Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INSTRUMENT NON TES


SIKAP

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Solfema, M.Pd
Muhammad Fahrur Rozi, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Luthfia Nur Andhita (20005086)
Munyati Aisyah (20005089)
Uswatun Hasanah (20005068)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Instrumen non
tes sikap"” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Penilaian hasil belajar .

Makalah ini dapat disusun dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasi dari semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini baik dari segi tanda baca, tata bahasa, maupun
isi. Oleh karena itu, penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
daripembaca.

Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Terimakasih.

Senin, 02 Oktober 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTARI SI .......................................................................................................................................... 3
BABI ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4
RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 4
TUJUAN MASALAH ....................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
PENGERTIAN INSTRUMEN NON TEST SIKAP ....................................................................... 5
INSTRUMEN PENGUKURAN SIKAP ................................................................................................... 8
PENGGUNAAN INSTRUMEN SIKAP .................................................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................................................ 11
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................ 11
SARAN ........................................................................................................................................ 11
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................................................... 12
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan


menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan. Pada kurikulum 2013 peserta didik tidak lagi menjadi objek dari pendidikan,
tetapi menjadi subjek dalam mengembangan tema dan materi yang ada.
Dalam proses penilaian K13 penilaiannya menggunakan penilaian autentik yaitu
mengukur semua kompotensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil, sedangkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) penilaiannya
berbasis kompotensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
mengetahui pencapaian kompotensi peserta didik yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sehingga penilaian pada kurikulum 2013 mengarah segala aspek
pencapaian kompotensi dibandingkan dengan KTSP lebih dominan pada aspek
pengetahuan Perubahan kurikulum harus diantisipasi oleh berbagai pihak karena kurikulum
juga merupakan suatu rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan strategis disetiap
kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 membawa perubahan mendasar terhadap peran
guru dalam pembelajaran, dimana guru diharapkan dapat merubah mindsetnya yakni guru
hanya bertugas mengajar sedangkan dalam kurikulum 2013 guru harus mampu
mengarahkan peserta didik 2 untuk aktif, produktif, kreatif, dan berfikir kritis. Oleh karena
itu dalam penerapan K13diharapkan guru berperan sebagai motivator dan fasilitator
pembelajaran sehingga peserta didik akan menjadi pusat belajar, dan kefektifan
pembelajaran di dalam kelas akan tercapai terutama dalam pembelajaran matematika.
Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan secara bertahap dan terbatas pada pendidikan
nasional, yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hal ini sesuai dengan lampiran Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 yang
menyebutkan bahwa kualitas kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik harus dipenuhi pada setiap jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Dalam proses pembelajaran, selain untuk mengatasi dan mencegah penurunan
nilai-nilai moral, sikap yang dimiliki peserta didik juga dapat meningkatkan prestasi peserta
didik dan peningkatan sikap serta perilaku positif dari peserta didik akan berdampak positif
juga pada nilai akademik. Oleh karena itu, suatu lembaga pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan peranannya terutama dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui
penilaian sikap dalam pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian instrumen non test sikap
2. Instrumen pengukuran sikap
3. Penggunaan instrumen sikap
C. Tujuan
Memahami dan mempelajari bagaimana instrumen non test sikap , lalu bagaimana
pengukuran sikap dan penggunaan instrumen sikap.
BAB II
Pembahasan
A. Instrumen Penilaian Sikap
Sikap, secara umum didefinisikan sebagai pengaruh atau penolakan, penilaian, suka
atau tidak suka, atau kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu obyek psikologis (Muller,
1992). Sikap merupakan komponen penting dalam jiwa manusia yang akan mempengaruhi
perilaku seseorang. Sikap mempengaruhi segala keputusan yang kita ambil maupun yang kita
pilih. Sikap kita akan mempengaruhi siapa teman hidup yang kita pilih, baju kita sukai, hobi
yang akan kita tekuni. Singkatnya, sikap mempengaruhi kehidupan kita
sehari-hari. Pengaruh sikap yang kuat dalam kehidupan sehari-hari manusia mendorong
banyak peneliti dan praktisi dalam pendidikan dan ilmu sosial meneliti tentang sikap, baik
pembentukan dan perubahannya maupun pengaruh sikap terhadap perilaku manusia
(Muller, 1992). Penelitian tentang sikap memang tidak mudah, karena sikap merupakan
variabel yang abstrak (Henerson,dkk, 1986). Pengukuran sikap seseorang tentu berbeda
dengan pengukuran tekanan darah, di mana pengukuran tekanan darah dapat secara obyektif
diukur dan mudah dilakukan.Penelitian dalam keperawatan seringkali mengukur variabel-
variabel yang agak sulit diukur,misalnya mengukur sikap, persepsi, motivasi, dll. Pengukuran
variabel-variabel tersebut memang tidak mudah terutama dalam penyusunan instrumennya.

Sedangkan instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode
pengumpulan data. Adapun penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan bersadarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Sedangkan sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu
dengan cara, metode, teknik dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-
orang maupun objek-objek tertentu.
Jadi instrumen penilaian sikap merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap
juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap.
Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.
B. Instrument Pengukuran Sikap

Pada umumnya pengukuran sikap dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu wawancara,
observasi, dan kuesioner. Setiap cara memiliki keuntungan dan keterbatasan sehingga
peneliti perlu mempertimbangkan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian sikap. Salah
satu cara pengukuran sikap dan adalah dengan mengukur jarak sosial anak-anak terhadap
orang asing. Oleh karena yang diukur itu adalah jarak sosial maka questionaire-nya disebut
juga socia1 distance inventori. Caranya ialah memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis
kepada anak-anak apakah ia setuju apabila orang asing tertentu terikat dalam hubungan
kekeluargaan dengannya, menjadi sahabat karibnya, menjadi tetangganya, menjadi sahabat
sekerjanya, menjadi warga negaranya, menjadi pengunjung negerinya, atau orang-orang
asing itu harus pergi dari negerinya. Contohnya sebagai berikut. Saya menghendaki agar
orang Amerika (orang asing tertentu): a. terjalin dalam satu hubungan kekeluargaan dengan
saya, b. menjadi sahabat karib saya. c. menjadi tetangga saya. d. menjadi kawan sekerja
saya. e. menjadi warga negara saya. f. menjadi pengunjung negeri saya. g. harus keluar dari
negeri saya
Dalam tahun 1929 Thurstone mengembangkan tehnik pengukuran sikap yang
dipergunakan untuk mengukur sikap anak-anak terhadap gereja. Ada 150 item yang
dipergunakannya dan dicobakannya pada 300 orang sebagai sample. Dari analisis empiris
terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalarn percobaan itu, lalu ditetapkan skor untuk tiap-
tiap item. Skor itu bergerak dari 0—11. Anak yang akan diukur disuruh memilih beberapa
statement yang disetujui. Tiaptiap item yang dipilih diberi skor seperti yang telah
ditetapkan. Skor yang diperoleh dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya item yang
dipilih. Hasil rata-ratanya menunjukkan bagaimana sikap anak-anak terhadap gereja.
Makin kecil skor rata-rata yang diperoleh berarti makin baik 56 sikap anak terhadap gereja.
Sebaliknya makin besar skor rata-rata yang diperoieh berarti makin buruk sikap anak-anak
terhadap gereja. Di samping tehnik pengukuran sikap terhadap gereja, Thurstone juga
mengembangkan tehnik-tehnik pengukuran sikap terhadap obyek yang lain, seperti tehnik
pengukuran sikap terhadap perang, sikap terhadap komunis, sikap terhadap orang-orang
Negro, terhadap peraturan-peraturan tertentu, terhadap organisasi buruh dan sebagainya.
Dengan tehnik-tehnik tersebut, Thurstone bermaksud untuk mengukur skala sikap individu
terhadap suatu obyek tertentu. Oleh karena itu tehnik-tehnik yang dikembangkan oleh
Thurstone itu disebut skala-skala sikap (attitude scales).
Cara lain lagi yang dapat dipergumakan dalam pengukuran/penilaian sikap sosial ialah
cara yang dipergunakan oleh Allport-Vernon-Lindezey. Allport bersama-sama dengan
Vernon dan Lindezey menyusun suatu kuesioner untuk mengukur/menilai sikap seseorang
terhadap nilai-nilai sosial tertentu. Study mereka ini disebut study tentang nilai-nilai (Study
of Values). Study ini mula-rnula dimaksudkan untuk mengukur sikap para mahasiswa dan
para pengajar terhadap nilai-nilai sosial tertentu. Klasifikasi nilai-nilai sosial yang
dipergunakan didasarkan atas kategori watak dari Spranger. Jadi study ini bermaksud untuk
mengetahui nilai-nilai mana dari kategori Spranger itu yang lebih dihargai oleh seseorang.
Apakah seseorang lebih mengutamakan nilai-nilai politik, nilai-nilai sosial, nilai-nilai
ekonomi, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai keindahan ataukah nilai-nilai kebenaran. Item-
item yang dipergunakan terdiri dari 30 item dengan dua alternatif, dan 15 item dengan
empat alternatif.
Di bawah ini akan dikemukakan masing-masing dua buah contoh. a) Item-item dengan
dua alternatif. (1) Tujuan pokok daripada research ilmiah ialah lebih menekankan kepada
penemuan kebenaran yang rnurni daripada aplikasinya yang praktis :
(a) ya …...........................................................................................
(b) tidak ..........................................................................................
(2) Apabila dalam sebuah surat kabar berdapat dua buah kepala berita seperti di bawah
ini, yang manakah akan Anda baca?
(a) Pemimpin-pernimpin Kristen berunding tentang perdamaian …
(b) Kemajuan besar dalam kondisi yang nyata …………………….
Dalam item-item ini, individu yang menyetujui (a) dan menolak (b), supaya menulis angka
3 pada (a) dan angka 0 pada (b). Sebaliknya apabila menyetujui (b) dan menolak (a), supaya
mengisi angka 3 pada (b) dan mengisi angka 0 pada (a). Apabila lebih menyenangi (a)
daripada (b), supaya menulis angka 2 pada (a) dan mengisi angka 1 pada (b). Sebaliknya
apabila lebih menyenangi (b) daripada (a); supaya mengisi angka 2 pada (b) dan angka 1
pada (a).
b) Item-item dengan empat alternatif :
(1) Menurut pendapat Anda, orang yang selalu sibuk dalam tugas-tugas dinasnya sepanjang
hari kerja, sebaiknya mempergunakan hari minggunya untuk :
(a) Meningkatkan pengetahuan dengan membaca buku-buku yang bermutu.
(b) Mencoba untuk rnemperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan atau perlombaan.
(c) Menonton consert/orkes.
(d) Mendengarkan khotbah yang betul-betul bermutu.
(2) Pernerintah yang baik adalah pemerintah yang mengutamakan :
(a) Pertolongan kepada orang-orang miskin, orang-orang sakit, dan orang-orang tua.
(b) Memajukan perdagangan dan industri.
(c) Memperkenalkan lebih banyak prinsip-prinsip etika kepada para polisi dan
diplomatdiplomatnya.
(d) Menekankan pada prestise dan respek diantara bangsa-bangsa. Dalam item-item ini
individu disuruh mengadakan pilihan secara ordinal dengan memberi angka 1 pada
alternatif yang paling disukai, angka 2 pada alternatif yang kurang disukai, angka 3 pada
alternatif tidak disukai dan angka 4 pada alternatif yang paling tidak disukai.

C. Penggunaan Instrumen Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut
antara lain : observasi perilaku, pertanyaan langsung dan laporan pribadi. Teknik-teknik
tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Observasi Perilaku
Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang terjadi yang sedang dijadikan objek pengamatan.
Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya
suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun dalam situasi
buatan. Observasi dapat dilakukan baik secara partisifatif maupun nonpartisipatif, observasi
juga dapat berbetuk observasi eksperimental (observasi yang dilakukan dalam situasi buatan)
ataupun non eksperimental (situasi wajar/sebenarnya)[6]
Contohnya :
IDENTITAS SUBYEK
1. Kelas/Program :
2. No. induk/absen :
3. Tempat/tgl lahir :
4. Hari/tgl observasi :
5. Tempat observasi :
6. Waktu :

ASPEK YANG DIAMATI : Kebiasaan mahasiswa dalam perkuliahan.


PETUNJUK :
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak
pada individu yang diobservasi.
No. Faktor/ Pernyataan/Indikator Diana Rifa’i Majidi

1 Datang sebelum kuliah dimulai √


2 Mempersiapkan kelengkapan kuliah √ √ √
dengan baik
3 Memperhatikan penjelasan dosen √ √ √
4 Mengajukan pertanyaan sesuai √
materi perkuliahan
5 Memberikan pendapat
6 Mengerjakan soal latihan √ √ √
7 Memeriksa kembali hasil √ √ √
pekerjaannya
8 Aktif berdiskusi/Tanya jawab √
9 Membuat rangkuman materi √
10 Melakukan pendalaman √
Total skor (f) 6 7 4
Jumlah skor maksimal (M) 10

Analisis :
Untuk pedoman check-list kelompok, kita dapat sekaligus membuat analisis untuk beberapa
observe. Dari data di atas didapatkan bahwa Diana memperoleh skor 6, Rifa’i memperoleh
skor 7, sedangkan Majidi mendapatkan skor 4.

2. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang
berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan
yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban". Berdasarkan jawaban
dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu
terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3. Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang
berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi
objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan
Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik
tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, termasuk
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan
berikut.
Contoh Lembar Pengamatan
Perilaku/sikap yang diamati : ........................................
Nama peserta didik : ...
kelas...
semester...

No Deskripsi perilaku awal Deskripsi perubahan Capaian

Pertemuan ...Hari/Tgl... ST T R SR

Keterangan :
Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = perubahan rendah
SR = perubahan sangat rendah
Informasi tentang deskripsi perilaku dapat diperoleh dari :
a) Pertanyaan langsung
b) Laporan pribadi
c) Buku Catatan Harian

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/333425436_MENDESAIN_INSTRUM
EN_PENGUKURAN_SIKAP
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-1-84202-411411136-bab1-
14072015113042.pdf
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2005), Cet. 7. Hal. 101
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009).
Hal. 4

Anda mungkin juga menyukai