Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

PENJELASAN DAN APLIKASI UJI VALIDITAS DAN


RELIABILITAS PADA INDUSTRI

TUGAS 1
Diajukan sebagai salah satu syarat mata kuliah Analisis Multivariat

Diva Erenst Nataprawira 2106663175

Nur Rahmah Syah Ramdhani 2106663553

Nadhira Riska Maulina 2106781142

PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
2022
DAFTAR ISI

BAB 1 UJI VALIDITAS........................................................................................................................2


1.1 Analisis Rasional....................................................................................................................3
1.1.1 Content Validity.........................................................................................................................3
1.1.2 Construct Validity......................................................................................................................3
1.2 Analisis Empirik.....................................................................................................................4
1.2.1 Concurrent Validity..................................................................................................................4
1.2.2 Predictive Validity......................................................................................................................4
1.2.3 Criterion Validity.......................................................................................................................4
BAB 2 UJI RELIABILITAS..................................................................................................................5
2.1 Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif..................................................................................5
2.1.1 Stability (Multiple-occasion Reliability).........................................................................5
2.1.2 Equivalence (Multiple-forms Reliability)........................................................................6
2.1.3 Internal Consistency.......................................................................................................8
2.2 Reliabilitas dalam penelitian kualitatif....................................................................................8
BAB 3 APLIKASI PADA INDUSTRI.................................................................................................10
3.1 Contoh Uji Validitas yang Telah Dilakukan...............................................................................12
3.1.1 Analisis Rasional yang Telah Dilakukan......................................................................12
3.1.2 Analisis Empirik yang Telah Dilakukan.......................................................................13
3.2 Contoh Uji Reabilitas yang Telah Dilakukan.............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 10 Bentuk ICC...............................................................................................................7


Tabel 2 Convergent Validity (Factor Loadings) yang Telah Dilakukan.................................13
Tabel 2 Convergent Validity (AVE) yang Telah Dilakukan....................................................14
Tabel 3 Discriminant Validity yang Telah Dilakukan..............................................................14
Tabel 4 Cronbach Alpha dan Conposite Reliability yang Telah Dilakukan.............................14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka teori penelitian menunjukkan kontribusi dari Industri 4.0 terhadap
Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan...........................................................................................11

iii
Penelitian perlu ditunjang dengan metode dan instrumen penelitian dalam melakukan
pengukuran. Salah satu metode yang kerap digunakan adalah kuesioner. Kuesioner memiliki
keterkaitan erat dengan konsep reliabilitas dan validitas. Kedua konsep ini penting untuk
pengembangan instrumen pengukuran yang berguna dalam penelitian atau pendidikan. Dalam
beberapa perhitungan seperti pengukuran berat, panjang, tinggi, dan suhu, sudah memiliki
standar yang valid dan terpercaya. Namun di beberapa perhitungan lain, tidak memiliki
standar fisik nyata yang dapat diverifikasi menggunakan alat ukur tertentu. Reliabilitas dan
Validitas memiliki keterkaitan satu dan yang lainnya. Esai ini akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai konsep reliabilitas, validitas, dan penerapannya pada pembuatan kuesioner
penelitian.

BAB 1 UJI VALIDITAS

Uji validitas digunakan untuk mengukur instrumen yang hendak digunakan dapat teruji
kesahihannya. Dengan menguji validitas, membuktikan bahwa instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Hasil instrumen disebut valid jika
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya sesuai pada objek yang diteliti. Seperti
yang dikatakan oleh Azwar (2003:5), Validitas didefinisikan sebagai “Sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Dalam hal ini, suatu
instrument pengukuran dikatakan valid apabila tidak hanya mampu menyatakan data dengan
tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat
artinya adalah bahwa pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran mengenai
perbedaan yang sekecil-kecilnya antara subjek yang satu dengan yang lain.

Menurut Anastasi dan Urbina (1997:113), validitas adalah “… what the test measures and
how well does it so. It tells us what can be inferred from test scores”. Sedangkan sebagaimana
dikutip oleh Crocker dan Algina (1986:217), Cronbach menyatakan bahwa validitas adalah
“…as the process by which a test developer or test user collects evidence to support the types
of inferences that are to be drawn from test scores”. Secara singkat pernyataan mengenai
konsep dasar validitas juga disampaikan oleh Nurgiyanto, dkk (2002:316) yaitu validitas
mempersoalkan apakah suatu alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur.

Diungkapkan oleh Suryabrata (2002:40) bahwa validitas dapat digunakan dalam tiga konteks,
yaitu: validitas penelitian (research validity), validitas soal (item validity), dan validitas alat

2
ukur (test validity). Validitas penelitian adalah sejauh mana suatu hasil penelitian dapat
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dibagi menjadi dua sisi yaitu internal dan eksternal:
(1) Validitas internal ialah validitas yang mempersoalkan kesesuaian antara data hasil
penelitian dengan keadaan yang sebenarnya, (2) Validitas eksternal ialah validitas yang
mempersoalkan derajat kesesuaian antara generalisasi hasil penelitian dan keadaan yang
sebenarnya. Validitas soal (item validity) adalah derajat kesesuaian suatu soal dengan
instrumen soal yang lain. Ukuran validitas ini merupakan korelasi antara skor pada soal
tersebut dan skor pada perangkat soal (item total correlation). Validitas alat ukur (test
validity) adalah sejauh mana tes itu mampu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
Jadi, validitas tes pada dasarnya merujuk pada derajat fungsi pengukuran suatu tes atau
derajat kecermatan pengukuran suatu tes.

Menurut Litwin (1995), skala pengukuran harus melalui uji reliabilitas untuk menetapkan
apakah skala pengukuran itu andal atau tidak untuk mengukur hal yang sedang diteliti.
Instrumen yang valid dan reliabel dibutuhkan untuk memperoleh hasil penelitian yang
terpercaya. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang
seharusnya diukur. Diperlukan beberapa pengujian validitas dan reliabilitas dibandingkan
hanya melakukan uji validasi tunggal (McDowell & Newell, 1996). Secara garis besar
dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu analisis rasional dan analisis data empirik.

1.1 Analisis Rasional


Jenis validitas yang termasuk ke dalam kategori analisis rasional adalah:

1.1.1 Content Validity

Validitas Isi dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana isi tes, yang merupakan
instrumen beberapa soal, dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Untuk
mengetahui hal ini, perlu dilakukan penyusunan kisi-kisi terlebih dahulu agar diperoleh
kesesuaian antara isi tes dan tujuan, indicator, dan lain-lain. Setelah butir tes disusun
berdasarkan kisi-kisi yang ada, dilakukan diskusi oleh para ahli yang kompeten dalam
bidang yang bersangkutan melalui expert judgement.

1.1.2 Construct Validity

Validitas konstruk ingin mengukur sejauh mana butir-butir pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan. Dalam hal ini,
3
butir pertanyaan yang terdapat di dalam instrumen tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan, sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu
sebagaimana halnya content validity, validitas konstruk juga perlu ditelaah oleh ahli yang
kompeten melalui expert judgement.

1.2 Analisis Empirik

Sedangkan yang termasuk dalam kategori analisis data empirik adalah validitas yang
memerlukan data di lapangan sebagai bahan uji coba dan hasilnya akan berupa data
kuantitatif. Jenis validitas yang termasuk ke dalam kategori ini adalah:

1.2.1 Concurrent Validity

Validitas sejalan dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan atau
karakteristik subjek penelitian dalam suatu bidang telah sesuai dengan kemampuan dan
atau karakteristiknya terhadap bidang lain yang sejenis. Oleh karena itu, perlu dilakukan
dua kali pengukuran dalam dua bidang yang sejenis tersebut terhadap subjek penelitian
yang sama. Di mana hasil korelasi antara kedua skor tersebut merupakan koefisien
validitas sejalan. Dalam hal ini, salah satu alat tes yang akan digunakan sebagai
pembanding harus terlebih dahulu dinyatakan valid.

1.2.2 Predictive Validity

Validitas ramalan ingin melihat sejauh mana penampilan subjek penelitian saat ini dapat
digunakan untuk meramalkan penampilan dan kinerjanya di masa yang akan datang
(Utwin, 1995). Validitas ramalan digunakan untuk mengukur keakuratan skala
pengukuran karena mengukur seberapa baik item atau skala dapat memprediksi
pengamatan yang diharapkan di masa yang akan datang.

4
1.2.3 Criterion Validity

Validitas kriteria ingin melihat sejauh mana hasil pengukuran suatu instrumen itu sama
atau mirip dengan hasil pengukuran alat lain yang digunakan sebagai kriteria. Alat
pengukuran lain yang sudah diakui biasanya merupakan hasil pengukuran suatu atribut
yang telah dianggap sebagai alat ukur yang baik dan telah memenuhi persyaratan
akademik dan profesional tertentu. Dalam hal ini instrument yang diuji validitasnya
disebut sebagai predictor, sedangkan performansi yang akan diprediksikan disebut
sebagai kriteria.

5
BAB 2 UJI RELIABILITAS

Pengukuran menurut definisi klasik adalah penetapan sebuah angka terhadap suatu objek
maupun peristiwa berdasarkan aturan tertentu (Steven, 1951 seperti dikutip pada Carmines
dan Zeller., 1979). Definisi klasik tersebut tidak terlalu tepat apabila dilihat dari sudut
pandang ilmu sosial yang mengukur sebuah fenomena yang bersifat abstrak dan laten. Supaya
lebih tepat dalam sudut pandang ilmu sosial, pengukuran sebagai sebuah metode didefinisikan
ulang oleh Carmines dan Zeller (1979) sebagai sebuah proses untuk menghubungkan antara
konsep yang bersifat abstrak dengan sebuah indikator yang bersifat empiris.

Dari definisi pengukuran diatas, muncul pertanyaan lanjutan yaitu sejauh apa indikator
empiris dapat menggambarkan sebuah konsep yang bersifat abstrak atau laten. Untuk
menggambarkan sebuah konsep, ada dua parameter yang harus ada dalam setiap pengukuran
yang bersifat empiris, pertama adalah validitas yang telah dijelaskan di bab sebelumnya dan
yang kedua adalah reliabilitas.

Definisi dari reliabilitas yaitu sebuah parameter untuk mengukur sejauh mana sebuah
pengujian akan memberikan hasil yang sama dalam setiap percobaan yang diulang (Carmines
& Zeller, 1979). Reliabilitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran seberapa bebas sebuah
variable yang diamati dari kesalahan pengukuran. Reliabilitas merupakan sinonim dari
konsistensi dan keterulangan dari waktu ke waktu, dari sebuah instrument pengujian pada
sekelompok responden (Cohen, Lawrence, & Morrison, 2000).

2.1 Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif

Ada tiga bentuk reliabilitas yang digunakan dalam sebuah pengujian, pengukuran dan
penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu stability, equivalence dan internal consistency
(Cohen, Lawrence, & Morrison, 2000).

2.1.1 Stability (Multiple-occasion Reliability)

Dalam bentuk ini, reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi sepanjang waktu
terhadap sampel yang sama. Penggunaan instrumen yang reliabel dalam suatu penelitian
akan mengeluarkan hasil yang sama apabila dilakukan terhadap responden yang sama.
Sebuah percobaan maupun survey yang reliabel akan mengeluarkan hasil yang sama
apabila dilakukan pengujian secara berulang dalam rentang waktu yang tepat.

6
Rentang waktu yang tepat diantara waktu pengujian harus dapat ditentukan oleh seorang
peneliti. Rentang waktu yang terlalu singkat dapat mengeluarkan hasil yang kurang tepat
karena pengujian sebelumnya masih dapat diingat oleh responden sehingga responden
cenderung melakukan hal yang sama seperti pada saat pngujian pertama. Rentang waktu
yang terlalu panjang juga dapat mengeluarkan hasil yang kurang tepat karena adanya
kemungkinan perubahan pada kondisi dan lingkungan responden.

Selain pengujian dalam rentang waktu tertentu, reliabilitas dalam bentuk stability juga
dapat juga dapat diukur dalam pengujian yang dilakukan secara bersamaan terhadap dua
kelompok responden yang memiliki karakteristik yang sama. Sebuah percobaan maupun
survey yang reliabel akan mengeluarkan hasil yang sama apabila dilakukan pengujian
terhadap dua kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.

Reliabilitas dalam bentuk stability dapat dihitung menggunakan correlation coefficient


untuk menentukan tingkat korelasi di antara dua pengujian (pre- dan post-test).
Correlation coefficient digunakan untuk menghitung derajat keterhubungan diantara dua
variabel. Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menentukan
correlation coefficient (Boslaugh & Watters, 2008), teknik-teknik tersebut dibedakan
berdasarkan skala data yang digunakan (nominal, ordinal, interval, rasio). Teknik-teknik
tersebut antara lain:

 Pearson product moment (kedua variabel dalam skala interval atau rasio)

 Spearman rank-order (kedua variabel dalam skala ordinal)

 Phi (kedua variabel dalam skala nominal)

 Point biserial (satu variabel dalam skala nominal dan satu variabel lainnya dalam
skala interval atau rasio)

2.1.2 Equivalence (Multiple-forms Reliability)

Dalam bentuk ini, reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi sepanjang waktu
terhadap sampel yang sama apabila menggunakan dua jenis instrument yang berbeda
tetapi mempunyai makna yang sama (equivalence). Sebuah instrument dikatakan reliabel
jika bentuk ekivalen dari instrument tersebut akan mengeluarkan hasil yang sama dalam

7
suatu pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dalam rentang waktu tertentu pada
responden yang sama atau dapat juga dilakukan secara simultan pada dua kelompok yang
memiliki karakteristik yang sama.

Reliabilitas dalam bentuk equivalence dapat ditentukan menggunakan t-test dan inter-
rater test. T-test digunakan untuk menganalisis dua variance dari dua sampel yang tidak
diketahui jenis distribusinya. Dalam prakteknya, t-test sering digantikan oleh ANOVA
yang secara matematika ekivalen dengan t-test (Boslaugh & Watters, 2008). Inter-rater
test dapat dihitung menggunakan teknik ICC (Intraclass correlation coefficient) yang
merupakan bentuk modifikasi dari Pearson Correlation Coefficient yang dilakukan oleh
Fisher (1954, seperti dikutip pada Koo & Li, 2016). Mcgraw dan Wong (1996, seperti
dikutip pada Koo & Li, 2016) telah mendefinisikan 10 bentuk ICC seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 1. ICC didefinisikan berdasarkan model (1 way random, 2 way
random, 2 way fixed), tipe (single rater, multiple rater), dan ICC definition (absolute
agreement, consistency) (Koo & Li, 2016).

Tabel 1 10 Bentuk ICC

McGraw and Wong Convention Formula ICC


One-way random effects, absolute MSr−MSw
agreement, single rater/measurement MSr + ( k −1 ) MSw
Two-way random effects, consistency, MSr−MSe
single rater/measurement MSr + ( k −1 ) MSe
MSr −MSe
Two-way random effects, absolute
k
agreement, single rater/measurement MSr + ( k −1 ) MSe + ( MSc−MSe )
n
Two-way mixed effects, consistency, single MSr−MSe
rater/measurement MSr + ( k −1 ) MSe
MSr −MSe
Two-way mixed effects, absolute
k
agreement, single rater/measurement MSr + ( k −1 ) MSe + ( MSc−MSe )
n
One-way random effects, absolute MSr−MSw
agreement, multiple rater/measurement MSr
Two-way random effects, consistency, MSr−MSe
multiple rater/measurement MSr
MSr−MSe
Two-way random effects, absolute
MSc −MSe
agreement, single rater/measurement MSr +
n
Two-way mixed effects, consistency, MSr−MSe
multiple rater/measurement MSr

8
MSr−MSe
Two-way mixed effects, absolute
MSc −MSe
agreement, multiple rater/measurement MSr +
n

2.1.3 Internal Consistency

Perbedaan internal consistency dengan stability dan equivalence terletak pada jumlah
pengujian yang dilakukan. Pada reliabilitas dalam bentuk stability dan equivalence,
pengujian harus dilakukan dua kali baik dalam rentang waktu tertentu maupun dalam dua
kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. Reliabilitas dalam bentuk internal
consistency hanya memerlukan satu kali pengujian dengan menggunakan metode split-
half (Spearman-Brown) maupun metode Cronbach’s alpha. Pengujian dilakukan dengan
cara membagi dua bagian dari sebuah instrument pengujian yang masing-masing setengah
bagiannya memiliki korelasi dengan bagian yang lainnya. Internal consistency digunakan
untuk mengukur apakah bagian-bagian dari sebuah instrument pengujian memiliki
korelasi yang kuat dan menguji objek yang sama.

Metode split-half dengan formula Spearman-Brown memiliki kelemahan apabila


pembagian sebuah grup dilakukan dengan cara yang berbeda (Boslaugh & Watters, 2008).
Apabila pembagian sebuah grup dilakukan dengan cara yang berbeda, maka ada
kemungkinan masing-masing cara pembagian menghasilkan nilai reliabilitas yang
berbeda. Untuk menghindari hasil yang berbeda akibat perbedaan dari cara membagi
sebuah grup, para peneliti menggunakan metode Cronbach’s alpha yang menggunakan
parameter kovarian untuk menghitung reliabilitas dalam bentuk internal consistency.

2.2 Reliabilitas dalam penelitian kualitatif

Salah satu kelebihan dari penelitian kuantitatif adalah proses replikasi yang lebih mudah.
Proses replikasi yang mudah memperbesar kemungkinan keluarnya hasil yang sama bila
dilakukan pengujian yang berulang pada sampel uji yang sama.

Pada penelitian kualitatif, proses replikasi lebih sulit dibandingkan penelitian kuantitatif.
Proses replikasi yang lebih sulit disebabkan oleh keunikan dalam setiap situasi atau fenomena
yang harus dimasukkan sebagai salahsatu parameter dalam penelitian kualitatif. LeCompte
dan Preissle (1993, seperti dikutip pada Cohen, Lawrence, & Morrison, 2000) menyebutkan

9
bahwa dalam penelitian kualitatif proses replikasi juga harus mengikutsertakan beberapa
parameter keterulangan, yaitu:

 Status dan posisi peneliti

 Pemilihan responden

 Konstruksi analitis dan premis yang digunakan

 Metode pengumpulan data dan analisis

Denzin dan Lincoln (1994, seperti dikutip pada Cohen, Lawrence, & Morrison, 2000)
menyebutkan bahwa reliabilitas dalam penelitian kualitatif bisa didapatkan dalam tiga bentuk,
yaitu :

 Stability of observation, (apakah peneliti dapat melakukan observasi dan menarik


kesimpulan yang sama apabila observasi dilakukan di tempat yang berbeda dan waktu
yang berbeda)

 Paralel Forms, (apakah peneliti dapat melakukan observasi dan menarik kesimpulan
yang sama apabila peneliti tersebut mengubah perhatiannya kepada fenomena yang
berbeda selama observasi dilakukan)

 Inter-rater reliability, (apakah peneliti lain dengan landasan teoritis yang sama dan
mengobservasi fenomena yang sama akan menarik kesimpulan yang sama)

10
BAB 3 APLIKASI PADA INDUSTRI

Penggunaan kuesioner dalam melakukan penelitian di industri dapat menghemat waktu bagi
pihak peneliti maupun responden. Responden dapat dengan cepat menyelesaikan pada waktu
mereka sendiri dan peneliti tidak perlu menghabiskan waktu untuk melakukan wawancara
secara mendalam. Selain itu, responden yang didapat juga dapat mencangkup jumlah yang
lebih besar daripada dengan metode wawancara satu per satu. Hal ini tentunya dapat berujung
pada penghematan biaya. Penggunaan kuesioner melakukan penelitian di industri telah
dilakukan dalam banyak penelitian, misalnya untuk melakukan riset pasar, masukan terhadap
produk dan jasa yang dihasilkan, masukan dari karyawan, dan lain-lain. Manfaat dari
melakukan penelitian ini meliputi meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan,
meningkatkan produktivitas, membangun hubungan dengan konsumen yang lebih baik, dan
lain-lain.

Ekspansi industri saat ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan saat ini berada di era
Industri 4.0 (Lu, 2017). Tujuan Industri 4.0 adalah untuk mencapai tingkat efektivitas dan
produktivitas operasional yang tinggi, serta tingkat otomatisasi yang lebih tinggi (Haseeb,
Hussain, Slusarczyk, & Jermsittiparsert, 2019). Pada tugas ini diambil contoh pada paper oleh
Haseeb dkk. (2019) tersebut dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi peran
industri 4.0 untuk meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Business
Performance / SBP) dalam UKM di Thailand dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner
telah disiapkan untuk mengumpulkan data dari manajer UKM dan dianalisis dengan bantuan
Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian ini mengikuti
desain penelitian cross-sectional. Berikut data kuesioner yang diambil:

 Studi Pilot: 70 tanggapan


 Tipe data: Skala Rikert 7 poin
 Data yang diambil: bagian 1 (profil responden: umur, pendapatan, jenis kelamin,
edukasi dan status pernikahan), bagian 2 (item skala kunci dari setiap variabel)
 Jumlah Kuesioner: 500
 Jumlah Responden: 280
 Jumlah Tanggapan yang Valid: 270

11
Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa Industri 4.0 merupakan kunci
pertumbuhan kinerja bisnis yang berkelanjutan di kalangan UKM. Elemen Industri 4.0 seperti
Big Data, Internet of Things dan Smart Factory memiliki peran positif dalam
mempromosikan implementasi Teknologi Informasi (IT), yang berkontribusi pada kinerja
bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, struktur dan proses organisasi memperkuat hubungan
positif antara Industri 4.0 dan implementasi TI (Haseeb dkk., 2019). Gambar 1 menunjukkan
bagaimana faktor-faktor Industri 4.0 berkontribusi terhadap kierja bisnis yang berkelanjutan.

Gambar 1 Kerangka teori penelitian menunjukkan kontribusi dari Industri 4.0 terhadap Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan

Terdapat 11 hipotesis yang ingin diuji dalam penelitain ini. Berikut hipotesis yang ingin diuji:

1. Hipotesis 1 (H1): Ada hubungan antara big data dan implementasi IT.
2. Hipotesis 2 (H2): Ada hubungan antara IoT dan implementasi IT.
3. Hipotesis 3 (H3): Ada hubungan antara smart factory dan implementasi IT.
4. Hipotesis 4 (H4): Ada hubungan antara implementasi IT dan kinerja bisnis yang
berkelanjutans.
5. Hipotesis 5 (H5): Implementasi TI memediasi hubungan antara big data dan kinerja
bisnis yang berkelanjutan.

12
6. Hipotesis 6 (H6): Implementasi TI memediasi hubungan antara IoT dan kinerja bisnis
yang berkelanjutan.
7. Hipotesis 7 (H7): Implementasi TI memediasi hubungan antara smart factory dan
kinerja bisnis yang berkelanjutan.
8. Hipotesis 8 (H8): Ada hubungan antara struktur dan proses, dan implementasi IT.
9. Hipotesis 9 (H9): Struktur dan proses memediasi hubungan antara big data dan
Implementasi IT.
10. Hipotesis 10 (H10): Struktur dan proses memediasi hubungan antara IoT dan
Implementasi IT.
11. Hipotesis 11 (H11): Struktur dan proses memediasi hubungan antara smart factory
dan Implementasi IT.

Setelah melakukan analisis pendahuluan, reliabilitas dan validitas data dinilai dengan bantuan
PLS-SEM. Dalam hal ini, Cronbach alpha dan Composite Reliability (CR) diperiksa untuk
menguji reliabilitasnya. Di dalam uji validitas, validitas konvergen dan validitas diskriminan
dilakukan pengujian. Tabel 5 menunjukkan bahwa baik CR dan alpha Cronbach di atas 0,7.
Tabel 2 menunjukkan faktor pemuatan Pengukuran telah menunjukkan penilaian model
dimana semua item memiliki beban diatas 0,7. Menurut Hair. (2017, seperti dikutip pada
Haseeb dkk., 2019), semua item harus memiliki factor loading di atas 0,7. item memiliki
pemuatan faktor kurang dari 0,7 harus dihapus. Dalam penelitian in (Cohen, Lawrence, &
Morrison, 2000)i, tidak ada item yang memiliki factor loadings di bawah 0,7. Dengan
demikian, semua item telah dipertahankan.

3.1 Contoh Uji Validitas yang Telah Dilakukan

3.1.1 Analisis Rasional yang Telah Dilakukan


Semua ukuran diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Langkah-langkah untuk faktor
Industri 4.0; big data, IoT dan smart factory diadaptasi dari Imran et al. (2018, seperti
dikutip pada Haseeb dkk., 2019). Implementasi IT diukur dengan bantuan lima item, yang
diadaptasi dari Sabherwal dan Kirs (1994, seperti dikutip pada Haseeb dkk., 2019).
Langkah-langkah untuk kinerja bisnis yang berkelanjutan diadaptasi dari Nawanir (2016,
seperti dikutip pada Haseeb dkk., 2019). Akhirnya, langkah-langkah untuk struktur dan
proses diukur dengan mengadaptasi skala dari Peppard dan Ward (2004, seperti dikutip
pada Haseeb dkk., 2019).

13
3.1.2 Analisis Empirik yang Telah Dilakukan
a. Convergent Validity
Tabel 2 Convergent Validity (Factor Loadings) yang telah dilakukan

Big Data Implement Internet of Smart Struktur Kinerja


(BD) asi IT Things Factory dan Proses Bisnis
(ITI) (IoT) (SF) (SP) yang
Berkelanju
tan (SBP)
BD1 0.899
BD2 0.914
BD3 0.917
BD4 0.894
BD5 0.878
ITI1 0.813
ITI2 0.790
ITI3 0.851
ITI4 0.891
ITI5 0.864
IoT1 0.925
IoT2 0.908
IoT3 0.893
IoT4 0.906
IoT5 0.918
SBP1 0.896
SBP2 0.913
SBP3 0.933
SBP4 0.929
SBP5 0.891
SF1 0.908
SF2 0.884
SF3 0.920
SF4 0.901
SF5 0.892
SP1 0.888
SP2 0.896
SP3 0.871
SP4 0.908
SP5 0.894

14
Tabel 3 Convergent Validity (AVE) yang Telah Dilakukan

(AVE)
Big Data (BD) 0.811
Implementasi IT (ITI) 0.71
Internet of Things (IoT) 0.828
Smart Factory (SF) 0.794
Struktur dan Proses (SP) 0.812
Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan (SBP) 0.833

b. Discriminant Validity
Tabel 4 Discriminant Validity yang Telah Dilakukan

(BD) (ITI) (IoT) (SF) (SP) (SBP)


Big Data (BD) 0.9
Implementasi IT (ITI) 0.826 0.84
3
Internet of Things (IoT) 0.838 0.90 0.91
7
Smart Factory (SF) 0.726 0.79 0.838 0.901
9
Struktur dan Proses (SP) 0.667 0.77 0.634 0.627 0.891
2
Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan 0.721 0.78 0.683 0.662 0.709 0.913
(SBP) 3

3.2 Contoh Uji Reabilitas yang Telah Dilakukan


Reliabilitas telah dilakukan dalam bentuk Internal Consistency.
Tabel 5 Cronbach Alpha dan Conposite Reliability yang Telah Dilakukan

Cronbach Composite rho_A


Alpha Reliability
Big Data (BD) 0.942 0.955 0.942
Implementasi IT (ITI) 0.898 0.924 0.903
Internet of Things (IoT) 0.948 0.96 0.949
Smart Factory (SF) 0.935 0.951 0.936
Struktur dan Proses (SP) 0.942 0.956 0.943
Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan (SBP) 0.95 0.961 0.95

15
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc.
Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas (Edisi III). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Boslaugh, S., & Watters, P. A. (2008). Statistics in a Nutsheel. Sebastopol CA: O'Reilly.
Carmines, E. G., & Zeller, R. A. (1979). Reliability and validity assesment. Iowa: SAGE
PUBLICATIONS.
Cohen, L., Lawrence, M., & Morrison, K. (2000). Research Methods in Education. London:
RoutledgeFalmer.
Crocker, L., & Algina, J. (1986). Introduction to Classical & Modern Test Theory. New
York: Holt, Rinchart and Winston, Inc.
Haseeb, M., Hussain, H., Slusarczyk, B., & Jermsittiparsert, K. (2019, Mei 16). Industry 4.0:
A Solution towards Technology Challenges of Sustainable Business Performance.
Koo, T. K., & Li, M. Y. (2016). A Guideline of Selecting and Reporting Intraclass Correlation
Coefficients for Reliability Research. Journal of Chiropractic Medicine, 155-163.
Litwin, M. (1995). How to Measure Survey Reliability and Validity. Thousand Oaks, CA:
Sage Publications, Inc.
Lu, Y. (2017). Industry 4.0: A Survey on Technologies, Applications and Open Research
Issues. Journal of Industrial Information Integration 6, 1-10.
McDowell, I., & Newell, C. (1996). Measuring Health: A guide to Rate Scales and
Questionnaires, 2nd Edition. New York: Oxford University Press Inc.
Nurgiyantoro, B., Gunawan, & Marzuki. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial (Edisi keempat). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suryabrata, S. (2002). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.

16

Anda mungkin juga menyukai