Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENILAIAN HASILBELAJAR

INSTRUMEN NON TES ( OBSERVASI )

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Wisroni M.Pd

OLEH :

Wike Mayuni 20005026


Riza Fitriani Putri 20005019
Esti Dwi Sasmita 20005007
Adiyto Imanda 20005027

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia, serta kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Instrumen Non Tes ( Observasi ) pada
mata kuliah Penilaian hasil Belajar dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca,
khususnya mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini, yaitu kepada :

1. Bapak Dr. Wisroni M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah penilaian hasil belajar serta
arahannya untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memotivasi dan memberikan pendapatnya dalam penyusunan makalah
ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kesalahan serta kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

Padang, 1Oktober 2022

Kelompok 5

2
Daftar isi

Kata Pengantar...................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembanagan Observasi................................................................................... 2
B. Penggunaaan Observasi.........................................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. Saran ...................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan
dideskripsikan dan dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu
penelitian. Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu
penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas
instrumen yang digunakan, disamping prosedur pengumpulan data yang ditempuh. Hal ini mudah
dipahami karena instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen
yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliabel maka data yang
diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan. Sedang jika kualitas
instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai validitas dan reliabilitas yang rendah,
maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan yang keliru. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, kita dapat
menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat
sendiri. Instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap baku
untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu. Dengan demikian, jika instrumen baku telah
tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian maka kita dapat langsung menggunakan
instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang dijadikan landasan penyusunan instrumen
tersebut sesuai dengan teori yang diacu dalam penelitian kita. Selain itu, konstruk variabel yang diukur
oleh instrumen tersebut juga sama dengan konstruk variabel yang hendak kita ukur dalam penelitian
kita. Akan tetapi, jika instrumen yang baku belum tersedia untuk mengumpulkan data variabel
penelitian maka instrumen untuk mengumpulkan data variabel tersebut harus dibuat sendiri oleh
peneliti.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan Instrument Observasi
2. Bagaimana penggunaan Instrumen Obervasi
C. Manfaat Masalah
1. Untuk mengetahui pengembangan Instrumen Observasi
2. Untuk Mengatahui Penggunaan Instumen Obsevasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Instrumen Observasi

Pengembangan observasi adalah cara mengembangkan suatu kejadian dalam Fenomena dengan cara
menguraikan objek sesuai dengan fakta secara terperinci sehingga menyerupai laporan hasil pengamatan
Instrumen observasi merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data
dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jika, data yang
diperoleh tidak akurat (valid), maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat. Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk
menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan
instrumen yang baik.

Langkah-langkah Pengembangan Instrumen observasi

Untuk memahami konsep penyusunan dan pengembangan instrument observasi , maka di bawah ini
akan disajikan proses atau langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen obdervasi
dilengkapi dengan bagan proses penyusunan item-item instrumen suatu penelitian. Secara garis besar
langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen obervasi adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang hendak
diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabet tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun
pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh peneliti.

2. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang sesungguhnya
telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk variabel pada langkah

3. Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat dimensi, indikator, nomor
butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator.

4. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum dari suatu kutub
ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke
demokratik, dari dependen ke independen, dan sebagainya.

5. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Biasanya butir
instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok butir positif dan kelompok butir

5
negatif. Butir positif adalah pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif
atau mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah pernyataan mengenai ciri atau keadaan,
persepsi atau sikap negatif atau mendekat ke kutub negatif.

6. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui proses validasi, baik
validasi teoretik maupun validasi empirik.

7. Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu melalui pemeriksaan pakar atau
melalui panel yang pada dasarnya menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari
konstruk, seberapa jauh mendikator merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa jauh
butir-butir instrumen yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.

8. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel.

9. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secarakonseptual, dilakukanlah pen
ggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.

10. Uji coba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik. Melalui ujicoba
tersebut, instrumen diberikan kepada sejumlah responden sebagai sampel uji-coba yang mempunyai
karakteristik sama atau ekivalen dengan karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau respon dari
sampel ujicoba merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris atau
validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.

11. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria internal maupun kriteria
eksternal. Kriteria internal, adalah instrumen itu sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria
sedangkan kriteria eksternal, adalah instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang dijadikan
sebagai kriteria.

12. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau idaknya sebuah butir atau
sebuah perangkat instrumen. Jika kita menggunakan kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai
kriteria maka keputusan pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya butir instrument dan proses
pengujiannya biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria
eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat yang dijadikan kriteria maka
keputusan pengujiannya adalah mengenai valid atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu
kesatuan.

13. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir maka butir-butir yang
tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk diujicoba ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit
kembali menjadi sebuah perangkat instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan

6
kisi-kisi. Jika secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid atau memenuhi syarat, maka
perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final yang akan digunakan untuk mengukur
variabel penelitian kita.

14. Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dengan rentangan nilai (0-1) adalah
besaran yang menunjukkan kualitas atau konsistensi hasil ukur instrumen.Makin tinggi koefisien
reliabilitas makin tinggi pula kualitas instrumen tersebut. Mengenai batas nilai koefisien reliabilitas
yang dianggap layak tergantung pada presisi yang dikehendaki oleh suatu penelitian. Untuk itu kita
dapat merujuk pendapat-pendapat yang sudah ada, karena secara eksak tidak ada tabel atau distribusi
statistik mengenai angka reliabilitas yang dapat dijadikan rujukan.

15. Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen final. Alur tahapan
penyusunan dan pengembangan instrumen dapat dilihat pada bahwa untuk keperluan penyusunan dan
pengembangan instrumen pertama-tama adalah penetapan konstruk variabel penelitian yang merupakan
sintesis dari teori-teori yang telah dibahas dan dianalisis yang penyajiannya diuraikan dalam pengkajian
teoretik atau tinjauan pustaka.Konstruk tersebut dijelaskan dalam definisi konseptual variabel, yang di
dalamnya tercakup dimensi dan indikator dari variabel yang hendak diukur. Berdasarkankonstruk
tersebut ditetapkan indikator-indikator yang akan diukur dari variabel tersebut.

B. Penggunaan Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau
secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau
membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan.Kegiatan observasi
dilakukan untuk memproses objek dengan maksud untuk merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan ide-ide yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan melanjutkan ke proses investigasi.

Observasi dapat dipergunakan untuk menilai hasil belajar, yaitu methode observasi. Hasil belajar
dapat berupa pengetahuan, dapat berupa keterampilan, dan dapat berupa perubahan tingkah
laku.Pengetahuan peserta didik dapat dievaluasi dengan tes verbal, keterampilan dapat dievaluasi
dengan tes tindakan, sedangkan untuk mengevaluasi ada tidaknya perubahan tingkah laku methode
yang paling tepat dipergunakan ialah observasi. Misalnya seorang guru ilmu kesehatan mengajarkan
kepada anak-anak, bahwa kuku yang panjang adalah tidak baik menurut ilmu kesehatan. Untuk
mengevaluasi apakah ada perubahan pada anak-anak setelah pelajaran tersebut ia dapat mengadakan
observasi terhadap anak-anak, apakah anak-anak sudah semua memotong kukunya.

1. Tujuan penggunaan observasi

7
 Mempelajari setting yang dipelajari, aktivitas yang berlangsung dan orang yang terlibat dalam
aktivitas tersebut.Maksudnya adalah bahwa dalam observasi kita juga akan belajar untuk
menjelaskan, menarasikan sebuah alur kejadian yang telah kita observasi.

 Mendeskripsikan makna kejadian yang bisa dilihat dari perspektif Anda ketika mengamati
sesuatu Dengan melakukan observasi kita bisa menjelaskan makna dan hikmah atau sisi positif
dan negatif suatu kegiatan yang kita amati yang mana pendeskripsian makna ini akan ditulis
pada pembahasan yang dibuat laporan penelitian.

Manfaat Penggunaan observasi adalah


Beberapa manfaat dari observasi adalah sebagai berikut:

 Suatu hasil observasi dapat dikonfirmasi dengan hasil penelitian.


 Deskripsi dalam observasi dapat menjelaskan atau memperkirakan mengenai dunia nyata.
 Memungkinkan orang lain untuk menafsirkan hasil penemuan dan bagaimana akan
diinterpretasikan.
 Observasi dapat menjelaskan mengenai suatu peristiwa dan dapat diuji kualitasnya, serta
menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam aturan nyata.
 Observasi dapat mencatat indikasi yang terkadang tidak nyata berlangsungnya.
 Proses observasi dapat mencatat keadaan yang tidak dapat diaplikasikan dalam suatu
eksperimen.
 Suatu peristiwa dapat dicatat secara kronologis sehingga berurutan.
 Suatu observasi dapat dikombinasikan dengan menggunakan sistem lainnya
 Memberikan Wawasan lebih luas
Dengan observasi, secara tidak sengaja kita akan mendapat wawasan dan pengetahuan yang
didapat saat observasi pada suatu kegiatan tertentu.
 Mendapatkan data yang up to date
Dengan adanya observasi kita bisa mengkonfirmasikan hasil penelitian terdahulu maupun yang
baru untuk mendapatkan data yang up to date dan relevan di masa kini.
 Memperoleh gambaran terkait objek observasi
 Observasi bisa membuat kita mendeskripsikan dan menjelaskan gambaran mengenai aktivitas
tertentu yang sedang kita observasi saat itu.
 Memberikan kesempatan pembaca untuk menafsirkan temuan
 Kita bisa membuat pembaca memberikan tafsiran dan penjelasan sesuai dengan sudut pandang
mereka masing-masing.
 Menjelaskan peristiwa yang tengah berlangsung

8
 Ketika kita melakukan observasi tentu kita bisa menceritakan peristiwa yang sedang terjadi
secara runtut dan baik.
 Memberikan catatan peristiwa yang belum jelas
 Tidak selalu soal pengertian observasi saja yang didalami, kita juga bisa menjawab gejala yang
tidak bisa dijelaskan secara detail.
 Situasi yang sulit dicatat eksperimen bisa diatasi
 Kita bisa melakukan observasi yang membuat kita mencatat situasi yang tidak bisa dibuktikan
dalam sebuah eksperimen laboratorium.
 Dapat Mencatat Kronologi Secara Runtut
Observasi membuat kita hafal dan paham kronologi yang sedang berlangsung secara urut.
 Teknologi dan peralatan menjadi lebih canggih dalam observasi
Dalam melakukan observasi, tentu memerlukan alat yang bisa menyimpan data lebih lama.
 Observasi Dapat Dikombinasikan Dengan Metode Lain
 Observasi bisa mengkombinasikan dengan beberapa metode lain seperti metode wawancara
atau dokumentasi. Observasi ini sangat fleksibel dan bisa dikaitkan dengan metode apapun
dalam sebuah penelitian.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Instrumen observasi merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan
penelitian. Jika, data yang diperoleh tidak akurat (valid), maka keputusan yang diambil pun akan
tidak tepat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan
tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen yang baik.

Observasi dapat dipergunakan untuk menilai hasil belajar, yaitu methode observasi.
Hasil belajar dapat berupa pengetahuan, dapat berupa keterampilan, dan dapat berupa perubahan
tingkah laku.Pengetahuan peserta didik dapat dievaluasi dengan tes verbal, keterampilan dapat
dievaluasi dengan tes tindakan, sedangkan untuk mengevaluasi ada tidaknya perubahan tingkah
laku methode yang paling tepat dipergunakan ialah observasi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa kami tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, karna tidak sempurnanya ilmu yang kami miliki. Untuk itu kami mohon
kritikan dan saran dari pembaca, demi kelengkapan makalah kami pada masa yang akan dating

10
Daftar Pustaka

Amaliyah (2013). Laporan Observasi. Semarang.

Creswell, J.W. (2012). Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. (2009). Research Design: Qualitative, quantitative and mixed

methodsapproaches. Thousand Oaks, CA: Sage

Elvyanti, S. (2010). Indonesian TVET Teacher Concerns on the Implementation

of Curriculum for Education Unit (KTSP): An Ethnografhic investigation Into

Leadership. Bandung:UPI

Fullan, M.(2001). Leading in a Culture of Change. San Francisco: Jossey-bas A

Wiley Company.

George, A.A., Hall, G.E., dan Stegelbauer, S.M. (2006). Measuring

implementation in school: The stages of concern questionnaire. Texas: SEDL.

11

Anda mungkin juga menyukai