Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampuh : Dr. Usman, S.Ag, M.Ag

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

MUSABBIB (2220203886208129)

RANDY SEPTIAN (2220203886208130)

NUR SYAKILA (2220203886208125)

NURUL ANNISA LUKMAN (2220203886208126)

NUR AISYAH ISTIQOMAH (2220203886208128)

JUMARIA INDING (2220203886208131)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “PERENCANAAN PEMBELAJARAN” . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen “Dr. Usman, S.Ag,
M.Ag” selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehinggah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu , kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 12 April, 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
Latar belakang.......................................................................................................................4
Rumusan masalah..................................................................................................................5
Tujuan masalah......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................5
PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN.........................................................................5
PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN...............................................................................7
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP METDE PEMBELAJARAN...............................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang
bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dan peserta didik
serta antara peserta didik dan lingkungannya. Interaksi edukatif terjadi secara
dua arah (rifma,2016). Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehinggah
dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Untuk terjadinya interaksi edukatif yang baik dalam pembelajaran
perlu diketahui berbagai persyaratan yang diperlukan seperti :
pendekatan,metode,kondisi,sarana dan prasarana dan mengenali perkembangan
intelektual ,psikologis, dan biologis, peserta didik.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 mengisyaratkan kepada seorang
pendidik agar mampu menciptakan pembelajaran secara interaktif,
menyenangkan, menantang, inspiratif, memotifasi, memberikan ruang yang
cukup bagi pengembangan kreatifitas siswa sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan perkembangan fisik serta psikologisnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan pembelajaran?
2. Apa pengertian strategi pembelajaran?
3. Apa itu pengertian dan ruang lingkup metode pembelajaran?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran
2. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui pengertian dan ruang metode pembelajaran

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran.
Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan,
sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya
(Rustaman, dkk. 2003). Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan
pendirian, filosofis, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Sementara, metode lebih bersifat prosedural atau proses yang teratur. Dapat
juga dikatakan bahwa metode merupakan jabaran dari pendekatan
(Nurgiyantoro, 1985; Susilo, 1997). Suatu pendekatan yang direncanakan
untuk suatu pembelajaran mungkin dapat digunakan beberapa metode.
Misalnya kita membahas topik pencemaran lingkungan, salah satu pendekatan
yang mungkin dapat digunakan adalah Science Technology and Society (STS)
atau Sains Teknologi dan Masyarakat (STM). Dalam melaksanakan pendekatan
ini dapat saja digunakan berbagai metode seperti ceramah, eksperimen, tanya
jawab. diskusi dan sebagainya.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya


diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu :

5
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil
(out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic
way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang
akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan
patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni


perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran


yang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,


metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan


atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,


yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini
sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas.

Pendekatan Expository lebih tepat digunakan apabila jenis bahan belajar


yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan prinsip dasar yang
perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan

6
apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber
belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi sumber
belajar dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar
atau materi yang baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung bersifat
informasi, 4) terbatasnya sarana pembelajaran.

Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository


a. Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-
prinsip dasar serta contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber
belajar dapat menggunakan berbagai metode yang dianggap tepat untuk
menyampaikan informasi
b. Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik
dilakukan oleh sumber belajar atau warga belajar atau bersama antara
sumber belajar dengan warga belajar.

Keuntungan dari penggunaan pendekatan Expository adalah sumber belajar


dapat menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana yang
sudah ditentukan, bahan belajar yang diperoleh warga belajarnya sifatnya
seragam yaitu diperoleh dari satu sumber, melatih warga belajar untuk
menangkap, manafsirkan materi yang disampaikan oleh sumber belajar, target
materi pembelajaran yang perlu disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh
warga belajar dalam jumlah relatif banyak.

Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu pembelajaran terlalu


berpusat kepada sumber belajar sehingga terjadi pendominasian kegiatan oleh
sumber belajar yang mengakibatkan kreatifitas warga belajar terhambat.
Kelemahan lain yaitu sulit mengetahui taraf pemahaman warga belajar tentang
materi yang sudah diberikan, karena dalam hal ini tidak ada kegiatan umpan
balik.
Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber
belajar tentang jenis metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian
informasi selesai harus ada tindak lanjutnya yaitu dengan menggunakan
metode bervariasi yang sekiranya memberikan kesempatan kepada warga
belajar untuk mengemukakan permasalahan atau gagasannya yang ada
kaitannya dengan materi yang sudah diberikan.

7
2. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara
sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry,
sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang
kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar
dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar.
Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan
motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri.

Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara


penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis,
sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar
dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis
terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari
hasil informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan
pendekatan Inquiry ini adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat
mengarahkan warga belajar dalam kegiatan pembelajarannya secara efektif dan
efisien.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry


yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :

a. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau


memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan uraian
yang memuat permasalahan

b. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai


permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan atau hipotesis

c. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya


hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai

8
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara
sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan,


ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada
tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek terbukti atau tidak.

f. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik


generalisasi atau kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi


tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian


warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari
dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar secara
utuh.

b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan


untuk mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur
pembelajaran yang harus diikuti oleh warga belajar

c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut :

1) Pengajuan permasalahan

2) Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis

3) Pengumpulan data

4) Penarikan kesimpulan

5) Penarikan generalisasi

9
d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar
terhadap keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari

e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan
maupun tertulis dan atau penampilan.

Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan


halhal sebagai berikut :

a. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan


dengan bahan belajar yang dipelajari

b. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi
yang diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap
data, objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam
ketidaksamaan

c. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry

Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka banyak


kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :

a. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi


kesempatan untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan

b. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan


pemecahan masalah

c. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman


atau data yang diperoleh

d. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran

e. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena terjadi
saling tukar pengalaman

Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan

10
kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh
beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat.
Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar dituntut
memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan warga belajar supaya
mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang sudah
dimilikinya.

3. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dari
yang khusus sampai atau menuju pada yang umum, atau mulai dari contoh-contoh
sampai pada suatu kesimpulan. Misalnya: hewan akan mati, manusia akan mati,
tumbuhan akan mati. Maka kesimpulannya adalah: setiap makhluk hidup akan mati
(karena semua yang disebutkan di atas adalah makhluk hidup).
4. Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif, yaitu


pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang umum sampai atau menuju pada
yang khusus, atau dimulai dari kesimpulan sampai kepada contoh-contoh. Misal
kesimpulannya adalah: setiap logam bila dipanaskan akan memuai. Maka uraiannya
adalah: besi bila dipanaskan akan memuai, tembaga bila dipanaskan akan memuai,
emas bila dipanaskan akan memuai, perak bila dipanaskan akan memuai, seng bila
dipanaskan akan memuai, dan seterusnya (karena semua yang disebutkan di atas
adalah termasuk logam).

5. Pendekatan lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan yang pendekatan mengarahkan


peserta didik memanfaatkan lingkungan sebabai sumber belajar. Lingkungan artinya
segala sesuatu yang berada di luar kita, baik berupa lingkungan hayati maupun berupa
lingkungan non hayati. Dalam pelaksanaan pendekatan lingkungan umumnya peserta
didik dibawa belajar keluar kelas. Tapi, tidaklah mustahil dalam kondisi tertentu atau
untuk mempeserta didiki objek tertentu dapat dilakspeserta didikan membawa

11
lingkungan ke dalam kelas atau ke dalam laboratorium. Misalnya untuk mempeserta
didiki hewan atau tumbuhan tertentu dapat ditugaskan peserta didik mencari dan
membawanya ke kelas atau ke laboratorium. Kecuali kita ingin mengamati tingkah
laku hewan atau karakteristik tumbuhan tertentu yang hidup secara alami atau pada
kondisi tertentu, bila dibawa akan dapat mengubah perilaku alaminya, hal semacam ini
tidak memungkinkan objek dibawa ke kelas atau laboratorium. Begitu juga jika hewan
atau tumbuhan itu besar dan membahayakan juga tidak mungkin objek dibawa ke
kelas atau ke laboratorium.

6. Pendekatan Science, Technology and Society (STS)

Pendekatan STM merupakan gabungan antara pendekatan konsep, pendekatan


keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan inkuiri dan diskoveri, serta
pendekatan lingkungan (Susilo 1999).

Pendekatan STM berangkat dari isu-isu yang berkembang di masyarakat akibat


dampak kemajuan sains dan teknologi. Filosofi yang mendasari pendekatan STM
adalah filosofi konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep
di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya.

Ada Enam (6) ranah yang dikembangkan melalui STM, yaitu:

(1) konsep.
(2) proses.
(3) kreativitas,
(4) sikap dan nilai,
(5) penerapan, dan
(6) hubungan atau keterkaitan (Yager, 1992).

12
7. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi


mata peserta didikan dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, warganegara, dan tenaga kerja (U.S.
Department of Education and the National School-to-Work Office yang dikutip
oleh Blanchard, 2001)

CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan


lintas disiplin akademik, dan pengumpulan, penganalisisan, pensintesisan
informasi dan data dari berbagai sumber titik pandang (viewpoints) (University
of Washington College of Education. 2001).

Ungkapan yang tepat untuk CTL ini adalah: Bawa mereka dari dunia
mereka ke dunia kita, lalu kirim mereka dari dunia kita ke dunia mereka lagi.
Pembelajaran kontekstual memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

● Menekankan pada problem solving


● Mengenal bahwa pengajaran dan pembelajaran perlu terjadi pada berbagai
konteks
● Membantu para peserta didik dalam belajar bagaimana memonitor belajar
mereka sindiri sehingga mereka dapat menjadi para peserta didik yang mandiri
(self-regulated learners)
● Mengaitkan mengajaran di dalam berbagai konteks kehidupan peserta didik
● Mendorong para peserta didik belajar satu sama lainnya (belajar bersama)
● Menggunakan penilaian autentik

13
8. Pendekatan pemecahan masalah (problem solving)

Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang


mengarahkan atau melatih peserta didik untuk mampu memecahkan masalah
dalam bidang ilmu atau bidang studi yang dipeserta didiki. Masalah adalah
perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang diinginkan dengan
kenyataan yang terjadi sehingga timbul keinginan untuk memecahkannya atau
mencarikan solusinya. Suatu masalah muncul bila suatu keadaan tidak dapat
dijelaskan atau diramalkan berdasarkan prinsip-prinsip dan teori yang ada.

Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar


yang harus dikembangkan dalam diri setiap peserta didik. Keterampilan ini
dapat dikembangkan melalui latihan. Peserta didik yang terampil dalam
memecahkan masalah akan dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab,
berkemampuan tinggi, kreatif dan kritis serta mandiri. Kemampuan
memecahkan masalah ini diharapkan dapat ditransfer dalam pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik tidak mendapat
kesulitan dalam menghadapi kehidupanya.

Menurut Unesco (1986) pemecahan masalah merupakan suatu


pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat digunakan
berbagai pendekatan atau metode seperti: inkuiri, studi kasus, permainan,
bermain peran, penelitian dan diskusi. Semua metode ini bertolak dari masalah.
Perbedaan antara metode-metode ini hanyalah pada langkah-langkah yang
diambil untuk memecahkan masalah.

Banyak ragam pola yang dirumuskan oleh para ahli untuk menerapkan
pendekatan pemecahan masalah ini, berikut ini dikemukakan dua pola model
saja:

1. Tahapan Problem Solving menurut Gagne, (1985):

14
● Penyajian masalah (presentation of the problem), dapat dinyatakan
dalam pernyataan verbal atau beberapa sarana (means) yang lain.
● Mendefinisikan masalah, atau membedakan sifat-sifat esensial
(essential features) dari situasi.
● Memformulasikan hipotesis, yang dapat diaplikasikan terhadap
solusi.
● Pengujian hipotesis (verification of the hypotesis), atau dilakukan
secara berturut-turut (successive) sampai menemukan jawaban yang
mencapai solusi.
● Tidak terdapat asam amino penyusun protein hemoglobin di dalam
sel saraf dan sel otot.
● Gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch off)
pada sel saraf dan sel otot.

Pemecahan yang dianggap paling tepat adalah:

Gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch off ) pada sel saraf
dan sel otot

Penjelasan

Teori menyatakan bahwa sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan


spesialisasi, gen-gennya hanya akan mengkode protein yang dibutuhkan oleh sel-sel/
jaringan/organ di tempat sel-sel itu berada. Diketahui bahwa sel saraf dan sel otot
merupakan sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi atau dengan
kata lain, gen-gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch off) pada sel
saraf dan sel otot. Oleh karena itu, protein hemoglobin tidak ditemukan pada sel saraf
dan sel otot.

Problem solving pola pertama (Gagne. 1985) cenderung digunakan di


laboratorium atau di lapangan dalam melakukan eksperimen atau melakukan

15
observasi. Sementara, problem solving pola kedua (Lufri, 2003) cenderung digunakan
untuk membahas materi biologi di kelas yang umumnya bersifat teoritis.

B. PENGERTIAN STRATEGI

Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara


sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu
sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka
pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan
Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang


paling efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan


dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran


(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan


profil perilaku dan pribadi peserta didik.

16
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode


dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria


dan ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi


pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya,
dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa
dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian


pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

17
C. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP METODE PEMBELAJARAN
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan
suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam
kegiatan pembelajaran.

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur
dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal
dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh
sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada


prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam
hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis,
terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini
yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber
belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut
diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut
dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing
jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga
tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk


menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi
juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar
dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

18
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:

1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar

2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan


rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada
kebutuhannya

3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran

4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar

5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas


warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya

6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran

7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk


mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)
pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

19
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai