Dan sebagainya.
9. Pengembangan Budaya Sekolah
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan budaya sekolah adalah terwujudnya budaya sekolah yang
kondusif dan bermutu untuk mendukung proses pembelajaran disekolah
sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain : (1)
Penyosialisasian budaya mutu sekolah, (2) Peningkatan perencanaan
program pengembangan budaya mutu sekolah (3) Peningkatan
implementasi budaya mutu sekolah, (4) Peningkatan suoervisi, monitoring
dan evaluasi dalam program budaya mutu sekolah, (5) Peningkatan
manajemen program budaya mutu sekolah, dan sebagainya.
Budaya sekolah yang kondusif dimana sekolah tersebut dapat
menerapkan berbagai kegiatan misalnya :
1. Kegiatan ekstrakulikuler
Kegiatan ini beretujuan untuk mengembangkan minat dan bakat anak
disekolah. Saat terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler, siswa akan terbiasa
melakukan berbagai macam kegiatan positif secara fisik maupun menta.
2. Kegiatan pembiasaan awal dan akhir proses belajar
Kegiatan ini bertujuan membentuk kebiasaan harian anak, seperti
menyambut kedatangan anak digerbang sekolah sembari menjabat
tangannya. Bentuknya tidak terlalu berat namun memerlukan konsistensi.
Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain, mengikuti upacara bendera,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, dan berdoa bersama. Di
akhir pelajaran, kegiatan serupa juga perlu dilakukan. Antara lain refleksi,
menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama.
3. Membiasakan prilaku baik bersifat spontan
Hal ini penting untuk diterapkan oleh sekolah karena karakter anak baru
akan terlihat bila ditunjukan secara spontan. Karakter dinilai belum
terbentuk dalam diti seseorang jika belum bersifat spontan. Dengan kata
lain, spontanitas akan menjadi ukuran, bahwa seseorang itu telah memiliki

35
karakter yang baik atau belum. Perilaku ini mencakup perkataan atau
perbuatan.
Misalnya, anak spontan meminta maaf saat melakukan kesalahan atau
anak langsung membantu temannya yang sedang kesulitan.
4. Menetapkan tata tertib sekolah
Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang “boleh” atau “ tidak
boleh”, antara yang “baik” atau “tidak baik”. Sekolah perlu membuat tata
tertib yang disepakati dan dijalankan bersama oleh guru-guru. Tata tertin
diperlukan mengingat sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang
menyangkut kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat.

10. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan


Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan kegiatan kesiswaan adalah tewujudnya berbagai kegiatan
kesiswaan dalam berbagai bidang seingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain : (1) Penyosialisasian kegiatan kesiswaan, (2)
Peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan IMTAQ,
kreativitas, OR, kesenian, ketrampilan, lomba kerya ilmiah remaja
(LKIR), lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR), persiapan siswa
mengikuti olimpiade matematika, biologi, atau fisika, lomba mengarang
dalam bahasa indonesia, dan lomba berpidato dalam bahasa inggris,
pencegahan penyalahgunaan narkoba, dan pembangunan karakter bangsa,
(3) Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaan, (4) Peningkatan
supervisi, monitoring dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan, (5)
Peningkatam manajemen program kegiatan kesiswaan,dan sebagainya.
11. Pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD)
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan PTD adalah terwujudnya proses pembelajran PTD di
sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :
penyosalisasian PTD disekolah, penyusunan perencanaan program PTD,
pengimplementasian PTD, peningkatan manajemen program PTD, dan
sebagainya

36
12. Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup/PKH (Life skills education)
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari
pengembangan PKH adalah terwujudnys PKH di sekolah sehingga
program-program yang dapat dikembangkan antara lain : penyosialisasian
PKH disekolah, penyusunan dan perencanaan program PKH,
pengimplementasian PKH, peningkatan supervise, monitoring dan
evaluasi dalam program PKH, peningkatan manajemen program PKH, dan
sebagainya.
Aspek-aspek SNP terdiri dari 8 aspek yaitu :
1. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan
2. standar isi ktsp adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
3. standar proses adalah snp yang berkaitan dengan pelaksanaan
pe,belajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan
4. standar penilaian pendidikan adalah snp yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
6. standar sarana dan prasarana adalah snp yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaa serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan tik.
7. standar pengelolaan adalah anp yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota. Provinsi atau nasional agar tercapai efesiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

37
H. Langkah-Langkah Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Ada 7 tahap dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah,
Boediono. (1998 : 50) yaitu
1. Mengkaji kebijakan yang relevan. Pengembangan sekolah tidak boleh  
bertentangan dengan kebijakan umum yang berlaku, baik dari pemerintah
pusat maupun daerah. Oleh karena itu sebelum mulai menyusun rencana
perlu di kaji kebijakan-kebijakan yang terkait. Sebagai contoh dalam
meningkatkan kualitas pendidikan tidak mungkin kita menggunakan
kurikulum selain kurikulum yang berlaku, karena kebijakan depbikbut
menyatakan kurikulum berlaku secara nasional.
2. Menganalisis kondisi sekolah. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan, kekuatan, kelemahan atau kekurangan sekolah. Lebih baik jika
dilakukan dengan teknik SWOT (strenght-weakness-opportunity-threat),
sehingga dapat diketahui betul apa kekuatan, kelemahan,
peluang/kesempatan dan ancaman yang dihadapi sekolah. Langkah ini
memerlukan data dan keterlibatan khusus. Oleh karena itu, jika perlu
sekolah dapat meminta bantuan ahli.
3. Merumuskan tujuan. Berdasarkan kebijakan yang berlaku dan hasil
analisis kondisi sekolah, berikutna dirumuskan tujuan yang ingin dicapai
oleh sekolah. Rumusan tujuan yang baik harus menggambarkan kondisi
atau perilaku, setelah program selesai dilaksanakan. Jika tujuan jangka
menengah sudah ada, maka tujuan jangka pendek dijabarkan dari tujuan
jangka menengah tersebut.
4. Mengumpulkan data dan informasi . data yang dikumpulkan adalah yang
berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu komponen-komponen
atau faktor-faktor yang diduga berkaitan dengan tujuan tersebut. Misalnya
untuk menaikkan NEM diperlukan data tentang guru, siswa, kurikulum,
perpustakaan, jadwal pelajaran, pola EBTANAS, dan sebagainya. Data
harus mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif, misalnya jumlah siswa
per kelas (kuantitatif), kualitas siswa (kualitatif, yang dapat dilihat dari
NEM SMP dan motivasi belajar sehari-hari.

38
Manganalisis data dan informasi. Data yang sudah terkumpul perlu
dianalisis secara cermat dan komprehensif. Komphrensif dapat diartikan
yaitu luas, menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal. Istilah komphrensif
digunakan untuk menyatakan keadaan dimana sesuatu dapat menjelaskan
keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan wawasan yag lebih.
Dan dapat diartikan bahwa model komphrensif berpandangan bahwa baik
buruknya hasil yang akan dicapai dari perumusan kebijakan public harus
mendasarkan pada pemikiran yang rasional atau sesuai dengan kondisi
yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki, analisis yang dilakukan
harus memiliki data atau informasi yang lengkap, sehingga dalam
analisisnya tidak memiliki cacat atau mencapai kesempurnaan tanpa
kesalahan. Harapan untuk mendapatkan sebuah perumusan kebijakan yang
baik dengan menggunakan pemikiran rasional yang sangat baik dan bagus,
namun tentunya tidak semua permasalahan dan kenyataan dilapangan bias
diterima secara rasional ddan bahkan data yang didapat oleh perumus
kebijakansangat berbeda dari kenyataan. Menurut pendapat penulis model
komphrensif adalah model analisis yang memperjuangkan kesempurnaan
dalam perumusan kebijakan dengan menggunakan data yang lengkap dan
diharapkan valid, agar dalam perumusannya memberikan hasil kebijakan
public yang baik. Dalam analisis dicoba ditafsirkan, baik masing-masing
komponen secara terpisah maupun hubungan antar komponen. Misalnya
komponen siswa, guru, perpustakaan dianalisis secara terpisah, dan
selanjutnya dicari hubungan satu dengan yang lainnya.
5. Merumuskan dan memilih alternatif program. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, kemudian dikembangkan beberapa alternatif program kegiatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebaiknya dikembangkan
lebih dari satu program.alternatif program tersebut kemudian dievaluasi
untuk dipilih salah satu, paling besar untuk mencapai tujuan, tetapi paling
hemat dalam menggunakan tenaga, waktu, dan dana.
6. Menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan. Sebelum
dilaksanakan secata rinci, sampai dengan tahap-tahap pelaksanaannya.
Dalam setiap tahap harus jelas : (1) sasaran yang ingin dicapai, (2)

39
kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, (3) siapa pelaksana dan
penanggung jawabnya, (4) kapan waktu pelaksanaannya, (5)
sarana/prasarana dan (6) dana yang diperlukan.

40
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan
ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun.
Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang
dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta
untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin.
Evaluasi dapat melengkapi hasil monitoring dengan data tambahan yang
diperlukan sesuai dengan tujuan evaluasi yang mengarah pada aspek kualitatif.
Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi
secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui
apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan
prosedur yang telah disepakati.
Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau
setelah program dilaksanakan, evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang
terjadi setelah program dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan secara terus
menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang dan atau
setelah program dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah
program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah
program dilaksanakan. Tujuan evaluasi program berfungsi sebagai pengarah
kegiatan evaluasi dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas
kegiatan evaluasi program.

B. SARAN
Demikan makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

41
kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Elfindri. (2011). Beberapa Teknik Monitoring dan Evaluasi (Monev). Jurnal


Kesehatan Komunitas, 1(3), 106-128.
Gunawan, Gayatri, Y., Dewi, D. R., Ainy, C., & Yarno. (2015). Implementasi
Monitoring dan Evaluasi Proses Lesson Study di FKIP UM Surabaya.
Didaktis, 15(1), 88-118.
Mustofa, M. L. (2012). Monitoring dan Evaluasi: Konsep dan Penerapannya
bagi Pembinaan Kemahasiswaan. Malang: UIN-Maliki Press.
Mustofa, M. L. (2021). Monitoring dan Evaluasi. UIN: Maliki Press.
Rahayu, T. P., Sunarto, & Handayani, T. E. (2018). Buku Pedoman Monev
Pelaksanaan Pembelajaran Prodi Kebidanan Magetan. Surabaya:
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Supartinah. (t.thn.). Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/supartinah-
mhum/makalah-golo.pdf, 3.
Suparto, & Asmawati, L. (2019). Monitoring Evaluasi untuk Peningkatan
Layanan Akademik dan Kinerja Dosen Program Studi Teknologi
Pembelajaran Pascasarjana. Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran, 88-97.

42

Anda mungkin juga menyukai