diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Disusun oleh:
Nama : Andini Pratiwi (06091411010)
Lina Agustina (06091411002)
Tisna Yudhi Saputra (06091411012)
Yenni (06091411004)
Mata kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Program Studi : Pendidikan Fisika
Dosen Pengasuh : Dra. Zuraida Asmuni /Drs.
Amirudin Andi
KATA PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.4. Manfaat..........................................................................................6
1.5. Metode...........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran di dalam proses belajar dan
Pembelajaran di Sekolah.
1.4. Manfaat
Sebagai bahan informasi tentang evaluasi pembelajaran di dalam proses belajar
dan Pembelajaran di Sekolah.
1.5. Metode
Metode ini kami gunakan untuk mencari data dan informasi Implikasi
Perkembangan sosial, emosi, bakat dan kognisi dalam Pendidikan dan Pembelajaran di
Sekolah di perpustakaan daerah, dan browsing melalui situs di internet.
BAB II
HASIL DAN PEMBELAJARAN
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan
beradab sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Sedangkan umpan balik dalam proses
pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses.
2.3.2. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahitan adalah
keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan kepercayaan,
yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan
hasil yang tepat (Arikuntom 1990:81).
Selain itu, Grounlund (1985: 86)juga mengemukakan bahwa
keteradalanan menunjukkan kepada konsisten (keajengan) pengukuran yakni
bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari
pengukuran yang satu kepengukuran yang lain. Sedangkan Grounlund
mengemukakan adanya 4 (empat) factor yang mempengaruhi keterandalan, yakni:
panjang tes(banyak sdikitnya item tes), sebaran skor. Tingkat kesulitan tes, dan
aktivitas (Grounlund 1985: 100-104).untuk memperjelaskan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keterandalan, akan diuraikan berikut ini:
a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan benyaknya butir tes,
pada umumnya lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan avaluasi.
b. Sebaran skor (spread of scores). Kofesien keterandalan secara langsung
dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba.
c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes). Tes acuan norma (norm referenced test)
yang paling muda atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang
mengerjakan, cenderung menghasilkan skor tes keterandalan yang rendah.
d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjukkan kepada tingkat skor
kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes.
2.3.3. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrument evaluasi yang lain, kepraktisan
merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi dapat
diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik
dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/memperoleh hasil,
maupun kemudahan dalam menyimpannya.
Factor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:
Kemudahan mengadministrasi. Jika instrument evaluasi di
instrumentasikan oleh guru atau orang lain dengan kemampuan yang
terbatas, kemudahan pengadministrasian adalah suatu kualitas penting
yang diminta dalam instumen evaluasi.
Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi. Kepraktisan
dipengaruhi oleh factor waktu yang disediakan untuk melancarkan
evaluasi.
Kemudahan menskor. Secara tradisional, hal yang membosankan dan
aspek yang mengganggu dalam melancarkan evaluasi adlah penskoran.
Kemudahan interpretasi dan aplikasi. Dalam analisis terakhir, keberhasilan
atau kegagalan evaluasi ditentukan oleh penggunaan hasil evaluasi.
Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau
sebanding.untuk berbagai kegunaan pendidikan, bentuk-bentuk ekuivalen
untuk tes yang sama seringkali diperlukan.
1. Evaluasi konteks
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,
yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
1. Evaluasi input
1.Objektivitas
Guru harus merencanakan alat evaluasi secara objektif dalam arti benar-benar ingin
mengetahui apa yang perlu diketahuinya. Dengan demikian alat evaluasi bentuk soal
atau angket harus berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar mencakup: metode,
bahan pengajaran, dll. Guru tidak boleh menyusun bahan evaluasi terhadap materi
pengajaran yang belum pernah dipelajari oleh peserta didik. Hal demikian bersifat
subjektif dan merugikan. Guru juga harus belajar mengesampingkan aspek emosinya
(sentimen) dalam relasi dengan peserta didik (kejengkelan atau keakrabannya). Kalau
tidak, masalah sentimen ini dapat mempengaruhi proses evaluasi.
3.Menyeluruh
Sebaiknya evaluasi yang dilakukan guru jangan bersifat sepihak, dalam arti hanya
mengukur kemajuan atau kegagalan peserta didik. Ia juga harus berusaha menilai
segi-segi lain yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar. Misalnya saja
masalah kehadiran dan keaktifan diskusi dalam semua pertemuan, serta munculnya
kreativitas dan kebersamaan dalam kerja kelompok.
2.6. teknik evaluasi pembelajaran
d. kurikulum.
Dalam hal ini, kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat
komponen pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku.
Kurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi:
• Tersedianya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum.
• Pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum.
• Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan instusional sekolah.
• Pemahaman terhadap struktur teknik pembelajaran.
• Pemahaman terhadap system evaluasi.
• Pemahaman terhadap pembinaan guru.
• Pemahaman terhadap bimbingan siswa.
i. Penyusunan rancangan
Secara garis besar desain evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama
dengan yang tertera dalam desain penelitian, yakni meliputi latar belakang,
problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel, instrumen dan sumber
data, serta teknik analisis data (Arikunto, 1988:44). Untuk memperjelas
penyusunan rancangan evaluasi pembelajaran akan diuraikan secara singkat
tiap-tiap langkah kegiatannya.
• Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran atau rasional
penyelenggaraan evaluasi.
• Problematika berisikan rumusan permasalahan/problematika yang
akan dicari jawabannya baik secara umum maupun terinci.
• Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika
evaluasi pembelajaran, yakni perumusan tujuan umum dan tujuan
khusus.
• Populasi dan sampel, yakni sejumlah komponen pembelajaran yang
dikenai evaluasi pembelajaran atau yang dimintai informasi dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran.
• Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi yang
diperlukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan
dalam evaluasi pembelajaran.
• Teknik analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk
menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk problematika dan
jenis data.(Arikunto, 1988:44-47).
ii. Penyusunan instrumen
Setelah seorang evaluator menyusun rancangan evaluasi pembelajarannya
yakni peta kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan evaluasi
pembelajaran, maka tahapan berikutnya adalah penyusunan instrumen
evaluasi pembelajaran. Menurut Arikunto (1988:48-49) langkah-langkah
penyusunan instumen adalah:
• Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrument yang akan
disusun,
• Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan
jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel
yang bersangkutan,
• Membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat
berdasarkan kisi-kisi, dan
• Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang
meliputi:mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki
evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk
pengisian dan identitas serta yang lain, dan membuat pengantar
pengisian instrumen.
3.1. Kesimpulan
Evaluasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
3.2. Saran
Sebagai guru atau claon pendidik, selain mengajar upaya yang dilakukan dalam
melihat suksesnya suatu pembelajaran adalah hasil evaluasi dari siswa yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani, B. Samuel Sidjabat, M.Th., Ed.D., ,
Artikel Sekitar Evaluasi Belajar, halaman 117 - 119, Yayasan Kalam Hidup, Bandung,
1993.