Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENILAIAN PROGRAM PLS


Tentang
Langkah-langkah Evaluasi Program

Dosen Pengampu:
Drs. Jalius
Muhammad Fahrur Rozi, M.Pd

Kelompok 6:
Tistanawaty (20005066)
Nur Salsabila Ediarma (20005091)
Salsabila Suprihatin (20005096)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Langkah-Langkah Evaluasi Program”. Tidak lupa penulis ucapkan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
alam kebodohan hingga ke alam yang berilmu pengetahuan seperti adanya saat
sekarang ini.

Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan


bagi pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Negri Padang (UNP). Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jalius dan Bapak Muhamad Fahrur Rozi, M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Penilaian Program PLS serta arahannya untuk
menyelesaikan makalah ini.
2. Teman – teman yang telah memberikan motivasi dan pendapatnya
untuk menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu, penulis memohon kritikan dan saran yang mendukung untuk
meningkatkan kemampuan penulis dalampembuatan makalah berikutnya.

Padang, Oktober 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGNTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Persiapan Evaluasi Program ................................................................ 3
B. Pelaksanaan Evaluasi Program PLS ................................................... 6
C. Monitoring Evaluasi Program PLS ..................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi program dapat dikatakan sebagai proses monitoring dan
penyesuaian yang dikehendaki oleh para evaluator untuk menentukan atau
meningkatkan kualitas dari program tersebut. Evaluasi menunjukkan seberapa
baiknya program berjalan dan menyediakan cara untuk memperbaikinya.
Perencanaan dan evaluasi dalam suatu kegiatan pada umumnya bertujuan
untuk merefleksi kegiatan yang sudah berlangsung, baik dari tahap persiapan,
proses, dan sampai pada hasil. Kemudian mencari solusi dari kekurangan
proses kegiatan yang sudah terlaksana. Melalui perencanaanlah maka suatu
kegiatan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu perencanaan dan evaluasi
dalam suatu kegiatan penting karena sangat berpengaruh dan membantu dalam
meningkatkan kualitas dari program yang dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan evaluasi pada suatu program bergantung dengan
perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan. Atau dengan kata lain keberhasilan
dari pelaksanaan evaluasi didasarkan pada perencanaan yang telah disusun
dengan sistematis. Ketika melakukan evaluasi program, perlu dilakukannya
pemantauan atau monitoring. Sesuai dengan namanya, pemantauan
pelaksanaan evaluasi ini berguna untuk mengetahui kesesuaian antara
pelaksanaan program dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana langkah perencanaan atau persiapan dalam evaluasi program?
2. Bagaimana langkah pelaksanaan dalam evaluasi program?
3. Bagaimana langkah monitoring dalam evaluasi program?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah perencanaan atau persiapan dalam evaluasi
program.

1
2

2. Untuk mengetahui langkah persiapan dalam evaluasi program.


3. Untuk mengetahui langkah monitoring dalam evaluasi program.
BAB II
PEMBAHASAN

Beberapa langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program.


Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi
program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring.
A. Persiapan Evaluasi Program (Perencanaan)
Sebelum evaluasi program dilaksanakan, seorang evaluator harus
melakukan persiapan secara cermat. Persiapan tersebut berupa penyusunan
evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang
diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar evaluator
sebelum pengambilan data.
Penyusunan evaluasi terkait dengan model seperti apa yang akan
diterapkan ketika melakukan evaluasi. Pemilihan model ini bergantung pada
tujuan evaluasi program yang akan dilaksanakan dan kriteria keberhasilan
program. Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program maka
evaluaror dapat menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpul data,
sasaran evaluasi program, dan jadwal evaluasi program yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan evaluasi.
Setelah rencana evaluasi tersusun, langkah selanjutnya ialah
penyusunan instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi yang disusun bergantung
pada metode pengumpulan data yang dipilih. Misalkan metode pengumpulan
data yang dipilih berupa metode wawancara maka instrumen evaluasi yang
harus disusun adalah pedoman wawancara, begitupun dengan metode
pengumpulan data lainnya.
Adapun langkah – langkah menyusun instrument evaluasi
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan
disusun. Contoh : tujuan menyusun lembar pengamatan adalah untuk
mengetahui aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

3
4

2. Membuat kisi-kisi yang berisi tentang perincian variable dan jenis


instrumen yang akan digunakan. Untuk mengukur bagian variabel yang
bersangkutan ini dikembangkan dari kisi-kisi objek yang akan dievaluasi.
3. Membuat butir-butir instrumen, sesudah kisi-kisi tersusun maka langkah
selanjutnya adalah membuat butir-butir instrument.
4. Menyunting instrumen, hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk
mempermudah pengolahan data
b) Menuliskan petunjuk pengisian identitas dan sebagainya
c) Memuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan
kepada orang lain (pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, lembar
pengamatan cukup membuat identitas yang menunjuk pada sumber data
dan identitas pengisi).
Instrumen yang telah tersusun belum dapat digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen masih perlu divalidasi untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitasnya. Penentuan tingkat validitas dan reliabilitas
bisa Anda lihat pada buku-buku statistik dan metodologi penelitian yang
membahas tentang reliabilitas dan validitas instrument. Evaluasi program
adakalanya memiliki wilayah populasi yang cukup luas. Apabila hal ini
terjadi, maka evaluator tidak mungkin menjadikan seluruh subjek dalam
wilayah populasi itu menjadi sumber data. Untuk mengatasi hal tersebut
dilakukan dengan pengambilan sebagian dari jumlah populasi untuk dijadikan
sumber data. Cara yang demikian disebut metode sampling. Untuk
menentukan sampel, dapat dilakukan melalui teknik:
1. Random sampling, ialah pengambilan sampel secara random tanpa adanya
kriteria tertentu (semua individu dalam populasi diberi peluang yang
sama).
2. Non random sampling artinya tidak semua individu diberi peluang yang
sama untuk menjadi anggota sampel.
Terdapat beberapa jenis sampel, antara lain:
5

1. Proportional sample, mengambil sampel dari tiap sub populasi dengan


memperhitungkan besar kecilnya subpopulasi.
2. Stratified sample, digunakan jika populasi terdiri dari kelompok-kelompok
yang mempunyai susunan bertingkat.
3. Purposive sample, teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
4. Quota sample, tujuan sampel yang akan diteliti telah ditetapkan terlebih
dahulu.
5. Double sample, atau sampel kembar, artinya dalam menentukan sampel
kita kelompokkan menjadi dua untuk keperluan-keperluan tertentu.
6. Area probability sample, membagi daerah populasi ke dalam sub-sub
daerah yang lebih kecil.
7. Cluster sample, hampir sama dengan area probability, tetapi dalam cluster
sample satuan sampel tidak terdiri dari individu, melainkan kelompok
individu atau cluster.
Langkah perencanaan setelah menentukan sampel evaluasi, yaitu
menyamakan persepsi antar evaluator tentang berbagai hal sebelum
pengambilan data dimulai. Pada pelaksanaannya kegiatan evaluasi tidak
mungkin hanya dilakukan oleh seorang evaluator saja, melibatkan beberapa
bahkan banyak evaluator. Apabila hal ini terjadi maka perlu kesamaan
persepsi antar evaluator agar tidak terjadi salah persepsi (miss perception).
Beberapa hal yang perlu disamakan persepsinya, yaitu tujuan program, tujuan
evaluasi, kriteria keberhasilan program jenis data yang diperlukan, metode
pengumpulan data, instrumen pengumpul data, wilayah generalisasi, teknik
sampling dan jadwal kegiatan evaluasi program. Manfaat penyamaan persepsi
antar evaluator adalah agar tidak terjadi bias dalam pengambilan data,
sehingga data yang terkumpul adalah data yang representatif, dapat dianalisis,
dan kesimpulan yang diperoleh adalah kesimpulan yang akurat.
6

B. Pelaksanaan Evaluasi Program PLS


Evaluasi program dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu
evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.
1. Evaluasi reflektif digunakan untuk mengevaluasi kurikulum sebagai suatu
ide. Istilah reflektif diambil dari artikel yang ditulis oleh Cohen (1976)
dalam Suharsimi, 2010:. Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji ide yang
dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Evaluasi terhadap
ide ini dapat dilakukan pada waktu pertama kali suatu ide dikemukakan
oleh seseorang. Hal ini terjadi karena biasanya penerjemahan suatu ide
menjadi suatu rencana memerlukan kajian, yaitu berupa operasionalisasi
ide tersebut. Evaluasi terhadap ide dapat pula dilakukan pada waktu
program sebagai rencana telah selesai ditulis.
2. Evaluasi rencana merupakan jenis evaluasi yang banyak dilakukan orang
terutama setelah banyak inovasi diperkenalkan dalam pengembangan
program. Persyaratan- persyaratan program sebagai rencana seperti format,
keterbacaan, hubungan antarkomponen, organisasi vertikal dan horizontal
dari pengalaman belajar, biasanya merupakan hal yang menuntut perhatian
evaluator pada waktu melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.
Evaluasi rencana dapat dilakukan baik pada waktu proses penulisan
program sebagai suatu rencana sedang berlangsung maupun pada waktu
penulisan itu telah selesai dikerjakan. Evaluasi yang dilakukan saat
rencana program sedang ditulis tentu saja dapat segera memberi upan balik
kepada para pengembang rencana sehingga perbaikan dapat segera
dilakukan. Evaluasi rencana memberikan masukan yang berharga bagi
para pengembang program.
3. Evaluasi proses kadang-kadang disebut pula dengan istilah implementasi
program. Menggunakan istilah proses dimaksudkan untuk memperkuat
pengertian program sebagai suatu proses. Lagi pula, istilah evaluasi proses
dianggap lebih memberi kedudukan yang sama antara dimensi program
sebagai ide, rencana, hasil, dan program sebagai suatu kegiatan. Evaluasi
proses membuat perhatian evaluator diarahkan tidak saja kepada apa yang
7

terjadi dengan program sebagai kegiatan, tetapi evaluasi telah pula


mencoba melihat mengenai berbagai faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan program sebagai kegiatan. Evaluasi terhadap kepemimpinan
kepala sekolah, pengetahuan dan sikap serta kegiatan guru, faktor siswa,
dan peralatan belajar dianggap sebagai fokus yang penting. Demikian pula
interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran.
4. Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi program yang paling tua. Bahkan
pada mulanya yang dimaksud evaluasi identik dengan evaluasi hasil.
Lebih lanjut hasil yang dimaksud adalah hasil belajar dalam pengertian
pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah pengetahuan
yang dimiliki peserta didik, merupakan indikator keberhasilan suatu
program pembelajaran. Jumlah pengetahuan yang dimiliki peserta didik
semakin tinggi, semakin berhasil program pembelajaran tersebut.
Agar kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan baik,
berikut ini akan diuraikan bagaimana mengumpulkan data yang baik
dengan menggunakan berbagai alat pengumpul data:
a) Pengambilan data dengan tes
Pengumpulan data evaluasi dengan tes dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain tes buka buku (open books test), tes tutup buku
(closed books test), tes lisan serta tes Tindakan atau tes praktek
b) Pengambilan data dengan observasi
Observasi merupakan sebuah proses untuk mengamati, meninjau
dan memperoleh informasi, fakta atau data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung dan sistematis dengan bantuan instrument
yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penilaian.
c) Pengambilan data dengan angket
Pengambilan data dengan angket dilakukan dengan memberikan
kuesioner kepada subjek penilaian.
d) Pengambilan data dengan wawancara
Pengambilan data yang dilakukan dengan tanya jawab terhadap
subjek untuk mendapatkan informasi. Untuk memperoleh informasi yang
8

objektif evaluator tidak dapar bersikap egois, dalam arti hanya


mementingkan kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan
responden yang diwawancarai

C. Monitoring Evaluasi Program PLS


1. Fungsi Pemantauan
Pemantauan memliki dua fungsi pokok, yaitu:
a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana
program dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan program yang
sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
b. Kedua merupakan fungsi terpenting, mengingat pemantauan harus
dapat mengenali sejak dini peluang terjadinya perubahan positif sesuai
dengan harapan.
Dapat saja terjadi pelaksanaan program tidak menghasilkan
perubahan apapun, atau yang terjadi justru perubahan negatif, yaitu
menurunya proses pembelajaran. Apabila terjadi hal-hal negatif tersebut
harus segera diidentifikasi penyebabnya, dan solusi untuk
memperbaikinya.
Sumber kegagalan program ada tiga kemungkinan. Kemungkinan
pertama, pelaksanaan program menyimpang dari rencana program.
Kemungkinan kedua, rencana program yang mengandung kesalahan
(kesalahan asumsi atau konsep dasar, kesalahan menerjemahkan konsep)
dijadikan rencana program operasional. Kemungkinan ketiga, berasal dari
luar rancangan program, misalnya kendala dari jajaran birokrasi,
kekurangmampuan tenaga praktisi.

2. Sasaran Pemantauan
Sasaran pemantauan adalah menentukan hal-hal berikut: Seberapa
jauh pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana program; Seberapa
jauh pelaksanaan program telah menunjukan tanda-tanda tercapainya
9

tujuan program. Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang


positif meskipun tidak direncanakan; Apakah terjadi dampak sampingan
yang negatif, merugikan, atau kegiatan yang mengganggu. Temuan
dampak sampingan negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan
upaya mengurangi atau menidakannya sama sekali bila mungkin.
Sebaliknya, jika terjadi hal tidak terduga yang positif perlu diikuti dengan
upaya untuk lebih mengintensifkannya.

3. Teknik dan Alat Pemantauan


Fungsi pokok pemantauan adalah mengumpulkan data tentang
pelaksanaan program. Adapun teknik dan alat pemantauan adalah sebagai
berikut:
a. Teknik pengamatan partisipatif dengan menggunakan lembar
pengamatan, catatan lapangan, dan alat perekam elektronik.
Pengamatan partisipatif adalah bahwa pengamatan dilakukan oleh
orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan program.
b. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur dengan alat pedoman
wawancara dan perekam wawancara. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang sepenuhnya dipandu oleh pedoman wawancara
c. Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi seperti daftar
hadir, satuan pelajaran, hasil kerja siswa, hasil karya guru, dan
sebagainya.
Pengamatan sangat cocok untuk merekam data tentang perilaku,
aktivitas, dan proses-proses lainnya. Dengan pengamatan dapat direkam
pula data kualitatif. Wawancara diperlukan untuk mengungkap data yang
hanya dapat diungkap dengan kata-kata secara lisan oleh sumbernya. Data
tentang sikap, pendapat, wawasan, dapat diungkap dengan teknik
wawanancara. Catatan lapangan sangat cocok untuk mencacat data
kualitatif, kasus istimewa atau untuk melukiskan suatu proses. Misalnya,
untuk melukiskan bagaimana sekelompok siswa menemukan konsep cirri
binatang pemamah biak. Alat perekam elektronik seperti tape recorder
10

sangat membantu untuk merekam pembicaraan atau wawancara. Video


recorder yang sekarang populer dapat merekam bukan saja suara, tetapi
lengkap dengan gambar visualnya sehingga sangat baik untuk merekam
kegiatan atau objek yang bergerak. Data yang bersifat statis seperti hasil
karya siswa, hasil karya guru, arsip, daftar hadir, lembar kerja, dan yang
sejenisnya paling tepat digali dengan analisi dokumen, atau analisis data
sekunder.

4. Pelaku Pemantauan
Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan
pelaku atau praktisi atau pelaksana program. Dapat pula dilengkapi atau
dibantu oleh pihak lain yang diperlukan seperti kepala sekolah dan tokoh
masyarakat.

5. Perencanaan Pemantauan
Perencanaan pemantauan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi tentang apa yang
diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan apa Penetapan sasaran
pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek pemantauan. Contoh:
kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi matematika yang
masih dialami para siswa Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan,
penjabaran, dari sasaran. Contoh: guru perlu dapat memilah kesalahan
karena kecerobohan atau ketidaktelitian dengan kesalahan karena kurang
memahami makna dan cara penyelesaian soal.

6. Pemanfaatan Hasil Pemantauan


Data yang terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya
diolah dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan
pelaksanaan program tercapai atau tidak. Pemaknaan hasil pemantauan ini
menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam
pelaksanaan program. Jika perlu perubahan, perubahan apa dan bagaimana
11

rancangannya. Jika tidak ada hal mendasar yang memerlukan perubahan


mungkin masih dapat pula dirumuskan bagian mana dari rancangan
program yang memerlukan perhatian yang lebih banyak, sehingga aspek-
aspek program yang sudah baik menjadi lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program.
Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi
program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Sebelum evaluasi
program dilaksanakan, seorang evaluator harus melakukan persiapan
secara cermat dengan menyusun rencana evaluasi yang meliputi penentuan
metode, sampel hingga model evaluasi yang digunakan. Selanjutnya
penetapan instrument penting untuk dilakukan sebagai pedoman ketika
proses pelaksanaan kegiatan evaluasi program.
Ketika melakukan kegiatan evaluasi program, penting dilakukan
monitoring atau pemantauan yang berfungsi untuk Untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana program serta untuk
mengenali sejak dini peluang terjadinya perubahan positif sesuai dengan
harapan. Data yang terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya
diolah dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan
pelaksanaan program tercapai atau tidak

B Saran
Pelaksanaan evaluasi program agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria dan tujuan pelaksanaan program itu harus dilakukan
dengan memperhatikan langkah – langkah evaluasi program. Agar
penilaian yang didapatkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau
nyata.

12
DAFTAR RUJUKAN

Kumaidi. 2013. Pengantar Metode Statistika. Cirebon : Eduvision Publishing


Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 2018. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksa

13

Anda mungkin juga menyukai