Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH BIOSTATISTIK


INSTRUMEN SERTA UJI VALIDITAS DAN
REABILITAS

DOSEN PENGAMPU :

Elma Marsita, M.Tr.Keb


Asmaurika Pramuwidya, M.Kes

Di Susun Oleh : Kelompok 5

Cinda
Desi Susanti
Nida Nahda
Paula Angelin

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA


TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai Instrumen serta Uji Validitas dan
Reabilitas Setiap pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah di
mengerti.

Dalam penyelesaian Makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pontianak, September 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Perumusan Masalah.....................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4

Tinjauan Pustaka...............................................................................................................4

A. Instrumen dan Uji Validitas Reabilitas........................................................................4

1. Pengertian Instrumen ...............................................................................................4

2. Jenis Instrumen Pengukuran.....................................................................................5

3. Pengertian Uji Validitas............................................................................................6

4. Jenis –Jenis Uji Validitas..........................................................................................7

5. Metode Pengujian Validitas........................................................................................

6. Pengertian Uji Reabilitas.............................................................................................

7. Jenis –Jenis Reabilitas.................................................................................................

8. Metode Pengujian Reabilitas.......................................................................................

9. Uji Validitas dan Reabilitas dengan SPSS.................................................................


iv
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9

A. KESIMPULAN...........................................................................................................9

B. SARAN........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan menjadi sumber segala sesuatu dalam suatu penelitian. Dari


permasalahan muncullah tujuan penelitian yang mengandung variabel-variabel penelitian.
Untuk menjawab tujuan penelitian, diperlukan data. Data ini merupakan gambaran variabel
yang diteliti. Data yang benar akan membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Benar tidaknya data tergantung pada baik tidaknya instrumen pengumpul
data atau pengukur objek dari suatu variabel penelitian (Arikunto, 2010).
Baik tidaknya suatu instrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan
reliabilitasnya. Validitas instrumen mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat
dalam mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan sejauh
mana suatu pengukuran dapat dipercaya karena keajegannya. Instrumen dikatakan valid saat
dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang
sebenarnya. Instrumen dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa
dipercaya (Arikunto, 2010).
Validitas dan reliabilitas instrumen tidak serta-merta ditentukan
oleh instrumen itu sendiri. Menurut Sugiyono (2014), faktor-faktor yang
mempengaruhi validitas dan reliabilitas suatu alat ukur (instrumen) selain
instrumen adalah pengguna alat ukur yang melakukan pengukuran dan
subjek yang diukur. Namun, faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan
jalan menguji instrumen dengan uji validitas dan reliabilitas yang sesuai.
Pengujian dilakukan untuk menjaga validitas dan reliabilitasnya. Selain
itu, untuk mengatasi pengaruh dari pengguna alat ukur, maka pengguna
harus meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan alat ukur
tersebut. Satu faktor lagi yang tidak kalah penting yang mempengaruhi
validitas dan reliabilitas instrumen adalah faktor subjek yang diukur.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti harus dapat mengendalikan
subjek.
Meskipun suatu instrumen telah terstandard dan reliabel, tetapi
hal itu tidak langsung membuat instrumen tersebut dapat digunakan

vi
dimana saja, kapan saja, kepada subjek siapa saja. Instrumen perlu diuji
coba kembali setiap kali akan digunakan (Tavakol & Dennick, 2011).

B. Perumusan Masalah

1. Apa itu Instrumen?

2. Apa saja Jenis Instrumen Pengukuran?

3. Apa Itu Uji Validitas?

4. Apa saja Jenis –Jenis Uji Validitas?

5. Apa Saja Metode Pengujian Validitas?

6. Apa itu Uji Reabilitas?

7. Apa saja Jenis –Jenis Uji Reabilitas?

8. Apa Saja Metode Uji Reabilitas?

9. Bagaimana Uji Validitas dan Reabilitas dengan SPSS?

C. Tujuan Penulisan

Diharapkan mahasiswa dapat Mengetahui dan paham apa yang dimaksud degan
Instrumen serta Uji Validitas dan Reabilitas.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data atau mengukur objek dari suatu variabel
penelitian. Untuk mendapatkan data yang benar demi kesimpulan
yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu
instrumen yang valid dan konsisten serta tepat dalam memberikan
data hasil penelitian (reliabel). Uji reliabilitas instrumen meliputi test-
retest, ekuivalen, dan internal consistency. Uji internal consistency
memiliki beberapa teknik pengujian tergantung jenis instrumennya.
Teknik pengujian tersebut meliputi uji split half, KR 20, KR 21, dan
Alfa Cronbach. Nilai validitas dan reliabilitas suatu instrumen
dipengaruhi oleh subjek yang diukur, pengguna instrumen, dan
instrumen itu sendiri. Sehinggga, validitas dan reliabilitas harus selalu
diuji sebelum instrumen digunakan. Pengertian Instrumen penelitian
dari beberapa ahli(Matondang, 2009).
1) Sugiyono menyatakan bahwa instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.
2) Riduwan berpendapat bahwa instrumen penelitian merupakan
alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu instrumen
akan menentukan mutu data yang dikumpulkan, sehingga
tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data
adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait.
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian agar data lebih mudah diolah dan
menghasilkan penelitian yang berkualitas. Data yang telah terkumpul
dengan menggunakan instrumen akan dideskripsikan, dilampirkan
atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu
penelitian. Instrumen memiliki peranan penting di dalam penelitian.

viii
Sukardi menyatakan bahwa fungsi dari instrumen penelitian adalah
untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sedang
mengumpulkan informasi di lapangan. Menurutnya, pembuatan
instrumen dalam penelitian kuantitatif merupakan bagian dari
kegiatan yang harus dibuat secara intensif sebelum peneliti memasuki
lapangan atau sebagai kelengkapan proposal. Berbeda dengan
penelitian kualitatif, pada penelitian kualitatif instrumen penelitian
dapat dibuat ketika penelitian berlangsung agar sesuai dengan
penelitian di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat


penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validitas
terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki
obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang
benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti (objek), maka
merupakan keuntungan bagi peneliti, karena tidak memerlukan
banyak sampel lagi, sehingga penelitian cepat selesai. Jadi yang
menjadi kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah “tuntas dan
kepastian” perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada,
bukan banyaknya sampel sumber data.

2. Jenis – Jenis Instrumen Pengukuran

Instrumentasi merupakan alat dan peranti atau device yang


digunakan untuk pengukuran dan mengendalikan sebuah sistem yang
lebih besar dan kompleks. Instrumen sebagai alat pengukuran
meliputi instrumentasi survey atau statistik, instrumentasi pengukuran
suhu dan sebagainya. Instrumen sebagai alat pengukuran sering
menjadi bagian awal atau depan dari bagian selanjutnya atau bagian
kendalinya dan bisa juga berupa pengukur dari semua jenis besaran
fisis, mekanis, kimia atau besaran listrik(Makbul, 2021).

ix
1) Tes
Jenis alat ukur yang pertama adalah tes, dimana tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Tes bisa juga disebut sebagai ujian, yang berisi
beberapa soal dengan bentuk pertanyaan disertai pilihan
jawaban. Bisa juga tes berbentuk pertanyaan dengan jawaban
berupa isian yang ditulis atau diketik oleh peserta tes
tersebut. Maka tes yang diberikan bisa menjadi penyedia data
tingkat kemampuan siswa sampai seberapa jauh. Mengenai alat
ukur riset ini, jenisnya kemudian terbagi lagi menjadi beberapa.
Yaitu:

a. Tes Kepribadian
Tes kepribadian atau personality test adalah jenis tes yang
bertujuan untuk mengetahui karakter atau kepribadian
seseorang. Adapun yang diukur adalah self-concept,
kreativitas, kedisiplinan, kemampuan khusus , dan lain-
lain.
b. Tes Bakat
Tes bakat atau aptitude test adalah sebuah tes yang
bertujuan untuk mengetahui bakat seseorang yang
menjadi peserta tes. Lewat tes ini bisa diketahui bakat
dan minat dari subjek penelitian.
c. Tes Intelegensi
Tes intelegensi atau intelligence test merupakan tes yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang
atau suatu kelompok. Tes ini diberikan dengan memberi
beberapa bentuk tugas dan kemudian dilakukan
pengukuran tingkat kecerdasan peserta.

x
d. Tes Sikap
Tes sikap atau attitude test merupakan jenis tes yang
bertujuan untuk mengetahui berbagai sikap seseorang di
sebuah tempat, ruangan, maupun suatu lingkungan.

2) Skala Peringkat (Rating Scale)

Jenis alat ukur penelitian yang kedua


adalah Skala Peringkat atau rating scale. Ranking scale atau
skala peringkat adalah suatu jenis teknik pengumpulan data
penelitian berupa data kualitatif ataupun kuantitatif.
Penggunaannya adalah dengan cara memberikan perbandingan
suatu item dengan item yang lain, inilah yang membedakan
dengan alat ukur riset lainnya. Alat ukur ini sangat sering
digunakan untuk mendapatkan penilaian relatif terhadap suatu
topik.

3) Panduan Wawancara (Interview Guides)


Alat ukur penelitian juga berupa panduan wawancara.
Wawancara sendiri adalah percakapan di mana pertanyaan
diajukan untuk memperoleh informasi yang kemudian menjadi
data penelitian atau hasil pengamatan.

Supaya data yang didapatkan valid dan sesuai dengan kebutuhan,


maka proses wawancara kemudian disusun sedemikian rupa.
Biasanya akan mengandalkan panduan wawancara yang berupa
daftar pertanyaan yang akan diajukan ke responden.

4) Lembar Periksa (Tally Sheet)


Selanjutnya adalah lembar periksa atau tally sheet, yakni
alat ukur penelitian yang digunakan untuk mengetahui frekuensi
suatu kejadian yang menjadi subjek penelitian.Misalnya, seorang
peneliti sedang mencari data berapa sering guru mata pelajaran

xi
Matematika absen. Maka akan dilakukan lembar periksa ke
beberapa siswa untuk mendapatkan tingkat frekuensinya.Data
yang didapatkan bisa digunakan untuk penelitian dengan metode
kualitatif maupun kuantitatif. Kemudian data bisa dipaparkan
dalam bentuk grafik, sehingga bisa diketahui angka kejadian
naik atau turun dalam kurun waktu tertentu.

5) Diagram Alir (Flowchart)


Alat ukur penelitian yang kelima adalah diagram alir atau
yang dikenal juga dengan istilah flowchart. Diagram alir sendiri
adalah jenis diagram yang memaparkan alur kerja, tahap demi
tahap, dan proses demi proses.
Dalam penelitian, diagram alir digunakan untuk menyusun
rencana kegiatan penelitian sehingga bisa menjadi peta agar
tidak tersesat. Selain itu, bisa juga dijadikan alat untuk mendata
hasil penelitian.

6) Observasi
Alat ukur penelitian yang sangat sering digunakan adalah
observasi atau pengamatan. Observasi adalah proses mengamati
subjek penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
sesuai topik yang diteliti. Observasi akan membantu peneliti
mendapatkan data yang valid karena dilakukan pengamatan
secara langsung. Meskipun peneliti harus turun ke lapangan dan
observasi berlangsung sampai beberapa hari bahkan berbulan-
bulan.

7) Kuesioner
Alat ukur penelitian juga umum menggunakan kuesioner, yaitu
daftar pertanyaan dengan beberapa jawaban yang harus dijawab
oleh subjek penelitian. Bedanya dengan wawancara atau
mungkin dengan lembar periksa adalah bentuk alatnya.

xii
Kuesioner biasanya berbentuk dokumen cetak berisi beberapa
pertanyaan, kemudian di era digital sering dibuat dalam bentuk
laman khusus. Sehingga ada beberapa pertanyaan yang diulang
dan dibuat dengan pilihan jawaban mirip-mirip.

Kuesioner juga biasanya berisi mengenai opini atau penilaian


dari subjek penelitian, sehingga tidak ada pertanyaan yang
jawabannya sama. Antara satu subjek dengan subjek lain dijamin
berbeda.

Misalnya untuk mengetahui tingkat kepuasan, rasa sayang, rasa


cinta, rasa peduli, tingkat kepercayaan, dan lain-lain. Sehingga
kuesioner kemudian lebih cocok digunakan pada penelitian
kualitatif.

8) Sosiometri
Jenis alat ukur penelitian yang terakhir adalah sosiometri. Yaitu
suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial
dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang
yakni antara 10-50 orang.

Alat ukur satu ini bisa digunakan untuk mengetahui beberapa


hal, seperti:

 Mengetahui pribadi atau siswa mana yang mengalami


kesulitan untuk bersosialisasi.
 Mengetahui tingkat partisipasi suatu anggota kelompok
terhadap kelompoknya.
 Memberi pemahaman mengenai masalah dalam
bersosialisasi dari individu dalam kelompok yang sedang
diteliti.

xiii
3. Pengertian Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah


suatu alat ukur tersebut valid (sahih) atau tidak valid. Alat ukur yang
dimaksud disini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan tersebut
pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
kuesioner. Misalnya, kita ingin mengukur Kinerja Karyawan. Untuk
melihat tingkat kinerja karyawan, karyawan tersebut diberi lima
pertanyaan, maka lima pertanyaan tersebut harus tepat
mengungkapkan bagaimana kinerja karyawan. Dalam uji pengukuran
validitas terdapat dua macam yaitu Pertama, mengkorelasikan antar
skor butir pertanyaan (item) dengan total item. Kedua,
mengkorelasikan antar masing-masing skor indikator item dengan
total skor konstruk(Yusup, 2018).

Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata


validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang
mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa
yang diukur.

 Kriteria Pengujian Validitas

Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05.


 Kriteria pengujiannya yaitu:

H0 diterima apabila r hitung > r tabel , (alat ukur yang digunakan


valid atau sahih)
H0 ditolak apabila r statistik ≤ r tabel. (alat ukur yang digunakan
tidak valid atau sahih)

xiv
 Cara menentukan besar nilai R tabel

R tabel = df (N-2), tingkat signifikansi uji dua arah.


Misalnya R tabel = df (13-2, 0,05). Untuk mendapatkan nilai R
tabel kita harus melihat ditebal R.

Validitas instrumen dapat dibuktikan dengan beberapa bukti. Bukti-


bukti tersebut antara lain secara konten, atau dikenal dengan validitas
konten atau validitas isi, secara konstruk, atau dikenal dengan validitas
konstruk, dan secara kriteria, atau dikenal dengan validitas kriteria.

4. Jenis – Jenis Uji Validitas

a. Validitas Konten
Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada
elemenelemen yang ada pada alat ukur dan diproses dengan
analisis rasional. Validitas konten dinilai oleh ahli. Saat alat ukur
diuraikan dengan detail maka penilaian akan semakin mudah
dilakukan.
Beberapa contoh elemen yang dinilai dalam validitas konten
adalah sebagai berikut.
1) Definisi operasional variabel
2) Representasi soal sesuai variabel yang akan diteliti
3) Jumlah soal
4) Format jawaban
5) Skala pada instrumen
6) Penskoran
7) Petunjuk pengisian instrumen
8) Waktu pengerjaan
9) Populasi sampel
10) Tata bahasa
11) Tata letak penulisan (format penulisan)
Setelah melakukan uji validitas konten kepada ahli,
kemudian instrumen direvisi sesuai saran/masukan dari ahli.

xv
Instrumen dinyatakan valid secara konten tergantung dari ahli. Ahli
bebas memberikan penilaian apakah instrumen ini valid atau tidak.
Indikator bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah
menerima instrumen, baik secara isi maupun formatnya, tanpa ada
perbaikan kembali. Jika setelah revisi ahli masih meminta ada
perbaikan, maka revisi masih perlu dilakukan hingga ahli benar-benar
menerima instrumen tanpa perbaikan lagi (Fraenkel, Wallen, & Hyun,
2012).

b. Validitas Konstruk
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan
hasil pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi
variabel harus jelas agar penilaian validitas konstruk mudah.
Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika definisi telah
berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item
soal telah sesuai, maka instrumen dinyatakan valid secara
validitas konstruk (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
c. Validitas Kriteria
Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah
dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding
dengan apa yang akan dinilai oleh instrumen yang telah
dikembangkan. Instrumen lain ini disebut sebagai kriteria. Ada dua
jenis validitas kriteria:
1) Validitas Kriteria Prediktif dan
2) Validitas Kriteria Bersamaan (Concurrent) (Fraenkel, Wallen, &
Hyun, 2012).

5. Metode Pengujian Validitas


Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi
2, yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila
item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor
satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini
dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item

xvi
dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan
terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita
menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item
dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor,
kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor
total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien
korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item
dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi
signifikan terhadap skor total(Makbul, 2021).

6. Pengertian Uji Reabilitas


Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
memang belum berubah. Nur (1987: 47) menyatakan bahwa reliabilitas
ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z,
relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian
dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.
Azwar (2003 : 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan
salah-satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik.
Arifin (1991: 122) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika
selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang
sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Konsep reliabilitas
dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah
kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan

xvii
sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan
pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama.
Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur
berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang
mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan
ulang pada kelompok yang berbeda. Sudjana (2004: 16) menyatakan
bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas.
Beberapa uji reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara
lain test-retest, ekuivalen, dan internal consistency. Internal
consistency sendiri memiliki beberapa teknik uji yang berbeda. Teknik
uji relibilitas internal consistency terdiri dari uji split half, KR 20, KR
21, dan Alfa Cronbach. Namun, setiap uji memiliki kriteria instrumen
seperti apa yang bisa diuji dengan teknik tersebut
7. Jenis – Jenis Reabilitas
Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas.
Beberapa uji reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara
lain test-retest, ekuivalen, dan internal consistency. Internal
consistency sendiri memiliki beberapa teknik uji yang berbeda. Teknik
uji relibilitas internal consistency terdiri dari uji split half, KR 20, KR
21, dan Alfa Cronbach. Namun, setiap uji memiliki kriteria instrumen
seperti apa yang bisa diuji dengan teknik tersebut.
1) Test-Retest

Pengujian reliabilias dengan testretest dilakukan dengan


cara mencobakan satu jenis instrumen beberapa kali pada
subjek (responden) yang sama.
2) Equivalent
Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara
mencoba kan instrumen yang berbeda instrumen diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan
selanjutnya.

xvii
i
8. Metode Pengujian Reabilitas
Pengujian reliabilias dengan uji internal consistency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dari
Spearman Brown, KR 20, KR 21, atau dengan teknik Alfa Cronbach.
Hasil pengujian tersebut kemudian dianalisis dengan teknik tertentu
tergantung jenis instrumennya.

1) Spearman Brown (Split Half)


Pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency teknik split
half dari Spearman-Brown dilakukan pada instrumen yang
memiliki satu jawaban benar. Instrumen tersebut misalnya pilihan
ganda, mencocokkan, dan yang lainnya yang hanya memiliki satu
jawaban benar. Uji reliabilitas menggunakan teknik spit half
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja pada
subjek penelitian kemudian hasil uji dibagi menjadi dua.
Pembagian ini biasanya didasarkan pada soal ganji-genap.
Pertama, koefisien korelasi dari kumpulan soal ganjil dengan soal
genap dihitung menggunakan rumus (2). Koefisien ini
menggambarkan derajat kesamaan hasil antara kedua belahan yang
menggambarkan konsistensi internal dari sebuah instrumen.
Kemudian, koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus
yang dikenal dengan istilah SpearmanBrown.
Berikut ini disajikan rumus Spearman-Brown

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen


rb = korelasi Product Moment antara
belahan ganjil dengan belahan genap
Suatu instrumen dikatakan reliabel saat nilai koefisien
reliabilitas Spearman-Brown lebih dari 0,70 (r i > 0,70). Jika nilai
koefisien reliabilitas Spearman-Brown kurang dari 0,70, maka
jumlah soal ditambah dengan soal yang sesuai dengan aslinya
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).

xix
2) KR 20 dan KR 21

Teknik pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency yang


selanjutnya dibahas adalah teknik Kuder Richardson atau sering
disingkat KR. Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya
menggunakan KR adalah instrumen dengan satu jawaban
benar saja. Rumus KR yang sering digunakan adalah KR 20 dan
KR 21. Kedua teknik KR tersebut memiliki kriteria instrumen
khusus untuk bisa menggunakan rumusnya. Saat instrumen tidak
dapat dipastikan bahwa setiap item soal memiliki tingkat kesulitan
yang sama, maka instrumen tersebut dianalisis reliabilitasnya
menggunakan rumus KR 20 (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
Berikut ini disajikan rumus KR 20 (Sugiyono, 2014).

ri = reliabilitas internal instrumen


k = jumlah item soal dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap item soal
qi = 1 - pi st2 = varians total

= , dengan x adalah nilai setiap soal dan n adalah jumlah


responden.
Saat instrumen dapat dipastikan memiliki tingkat kesulitasn yang
sama untuk setiap item soal, maka untuk menguji relibilitasnya
digunakan rumus KR 21. Berikut disajikan rumus KR 21
(Sugiyono, 2014).

ri = reliabilitas internal instrumen


k = jumlah item soal dalam instrumen
M = rata-rata skor total st2 = varians total Menurut Fraenkel,

xx
Wallen, & Hyun (2012) suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari 0,70 (ri > 0,70).

3) Alfa Cronbach
Pengujian reliabilitas menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukan
untuk instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1
(Adamson & Prion, 2013). Instrumen tersebut misalnya instrumen
berbentuk esai, angket, atau kuesioner.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach adalah sebagai berikut.

ri = koefisien reliabilitas Alfa


Cronbach k = jumlah item soal
∑si2 = jumlah varians skor tiap item
st2 = varians total Rumus varians item dan varians total,
si2 = varians tiap item JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat
subjek n = jumlah responden st2 = varians total

Xt = skor total Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach telah


dihitung (ri), nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach untuk instrumen yang reliabel. Menurut Nunnally (dalam Streiner, 2003)
menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach
lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan Streiner sendiri (2003) menyatakan bahwa koefisien
reliabilitas Alfa Cronbach, tidak boleh lebih dari 0,90 (ri < 0,9).

xxi
9. Uji Validitas dan Reabilitas dengan SPSS
1. Uji Validitas dengan SPSS
Sebagai awalan, sebelum melakukan uji validitas menggunakan
SPSS. Mari kita mengenal uji validitas secara teorinya. Hal ini harus
kita pahami bersama agar kita tahu apa maksudnya dilakukan uji
validitas. Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat
apakah suatu alat ukur tersebut valid (sahih) atau tidak valid. Alat ukur
yang dimaksud disini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
tersebut pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur
oleh kuesioner. Misalnya, kita ingin mengukur Kinerja
Karyawan(Janna & Herianto, 2021).

Untuk melihat tingkat kinerja karyawan, karyawan tersebut diberi


lima pertanyaan, maka lima pertanyaan tersebut harus tepat
mengungkapkan bagaimana kinerja karyawan. Dalam uji pengukuran
validitas terdapat dua macam yaitu Pertama, mengkorelasikan antar
skor butir pertanyaan (item) dengan total item. Kedua,
mengkorelasikan antar masing-masing skor indikator item dengan total
skor konstruk.

a. Langkah Melakukan Uji Validitas(Janna & Herianto, 2021)

Untuk praktek latihan menggunakan SPSS versi 22. Variabel yang


akan di uji adalah variabel Sosialisasi (X1). Dikarenakan
pengujian Validitas merupakan pengujian yang menguji masing-
masing item pertanyaan variabel maka hanya akan mencontohkan
satu variabel saja. Tenang saja, pengujian ini caranya sama untuk
menguji variabel independent ataupun variabel dependent. Setelah
itu, silahkan persiapkan data penelitiannya. Data yang ingin kita
uji.
Adapun Langkah-langkah pengujiannya, yaitu sebagai berikut :

xxii
a) Buka aplikasi SPSS. Silahkan atur format yang ada di Variable View. Sesuaikan
dengan kriteria data kita.

Lalu, Input Data Kita di Data View

b) Selanjutnya, kita mencari nilai total dari variabel X. Caranya klik menu Transform>
Compute Variable.

Maka akan muncul kotak dialog. Lalu, lakukan pengisian di


kolom Target Variable dan Numeric Expression seperti gambar

xxii
i
dibawah. Lalu, klik OK.

Lihatlah data pada 'Data View' akan ada penambahan kolom baru yaitu kolom X1total.

 Selanjutnya, kita akan mencari nilai R statistik atau R hitung. Caranya klik Analyze>
Correlate> Bivariate. Maka akan muncul kotak dialog.

xxi
v
 Lalu, pindahkan semua item variabel ke kotak Variables. Pada Correlation Coefficients
beri centang pada Pearson. Dibawahnya centang Two-Tailed dan juga centang Flag
Significant Correlation. Lalu, klik OK

 Maka akan muncul hasilnya. Perhatikan pada kolom 'Correlations'. Nilai yang akan kita
uji adalah nilai pada kolom paling bawah bagian X1total yaitu 'Pearson Correlation'.

Correlations

xxv
 Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

 Interpretasi Uji Validitas


Nah, selanjutnya kita akan menginterpretasikan atau menjelaskan
hasil pengujian kita yang diatas. Dari sini kita akan melihat jawaban dari
hasil pengujian kita yang baru. Yuk, kita mulai menginterpretasi.
 Pertama, kita harus mencari nilai R tabel terlebih dahulu. Sesuai ketentuan dari df (N-
2 , 0,05). N adalah jumlah data yang diuji. Jadi, untuk mencari nilai R tabel kita
menggunakan ketentuan: R tabel = df (13-2 , 0,05) = 0,5529

Tingkat Signifikansi Untuk Uji Satu Arah

0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005


df= (N-2)
Tingkat Sign ifikansi Untu k Uji Dua A rah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000

xxv
i
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990

3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614


0.7800

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411


0.7604

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226


0.7419

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055


0.7247

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897


0.7084

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751


0.6932
 Kedua, bandingkan nilai R tabel dan R hitung sesuai kriteria pengujian.

X1.1 = 0,781 > 0,552, maka H0 diterima artinya alat ukur yang digunakan valid atau sahih.
X1.2 = 0,764 > 0,552, maka H0 diterima artinya alat ukur yang digunakan valid atau sahih.
Dan seterusnya…
 Ketiga, cara lain selain menggunakan R hitung yaitu melihat tingkat signifikansinya.

Apabila tingkat signifikansi item < 0,05 maka alat ukur yang
digunakan valid.

2. Uji Reabilitas dengan SPSS

xxv
ii
Biasanya sebelum dilakukan uji reliabilitas data, dilakukan uji validitas
data. Hal ini dikarenakan data yang akan diukur harus valid, dan baru dilanjutkan
dengan uji reliabilitas data. Namun, apabila data yang diukur tidak valid, maka
tidak perlu dilakukan uji reliabilitas data.

 Jenis Uji Reliabilitas Data


Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menguji reliabilitas
data, yaitu sebagai berikut :
 Tes Ulang Formula Flanagan Cronbach’s Alpha
 Formula KR (Kuder-Richardson)
 Anova Hoyt
Walaupun terdapat beberapa metode uji reliabilitas, namun biasanya untuk
data penelitian dan kuesioner digunakan metode Cronbach’s Alpha. Pada artikel
ini akan dijelaskan bagaimana cara melakukan uji reliabilitas dengan metode
Cronbach’s Alpha menggunakan SPSS.

 Uji Reliabilitas Metode Cronbach’s Alpha


Menurut Suharsimi Arikunto (2010), Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 atau 0. Pada metode Crobach’s Alpha digunakan rumus sebagai
berikut :

Perhitungan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha diterima, apabila perhitungan r hitung > r tabel
5%.

 Cara Uji Reliabilitas Metode Cronbach’s Alpha


Berikut ini adalah cara perhitungan uji reliabilitas data metode Cronbach’s Alpha
dengan menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut :
 Pastikan kita sudah menginstall program SPSS, kemudian buka program SPSS
 Siapkan data-data yang diperlukan (contoh: data kuesioner), kemudian entry data kuesioner ke
dalam variable view dan data view.
Berikut ini adalah contoh data kuesioner dan responded yang akan digunakan pada artikel ini:

xxv
iii
 Kemudian, klik Analyze > Scale > Reliability Analysis…

xxi
x
 Lalu, akan muncul tampilan Reliability Analysis. Pindahkan seluruh data variabel berupa skala
ke kolom Items (ke sebelah kanan) dan pilih model Alpha.

 Setelah itu, klik Statistics…, akan muncul tampilan Reliability Analysis: Statistics, kemudian
pada bagian Descriptive For centang Scale dan Scale if item deleted. Lalu klik Continue.

 Kemudian, klik OK dan lihat hasil perhitungan data pada Output.


Interpretasi Hasil Uji Reliabilitas Metode Cronbach’s Alpha
Setelah melakukan perhitungan data, kemudian hasil perhitungan dengan
uji reliabilitas akan muncul pada Output. Pada Output hasil perhitungan data

xxx
akan berupa tabel, yaitu Case Processing Summary, Reliability Statistics, Item-
Total Statistics, dan Scale Statistics.

Case Processing Summary N %


Valid 10 100.0
Cases Excluded 0 .0
Total 10 100.0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Pada tabel Case Processing Summary dapat dilihat baris Cases Valid
menyatakan bahwa jumlah responden ada 10 dan persentase menunjukkan
100%, hal ini menandakan bahwa 10 responden tersebut valid dan tidak ada
responden yang masuk ke kategori Exculded. Lalu, untuk mengetahui apakah
hasil perhitungan data dapat dipercaya dan konsisten atau reliabel, dapat
diperhatikan pada tabel Reliability Statistics. Seperti tabel dibawah ini.

Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha N of
Items
0.688 5
Hasil perhitungan uji reliabilitas metode Cronbach’s Alpha (r hitung) dapat dilihat pada kolom
Cronbach’s Alpha, yaitu 0.688 dengan N of Items menunjukkan bahwa jumlah dari items atau
jumlah pertanyaan yang kamu input pada variable view adalah 5. Sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil Cronbach’s Alpha untuk 5 data dari items atau 5 pertanyaan, yaitu
0.688.
Kemudian, untuk mengetahui apakah data tersebut dapat dipercaya atau
tidak, maka apabila perhitungan r hitung > r tabel 5%, dimana r hitung dilihat
dari tabel hasil perhitungan yang kamu dapatkan pada SPSS, sedangkan r tabel
5% dilihat pada tabel yang telah ditentukan, seperti dibawah ini:

DISTRIBUSI NILAI r tabel SIGNIFIKANSI 5 % dan 1 %

xxx
i
Setelah itu, lihat nilai N sesuai dengan jumlah responden dari data
kamu, pada contoh jumlah responden atau nilai N, yaitu 10. Lihat pada r
tabel 5%, maka diketahui bahwa r tabel untuk data tersebut adalah 0.632.
Lalu, dapat disimpulkan, bahwa r hitung > r tabel 5%, yaitu 0.688 >
0.632 , sehingga data tersebut adalah reliabel atau dapat dipercaya dan
konsisten.

xxx
ii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Instrumen memiliki kedudukan yang penting dalam penelitian


karena instrumen berperan dalam proses pengambilan data. Instrumen
yang valid dan reliabel dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel
pula sehingga membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Validitas mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Ketepatan dinilai dengan validitas
konten, validitas konstruk, dan validitas kriteria.
Ketepatan konten dan konstruk dinilai oleh ahli pada bidangnya.
Instrumen dinyatakan valid secara konten dan konstruk apabila ahli
sudah tidak memberikan saran/masukan dan menerima isi, format, serta
konstruk dari instrumen tersebut. Ketepatan kriteria dinilai dengan
membandingkan instrumen dengan kriterianya. Perbandingan diuji
dengan uji korelasi. Semakin nilai koefisien validitas mendekati +1,00
maka instrumen diindikasi semakin valid.
Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana suatu pengukuran
dapat dipercaya karena keajegannya. Suatu instrumen dengan pilihan
jawaban 2 atau lebih, dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama (test-retest)
diperoleh hasil yang relatif sama atau dalam satu kali pengukuran
dengan instrumen yang berbeda (equivalent) diperoleh hasil yang relatif
sama. Suatu instrumen dengan pilihan jawaban yang hanya dua saja,
dikatakan reliabel apabila nilai ri > rt, sedangkan untuk instrumen dengan
pilihan jawaban lebih dari dua, dikatakan reliabel apabila koefisien
reliabilitas Alfa Cronbach di antara 0,700,90.
SPSS adalah satu program untuk pengolahan data statistic yang
penggunaannya cukup mudah. SPSS merupakan suatu singkatan dari

xxx
iii
Statistical Product and Service Solution. Dalam pengujian validitas dan
reliabilitas dengan menggunakan program SPSS dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik Bivariate Pearson dan Corrected Item-Total
Correlation. Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan
menjadi dua macam yaitu tes dan nontes. Teknik-teknik Evaluasi adalah
suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Tes itu
sendiri mempunyai dua bentuk yaitu bentuk obyektif dan bentuk
subyektif. Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan tes yaitu diantaranya adalah tes itu harus
mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Selain validitas,
sebuah tes dikatakan baik, juga mempunyai reliabilitas yang tinggi. Dalam
pengujian validitas dan reliabilitas dapat menggunakan program SPSS.

xxx
iv
DAFTAR PUSTAKA

Janna, N. M., & Herianto, H. (2021). Konsep Uji Validitas Dan Reliabilitas Dengan

Menggunakan SPSS [Preprint]. Open Science Framework.

Makbul, M. (2021). Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian [Preprint].

Open Science Framework.

Matondang, Z. (2009). VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN

PENELITIAN.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal

Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai